a place where i can find my solace

Tentang Kematian, lagi

Seorang teman telah meninggalkan kami semua di usia yang teramat muda. Walau aku ga kenal dekat, sebatas kopdar (itupun dulu, sekarang ga pernah) dan baca statusnya di socmed, tapi kabar meninggalnya amat mengejutkan. Dia adalah orang baik, halus pekertinya walau bisa dan biasa gojeg kere. Membaca kenangan teman-temannya membuatku makin terharu.

Bukan sekali ini aku berpikir tentang kematian. Malah kayaknya aku berpikir mengenai kematian lebih sering daripada tentang kelahiran. Pernah juga ada masa, aku lebih sering mendengar kabar kematian daripada kelahiran.

Kepergian teman tersebut membuatku merenung dan berpikir. Apakah seseorang harus mati dulu untuk mendapatkan perhatian dan penghargaan dia adalah somebody, bukan nobody. Apakah seseorang harus mati dulu agar piutangnya diingat dan tergerak untuk membayar (tapi udah telat). Apakah seseorang harus mati dulu untuk membuat orang dekat sekitarnya sadar, agat lebih menghargai dan mengapresiasi, tidak sekadar diterima begitu saja/take it for granted seperti udara yang dihirup sehari-hari (kita butuh tapi seringkali ga ada penghargaan terhadap udara bersih, cuek aja bikin polusi dan ga peduli dengan polusi yang terjadi, menilai udara ada sebagai suatu hal lumrah yang memang harus ada).

Sering orang baru menghargai jika hal yang paling dicintai diambil/hilang.

  1. sanctuaryku posted this