Avatar

kitakalimantan.com

@kitakalimantan-blog

Avatar
Avatar
kameliafayy

Awalnya ku tak ku hiraukan perasaan ini, pikirku cukup menjalaninya seperti hari-hari biasa. Ia menghampiriku dengan tatapan teman, seraya menyapa dan menyunggingkan senyumnya.

Tak ada yang spesial. Ia hanya sedikit ingin tahu, batinku. Aku pun berjalan melaluinya, seanggun wanita pada umumnya. Ia tidak berjalan disisiku.

Semua berubah, ketika perasaan itu muncul atas sebuah kenyamanan yang tercipta. Ia tak banyak bicara, namun tatapannya benar ku rasakan ada sebuah ketulusan, ketenangan, dan kegigihan. Kita pun bertukar cerita sampai larut malam.

Kencan pertama kita berdua, dua tempat wisata sembari refresing bersama. Kita mengira hujan padahal suara air mancur dalam ruangan, dihiasi kerlipan lampu, kita duduk bersebelahan. Tidak ada yang kusesali sedikitpun sampai sekarang.

Aku ingat, jaket putih belang hitam yang ku taruh di badanmu saat kita pulang.. Kau menggenakan kemeja itu, aku tau kau kedinginan. Tak terasa ku menginjakkan kaki jam 11 malam di rumah. Aaaah, seandainya ku dapat mengulang waktu itu kembali.

Ingin sekali ku bersandar di pundaknya, berceloteh manja. Namun ku sadar, saat itu.. Aku bukan siapa-siapanya.

1 Februari 2018 - 21.09 Wib

Avatar

Sombong itu lembut banget,

Menyusup ke hati kita, lalu merusak segalanya,

Terkadang, kita tak menyadari kehadirannya,

Tiba - tiba ia berhasil menguasai diri kita,

Terkadang, kita tak mengerti akan bentuknya yang begitu halus,

Tiba - tiba kita sudah menderita begitu akut,

Terkadang, kita tertawa lebar dan bercanda,

Tiba - tiba kaget dengan apa yang tercermin dari kalimat - kalimat yang terlontar,

Sombong itu halus sangat,

Perlu ekstra hati - hati untuk menghindari,

Tak usahlah mendekati hal - hal yang berpotensi menumbuhkan kesombongan,

Tak usahlah memasuki ruang - ruang yang rawan oleh menu - menu kesombongan,

Lindungi hati,

Lindungi niat,

Lindungi iman,

Lindungi,

M.C. Ngawi, 23 Februari 2018

@kitakalimantan

Avatar

#4

Yang tidak membunuh kita, itulah yang akan menguatkan kita.

Bukan hanya dalam pertarungan ala-ala yang dikisahkan dalam berbagai film superhero,

Namun juga dalam kehidupan nyata kita.

Bahwa segala yang kita lewati lalu meninggalkan air mata,

Adalah untuk mendidik kita.

Bahwa segala yang kita lewati lalu menyisakan luka menganga,

Adalah untuk menempa kita.

Bahwa segala yang kita lewati lalu menghasilkan hati yang trauma,

Adalah untuk menguatkan kita.

Adalah sabdaNya,

Laa yukallifullahu nafsan illa wus’aha,

Bahwa Allah tak akan membebani seseorang diluar kemampuannya.

Maka,

Berjuanglah sampai ke akhirnya,

Bertahanlah sampai ke ujungnya,

Jangan menyerah,

Jangan mudah lelah,

Maka,

Shalatlah lebih khusyu’

Berdoalah lebih tunduk,

Karena kau tak akan mampu berjuang sendiri,

Karena hanya bersamaNya lah kau akan mampu untuk tetap tegak berdiri

Maka,

Bersabarlah,

Dan nikmatilah,

Dan pada saatnya kau akan menyadari,

Bahwa pendewasaan ini sangat berarti,

Mencetakmu menjadi lebih mandiri dan berdikari,

Alhamdulillah,

Terimakasih Allah,

Atas pendewasaan yang terus mendewasakan,

Ngawi, 4/2/2018

Avatar

hari ke-8, februari

Kenapa menulis?

Aku suka mengamati orang secara emosional. Saat membaca, aku lebih banyak mencoba untuk memahami bagaimana perasaan si penulis ketika menulis ketimbang isi dari tulisannya itu sendiri.

Aku terlampau banyak membaca juga mendengarkan. Aku punya mulut tapi sukar melisankan kata-kata. Barangkali di kepalaku terdapat barrier yang membuat kata-kata itu hanya berputar di tempat itu. Kalaupun aku berbicara semuanya adalah untuk kebaikan lawan bicaraku. Aku memikirkan perasaan orang terlebih dahulu ketimbang milikku.

Aku sadar ini tak baik untuk hatiku. Menampung semuanya sendirian itu sulit. Berbicara rasanya percuma. Sebab aku tahu bagaimana mereka akan menanggapi, aku tahu reaksi yang akan mereka perlihatkan. Dan itu membatasi aku dalam banyak hal. Jadilah ini bumerang untukku. Aku merasa terlalu memahami jalan pikir manusia. Tentu saja itu tak sepenuhnya benar. Hanya saja pola berpikirku membuatku yakin dengan hal itu.

Bodohnya, aku tak tahu apa yang aku inginkan orang lain lakukan untukku. Aku tidak mau menularkan hal-hal yang aku anggap merugikan. Padahal aku tahu itu normal untuk manusia berbagi apapun.

Yang paling sulit untuk kupahami ya diriku sendiri. Aku tak bisa memaksa orang memahami diriku, ketika aku sendiri menolak untuk itu.

Menulis inilah wadahku untuk sedikit saja menurunkan ketegangan dalam diri. Satu dari sekian alasan aku menulis. Walau tak banyak yang kudapat. Setidaknya.. aku bisa jujur–sedikit banyak–di sini, leluasa mengeluh selain kepada Allah.

Avatar

Untuk Kamu yang Jauh Dari Gapaiku | #FebruariMenulisSuratCinta | #Day2

Saat jarak pandangku tak mampu lagi meraihmu, entah mengapa hati ini masih kerap mengingatmu. Menggelikan rasanya. Kamu yang tidak pernah bisa aku gapai, yang mampir sebentar dan tak pernah tinggal, ternyata meninggalkan kesan yang begitu mendalam hingga sekarang.

Sayang sekali, kamu sudah jauh dari jangkauanku. Sungguh ingin sekali aku masih bisa berbincang sederhana, atau sekedar bertegur sapa. Tak akan ada rasa yang berlebih, hanya kekaguman yang akan aku pendam sendiri, sama seperti waktu itu. Yang ingin aku rubah adalah posisiku dulu yang seperti penganggu. Mungkin sekarang, aku bisa jadi lebih menyenangkan sebagai teman berbincang.

Tapi entahlah. Waktu begitu cepat berlalu, membawamu semakin jauh menuju semesta yang baru. Semesta yang sulit ku tuju. Beruntungnya aku dulu sempat mengenalmu.

Dulu saat kamu masih diluar radar komplotan serigala muda lain, aku sudah mengintaimu dari kejauhan. Bersembunyi di semak-semak, aku melihatmu seperti rusa muda yang begitu anggun dengan gerak-gerik yang tak biasa. Dari kejauhan serigala penyendiri ini mengintai dengan seksama. Menunggu waktu yang tepat menancapkan gigitan pertama.

Aku mengingat dulu saat pertama kali mendekatimu. Bermula dari sebuah pesan palsu, perbincangan kita berlanjut mulai dari situ. Sungguh cara yang menyedihkan untuk mendekati wanita.

Aku hanya berupaya menjaga jarak supaya kamu tetap ada dalam radarku. Sayangnya aku tak cukup ahli strategi hingga akhirnya, perjalanan setelahnya hanya menyisakan aku yang terobsesi dan kamu yang menjadi obyek obsesiku.

Selanjutnya, bahkan perbincangan kita tak sungguh-sungguh berguna. Tak ada pembahasan spesial. Semuanya hanya omong kosong anak muda tanggung yang sok dewasa. Bahkan aku tak pernah tau kepribadianmu sebenarnya, minatmu, cara pandangmu. Padahal inilah yang amat penting untuk ku tahu.

Jika kamu sebuah buku, bisa dibilang aku tertarik karena sampulmu. Sederhana, tapi mempesona. Sayangnya setelah aku membuka bungkus plastiknya, aku tak pernah membaca isi bukunya.

Berpikir bahwa kamu juga tertarik padaku adalah hal paling gila yang pernah aku pikirkan. Entah kebodohan apa yang meracuni kepalaku hingga aku senaif itu. Maafkan aku yang dulu begitu bodoh. Aku masih terlalu muda. Aku hanya sedang berharap dengan begitu picik, hingga berfantasi bahwa kita tengah bertautan.

Nyatanya, hanya aku sendirian dalam perahu imajinasiku. Sedangkan kamu, ada di tepian pantai. Kebetulan kamu masih terjangkau jarak pandangku. Hingga manis parasmu menghipnotisku masuk dalam alam bawah sadar yang cukup kebablasan. Membuatku berharap terlalu dalam untuk bisa berdua bersama menggurat warna di masa muda kita. Akhirnya aku hanya sebatas noda. Noda yang sudah kau hilangkan sejak lama dengan kisah-kisah yang jauh lebih luar biasa, lebih berwarna.

Tak apa. Perahuku sudah meluncur ke tangah samudra. Aku sudah bisa melihat ikan marlin, hiu, hingga lumba-lumba. Kamu entah sudah sampai mana. Apakah masih di pantai membangun istana, beranjak ke kota, atau mungkin kamu sudah meluncur ke luar angkasa. Yang jelas kamu sudah berangsur hilang dari pandangan mata.

Jika saja ada kesempatan aku untuk bertemu. Aku ingin menyapamu. Memberikan sedikit senyuman tulus dan memberikan selamat atas pencapaian hidupmu. Terima kasih untuk sedikit warna yang kamu tinggalkan untuk masa mudaku.

Purworejo, 2 Februari 2018

Avatar

Media Sosial

Hawa dingin kembali menjadi selimut malam nan panjang. Jika para makhluk semesta—yang juga makhluk berakal—begitu menunggu malam karena menjadi waktu melepas lelah. Maka lain halnya denganku dan teman-teman. Miris memang, kalian yang selalu mengagung-agungkan akal hingga dinobatkan makhluk paling sempurna oleh sang Maha Pencipta, nyatanya menggunakan akal kalian dengan kurang bijaksana.

Dinding-dinding putihku selalu penuh dengan remah-remah yang sering kalian sebut luapan perasaan, status atau apapun itu aku dan kawan-kawanku tak begitu peduli. Karena yang selalu kurasakan adalah kotor yang amat berlebihan, lalu lelah yang juga jauh dari kata wajar.

Bagaimana bisa?

Pertanyaan yang sangat lucu, karena seharusnya akulah yang bertanya demikian. Bagaimana bisa kalian menghamburkan waktu untuk fokus terlalu terlena pada peradaban ilusi dan memilih lari dari peradaban nyata? Kadang bahkan aku ingin bertanya, bagaimana bisa kalian melupakan ibadah dan segala hal penting lainnya hanya demi mencoretkan tulisan yang penuh akan keluhan penabung dosa di kehidupan abadi?

Aku sering mendengar kalian sesama makhluk semesta berkata menggunakan kaumku sebagai media komunikasi. Sebuah alasan yang selalu menjadi hal wajar bagi kalian, sebuah kemudahan yang kaumku tawarkan memang memudahkan kalian memangkas jarak. Namun sungguh aku jengah dengan segala tabungan dosa yang berceceran.

Lagi-lagi siapa yang patut dipersalahkan Tuhan?

Yogyakarta, 5 Februari 2018 -desinuristanti-

Avatar
Sore bersama hujan
Terik cahaya sore begitu di nanti. Anak-anak mulai terbangun dari tidurnya. Para orang dewasa telah sibuk dengan urusan mereka masing-masing.
Hal yang paling aku sukai di kala sore hari adalah hujan bersama dengan panas matahari yang begitu menyilaukan. Walau tak sepanas siang hari tapi itu begitu Indah kala aku berlari keluar rumah, kerumah lainnya untuk memanggil teman sambil menendang bola kesayangan.
Hujan tak apa jika kau turun begitu derasnya, tak apa. Itu akan membuat kami lebih semangat dalam bermain. Menambah gairah dan kebersamaan. Menambah cerita yang akan kita bagi di masa yang akan datang. Cerita yang akan kita turunkan ke anak-anak kita kelak. Cerita yang akan ku ceritakan dengan orang tersayang, dan akan ku bagi dengannya.
Minggu, 11 februari 2018
Avatar
Avatar
iimfauziyah

05 Februari 2018

Aku benci pada setiap euforia yang kau tawarkan tetapi aku lebih benci lagi karena aku tetap menyecap euforia itu.

Aku benci pada kamu yang selalu pergi tetapi aku lebih benci pada tangan yang membukakan pintu untukmu.

Aku benci menyebutmu rumah namun aku lebih benci saat sadar kamu satu satunya tempatku pulang.

Aku benci pada setiap sesak yang kau tinggalkan tetapi aku lebih benci pada hati yang mencandui sesak itu.

Sejujurnya aku benci pada aku yang tak melepaskan diri dari jeratmu.

cc : @kitakalimantan

Avatar
Avatar
tussyac
Dia masih saja berkutat di fase pendefinisian mana yang benar dan mana yang salah, mana yang lebih baik dan mana yang kurang baik.

Kemudian akhirnya dia justru kembali menyalahkan diri sendiri, menyesali kesimpulannya yang tidak tuntas lagi.

———

Bandung, 3 Februari 2018

Avatar

Lebih jauh

Kita telah jauh mengenal, kadang banyak yang tak terduga tlah kita lewati. Entah kejadian yang membuat kita tertawa, hingga hal yang bisa membuat kita menangis seketika. Ataupun hal yang sering membuat kita tertampar akan hal tentang bersyukur contohnya.

Kita lebih jauh bersama, melewati suka duka untuk menjadi dewasa. Susah? Tentunya, tapi kita bersama tak pernah padamkan semangat yang membara. Tetap saling menjaga, mengingatkan segala hal yang mulai tak menentu. Dan tetap merangkul saat kita terpuruk.

Kita lebih jauh berjanji, untuk tidak meninggalkan disaat apapun. Tidak saling melupakan sesibuk apapun. Dan saling intropeksi diri ketika saling ingkar janji. Mudah? Tidak mungkin. Butuh kedewasaan lebih jauh lagi untuk memahami keadaan satu sama lain. Menghargai aktivitas dan kesukaan masing-masing. Dan mengerti batas privasi tiap diri.

Dan terakhir,

Kita akan lebih jauh melangkah, bersama menuju jalan hidup yang digaris-Nya. Dan kesuksesan dunia dan akhirat. Tetap saling menggenggam dan menyemangati. Karena kita sahabat dari hati.

Surabaya, 05 Februari 2018

Avatar

Ada yang sulit dijelaskan, ketika ditanya “kenapa” menjawabnya hanya “tidak apa-apa”.

Butuh waktu sendiri? Untuk berfikir atau meratapi hal tak dimengerti? Mencoba menafsirkan dengan hati, yang berujung sesak dalam hati.

Lelah? Pasti. Ketika yang menuai lara tak tau diri. Hanya menangis ditiap malam berganti.

Ingin menyerah? Pernah, tapi urung terjadi. Ketika sahabat yang selalu menyemangati tak pernah pergi. Diri ini tersadar bahwa cobaan tak ada yg melebihi kemampuan tiap pribadi. Maka bersabarlah dan tetap rendah diri.

Untuk kalian yang selalu ada disaat aku hilang arah, terimakasih untuk tidak berubah. Semoga kita selalu seperti ini, beriringan tanpa berniat pergi.

Untuk kalian @menyapadalamkata @nurislamiahs dan kak rhy (tumblrnya ga ku temuin) terimakasih bersedia menjadi orang-orang yang berarti.

Avatar

Media Sosial

Hawa dingin kembali menjadi selimut malam nan panjang. Jika para makhluk semesta—yang juga makhluk berakal—begitu menunggu malam karena menjadi waktu melepas lelah. Maka lain halnya denganku dan teman-teman. Miris memang, kalian yang selalu mengagung-agungkan akal hingga dinobatkan makhluk paling sempurna oleh sang Maha Pencipta, nyatanya menggunakan akal kalian dengan kurang bijaksana.

Dinding-dinding putihku selalu penuh dengan remah-remah yang sering kalian sebut luapan perasaan, status atau apapun itu aku dan kawan-kawanku tak begitu peduli. Karena yang selalu kurasakan adalah kotor yang amat berlebihan, lalu lelah yang juga jauh dari kata wajar.

Bagaimana bisa?

Pertanyaan yang sangat lucu, karena seharusnya akulah yang bertanya demikian. Bagaimana bisa kalian menghamburkan waktu untuk fokus terlalu terlena pada peradaban ilusi dan memilih lari dari peradaban nyata? Kadang bahkan aku ingin bertanya, bagaimana bisa kalian melupakan ibadah dan segala hal penting lainnya hanya demi mencoretkan tulisan yang penuh akan keluhan penabung dosa di kehidupan abadi?

Aku sering mendengar kalian sesama makhluk semesta berkata menggunakan kaumku sebagai media komunikasi. Sebuah alasan yang selalu menjadi hal wajar bagi kalian, sebuah kemudahan yang kaumku tawarkan memang memudahkan kalian memangkas jarak. Namun sungguh aku jengah dengan segala tabungan dosa yang berceceran.

Lagi-lagi siapa yang patut dipersalahkan Tuhan?

Yogyakarta, 5 Februari 2018 -desinuristanti-

Avatar
Avatar
capekngetik

Hari #5: Aku, Kau.

Aku rindu yang bingung kemana arah jalan pulang— apakah matamu atau hatimu yang telah dimiliki orang?

Aku sepi yang kaubisukan—tetap sunyi walau seberapa keraspun kaucoba ramaikan.

Aku nyiur yang melambai pada kabarmu yang berhembus lalu.

Aku pahit yang meresap ke dalam cangkirmu dan kauseruput separuhnya.

Kauhangat yang memelukku erat—walau sesaat. Pengertian yang memaklumi aku sebagai ketidaksempurnaan. Sebuah perwujudan dari doa-doa panjang yang aku rapalkan. Sebuah fakta yang nyatanya tidak bisa bersama.

Depok, 5 Februari 2018

Ditulis untuk memeriahkan HUT @kitakalimantan

Avatar

Yaps welcome to saturday!!! Hari ini temanya tentang "Kamu". Mari perkenalkan kepada dunia siapa dirimu, apa warna kesukaanmu, apa kegiatan favoritmu, dan apapun tentang kamu. Jangan biarkan dunia terlalu lama meremehkan kamu. Kamu indah dan tunjukkan keindahanmu. Salam sayang Kita kalimantan. Untuk memudahkan pencarian tulisan kalian, mention ke @kitakalimantan sertakan juga hastag : #Day10 #Hutkitakalimantan #Hutkita2k18 #kitakalimantan #februarimenulis

Avatar

Yey It's Friday!!!

Sebentar lagi weekend nih, ada rencana liburan? atau pada relaksasi diri? Apapun itu jangan lupa bagi pengalaman seru kalian dengan kami.

By the way, besok akan ada tema tulisan loh. Kira-kira temanya tentang apa yaa?? penasaran? tunggu update kami selanjutnya yaa.

Untuk memudahkan pencarian tulisan kalian, mention ke @kitakalimantan sertakan juga hastag :

#Day9 #Hutkitakalimantan #Hutkita2k18 #kitakalimantan #februarimenulis

Avatar

Hari kamis !

Semangat kamis manis, semanis membaca tulisan kalian sahabat. Semoga tetap semangat membagikan kisah ya.

HAMASA!!

#Day8

#Hutkitakalimantan

#Hutkita2k18

#KitaKalimantan

#Februarimenulis

Avatar

Selamat hari rabu!!! Semoga bukan rabu yang mengharu biru yaa... Admin lagi semangat repost #Hutkalimantan nih, semoga kamu juga semangat meramaikan #februarimenulis yaa.... Sedikit tips dari kitakalimantan, saat sedang semangat mengerjakan sesuatu usahakan segera dilakukan, Karena kita tidak tahu didetik berapa semangat itu akan hangus tak berbekas. FIGHTING !!! #day7 #Hutkitakalimantan #Hutkita2k18 #KitaKalimantan #Februarimenulis

You are using an unsupported browser and things might not work as intended. Please make sure you're using the latest version of Chrome, Firefox, Safari, or Edge.