Avatar

JALAN NINJAKU

@jalanninjaku / jalanninjaku.tumblr.com

Be the new one by different way | #pray42 | #APW | Muslim | Indonesian | Jepara | Batam | Random Content | https://massak.xyz
Avatar
Avatar
menujusenja

Warisan Hikmah : Mengatur Ekspektasi

“Hidup yang tidak dipertaruhkan tidak akan pernah layak dimenangkan” - Sutan Syahrir

Nak, di dunia ini banyak sekali kejadian yang membuat orang jatuh ke dalam lubang depresi. Hidupnya terlihat baik-baik saja, tetapi ternyata ia memikul sebuah beban yang sangat berat. Awalnya, ayah pikir semua masalah yang menimpa hidup kita berasal dari luar diri. Ada faktor eksternal seperti keluarga, lingkungan tempat tinggal, sekolah, komunitas, tempat kerja dan lingkaran pertemanan yang sedikit banyak memberikan problematika tiada henti.

Namun, tidak semua perkara muncul dari sana. Ada juga yang timbul akibat pergulatan pikirannya sendiri. Akibatnya, beberapa hal yang seharusnya berjalan biasa saja justru menjadi persoalan yang amat pelik hingga mengganggu aktivitas sehari-hari. Ini tentang prespektif bagaimana kita memandang sesuatu hal dan mengatur mana harapan yang perlu dipikul mana yang dibiarkan berlalu.

Kata-kata Sutan Syahrir di atas adalah sebuah gambaran bagaimana hidup yang bergairah butuh untuk dimiliki. Namun, kita tidak perlu untuk memenangkan seluruh pertaruhan dan pertarungan. Energi dan kapasitas kita terbatas sehingga tidak mungkin memperoleh semuanya. Ada sekian banyak hal yang tidak perlu dimenangkan atau bahkan harus dibiarkan diri ini kalah begitu saja. Kita harus memikirkan skala prioritas di pos-pos mana saja totalitas isi kepala, jiwa dan raga ini ditempatkan sesuai porsinya. Fokus adalah kunci. Di luar itu, kita tidak usah menghiraukannya terlalu dalam agar menghemat tenaga serta pikiran.

Setelah semua itu kamu lakukan, masih ada kemungkinan kita tetap gagal. Ayah beri satu nasehat ini nak agar tetap tenang dan waras walaupun suatu saat kamu kalah di pertandingan yang sangat kamu tunggu serta menangkan.

“Di gelanggang pertarungan manapun, berusahalah semaksimal mungkin tetapi berharaplah seminimal mungkin.”

Dalam ilmu filsafat kaum Stoik yang ayah pelajari melalui buku Filsafat Teras karya Henry Manampiring, menurut Marcus Aurelius menyebutkan istilah trikotomi kendali pada kehidupan manusia. Di situasi apapun dalam hidup kita akan mengalami tiga kondisi yaitu pertama ada sesuatu yang kita bisa kendalikan (internal control) kemudian kedua, ada sesuatu yang tidak kita bisa kendalikan (external control) dan terakhir, ada sesuatu yang sebagian bisa kita kendalikan lalu sebagian sisanya tidak dapat kita kendalikan.

Misalkan, dalam persiapan menghadapi sebuah pertandingan sepak bola hal-hal yang bisa kita kontrol meliputi porsi latihan, memperkuat komunikasi dan kerjasama tim, mengatur pola makanan, menjaga kesehatan tubuh, menambah skill baru dalam melakukan dribel bola, meningkatkan akurasi umpan dan sepakan serta menyiapkan formasi sesuai strategi lawan yang dihadapi.

Namun, di luar itu ada banyak faktor yang tidak bisa kita kendalikan dalam pertandingan seperti, kondisi lapangan, psy war di media massa, keadaan cuaca, teror suporter, tingkat kemampuan lawan, hadangan selama perjalanan menuju stadion, cedera yang terjadi mendadak dan masalah netralitas wasit. 

Kebanyakan dari kita stres karena energinya terlalu banyak dikuras untuk memikirkan sesuatu yang tidak bisa dikendalikan. Untuk apa menghabiskan waktu dan tenaga pada sesuatu yang bahkan tidak bisa kita usahakan hasilnya? Over thinking itu tidak mengubah apa-apa selain menambahkan rasa khawatir serta putus asa.

Ketimbang fokus di sana, lebih baik maksimalkan apa yang kita punya, pusatkan pikiran dan hati kepada faktor yang bisa diusahakan. Sebab, penyesalan lebih menyakitkan ketika datang dari sesuatu yang harusnya kita bisa habis-habisan di sana, tetapi kita memilih untuk melakukannya biasa-biasa saja atau bahkan dengan ogah-ogahan.

Setelah mati-matian mengusahakan terhadap apa yang dalam kendali kita, lalu bagaimana? Selanjutnya adalah kuasa Allah, hak prerogatif Tuhan Yang Maha Esa untuk menentukkan hasil akhirnya. Tugas manusia hanyalah sampai pada tahapan ikhtiar dalam bentuk perbuatan maupun doa untuk merayu Tuhan agar apa yang menjadi kemauan kita juga selaras dengan kehendak-Nya. Inilah mengapa ada konsep iman serta sabar dan tawakkal termasuk di dalamnya. 

“Apa yang melewatkanku tidak akan pernah menjadi takdirku, dan apa yang ditakdirkan untukku tidak akan pernah melewatkanku.” - Umar Bin Khattab

Langkah antisipatif agar kita tidak terlalu dikecewakan oleh kegagalan adalah berekspektasi dengan serendah-rendahnya. Kita perlu melakukannya seolah-olah mendapatkan yang terburuk dari sekian kemungkinan sehingga hati sudah dipersiapkan dari awal. Keikhlasan menerima hasil akhir dipupuk sedini mungkin agar ketika hari itu datang, kita telah perlahan-lahan belajar apa yang dinamakan penerimaan. Rasa ikhlas itu butuh dilatih dan mengatur harapan seminimal mungkin adalah salah satu komponen latihannya. Jika nanti kenyataan yang terjadi adalah yang terbaik maka kita akan bahagia, namun apabila sebaliknya maka kita tidak jatuh dalam kesedihan dan keterpurukan berlarut-larut.

“Boleh jadi keterlambatanmu dari suatu perjalanan adalah keselamatanmu. Boleh jadi tertundanya pernikahanmu adalah suatu keberkahan. Boleh jadi dipecatnya engkau dari pekerjaan adalah suatu maslahat. Boleh jadi sampai sekarang engkau belum dikarunia anak itu adalah kebaikan dalam hidupmu. Boleh jadi engkau membenci sesuatu tapi ternyata itu baik untukmu, karena Allah Maha Mengetahui sedangkan engkau tidak mengetahui. Sebab itu, jangan engkau merasa gundah terhadap segala sesuatu yang terjadi padamu, karena semuanya sudah atas izin Allah. Jangan banyak mengeluh karena hanya akan menambah kegelisahan. Perbanyaklah bersyukur, alhamdulillah, itu yang akan mendatangkan kebahagiaan. Terus ucap alhamdulillah, alhamdulillah, alhamdulillah, sampai engkau tak mampu lagi mengucapkannya.’ - Prof. M. Quraish Shihab

Bandung, 31 Maret 2023

Avatar
reblogged
Avatar
alizetia

Bagaimana doa dapat menyembuhkan jiwamu

Suatu hari, Ibnu Qoyyim pernah mendapatkan pertanyaan tentang apa nasihat para ulama kepada seseorang yang tengah ditimpa suatu cobaan, dan orang itu menyadari apabila cobaan itu terus berlangsung, maka ia merusak dunia dan akhiratnya. Orang ini sungguh telah berusaha sekuat tenaga dengan daya upayanya untuk menanggulangi segala cobaan yang datang padanya namun cobaan tersebut justru bertambah parah dan kian menjadi jadi. 

Ibnu Qoyyim menuliskan secara lengkap dalam satu kitab mengenai penyakit dan obatnya. Di antara obat yang disebutkan salah satunya adalah Do’a.

Telah payah rasanya jasad dan jiwamu menghadapi banyak hal yang terjadi di hidupmu. Telah kamu coba segala hal yang dirasa mampu menyembuhkanmu, namun kadang hasilnya nihil kadang terobati namun tak lama sakit itu kembali lagi. Jiwa terasa resah, sering pula hampa, sudah sekuat tenaga kamu berusaha, sering pula saking sakitnya ia, dirimu tak ingin diajak melakukan apa apa atau beranjak kemana mana.

Maka berdoalah, “sudah sudah kulakukan” katamu. 

Sudahkah kamu berdoa sebagaimana para kekasih Allah berdoa kepadaNya? Mereka menghadapkan wajahnya ke arah dimana kiblatNya berada, mereka sucikan dirinya, memastikan jasadnya telah bersih membiarkan air mengaliri kulit hingga sejuknya merasuk mengobati keringnya hati. Kemudian mereka memulai pembicaraan hamba kepada penciptanya dengan mengucap hamdalah, bersyukur atas segala nikmat yang diberikan kala dirinya tak layak sama sekali. Mereka memuji Tuhannya, mereka mengucapkan salam , shalawat kepada Nabinya, mereka mendahulukan taubatnya sebab tahu segala kesulitan hidupnya sering kali disebabkan karena lalai dirinya. Mereka beristighfar, meminta ampunan sebelum menyebutkan hajatnya, lalu menghadirkan dirinya di hadapan Allah, bersikap memelas, mengucapkan memanggil namaNya dengan lembut selayaknya memanggil kekasih yang paling dicintainya. Mereka memohon dengan menyebutkan nama namaNya yang indah, sifat sifatNya yang agung, serta kekuasaanNya dan keesaanNya. 

Tahukah kamu? sungguh doa semisal itu tidak pernah tertolak. Bagaimana hati bisa gelisah, bila menyadari ia senantiasa berbicara dengan kekasihnya yang memiliki alam semesta, yang menjamin kehidupannya, yang mampu memberikan bahagia padanya, itupun sering kali tanpa diminta. 

Begitulah, bagaimana doa mampu menyembuhkan luka di hatimu, sakit di jiwamu. Doa yang dihaturkan tanpa lelah, terus menerus, sungguh Allah menyukai doa yang semisal itu. Doa yang diucap tanpa tergesa gesa untuk segera terwujud. Sebab doa bukan sekedar memo permintaan, melainkan pembicaraan pada yang terkasih yang Maha Pengasih.

Avatar
Suatu hari Abu Yazid Al-Busthomi ditanya oleh sahabatnya
S: Apa yang engkau inginkan dari Tuhan?
A: Aku menginginkan untuk tidak menginginkan....
Avatar

JADWAL PENDIDIKAN ANAK 🖤

Umur 0-6 tahun:

1. Belajar Huruf Hijaiyyah dan Membaca Alquran.

2. Belajar menghafal surat pendek

3. Belajar mengucapkan kalimat tauhid

4. Belajar Tata cara berwudhu dan tayammum

5. Belajar Tata shalat

6. Belajar Adab dan doa serta dzikir keseharian

.

Umur 7-12 tahun

1. Memperlancar Bacaan Alquran

2. Menambah hafalan Alquran secukupnya

3. Menambah hafal doa dan dzikir pagi dan petang

4. Belajar Adab bergaul

5. Belajar Mandi Junub

6. Belajar menulis Arab

7. Belajar Akidah Al Ushul Ats Tsalatsah (Tiga Landasan Akidah Islam)

.

Umur 13-15

1. Mengkhatamkan hafalan Alquran jika mampu/ 15 juz Alquran

2. Belajar Bahasa Arab, berbicara membaca.

3. Menghafal hadits Arbain Nawawi

4. Memperajari/menghafal Kitab Tauhid

5. Mempelajari Matan Al Ghayah Wat Taqrib (fikih Syafii)

.

Umur 16-18

1. Melanjutkan hafalan Alquran dan atau memperlancarnya

2. Menghafal Hadits Umdatul Ahkam

3. Melanjutkan mempelajari Matan Al Ghayah Wat Taqrib. (Fikih Syafii)

4. Mempelajari Al Aqidah Al Wasithiyyah

.

.

Ditulis oleh,

Ustadz Ahmad Zainuddin Al Banjary Lc, حفظه الله تعالى

.

ref : https://bbg-alilmu.com/archives/45013

[taken from: MalangMengaji]

Avatar
reblogged

Kalender 2020 (Gratis)

Assalamu’alaykum. Khusus untuk kawan-kawan tumblr, akan kami bagikan gratis kalender 2020 dalam bentuk softcopy. 

Link unduh, klik di sini. Dalam link tersebut terdapat softcopy kalender dalam berbagai versi, yaitu:⁣

  1. Versi Poster ( Bisa A3 / A4)⁣
  2. Versi cetak ukuran A4, untuk dibuat menjadi kalender duduk. Teman-teman bisa mencetak sendiri-sendiri. Kertas rekomendasi dari kami adalah Art Paper, Blush White, Ivory.⁣

Bebas untuk diunduh dan dibagikan ke siapa saja asalkan tidak menghapus credit. DILARANG untuk diperjualbelikan.⁣

Semoga bermanfaat dan menginspirasi. 

Avatar
reblogged
Avatar
rubahlicik
Sharing dong, tahun ini kalian uda ngapain aja?

2019 tau tau uda mau beres aja

Avatar
sapirasa

Uda lupa ngapain aja, amnesia setahun penuh.

Avatar
jalanninjaku

Menikmati hidup dengan senikmat-nikmatnya.

Avatar
reblogged
Avatar
salihaofc

Kesepakatan dalam Rumah Tangga

“Beda kepala, beda pula isinya.”

Pernah dengar kalimat semacam itu? Iya, bahwa masing-masing orang tentu punya isi kepala yang berbeda. Punya pemikiran yang berbeda tentang banyak hal. Maka saat beberapa orang berkumpul dan akan memutuskan sesuatu, perlu diskusi dulu untuk mengambil kata sepakat.

Pun begitu dalam rumah tangga. Meskipun memiliki beberapa kesamaan, sejatinya suami dan istri memiliki banyak sekali perbedaan. Dari cara berpikir, cara pandang, cara menyimpulkan sesuatu, dan sebagainya. Maka untuk menyatukan yang berbeda ini, tentu harus ada kesepakatan, kan?😗

Saat istri ingin makan malam nasi goreng sedangkan suami ingin makan malam bakso, tentu harus disepakati apakah suami ikut makan nasi goreng saja atau istri ikut makan bakso, atau mencari tempat makan yang menyediakan kedua menu, atau justru memilih menu lain yang sama-sama menarik bagi keduanya. Apa pun keputusannya, mereka harus membuat kesepakatan.

Jika hal remeh seperti makan malam saja perlu adanya kesepakatan, tentu hal-hal yang lebih besar sangat membutuhkannya. Suami dan istri tidak bisa lagi jalan sendiri-sendiri tanpa mempedulikan pasangannya. Kesepakatan juga merupakan salah satu ikhtiar untuk mengeratkan hati dalam sebuah pernikahan.

Bagaimana agar sebuah kesepakatan bisa terjadi? Ya dibicarakan.

Buatlah satu waktu khusus dengan pasangan untuk membicarakan kesepakatan-kesepakatan dalam rumah tangga. Atau bisa juga untuk meninjau kembali kesepakatan yang telah berjalan, apakah masih relevan atau harus diganti.

Contoh kesepakatan yang bisa dibuat adalah siapa yang memegang uang bulanan. Jika dirasa suami yang lebih bisa mengelola keuangan, maka bisa jadi uang bulanan dipegang suami. Pun sebaliknya.

Contoh lain, apa yang akan dilakukan pada pasangan di hari-hari istimewa bagi pasangan? Misal, boleh memberikan hadiah kejutan tapi nominalnya tidak lebih dari 100ribu dan sebagainya. Sepakatilah banyak hal di dalam rumah, bahkan untuk hal kecil seperti siapa yang bertugas membuang sampah atau apa yang harus dilakukan jika pasangan sedang lelah.

Kadang, konflik yang terjadi antara suami-istri dipicu karena masing-masing punya keinginan sendiri, tidak punya kesepakatan, lalu merasa bahwa pasangan tidak mau mengerti. Padahal itu hanya karena belum bersepakat untuk beberapa hal.

Salah satu catatan dalam membuat kesepakatan, jangan membuat kesepakatan saat mood salah satu sedang jelek. Atau saat salah satu dalam kondisi lelah dan stres. Buatlah kesepakatan saat suasana sama-sama nyaman dan hati sama-sama tenang.❤ (dp)

SUPERMOM’s NOTE Edisi #marriedbydesign 23 Desember 2019

Avatar
Tertawalah. Asal jangan kau sesali akibat dari ketertawaan mu itu nantinya.
Avatar
reblogged
Avatar
salihaofc

Membangun ketangguhan keluarga dari rumah

Berbicara tentang keluarga adalah berbicara tentang segala hal “yang pertama”. Tempat pertama untuk bertumbuh. Tempat pertama untuk belajar bagi setiap individu. Keluarga merupakan rumah yang memberikan tidak hanya dukungan fisik namun juga emosional. Keberfungsian sebuah keluarga tidak hanya akan berdampak pada seorang individu, namun juga berdampak pada kehidupan masyarakat secara umum. Sebagai unit terkecil dalam masyarakat, keluarga disebut-sebut sebagai institusi yang paling tangguh (Defrain & Asay, 2007). Lalu, di tengah kehidupan modern yang sangat dinamis sekarang ini, seperti apa sesungguhnya keluarga yang kuat itu?

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh John Defrain pada banyak keluarga di berbagai negara,

terdapat empat karakteristik yang menunjukkan karakteristik keluarga yang kuat. Keempat hal tersebut yaitu:

  1. Adanya apresiasi dan afeksi yang ditunjukkan dengan adanya kepedulian serta penghargaan di antara anggota keluarga, rasa persahabatan, juga memiliki selera humor dalam kesehariannya
  2. Komitmen untuk saling percaya, saling bergantung, mengutamakan kejujuran, kesetiaan, dan kemauan untuk saling berbagi.
  3. Mengembangkan komunikasi yang positif dengan cara saling memberikan compliment, berbagi perasaan, menghindari sikap saling menyalahkan, mampu untuk berkompromi, dan bersikap asertif.
  4. Menikmati waktu bersama dengan pertemuan yang berkualitas dan dalam waktu yang cukup.
  5. Memiliki kesejahteraan spiritual dengan mengembangkan nilai-nilai hidup bersama.
  6. Memiliki kemampuan untuk mengelola stres dan krisis secara efektif. Keluarga yang kuat mampu melihat krisis sebagai tantangan dan kesempatan untuk berkembang bersama.

Keluarga yang kuat merupakan rumah yang baik bagi anak-anak untuk tumbuh dengan baik. Namun demikian, keluarga yang kuat tidak berarti keluarga yang sempurna. Keluarga yang kuat adalah keluarga yang memilih untuk menghadapi setiap kesulitan sehingga bisa terus berproses untuk berkembang. Keluarga yang kuat fokus untuk memastikan setiap fungsi yang ada dalam keluarga bisa berjalan dengan baik. Hal ini berarti keluarga yang kuat tidak selalu yang memiliki struktur yang lengkap. Sebagai contoh, keluarga dengan orang tua tunggal tetap bisa menjadi keluarga ketika setiap anggota keluarga menjalankan fungsinya dengan baik (Defrain & Asay, 2007).

Keberfungsian setiap anggota keluarga salah satunya ditentukan oleh kondisi kesehatan mental setiap anggota keluarga. Hal ini dikarenakan adanya keterikatan antar setiap anggota keluarga. Misalnya jika salah satu anggota keluarga hanya fokus pada permasalahan keluarga, maka yang lain pun hanya akan fokus pada masalah. Namun jika bisa melihat pada potensi kekuatan yang dimiliki keluarga, maka yang lain pun demikian (Defrain & Asay, 2007).

Berikut ini merupakan cara untuk memperkuat dan menjaga kesehatan mental keluarga (Iqbal, M, 2018):

  1. Memperkuat keimanan dan ketakwaan, serta menjalankan syariat agama. Agama merupakan panduan dalam hidup. Dengan pemahaman agama yang baik, kita punya landasan yang kuat dalam menjalani hidup dan tidak semata berorientasi pada dunia tetapi juga akhirat.
  2. Menjalankan pola hidup yang sehat dan seimbang. Fisik dan psikis tidak dapat dipisahkan. Makanan yang sehat, olahraga yang teratur, hingga berlibur dapat memperkuat kesehatan mental.
  3. Menjalin hubungan sosial dengan masyarakat. Dengan bergaul dengan masyarakat, setiap anggota keluarga dapat belajar dinamika dalam kehidupan. Hidup pun akan lebih bermakna dengan mengikuti berbagai kegiatan sosial.
  4. Senantiasa terus belajar. Dengan banyak menuntut ilmu -membaca buku, menghadiri majelis ilmu- kapasitas seseorang dalam menghadapi persoalan hidup akan semakin baik. (ay)

Sumber: DeFrain, John & Asay, Sylvia. 2007. Strong families around the world: An introduction to the family strengths perspective. Marriage & Family Review. Vo. 41, no.½, pp. 1-10

Iqbal, M. 2018. Psikologi Pernikahan. Jakarta: Gema Insani

SUPERMOM’s NOTE Edisi #psycorner 2 Desember 2019

Avatar
Avatar
islamdiaries

Mengerti arti Bacaan Sholat

Sebenarnya jika kita tanya hati kita paling dalam. Apakah kita mengerti dengan semua bacaan Sholat yang kita baca? Memang jika kita ingin mengetahui dan mengerti apa yg kita lafadzkan saat kita Sholat, maka hal itu akan sangat jauh lebih baik, malah mungkin jika kita resapi kita akan mendapatkan apa  itu ke Khusyuk an dlm melaksanakan Sholat Fardhu kita. Rasulullah SAW bersabda “sholatlah seakan-akan engkau sedang melihat Tuhan atau Tuhan sedang melihatmu” ( Rukun Ihsan ).

Mari kita mulai belajar meresapi arti dari bacaan Sholat kita. Karena Sholat merupakan Dzikir yang sempurna.

Takbir Takbiratul Ihram —-> ALLAAHU AKBAR

                              (Allah Maha Besar)

Iftitah Allaahu akbar kabiira, walhamdulillaahi katsiira, wa subhanallaahi bukrataw, waashiila. (Allah Maha Besar, dan Segala Puji yang sangat banyak bagi Allah, dan Maha Suci Allah sepanjang pagi, dan petang). Innii wajjahtu wajhiya, lillazii fatharassamaawaati walardha, haniifam, muslimaa, wamaa ana minal musrykiin. (Sungguh aku hadapkan wajahku kepada wajahMu, yang telah menciptakan langit dan bumi, dengan penuh kelurusan, dan penyerahan diri, dan aku tidak termasuk orang-orang yang mempersekutuan Engkau/Musryik) Innasshalaatii, wa nusukii, wa mahyaaya, wa mamaati, lillaahi rabbil ‘aalamiin. (Sesungguhnya shalatku, dan ibadah qurbanku, dan hidupku, dan matiku, hanya untuk Allaah Rabb Semesta Alam). Laa syariikalahu, wabidzaalika umirtu, wa ana minal muslimiin. (Tidak akan aku menduakan Engkau, dan memang aku diperintahkan seperti itu, dan aku termasuk golongan hamba yang berserah diri kepadaMu)

Al Fatihah Adapun Rasulullah SAW pada waktu membaca surah Al-Faatihah senantiasa satu napas per satu ayatnya, tidak terburu-buru, dan benar-benar memaknainya. Surah ini memiliki khasiat yang sangat tinggi sekali. Mari kita hafal terlebih dahulu arti per ayatnya sebelum kita memaknainya. Bismillaah, arrahmaan, arrahiim (Bismillaahirrahmaanirrahiim) (Dengan nama Allaah, Maha Pengasih, Maha Penyayang) Alhamdulillaah, Rabbil ‘aalamiin (Segala puji hanya milik Allaah, Rabb semesta ‘alam) Arrahmaan, Arrahiim (Maha Pengasih, Maha Penyayang) Maaliki, yaumiddiin (Penguasa, Hari Pembalasan/Hari Tempat Kembali) Iyyaaka, na’budu, wa iyyaaka, nasta’iin (Hanya KepadaMulah, kami menyembah, dan hanya kepadaMulah, kami mohon pertolongan) Ihdina, asshiraathal, mustaqiim (Tunjuki kami, jalan, golongan orang-orang yang lurus) Shiraath, alladziina, an’am, ta ‘alayhim (Jalan, yang, telah Engkau beri ni’mat, kepada mereka) Ghayril maghduubi ‘alaihim, wa laddhaaaalliiin. (Bukan/Selain, (jalan) orang-orang yang telah Engkau murkai, dan bukan (jalan) orang-orang yang sesat) Melanjutkan tulisan yang ketiga, maka setelah membaca Surah Al-Faatihah, maka hendaknya kita membaca ayat-ayat Al-Qur’an.

Rasulullah bersabda “Apabila engkau berdiri utk shalat bertakbirlah lalu bacalah yg mudah dari al-Qur’an “.

Ruku’

Lalu ruku’, dimana ketika ruku’ ini beliau mengucapkan :

 Subhaana, rabbiyal, ‘adzhiimi, Wabihamdihi (Maha Suci, Tuhanku, Yang Maha Agung)

—-> dzikir ini diucapkan beliau sebanyak tiga kali. (Hadits Ahmad, Abu Daud, Ibn Majah, Ad-Daaruquthni, Al-Bazaar, dan Ath-Thabarani) Rasulullah sering sekali memperpanjang Ruku’, Diriwayatkan bahwa : “Rasulullaah SAW, menjadikan ruku’nya, dan bangkitnya dari ruku’, sujudnya, dan duduknya di antara dua sujud hampir sama lamanya.” (Hadits  Riwayat Imam Bukhari dan Muslim)

I’tidal

Pada saat ketika kita i’tidal atau bangkit dari ruku, dengan mengangkat kedua tangan sejajar bahu ataupun sejajar telinga, seiring Rasululullah SAW menegakkan punggungnya dari ruku’ beliau mengucapkan:

Sami’allaahu, li, man, hamida, hu “Mudah-mudahan Allah mendengarkan (memperhatikan) orang yang memujiNya”. (Hadits diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhari dan Muslim) “Apabila imam mengucapkan “sami’allaahu liman hamidah”, maka ucapkanlah “rabbanaa lakal hamdu”, niscaya Allah memperhatikan kamu. Karena Allah yang bertambah-tambahlah berkahNya, dan bertambah-tambahlah keluhuranNya telah berfirman melalui lisan NabiNya SAW (Hadits diriwayatkan oleh Imam Muslim, Imam Ahmad, dan Abu Daud)

Hal ini diperkuat pula dengan : Disaat Rasulullah sedang Sholat berjamaah, lalu ketika I’tidal beliau mengucapkan “Sami’allaahu, li, man, hamidah” lalu ada diantara makmun mengucapkan “Rabbanaa lakal hamdu”, Lalu pada selesai Sholat, Rasul bertanya “Siapakah gerangan yang mengucap “Rabbanaa lakal hamdu”, ketika aku ber I’tidal? Aku melihat para malaikat berlomba lomba untuk menulis kebaikan akan dirimu dari jawaban itu”. Maka sudah cukup jelas bahwa mari kita mulai melafalkan : Rabbanaa, lakal, hamdu (Ya Tuhan kami, bagiMulah, segala puji) Kesmpurnaan lafadzh diatas :

mil ussamaawaati, wa mil ul ardhi, wa mil u maa shyi’ta, min shai in, ba’du (Sepenuh langit, dan sepenuh bumi, dan sepenuh apa yang Engkau kehendaki, dari sesuatu, sesudahnya) (Kalimat diatas didasarkan pada hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dan Abu ‘Uwanah)

Sujud

Ketika kita sujud, maka dengan tenang hendaknya kita mengucapkan do’a  sujud seperti yang telah dicontohkan Rasulullaah SAW. Dzikir ini beliau ucapkan sebanyak tiga kali, dan kadangkala beliau mengulang-ulanginya lebih daripada itu. Subhaana, rabbiyal, a’laa, wa, bihamdi, hi (Maha Suci, Tuhanku, Yang Maha Luhur, dan, aku memuji, Nya) Duduk antara dua Sujud

Ketika kita bangun dari sujud, maka hendaklah kita melafadzkan seperti yang dilakukan Rasulullaah, dan bacalah do’a tersebuh dengan sungguh-sungguh, perlahan-lahan, dan penuh pengharapan kepada Allah SWT. Di dalam duduk ini, Rasulullah SAW  mengucapkan :

Robbighfirlii, warhamnii, wajburnii, warfa’nii, warzuqnii wahdinii, wa ‘aafinii, Wa’Fuanni

(Ya Allah ampunilah aku, kasihanilah aku, cukupilah kekuranganku, sehatkanlah aku, dan berilah rizqi kepadaku) Dari Hadits yang diriwayatkan Muslim, bahwa Rasulullaah saw, kadangkala duduk tegak di atas kedua tumit dan dada kedua kakinya. Beliau juga memanjangkan posisi ini sehingga hampir mendekati lama sujudnya (Al-Bukhari dan Muslim). Duduk At-Tasyaahud Awal

  1. Sebuah hadits yang diriwayatkan Imam Muslim, Abu ‘Uwanah, Asy-Syafi’i, dan An-Nasa’i. Dari Ibnu ‘Abbas berkata, Rasulullaah telah mengajarkan At-Tasyahhud kepada kami sebagaimana mengajarkan surat dari Al-Qur’an kepada kami. Beliau mengucapkan : Attahiyyaatul mubaarakaatusshalawaatutthayyibaatulillaah. Assalaamu ‘alayka ayyuhannabiyyu warahmatullaahi wa barakaatuh. Assalaamu ‘alayna wa ‘alaa ‘ibaadillaahisshaalihiin. Asyhadu allaa ilaaha illallaah.

Wa asyhadu annaa muhammadarrasuulullaah.       (dalam riwayat lain : Wa asyhadu annaa, muhammadan, ‘abduhu, warasuuluh)

2. Menurut hadist yang diriwayatkan Imam Al-Bukhari, Muslim, dan Ibnu Abi Syaibah. Dari Ibn Mas’ud berkata, Rasulullaah saw telah mengajarkan at-tasyaahud kepadaku, dan  kedua telapak tanganku (berada) di antara kedua telapak tangan beliau - sebagaimana beliau mengajarkan surat dari Al-Qur’an kepadaku : —-> (Mari diresapi setiap katanya sehingga shalat kita lebih mudah untuk khusyuk) Attahiyyaatulillaah, wasshalawatu, watthayyibaat. (Segala ucapan selamat adalah bagi Allaah, dan kebahagiaan, dan kebaikan). Assalaamu ‘alayka *, ayyuhannabiyyu, warahmatullaah, wa barakaatuh. (Semoga kesejahteraan dilimpahkan kepadamu , wahai Nabi, dan beserta rahmat Allah, dan berkatNya). Assalaamu ‘alaynaa, wa ‘alaa, ‘ibaadillaahisshaalihiiin. (Semoga kesejahteraan dilimpahkan kepada kami pula, dan kepada sekalian hamba-hambanya yang shaleh). Asyhadu, allaa, ilaaha, illallaah. (Aku bersaksi, bahwa tiada, Tuhan, kecuali Allah). Wa asyhadu, anna muhammadan, ‘abduhu, wa rasuluhu. (Dan aku bersaksi, bahwa muhammad, hambaNya, dan RasulNya).

Notes : * Hal ini ketika beliah masih hidup, kemudian tatkala beliau wafat, maka para shahabat mengucapkan : Assalaamu ‘alannabiy (Semoga kesejahteraan dilimpahkan kepada Nabi). Bacaan shalawat Nabi SAW di akhir sholat

Rasulullah SAW. mengucapkan shalawat atas dirinya sendiri di dalam tasyahhud pertama dan lainnya. Yang demikian itu beliau syari’atkan kepada umatnya, yakni beliau memerintahkan kepada mereka untuk mengucapkan shalawat atasnya setelah mengucapkan salam kepadanya dan beliau mengajar mereka macam-macam bacaan salawat kepadanya. Berikut kita ambil sebuah hadits yang sudah umum/biasa kita lafadzkan, diriwayatkan oleh Imam Bukhari, Muslim, dan Al-Humaidi, dan Ibnu Mandah.

Allaahumma, shalli ‘alaa  muhammad, wa ‘alaa, aali  muhammad. (Ya Allah, berikanlah kebahagiaan kepada Muhammad dan kepada, keluarga Muhammad) Kamaa, shallayta, ‘alaa  ibrahiim, wa ‘alaa, aali  ibraahiim. (Sebagaimana, Engkau telah memberikan kebahagiaan, kepada Ibrahim, dan kepada, keluarga Ibrahim). Wa ‘barikh alaa  muhammad, wa ‘alaa aali  muhammad. (Ya Allah, berikanlah berkah, kepada Muhammad, dan kepada, keluarga Muhammad) Kamaa, baarakta, ‘ala  ibraahiim, wa ‘alaa, aali  ibraahiiim. (Sebagaimana, Engkau telah memberikan berkah, kepada ibrahim, dan kepada, keluarga Ibrahim). Fil Allamina Innaka, hamiidummajiid. (Sesungguhnya Engkau, Maha Terpuji lagi Maha Mulia).

Salam

“Rasulullah SAW. mengucapkan salam ke sebelah kanannya :

Assalaamu ‘alaikum warahmatullaahi wa barakaatuh

(Mudah-mudahan kesejahteraan dilimpahkan kepada kamu sekalian serta rahmat Allah, serta berkatNya),

 sehingga tampaklah putih pipinya sebelah kanan. Dan ke sebelah kiri beliau mengucapkan : Assalaamu ‘alaikum warahmatullaah

(Mudah-mudahan kesejahteraan dilimpahkan kepada kamu sekalian serta rahmat Allah), sehingga tampaklah putih pipinya yang sebelah kiri.”

( Hadist Riwayat : Abu Daud, An-Nasa’i, dan Tirmidzi )

Mari di perhatikan, bahwa ternyata ucapan kita ketika menoleh ke kanan (salam yang pertama) lebih lengkap daripada ucapan kita ketika menoleh ke kiri (salam yang kedua )

————————————————————————————————————————-

Subhanallah dan Alhamdulillah, Maha Benar Allah atas segala FirmanNya. Luar biasa sekali ya arti dari bacaan Sholat ini. Makin merunduk kita, makin terlihat kecil kita, makin menangis kita.

Saya berharap agar ini menjadi bagian dari jalan kemudahan untuk kita di dalam menggapai khusyuk dan memahami setiap gerakan yang kita lakukan. Maka jika kita tahu dan mengerti akan nikmatnya shalat itu, mari kita share ke keluarga kita.

Selamat meresapi dan jangan lupa untuk share ke orang orang yang kita cintai.

Avatar

Kegelapan dan Cahaya Penerangnya

Dalam suatu percakapan antara Aisyah kecil dan Ayahnya Abu Bakar A-Shiddiq di rumah mereka yang penuh cinta.

"Ada lima jenis kegelapan wahai Aisyahku."

"Jika kamu terlalu cinta dan terikat pada dunia, masalah itu layaknya kegelapan malam. Kehambaan dan ketakwaanmu semoga menjadi lilin yang menerangi kegelapan ini, wahai putriku sayang."
"Melakukan dosa juga merupakan kegelapan, wahai Humaira. Jika kamu nyalakan lilin dengan bertobat, kamu akan selamat dari siksaan dosa, wahai putriku."
"Aisyah, kubur pun akan menjadi kegelapan. Kita perlu persiapan untuk menghadapinya. Mengucap kalimat syahadat adalah cahaya terang kubur, lilin kubur, wahai putriku."
"Akhirat juga merupakan kegelapan yang tiada tara. Hanya dengan amal baik kamu akan bisa menerangi jalan itu."
"Pun dengan jembatan Shiratal Mustaqim, Aisyah. Jalan itu hanya bisa diterangi dengan iman yang mantap."
Avatar

"Cepetan shalat, jangan main hp mulu!"

Menurutku kita ikuti saja perintah Allah, Allah memerintahkan kita kepada kebenaran, maka kebenaran itu kita sampaikan, tak perlu menggurui, tak perlu menunjukkan diri berilmu, bahkan kadang kita tak perlu berbicara lebih, cukup menjadi contoh dan mencontohkan, lisanul khal afsokhu min lisanil maqol, lisannya perbuatan itu lebih fasih berbicara dari lisan ucapan.
Avatar
... sebab sejak dulu manusia berusaha menjadi Tuhan tapi tak pernah sukses kecuali pasti ditentang, sebab kodrat manusia itu menjadi HAMBA, bukan TUHAN. Lihat saja Fir'aun, merasa dirinya tuhan, memerintah sana sini, minta ditaati, yang ada tenggelam dilumat lautan.

~

Begitu juga menjadi suami, cintai istrimu karena Allah, bukan karena sekedar kecantikannya. Yang selalu melindungi dan memberi bimbingan. Ingat! Memberi bimbingan, bukan mengalahkan atau menguasai, tapi memberi contoh dengan akhlak mulia. Memerintah dengan dialog cinta dan kasih sayang. Bukan memaksakan kehendak segala kemauan dan perintah wajib diikuti. Contoh Rasulullah, jangan Fir'aun. Karena seseorang yang ikhlas memerintah sama sekali tak ingin perintahnya diikuti.

Untuk teman yang akan menikah tahun depan. Selamat yak! Dan untuk para pembaca semoga disegerakan.

Oh ya, FYI! Dengar-dengar tahun depan bagi yang belum punya sertifikat layak kawin ndak boleh menikah lho! Udah kayak SIM aja.

Avatar

Ngepoin ya!

Silahkan dilanjutkan. Selamat membaca, semoga menikmati.

You are using an unsupported browser and things might not work as intended. Please make sure you're using the latest version of Chrome, Firefox, Safari, or Edge.