Avatar

IBNOEVATIVE IDEA

@kaseeh-do-it / kaseeh-do-it.tumblr.com

Catatan Pribadi seorang mahasiswa Universitas Kehidupan di Bumi | ibnujharkasih @geologist09
Avatar
Allah yang menanamkan rasa sayang di hati kita

Pernah gak kita merasa sayang gitu sama seseorang yang bukan siapa-siapa? Kenal dekat juga enggak. Apalagi ngobrol kan. Namun kalau dia lagi happy kita pun ikutan merasa happy juga dan mendoakan. Kalau dia lagi diuji musibah, kita pun ikutan sedih dan lalu mendoakan. Kaya ke sahabat lama gitulah yang kondisinya udah jarang komukasi. Paling komunikasinya cuma lewat do'a aja kan.

Nah aku mikir, itu kenapa ya bisa begitu?

Aku ingat dulu pernah dengar hadist qudsi, dimana ketika Allah sudah mencintai seorang hamba maka semua makhluk di Bumi dan di langit bakalan Allah bikin buat mencintai seorang hamba tersebut.

Jadi, berdasarkan hadist tersebut bisa jadi kan kronologinya itu begini: seseorang yang kita merasa sayang tersebut kepada dia, jangan-jangan dia sudah dicintai sama Allah. Makanya makhluk seperti kita-kita ini pun, sama Allah, dibikin juga merasa sayang ke dia. Allah tanamkan rasa sayang itu, karena Allah mencintainya. Masyaa Allaah.

Nah gitu.

Gitu gak sih? Haha 😬

Segitu aja sih yang mau aku ungkapkan di postingan tumblr kali. Kalau kamu pernah merasakan hal yang sama kaya yang aku rasakan ini, jangan lupa kasih tahu di kolom komentar ya. Hehe.

Baarokallaahu fiik. Alhamdulillaah. Semoga kita semua selalu disayang Allah dan diberikan petunjuk menuju jalan yang benar.

*Haaciw

Sumbawa, Lombok, Bali, Bandung, 14/01/2021
Avatar

Welcome Two Thousand Twenty one

Mungkin kita merasa dua ribu dua puluh merupakan tahun yang berat. Tapi itu hanyalah sebuah permulaan. Karena kedepannya kita akan menghadapi 9 tahun lagi tahun dua ribu dua puluh. Mulai dari dua ribu dua puluh satu saat ini, sampai dua ribu dua puluh sembilan nanti.

Tetaplah kuat dan jadi pribadi yang tangguh. Karena kamu sudah berhasil menjalani tahun dua ribu dua puluh yang sebelumnya. Aku yakin Insyaa Allaah kedepannya kamu pun akan menjalaninya dengan baik.

Setiap hari kita belajar, dan berbenah diri menjadi lebih baik. Apa saja kesalahan di tahun sebelumnya, mari kita taubati. Apa saja amal sholeh di tahun sebelumnya, mari dipertahankan dan ditingkatkan. Karena pertolongan Allah itu sangat cepat kepada hamba-Nya yang paling bertaqwa. Bismillaah, mari kuatkan tekad kita untuk meningkatkan ketaqwaan dengan ketaqwaan yang sesungguhnya.

Dan FYI inti ketaqwaan itu hanya ada dua: melakukan amal sholeh dan menjauhi maksiat. Yakni karena keimanan kita kepada Allah.

Everything happens for a reason. Subhanallah. Thank you for being good for your self. Stop complaining about life, and start to be grateful for everything. Semoga Allah memberkahi dan memberi balasan dengan ganjaran pahala terbaik. Aamiin.

Alhamdulillaah.

Robbiy lima anzalta ilayya min khairin faqiir. 😭
Avatar
Jadi kita berenang di sini, Bah?
Ruby Nak Gadis Abah
Avatar
Saya ingin mengatakan bahwa:
"kamu tak bisa merubah dirimu sendiri, tapi lingkunganlah yang melakukannya".

Mungkin kamu akan membantah pernyataan ini dengan mengatakan: "tidak ada yang bisa merubah dirimu, selain dirimu sendiri."

Iya, benar.

Tapi semenjak kamu bertekad ingin berubah menjadi lebih baik, apakah sekarang kamu benar-benar berubah?

Bisa jadi iya, bisa jadi tidak. Tergantung, apakah tekad itu diiringi dengan usaha untuk keluar dari lingkungan lama menuju lingkungan yang baru? Kan?

Fenomena yang paling terlihat jelas saat ini adalah sosial media, yang benar-benar mampu merubah kita. Bahkan ia, sosial media itu mampu membentuk karakter masing-masing individu sesuai keinginannya secara unik dengan mempelajari psikologi masing-masing penggunanya. Dan dapat dipastikan, jika sebagai pengguna kita terlarut dalam lingkungan ini, maka akan terbentuk sebuah karaktek baru dalam diri kita. Entah itu karakter yang baik atau tidak, namun karakter itu adalah yang dipilihkan dan diarahkan oleh sosial media untuk kita. Bukan karakter yang kita butuhkan atau kita pilih sendiri secara sadar.

Karena tidak mungkin otak kita yang relatif begitu-begitu aja perkembangannya, melawan tekhnologi Artifisial Inteligensi yg sudah berkembang bermilyar-milyar kali lipat semenjak awal kemunculannya.

Selengkapnya bisa ditonton film "the social media dillema". Search sendirilah kalau ini mah.

Salah satu solusinya untuk bebas dari jeratan social media ini adalah dengan berusaha keluar dari lingkungan ini. Mulai dari membatasi waktu dalam bersosial media. Dan pilihlah sendiri konten yang benar-benar kita butuhkan dan membuat kita jadi lebih baik. Jangan pernah sekali-kali mau mengikuti rekomendasi apa pun yang ditawarkannya. Karena hanya kitalah yang berhak menentukan arah kita sesuai dengan pedoman kebenaran yang kita pegang.

Lalu dalam kehidupan pribadi sebagai seorang Muslim, Agama Islam mempunyai syari'at dimana kita diajarkan untuk menciptakan lingkungan sendiri yang akan membentuk karakter terbaik jika kita menjalankannya dengan benar.

Ajaran Islam mengajarkan untuk selalu mendekatkan diri kepada Allah dengan dzikir dan amalan harian seperti sholat 5 waktu, sholat sunnah, dan membaca Al-Quran.

Kemudian milikilah perasaan selalu diawasi oleh Allah, sehingga kita akan memberikan hal terbaik yg kita mampu lakukan untuk-Nya, dan tak akan berani diri ini mengkhianati Allah dengan bermaksiat.

Terakhir dengan do'a.

kita berharap kepada Allah agar memperbaiki diri kita, kehidupan kita menjadi lebih baik. Karena kita ini hanya hamba Allah yang lemah, tidak bisa merubah dirinya sendiri kecuali atas kehendak Allah. Satu-satunya ikhtiar yg bisa kita lakukan adalah dengan mengusahakan diri ini berada dalam lingkungan yg dicintai oleh Allah.

“Ya hayyu ya qoyyum bi rahmatika astaghiits, wa ash-lihlii sya’nii kullahu wa laa takilnii ilaa nafsii thorfata ‘ainin abadan [artinya: Wahai Rabb Yang Maha Hidup, wahai Rabb Yang Berdiri Sendiri tidak butuh segala sesuatu, dengan rahmat-Mu aku minta pertolongan, perbaikilah segala urusanku dan jangan diserahkan kepadaku sekali pun sekejap mata tanpa mendapat pertolongan dari-Mu selamanya].”

Allahu a'lam bishowab. Do'a in aku ya.
Bismillaah.
Avatar

Satu hal yang kutakutkan dari 'terlalu mencintai' adalah 'terlalu membenci' saat ekspektasi tidak sesuai dengan kenyataan.

- @ibnujharkasih

Avatar
Pagi ini Ummu Ruby Chatting

Fotoin Ruby yang akhir-akhir ini jadi rajin sholat. Mau doain abah, katanya.

Rajin bersyukur, percakapan sama orang lain selalu pake "Alhamdulillah".

Tiap malam rajin kirim voicenote, "Abah udah bobo? Ruby kangeen. Abah kapan pulang Bah?"

T_T

Alhamdulillaah Allah titipkan Istri yang Sholehah. Putri yang Sholehah. Walaupun Akunya masih belum Sholeh. Astaghfirullaah.

Alhamdulillah alladzi bi ni'matihi tatimmus shalihat
Banyak kalilah abah ketinggalan perkembangan Ruby. Mudah-mudahan nanti Allah ganti dengan bisnis yang lebih bermanfaat dan tetap bisa dikerjakan membersamai keluarga.
Maafkan Abah Ruby ya. Jazakillaah Khayran katsiran Ummu Ruby. 😘
Avatar

Belajar Menjadi Dewasa

Aku belajar menjadi dewasa sejak dari awal. Dan pastinya pembelajaran ini belum berhenti sampai saat ini. Namun sampai batas waktu ini, aku merasa ragu tentang jalan yang kupilih untuk mendewasakan diri. Apa benar ini jalan yang benar untuk menjadi dewasa? Gimana sih menjadi dewasa itu sebenarnya?

Oke. Jujur, aku bingung sih sebenarnya. Apakah menjadi dewasa itu baik atau tidak ya untukku? Terus bagaimana sih definisi dewasa yang baik untukku itu? Apakah menjadi dewasa itu sebagaimana aku melihat orang dewasa yang sukses karirnya? Ataukah dengan membiarkan diri ini nanti menjadi dewasa dengan sendirinya secara alamiah?

Aku kadang mencoba berusaha menjadi seperti sosok dewasa yang ku kagumi. Tapi seringkali juga aku tidak mau mengikuti proses-proses yang mereka lalui untuk menjadi sosok seperti itu. Tapi sebenarnya bukan gak mau juga sih, hanya saja tidak ada orang yang mengarahkanku untuk menjadi seorang laki-laki dewasa seperti itu. Kupikir semuanya hanya mau menunggu aku untuk menjadi dewasa, termasuk diriku sendiri.

Aku tahu bahwasanya untuk mendapatkan sesuatu butuh kegigihan dalam mencapainya. Selain berdo'a juga harus menunjukkan usaha yang serius. Kata orang itu namanya memantaskan diri di hadapanNya. Tapi pikiranku sering merasa bahwa tidak ada waktu lagi itu. "Emangnya dengan begitu kita bisa jadi dewasa?", tanya pikiranku mengecohku. Hingga pada akhirnya aku tetap menjadi gitu-gitu aja.

Masalahnya itu aja sih. Aku merasa sulit sekali menjadi dewasa dengan caraku selama ini. Padahal sebenarnya Allah sudah tunjukkan caraNya yang sudah pasti benar dan menuju kesuksesan abadi.

Aku ingin jadi dewasa, kataku. tapi malah disibukkan dengan kerja. Mencari uang, katanya. Tapi nyatanya berapa pun uang yg didapat tidak pernah cukup untuk memenuhi semua keinginan. Padahal sekali lagi aku katakan ini pada diriku sendiri, bahwasanya Allah sudah tunjukkan caranya berkali-kali di dalam Al Quran. Tapi apa karena dasar akunya gitu ya? Malah sok tahu, sok iye, dengan caraku sendiri?

Kata Allah, bertaqwalah! nanti Dia yang urusin semuanya, urusan dunia kita hingga selamat hingga akhirat.

Kata Allah, Bersedekah! Bersyukurlah! Bertaubatlah! Berdakwah! Tapi kita malah seringnya melakukan hal yang sebaliknya. Lalu sekarang mau apa lagi nih kalau udah begini?

Teringat dulu quote dari iklan lama mengatakan, “Jadi orang dewasa itu menyenangkan, tapi susah dijalanin“.

Emang iya gitu? 🤔

Avatar
Aku ingin mencintaimu secara sadar.
Dengan cara berhenti mengandaikan semua hal yang tak ada pada dirimu,
Dan memaafkan semua hal buruk yg ada pada dirimu.
-quote Fahd Pahdepie
Avatar

Kemarin, aku beli sariroti coklat kesukaan Ruby, tadi siang aku beli thai tea kesukaan kamu. Begitulah caraku merindumu walaupun kamu tak tau.

Avatar

Life Balancing

Beberapa waktu yang lalu saya saling berbincang dengan seorang teman, rekan kerja, tentang kehidupan. Dalam perbincangan tersebut dia mengungkapkan bahwa dia tidak mau dikekang dalam bekerja. Dia hanya bekerja ketika mau, dan tidak ingin terikat kontrak dengan konstitusi apapun. Saya kira dia sedang mencari kebebasan.

Pada kesempatan lainnya dia juga bercerita tentang pengalamannya bekerja pada berbagai projek pekerjaan. Bagaimana dia bisa menjelajahi Indonesia pada setiap kesempatan mengerjakan projek di luar pulau. Pas sekali saat kesempatan dan peluang bertemu, pekerjaannya pun menjadi hobi yang dibayar.

Hanya saja satu hal yang belum didapatkannya selama ini yaitu: LIFE BALANCING.

Keseimbangan Hidup menjadi salah satu hal yang dicarinya akhir-akhir ini. Saya mengangguk setuju dengan pernyataan itu. Sebagai seorang geologist yang berkerja di lapangan, saya pun merasa kehilangan keseimbangan hidup. Kadang saya pun bertanya-tanya, apakah memang harus kehilangan sesuatu dulu untuk mendapatkan sesuatu?

Saya tahu sebenarnya sudah banyak contoh manusia yang bekerja namun juga mampu memiliki keseimbangan hidup. Saya pun ingin memiliki kehidupan seperti itu. Karena jika Allah mampu membuat mereka memiliki life balancing, maka sudah pasti Allah pun bisa menghadirkan life balancing untuk hidup kita.

Sebenarnya sekarang tinggal kitanya, apakah kita siap untuk mengikuti proses kehidupan yang telah dijalani oleh orang-orang yang sudah Allah kasih Life Balancing tersebut?

Ataukah kita tetap mau berpikiran, "kayanya kehidupan yang harus aku jalani emang kaya gini aja deh, yaudah sabar aja dulu menjalaninya"?

Jadi, mau jadi apa?

19/07/2020 - ditulis saat di lapangan projek Bendungan Tiga Dihaji, Sumatera Selatan.
Avatar

Heeeyyyyyy kalau kalian lg males gitu tp kaliau harus uts gmn dong😭😭😭 apa yg kalian lakuin

Hadapi!
Sebagai informasi nih, hidup ini isinya semuanya adalah ujian. Dan sikap kita terhadap ujian ini hanya satu: HADAPI!
kamu bisa saja lari dari satu ujian, namun pasti kamu akan segera menemui ujian lainnya.

So, hadapi saja setiap ujian di dunia ini.

Kalau gak sanggup sendirian, dan pasti emang gak bakal sanggup, minta tolong sama Allah.

Dan mintalah pertolongan Allah dengan sabar dan sholat.

Allah tidak akan memberi ujian melebihi kemampuan kita. Jika kamu pikir ujian kamu berat. Berarti Allah percaya bahwa sebenarnya kamu bisa menghadapinya.

Maka, hadapilah!
Avatar

Kita hidup di jaman...?

Syaitan dapat menggoda manusia, tapi manusia sama sekali tidak percaya kalau ada syaitan yg selalu menggodanya.

Padahal kata Allah, hamba Allah yg beriman itu tak akan mampu digoda sedikit pun oleh syaitan.

Pertanyaannya kenapa kita mudah sekali ya tergoda dan terjerumus berulang kali dalam jebakan syaitan?

Lalu

Tanyakan pada diri kita masing-masing, apakah kita sudah menjadi hamba Allah yang beriman?
Apakah kita masih menjadi hambanya Allah?

Atau jangan-jangan kita pernah salah dalam berserah diri? yang seharusnya berserah diri hanya pada Allah semata, tapi kita malah berserah diri pada syaitan. 😥

Sedih banget rasanya saat mengetahui, ternyata ada waktu-waktu dimana kita sempat tidak menjadi hamba Allah walau pun hanya sekejap. Yaitu saat kita menyerahkan diri kita sendiri kepada syaitan untuk melakukan maksiat.

Jangan sampai terulang lagi deh ya!

Na'uudzubillahi minasy syaithoonirrojiim!

17/06/2020 saat menjawab pertanyaan di ask.fm

Avatar

VALUE

n: the regard that something is held to deserve; the importance, worth, or usefulness of something.

Hari ini saya belajar sebuah ilmu baru tentang value. khususnya tentang family value.

Kalau kita perhatikan setiap perusahaan yang besar di dunia ini memiliki value, namanya Value Corporation.

Begitu pun orang-orang hebat di dunia ini pasti memiliki value yang dipegangnya. Seperti Bill Gates memegang value untuk kehidupannya "Grow and Contribute", maka yang menggerakkannya bekerja serta memberikan yang terbaik adalah value "Grow and Contribute" tersebut.

Begitupun dengan keluarga. Jika kita ingin memiliki keluarga yang luar biasa, maka seharusnya kita pun menetapkan value keluarga kita. Karena value adalah ibarat ruh pada tubuh. Ketika ada tubuh yang tidak memiliki ruh, bukankah itu sama saja ia seperti mayat hidup?

Keluarga Jamil Azzaini memiliki value keluarga: ACI, yang merupakan singkatan dari Agama, Costumer Fokus, dan Integritas.

Keluarga Gen Halilintar value keluarganya "Mandiri dan Profesional".

Sehingga dengan memiliki family value kita akan mudah merealisasikan tujuan hidup serta terarah dalam setiap langkah perjalanan kehidupan kita. Kata Pak Jamil Azzaini, Kita adalah makhluk spiritual yang sedang melakukan perjalanan profesional yang tujuannya Syurga. Maka kita harus melakukan yang terbaik untuk  apapun yang kita kerjakan saat ini, .

Kalau kamu, apa value keluarganya? Kalau belum ada, sama dong kita. haha. Dan saya rasa belum terlambat jika kita baru menetapkan value keluarga kita pada hari ini.

Mari kita rancang value hidup kita dan keluarga agar menjadi pribadi dan keluarga hebat :D 
Semangaat!
You are using an unsupported browser and things might not work as intended. Please make sure you're using the latest version of Chrome, Firefox, Safari, or Edge.