Avatar

-ririnsetya-

@perindupetrichor-ririnsetya / perindupetrichor-ririnsetya.tumblr.com

amateur writer | castle-builder | Rumah lama | Sebab tak semua hati bisa berubah meski tuannya sudah berpindah.
Avatar

Kita pernah menjadi biru. Menjadi begitu layu.

Menjatuhkan diri pada kalimat-kalimat yang sungguh patah.

Begitu mencederai diri saat hujan. Dan begitu meratapi saat senja datang.

Kita pernah sangat mudah merasa. Kita pernah sangat mudah bicara.

Hingga suatu hari yang entah kapan, kita pergi dalam perjalanan tanpa berkemas, tak tahu arahnya akan ke mana. Menjadi dua arah yang berbeda. Menjadi ingatan yang tumpul. Dan hilang tak akan pernah pulang.

Avatar

Menjadi sederhana

Aku selalu berusaha membuatmu jadi sederhana.

Seperti, alih-alih bilang rindu aku akan menggantinya menjadi "di mana?" lalu satu jam kemudian kita sudah bertemu. Karena aku tidak lagi pandai menyusun kata, maka yang kurasa begitu saja kukata. Lalu berubah menjadi yang paling sederhana mencintaimu. Seperti yang bisa saja terdengar "Kenapa tidak pasang alarm?...", "Kenapa nggak telpon dulu?..." berubah menjadi "Yaudah"

Aku menjadikannya sederhana karena bagimu, cinta seharusnya tidak perlu banyak tenaga. Dan apa yang seharusnya pada tempatnya tidak perlu susah payah direncana, sebab semesta selalu berjalan seperti maunya. Terima kasih karena selalu yakin dengan itu. Bahkan saat yang dia mau sama sekali tidak ada dalam rencanaku.

Terima kasih telah mengizinkanku menjadikanmu sederhana. Sesederhana percaya bahwa kita tidak ditakdirkan bersama.

-Ririnsetya

Januari, 2020

Avatar

Di Sini Pernah,

Aku pernah repot sekali mengunjungi lembaran-lembaran sajakmu di sini beberapa jam sekali. Lalu, aku pernah repot sekali menghindari bahkan menghapusnya dari ponsel dan memutuskan untuk tak pernah kembali. Itu benar-benar terjadi, aku pernah sebegitu repot mendapatimu pada sebuah kehidupan yang kini, aku tak lagi tahu dari mana cerita dimulai dan di mana diakhiri.

Jika itu sudah tiga, bahkan lima tahun, mungkin benar, karena aku tidak mengingat apapun pada dua sampai empat tahun lalu. Aku ingat aku pernah bersusah payah untuk selalu ada. Dan aku pernah bersusah payah untuk tiada.

-Ririnsetya, June 2019

Avatar

Hari Raya

Jangan bersedih, baik atau tidak baik puasamu hari ini, kau tetap harus berbuka.

Tidak baik kau merendah-rendahkan diri sebab puasamu tak khusyuk lalu kau bermuram hati saat azan magrib berkumandang.

Demikian dengan Hari Raya. Ini hari kemenangan sebab ramadhan sudah kau lewati. Baik atau tidak baik, kau tetap harus merayakan. Tentang kesedihanmu berpisah dengannya tidak perlu melampaui rasa suka cita karena Hari Raya. Rayakan! Sebab ini hari kemenangan.

Avatar

Pada Perjalanan

Aku menemukanmu pada sebuah perjalanan. Pada pertukaran sebotol air dan seutas tali warna pelangi untuk pembatas bukumu. Aku menemukanmu dalam kebingungan. Saat perjalanan tak kunjung sampai, dan udara teramat melelahkan. Kita bertemu dalam keheningan. Sampai sebuah sandaran kepala tiba-tiba jatuh pada bahumu. Aku menemukanmu pada sesimpul senyum. Kita saling menemukan dalam ketidaktahuan. Bahkan nama. . Lalu, aku menemukanmu di kepala. Setiap menit setelah itu. . Ririnsetya Agustus 2017

Avatar
Menulis akan menjadi semudah ini: Ketika ia datang, dan yang kamu rasakan adalah cinta, kamu akan sangat pandai menuliskan jatuh cinta. Ketika ia pergi, dan yang kamu rasakan adalah benci, kamu akan sangat pandai menuliskan patah hati. Namun, ketika ia pergi dan yang kamu rasakan tetap cinta, apa yang akan kamu tulis?

Ririnsetya

Avatar

Tersisa Hal Sederhana

Mungkin, ada banyak sekali kenangan yang ingin kau lupakan. Hal yang sederhana sampai yang rumit. Seperti tanda baca kurung buka dan titik dua pada pesan yang kutuliskan dobel saat aku merasa bahagia, kamu sangat hafal itu aku. Untuk hal yang sedemikian remeh mungkin butuh mati-matian kamu usahakan untuk hilang dari ingatan. Terlebih ada pesan-pesan lain yang datang dengan tanda baca yang sama mesti tidak serupa. Bukankah cukup menyiksa? Aku tahu karena aku melakukan hal yang sama. 

Kita melakukan hal-hal sederhana, selalu sangat sederhana dan terlalu banyak hal sederhana. Yang ternyata justru sulit kuatasi. Sesederhana kebahagiaan yang muncul saat membaca kalimat “me tooo”, huruf “o” yang diketik tiga kali. Namun serumit ketika membaca kalimat “me too” milik orang lain dan yang kuingat justru kamu. Kini, banyak hal yang sama sekali tidak sederhana bahkan rumit, kelewat pelik.

Aku mudah melupakan makan malam di tempat mewah yang kita lakukan saat perayaan hari spesial. Aku mudah melupakan kado mahal yang katanya impian. Aku berterima kasih atas hal-hal yang berlebihan yang malah mudah kulupakan. Namun lebih banyak terima kasih pada semua hal sederhana yang nyatanya tidak mudah hilang. Jika benar-benar harus melupakan, mungkin aku memilih untuk tidak melakukan hal apapun yang sama dengan orang lain, karena ingatan-ingatan ini mungkin hanya bisa ditepikan, tapi tidak dihilangkan.

Terima kasih untuk hal-hal sederhana yang rumit. Terima kasih atas peristiwa-peristiwa berlebihan yang mudah.

Ririnsetya June, 23.

Avatar
Sibuk-sibuk berkemas, bergegas pergi. Saat tak nyaman, bereskan barang-barang dan pergi lagi. Sesungguhnya kita lelah berlari dari diri sendiri, bukan dari orang lain. Hanya karena kamu tak mampu menerima dirimu sendiri, di hadapan mereka.
Avatar

Untuk Tukang Pos terbaik @lionychan ❤

Hai Kak Lio.... Surat terakhir yang didedikasikan untuk tukang pos yang rajin baca dan mengirim surat-suratku. Selamat Hari Kasih Sayang... Terima kasih karena relanya membaca surat kami satu per satu, dan mengirimkannya, meski isinya tak selalu menyenangkan. Btw dapat berapa surat cinta hari ini? Dari sekian banyak, semoga ini salah satu yang memyenangkan :) Semoga tidak lelah menjadi tukang pos dan menebarkan surat-surat cinta milik kami, meski hanya 7 hari tapi terima kasih sekali sudah bersedia dan berlelah-lelah membacanya. Meski aku tidak benar-benar rajin karena terlewat satu hari huhu.. Semoga bertemu dan menjadi tukang posku tahun depan. Semoga lebih banyak cinta yang kita miliki, semoga lebih banyak yang mencintai kita 😘 Sampaikan juga banyak-banyak cinta dan terima kasih untuk Bosse, untuk Alm Bosse juga. Terima kasih telah melatih kami menulis surat secara rutin setiap tahun, tanpa terlewat. Meski tahun ini sepertinya tidak banyak yang ikut, setidaknya menulis surat tidak pernah berhenti. Terima kasih Pos Cinta, terima kasih cinta-cinta yang banyak di bulan cinta. Salam hangat, Pengirim Surat.

Avatar

Untuk Penjaja Kue Bolu

Hai Bu, Meskipun lebih pantas saya panggil nenek tapi saya lebih menyukai memanggil Anda ibu. Karena nenek terasa menuakan, dan Anda sama sekali tidak terlihat tua, sorot matanya, semangatnya, bahu dan kakinya sama sekali tidak tua. Meskipun keriput kulit tidak bisa berbohong. Usia bagi saya bukan alasan untuk seseorang ingin berjuang atau tidak, semua orang berhak menentukan apa yang dilakukan untuk orang lain, untuk dirinya. Anda membuat saya bangga, sebagai wanita.

Saya tahu uang bukan hasil yang Anda cari, tapi semacam kepuasan batin karena melakukan sesuatu, setidaknya sudah berusaha, tidak diam saja. Anak dan cucu meski barang sedikit, tentu selalu menyisakan uang untuk mencukupi Anda, namun Anda memilih berusaha sendiri. Setiap hari menjajakan kue bolu ke perkantoran tempat saya bekerja. Mungkin Anda bisa mengingat saya, yang biasanya membeli empat buah bolu pada pukul 9 pagi, selalu.

Surat ini saya tulis untuk Anda, hanya karena saya ingin menyampaikan bahwa tidak hanya bolu yang Anda jajakan, tapi juga semangat, kerja keras dan ketulusan. Terima kasih untuk selama ini.

Mungkin anak dan cucu Anda tidak begitu besar menghargai kerja keras Anda, yang bahkan kadang masih sudi meminta hasil jualan bolu milik Anda, tapi satu hal yang tidak pernah anda sadari adalah ketulusan lebih mahal dari uang yang mereka terima. Bahkan Anda memberi saya lebih besar dari seluruh harta yang mereka terima dari Anda.

Jangan menyerah Bu, hari-hari akan berlalu dan Tuhan selalu tahu untuk memberikan apa yang dibutuhkan hambanya. Suatu hari, jika Anda tidak sanggup lagi, tentu Tuhan tidak akan memberikan Anda kesulitan.

Banyak orang termasuk saya, yang telah Anda berikan pelajaran tentang kerja keras, dan ketulusan. Terima kasih. Surat ini tanda cinta, bahwa terkadang yang amat menyayangi bukan dari garis darah saja. Kami, saya dan semua orang penikmat bolu Anda memberikan cintanya kepadamu setiap hari.

Salam penikmat kue bolu…

Avatar

Surat Februari

Hai mas.. Suratku untukmu lagi, bacalah perlahan karena aku tak banyak menyampaikan hal penting. Bagaimana setiap pagi di sana? Masih dingin seperti biasa? Kakimu masih kuat untuk berjalan ke galeri setiap hari? Aku tahu kamu tangguh. Kebiasaan meminum teh hitam mungkin masih kau jalani, mungkin juga persediaan tehmu sudah habis dan yang selalu mengirimimu lewat pos memilih berhenti. Kebiasaanku berkirim sesuatu dengan pos sudah berkurang. Mungkin sengaja dihilangkan. Aku tak bisa menggambarkan situasiku. Banyak hal yang kurasakan berkurang, bahkan hilang. Termasuk kamu. Lucu saja, aku yang pergi tapi aku merasa tidak terima kehilangan kamu. Aku tidak terima jika tidak ada lagi yang mengajakku pergi ke pameran, menonton parodi, pembacaan puisi, tari-tarian, karnaval, dan bazar. Aku tidak terima tidak ada lagi yang mengganti-ganti wallpaper di ponselku. Aku tidak terima jika kamu berhenti menjadi bagian dari aku. Bulan Februari selalu berjalan lambat, bahkan saat aku sibuk dengan segala hal. Bagiku udara menjadi berbeda dari bulan lainnya, udara yang selalu berisi aromamu. Ini bulan Februari dan aku sengaja menulis surat untukmu. Hiduplah dengan baik. Perhatikan remah-remah biskuit di bajumu, dan buang sampah juga setelah habis memakannya. Aku hidup dengan baik di sini. Selalu. Salam rindu.

Avatar

Surat Sepasang Donat

Selamat hari Jumat, sepasang donat... Aku menulis surat ini sambil teringat pagi tadi saat tersungut-sungut sebelum berangkat bekerja. Semalam lupa makan, sebenarnya bukan lupa, tapi karena rasa kantuk lebih kuat jadi aku memilih pergi terlelap saja, besok paginya menyegerakan sarapan, begitu pikirku. Tapi kau tahu? Aku mendengar alarm berbunyi dalam mimpi, dan aku langsung terbangun, dalam mimpi. Ah sial. Mau tak mau, yang harus kulakukan adalah segera berangkat agar tidak terlambat. Dan sebenarnya aku berpura-pura tidak mendengar saat perutku berteriak minta diperhatikan. Meskipun aku merasa bersalah padanya tapi ada yang lebih harus kuutamakan. :( Mungkin kamu pun tak ingin mendengarkan semua penyesalan dan cerita buruk jumat pagi ini. Tapi, inilah kenapa aku sangat mencintai, mensyukuri, dan berhutang budi padamu. Karena semua hal buruk yang kualami tadi pagi tidak ada apa-apanya daripada keajaiban dipertemukan denganmu. Terima kasih. Sangat. Harusnya kau masih bisa menyampaikan pesanku saat ini, pada Tuan yang membelimu tadi pagi. Tapi mungkin tak apa jika kuberikan suratnya padamu saja. Aku tak tahu harus menulis apa jika ditujukan untuknya. Sebenarnya aku ingin tanya padamu satu hal, apa yang dipikirkan Tuan itu tadi pagi saat memberikanmu padaku? Apa? Kenapa? Celaka sekali. Aku bahkan tak mungkin melupakan ini dalam waktu satu tahun. Emm kurasa dua. Mungkin tiga. Emmmm.... Sehatkah dia semalam? Apa dia cukup tidur? Atau perutnya bermasalah? Mungkin kepalanya? :( Bisa atau tidak bisa, sampaikan salamku padanya, tolong. Jangan lagi melakukan hal seajaib ini, jangan lagi menciptakan sihir, jangan lagi merapalkan mantra. Tatapan matanya saat menawarkan kalian berdua tadi pagi saja sudah cukup menyiksaku. Tatapan matanya. Jangan kecewa karena surat untukmu seperti sedang memujinya. Kamulah yang paling banyak kuberikan terima kasih. Semoga baik-baik saja di perutku. Terima kasih karena telah menyelamatkan perut yang sempat kusia-siakan pagi tadi. Terima kasih karena kamu, hal ajaib bisa kualami. Sekian, Nyam...nyam...

Sponsored

You are using an unsupported browser and things might not work as intended. Please make sure you're using the latest version of Chrome, Firefox, Safari, or Edge.