Lalu Lalang Senja di Pelupuk Awan

“Kadang kita diperlihatkan suatu kejelekan orang lain bertujuan untuk mengukur sejauh mana diri ini bisa berintrospeksi..”

“Karena sebenernya kita enggak pernah benar-benar memilih, melainkan telah dipilihkan oleh-Nya, dan akan ngerasa yakin gitu aja..”

“What is destined will reach you, even if it be beneath two mountains. What is not destined will not reach you, even if it be between your two lips”. 

Imam Al-ghazali

Ini bukan tentang seberapa jauh kamu tau tentang Dirinya, seberapa kenal kamu dengan Orangtuanya, seberapa akrab kamu dengan Saudaranya, ataupun seberapa sering kamu terus memikirkannya. Faktanya, ini jauh lebih mendasar dari pada itu. 

Thanks for every single thing that I have learned from you. Decision has been made, and I’m dealing with it.

“Karena semuanya harus dipetakan, termasuk perasaan”

Lebih banyak berfikir daripada berbicara, lebih banyak berkata baik daripada berkata buruk, lebih banyak mencari solusi daripada mengeluhkan keadaan, lebih banyak introspeksi daripada menilai orang lain, lebih banyak mendoakan daripada mencaci maki seseorang.

Kadang memang se sederhana itu.

Berdiri di tengah memang selalu sulit

butuh fondasi yang tak biasa

karena kecendrungan ke kiri maupun ke kanan

selalu ada.

Berdiri di tengah memang perlu keteguhan hati

bukan masalah keras dan kokohnya

ini masalah tentang selalu kembali ke jalur.

Karena suatu saat,

yang keras akan sangat mungkin untuk dipatahkan.

Tahun ini adalah tahun ke tujuh semenjak aku mengenal kamu, dan kamu mengenal aku. Tujuh tahun ini memang bukan waktu yang singkat. Banyak sekali hal yang telah terjadi di dalamnya, dan banyak pula hal yang terlupakan setelahnya.

Seingatku, kita terakhir kali bertemu tujuh bulan yang lalu. Pada saat itu adalah satu-satunya pertemuan, setelah sekitar empat tahun sebelumnya kembali tak bertemu. Ya, nampaknya dalam rentang lima tahun ini kita hanya bertemu tiga kali.

Apa kabar? Semoga jawabanmu kini tak jauh berbeda dengan jawabanmu Juni lalu, harapku selalu. Oh iya terimakasih untuk selalu hadir pada bulan Juni dalam tujuh tahun ini, walau hanya dengan satu pesan singkat, doa-doa yang hadir akan selalu menjadi energi positif tersendiri bagiku.

Di sini aku ingin mengucapkan terima kasih. Karena telah membuatku sadar, bahwa betapa spesialnya setiap orang yang ada di dunia ini, dan betapa berharga aku, bagi diri aku sendiri. Begitu juga pada orang lain, betapa berharga dan spesialnya mereka sebenarnya.

Terima kasih untuk selalu ingat. Ternyata janjimu memang tidak main-main ya.

Setelah selang beberapa tahun ini nampaknya banyak sekali hal yang tidak ku ketahui. Yang pasti asalkan itu baik, aku pun turut senang apa pun itu.

Semoga bisa terus menjadi yang terbaik untuk diri sendiri dan sesama, Selamat berbahagia. Saling doakan ya.

Salam.

“Do you satisfy with mediocrity? Aim for the highest! “

Dr. Yasir Qadhi