#tentangpernikahan: Kerja Bersama
Rupanya, menikah tak serta merta membuat kita bisa berleha-leha santai sembari bertopang dagu bersandar paha.
Nyatanya, menikah membuat kita tersadar bahwa segalanya perlu usaha berdua dan semuanya butuh kesadaran.
Menikah bukan lagi tentang aku. Melainkan tentang kita yang sudah bersama untuk terus melaju. Bersama untuk saling melengkapi menghadapi perbedaan yang terjadi. Karena membuat diri kita menjadi sempurna, adalah lebih baik daripada mencari seseorang yang sempurna.
Bila pada awalnya kita lebih nyaman mengerjakan segala sesuatu sendirian, maka dengan menikah kita harus merelakan sedikit ruang untuk pasangan mencari pahala melalui bantuan perannya. Bila pada awalnya semua harta atas jerih payah selama ini dihabiskan sendiri, maka menikah membuat kita memiliki suatu kewajiban baru untuk berbagi, bersedekah kepada pasangan. Bila pada awalnya kita lebih senang memendam perasaan, maka menikah akan memaksamu untuk lebih terbuka dan jujur, serta berlapang dada untuk menerima semua ucapan yang dikatakan pasangan.
Jika bayangan kita menikah adalah kehidupan bahagia seumur hidup yang penuh akan senda gurau, maka sebaiknya kita perlu kembali merenungkan makna dari rumah tangga.
Pada akhirnya, ekspektasi itu terkadang tak menjadi nyata. Karena menikah adalah bekerja bersama, bukan hanya dicintai semata.
Bukanlah hal yang mudah untuk saling mengerti, bahwa pernikahan bukanlah ajang untuk melihat siapa yang paling hebat, apalagi saling membanggakan martabat, dan hanya memandang derajat.
Pernikahan membuat kita menjadi satu tim, yang tidak akan saling menjatuhkan, tetapi saling menyemangati mengejar keberkahan.
Tak ada ini tugasmu atau hartamu, tak ada ini salahmu atau karenamu, tak ada ini anakmu atau keluargamu. Semua adalah kita, dan tanggung jawab kita bersama.
Bukankah kita telah membuat komitmen untuk saling menjaga?
_____ @shafiranoorlatifah ; 7 Oktober 2019. Di sampingmu yang telah terlelap syahdu.
Semoga aku terus bisa membersamaimu.