Avatar

N a w a n g R i z k y

@nawangrizky / nawangrizky.tumblr.com

perempuan yang katanya dari kayangan
Avatar

Happy Ending

Hei,

Hampir di setiap dongeng, menikah jadi akhir cerita bahagia. Nawang kecil dan remaja sempat berpikir begitu, semua yang menikah mendapatkan happy endingnya. Nawang dewasa menyadari bahwa dongeng nggak memasukkan kisah pascamenikah karena barangkali nggak semuanya happy setelah itu. Sisanya ternyata masih berupa puzzle berisi upaya-upaya ingin bahagia.

Kayak kita.

Avatar

Kebun Bunga dan Lorong Panjang (1)

Rambut gelap dan panjang perempuan itu dicepol asal. Ada jepit besar warna biru yang membuatnya tetap tergelung meski anak-anak rambut berjatuhan di sisi telinganya. Pandangannya terlempar ke luar jendela. Banyak kabut di sana. Di jendela dan di matanya.

Sudah beberapa hari ini ia tergesa-gesa mengajakku bertemu, tapi agendaku tak punya sela. Hari ini saat kubisa, ia tidak tampak seingin itu. Barangkali karena keinginannya cerita sudah reda, barangkali karena sudah terlampau kebas lukanya.

Avatar

Cinta Papa

Halo sayang,

Biar kumulai tulisan ini dengan sebuah cerita.

Sebuah hari di perjalanan kami menuju kencan makan malam, jika aku tidak salah mengingat. Di Jalan Lurah menuju pertigaan Gandawijaya yang sedang macet, laki-laki yang saat itu masih jadi pacarku tiba-tiba bicara banyak soal isi pikiran dan hatinya. Sesuatu yang jarang ia lakukan. Aku tak ingat awal percakapannya, yang kuingat ia bilang bahwa saat ini ia bekerja keras agar anak-anaknya nanti tidak mengalami kesulitan seperti yang dulu ia alami.

Termasuk keputusan memilihku menjadi ibu bagi anak-anaknya nanti.

Karena, katanya, ia yakin anak-anaknya akan bahagia jika punya ibu seperti aku.

Avatar

Kasih Mama

Halo sayang,

Kamu adalah kado dari Tuhan, sepenggal doa yang dikabulkan.

Kamu perlu tahu dan yakin itu sehingga apa pun yang terjadi nanti, kamu akan selalu percaya bahwa ada rasa syukur sebesar dunia di dada kami atas adamu. Hadirmu kami rayakan. Kami akan selalu punya cinta sebesar semesta untukmu. Apa pun keadaannya, bagaimana pun situasinya.

Avatar

Minggu, Braga.

Minggu, Braga, pukul sepuluh malam. Aku, kamu, banana split, dan lava cake. Serta telepon yang entah kenapa erat sekali kau genggam.

Menyala lagu-lagu yang mungkin disenandungkan ayahmu. Jika ia ada di sini, aku yang akan menemaninya menikmati lagu-lagu itu, karena aku yakin kau tidak. Kurasa saat itu ada dunia di genggamanmu yang lebih penting dari segala yang nyata.

Avatar

Untuk Nawang,

Malam sudah larut, tapi kau setia terjaga. Dalam remang kamar tidurmu kau mengingat sebuah mimpi: tentang kau yang bangun pagi untuk menyiram tanaman di halaman: ada pohon mangga yang mulai berbunga, tanaman anggur yang merambat terjalin sebagai atap di atas kebun mungil tempat tanaman obat berjajar rapi. Sweater rajut kebesaran yang kaukenakan kena tanah saat kau berjongkok di depan pohon tomat yang kautanam karena suka wangi daunnya, tapi kau tak peduli. Kau suka halaman itu, lengkap dengan segala cacing dan kupu-kupunya.

Kau masuk rumah sederhana bercat kuning itu lagi saat jari-jemarimu mulai terasa beku. Kau mencari-cari lelaki yang darahnya sehangat siang. Kau menemukannya masih bergelung di balik selimut warna biru. Kau membuka jendela. Jendela yang katanya akan ia bangun sejuta agar cahaya menyentuh lelap tidurmu itu menyapa lelaki itu lebih dulu. Kau terduduk di sampingnya, mencuri sekecup-dua kecup suhu tubuhnya. Dan lelaki itu membuka mata karena dibangunkan perempuan rasa embun pagi, perempuan yang hidup di mimpinya semalam, kemarin, dan hari-hari sebelumnya saat takdir kalian masih misteri.

Dalam remang kamar tidurmu kau menyadari. Mimpimu tak pernah sulit dan terlalu tinggi. Tak ada bayangan akan keliling dunia atau jadi bos di gedung berlantai lima puluh dua. Kau cuma punya halaman dengan pohon buah dan tanaman obat, rumah sederhana bercat kuning dengan sejuta jendela, juga lelaki yang setia mencintaimu. Kelak rumah itu akan punya anak-anak yang gemar lari-lari dan mendengar dongengmu, anak-anak dengan nama yang kau dan lelaki itu sepakati, anak-anak yang kau dan lelaki itu sebut buah hati.

Malam sudah larut dan kau tersenyum. Dalam remang kamar tidurmu kau bahagia bermimpi dengan mata terbuka.

📷: @ditobudiman https://www.instagram.com/p/CoHGfn-LDAG/?igshid=NGJjMDIxMWI=

Avatar

Menikah, katanya, adalah tentang memilih masalah.

Kalimat itu kubaca bertahun-tahun lalu, saat belum punya pikiran tentang menikah, saat belum punya pacar malah. Kalimat itu diikuti dengan penjelasan bahwa saat memilih pasangan, sebenarnya kita sedang memilih masalah. Menikah tidak menjadikan manusia otomatis setia, bertanggung jawab, rajin bekerja, romantis, cinta keluarga, dan sifat-sifat lain yang kita harapkan ada. Jadi jangan berharap menikah akan menjadi solusi untuk segala kebiasaan buruk pasangan kita.

Pernah suatu kali, aku yang sedang overthinking mengeluhkan kekhawatiran dan keraguan atas segala tanggung jawab, beban, dan ekspektasi pernikahan. Kamu menjawabku ringan bahwa tak akan ada yang berubah dari segala yang ada saat ini. Kalimat sederhana yang membuat beban tak kasat mata di pundakku terangkat sempurna. Yang saat itu baru kusadari adalah bahwa di atas segalanya, yang paling penting adalah dengan siapa aku bersama: kamu, masalah yang secara sadar kupilih. Yang dengan keentenganmu itu membuatku yakin bahwa aku, yang juga adalah masalahmu di masa depan, diterima apa adanya.

Menikah ternyata juga adalah tentang dua orang yang tidak berhenti berusaha saling menerima.

https://www.instagram.com/p/CfSpIxDPa0T/?igshid=NGJjMDIxMWI=

Avatar

Merah seragam bolamu sekarang jadi warna tiap Seninku. Selasa adalah tentang camilan malam dan kita yang sampai larut sibuk memilih mau nonton film apa. Paginya aku mengingatkanmu bahwa ini baru hari Rabu, bukan batik yang mestinya kau kenakan hari ini, melainkan rompi biru atau seragam cokelat dengan celana jeans atau chino yang selalu sengaja kau padankan warnanya. Kamis adalah tentang kita yang sudah bermimpi kencan di mana Sabtu nanti: makan enak, nonton film, atau tersesat di toko pakaian dan lautan diskon sekali lagi. Jumat adalah saat yang tepat untuk jatuh cinta, setidaknya karena kau berdandan dan wangi sekali. Kemudian Sabtu, hari ketika mimpi kencan kadang jadi nyata, kadang berakhir seperti Selasa.

Namun, kutemukan Minggu di sela-sela Senin sampai Sabtu. Ciuman ringan di kepala atau lengan, rayuan manis demi punggung dan kakimu kuolesi hot cream yang kemudian membakar tanganku, hangat tanganmu yang menjadi obat sakit perutku, atau lebar senyumanmu tiap aku menyiapkan teh hangat adalah Minggu. Matamu yang bicara lantang tentang sayangmu buatku adalah Minggu.

Pelukanmu yang menjadi tempat liburan favoritku adalah Minggu.

https://www.instagram.com/p/CeARwsWv4Xp/?igshid=NGJjMDIxMWI=

Avatar

“Kalau perempuan paling tidak suka dengan laki-laki yang kasar dan pemalas, menurutmu laki-laki paling tidak suka dengan perempuan yang bagaimana?” tanyaku sore itu. “Demanding,” kamu menjawab tanpa ragu. Aku tertawa, “Aku nggak banyak nuntut kan?” Kau memundurkan kepala, dahimu berkerut, “Kamu nggak sadar dulu kamu demanding banget, ha?” tanyamu. Aku tertawa.

Kisah cinta yang belakangan tampak romantis dan uwu-uwu ini melalui cukup banyak drama dan gonjang-ganjing di awal ceritanya. Aku yang punya trust issue sering rewel minta dikabari. Kamu yang tidak multitasking males dicereweti. Ya gitu, aku dituduh demanding, kamu kutuduh tak peduli. Kawan kita bahkan pernah mengusulkan bahwa kita mestinya putus dulu untuk tahu seberapa berharganya kita bagi satu sama lain. Meski usulan itu kita pertimbangkan, entah karena dendam atau karena pembuktian pada entah apa, usulan itu tak pernah terjadi. Cinta yang keras kepala ini ternyata menemukan jalan, ternyata tahu bagaimana caranya bertahan.

Kita bertransformasi: Aku yang dulu suka cerewet minta dikabari, sekarang tidak lagi. "Itu kan karena treatment aku," kau berbangga. Namun, kamu yang dulu cuek dan kelihatan tidak peduli juga sekarang tidak lagi. "Nah itu karena treatment aku," kubilang. Kita berdua tertawa. Kita tahu betul bahwa ini berlaku timbal balik: aku belajar percaya dan kamu belajar peka. Kemudian kita mendewasa bersama, dari dua orang yang sering bersikeras dengan ego sendiri, jadi dua orang yang masih bersikeras dengan ego, kadang, tapi tiap malem bilang sayang. ❤️

@30haribercerita

#30haribercerita

#30hbc2212 https://www.instagram.com/p/CYopc8KPk-b/?utm_medium=tumblr

Avatar

Aku pernah ditanya suatu hari, apa nggak takut nyesel bebucinan sebegini? Sosial media sekarang sudah seperti jendela, tempat kita merasa bisa lihat segala kehidupan orang yang entah siapa. Bagaimana jika ceritanya tak berakhir baik seperti yang diinginkan, sedangkan orang-orang sudah kadung menyaksikan?

Pertanyaan itu kuterima, kutelisik, apa pernah ada kekhawatiran akan penyesalan suatu hari karena apa yang kurasakan saat ini? Surprisingly, enggak. Aku menulis apa pun yang kurasakan dan ingin kuingat. Dipikir-pikir, kalaupun suatu hari aku menyesal, ya kuhapus saja, aku tak punya kekhawatiran itu akan memalukan. Manusia kan belajar dan bertumbuh. Yang terjadi kemarin adalah segala yang membuatku jadi aku yang sekarang. Tapi ya nggak apa-apa. Apa pun yang kutulis adalah perasaan yang nyata, ya kurayakan dengan merangkainya jadi kata-kata.

Kemarin aku bertanya padamu, "Kamu kan punya kekhawatiran pada orang-orang yang bucin bego. Aku kan bucin ya, apa ga apa-apa?" Kamu tertawa, "Gak apa-apa," katamu. "Gak apa-apa selama bucinnya ke kamu, ya?" Sambil menaikkan alis, kamu mengangguk. ❤️

@30haribercerita

#30haribercerita

#30hbc2211 https://www.instagram.com/nawangrizky/p/CYnIoT-PuAW/?utm_medium=tumblr

Avatar

Ada sebuah waktu berhenti dalam ingatanku. Radix, 2015. Kamu yang baru pulang dari Jakarta mendatangiku yang baru pulang kerja. Kita naik angkot berdua dari Padalarang sampai di Cibabat. Hari itu pertama kali kuperhatikan bagaimana lututmu bertabrakan dengan milikku di angkot yang sesak dan sempit itu.

Aku lapar, tapi kau ingin potong rambut. Kau mempersilakanku pesan duluan dan menunggumu di KFC saja. Kubilang aku mau ikut kamu, bahkan bila itu artinya makan malamku tertunda. Kau mengalah, kemudian membiarkanku menunggumu.

Malam itu waktu bergerak lambat. Sementara kau dipijat dan dipotong rambutnya, aku menunggumu sembari menulis. Samar-samar sebuah lagu diputar di radio: I woke up in tears with you by my side. A breath of relief, and I realized no, we're not promised tomorrow. So I'm gonna love you like I'm gonna lose you. I'm gonna hold you like I'm saying goodbye. Wherever we're standing, I won't take you for granted 'Cause we'll never know when, when we'll run out of time. So I'm gonna love you like I'm gonna lose you. 🎶

Iya, saat itu, kuputuskan akan mencintai seperti itu: memilihmu hari ini dan berusaha untuk melakukannya tiap hari. Sebenar-benarnya, sejelas-jelasnya.

@30haribercerita #30haribercerita #30hbc2210 https://www.instagram.com/p/CYki7gov9lP/?utm_medium=tumblr

Avatar

“Hubungan harus dibangun oleh dua hal: rasa sayang dan kesediaan,” katamu. Aku menyela, “Aku pernah bertanya padamu suatu kali, lebih mudah yang mana: menjadi baik atau bertanggung jawab? Kau bilang lebih mudah bertanggung jawab,” ujarku sambil mengangkat bahu. Matamu mendongak untuk menjawab, “Kalau hubungan mau panjang, dua-duanya harus jalan beriringan. Tapi di atas itu semua, yang paling penting tetap kesadaran.”

“Cinta bisa bodoh dan kerelaan bisa buta kalau tidak diiringi kesadaran. Sadar seberapa kadar sayang yang kita miliki, sadar seberapa mampu kita untuk dapat bersedia tanggung jawab,” katamu lagi. Aku mengangguk sepakat. “Jika sadar pada dua hal itu, kita nggak akan ngeluh karena sadar bahwa cinta bisa redup dan tumbuh; bahwa kesediaan bisa terbatas oleh keadaan. Makanya menurutku,” mata cokelatmu yang serius sekali itu menatapku, “keputusan untuk hidup bersama sebaiknya tidak diambil saat kita sedang cinta-cintanya. Jangan sampai keputusan itu diambil saat sedang emosional, mestinya ya keputusan logis pakai logika.”

Ada pertanyaan di benakku yang rasanya terlalu memalukan untuk dicetuskan. Tapi sebelum aku berani bertanya, kamu memberi jawaban, “Keputusanku untuk akhirnya memilih kamu kusadari betul-betul,” katamu lagi, “makanya aku harap kamu juga sadar soal keputusanmu milih aku.”

Sorot tatapanmu kubalas senyum.

Ah, sayang, bucinku tidak cuma sadar, tapi juga sengaja.

@30haribercerita #30haribercerita #30hbc2209 https://www.instagram.com/p/CYjgxBmPkje/?utm_medium=tumblr

Avatar

Jika ada tempat yang akan selalu rindu kudatangi berkali-kali, jawabannya pasti rumah. Tempat di mana bisa kutemukan bapak, ibu, mbak tya, dan rian. Tapi seperti yang Pidi Baiq katakan, ternyata itu bukan perihal geografis, lebih jauh, ia melibatkan perasaan. Home is where your heart is, katanya, jadi entah sejak kapan, kamu masuk sebagai definisi rumah dalam kamus hidupku.

Jemarimu adalah tumpukan jemuran yang baru diangkat ibu: wangi matahari, hangat, tempat jemariku riang tersesat di antaranya. Matamu adalah teh bapak di meja makan yang disiapkan ibu tiap bapak pulang kerja, sengaja kucuri berkali-kali karena hangat dan manis sekali. Bahumu adalah tangga-tangga rumahku yang tak lelah kudaki tiap hari untuk bisa rebah di kamarku yang tinggi seperti menara. Dadamu ranjang, dekapmu guling dan selimut, tempatku tak habis melamun hingga ketiduran. Senyum dan tawamu adalah suara cekrek penanak nasi, kepul asap dari panci berisi sop, desis gorengan kepala ayam dan tahu, dan ulekan sambal buatan ibu yang kunanti di hari hujan yang panjang dan melelahkan. Gabungan yang entah kenapa dibayangkan saja pun menyembuhkan. Adamu adalah kakak dan adikku yang jadi suara dan nyala bagi rumah yang dinding dan atapnya dibangun bapak ibu penuh cinta.

Kamu adalah rumah yang tak kusangka akan kurindukan. Tempat yang jika kugenggam, aku merasa tak kekurangan apa-apa.

@30haribercerita #30haribercerita #30hbc2208 https://www.instagram.com/p/CYg9g5ovLTf/?utm_medium=tumblr

Avatar

Baik aku maupun kamu menyadari bahwa hubungan yang awalnya cuma kita berdua ini, kelak akan menyebar lebih luas dan melibatkan lebih banyak orang lagi: keluarga, teman-teman, lingkungan. Belakangan ini aku merasa takjub betapa banyak orang yang sayang kita, betapa kita diberkahi, betapa kita tak boleh lupa dan tak habis bersyukur soal ini.

Tapi pikiran itu kemudian mengingatkanku pada film Sex and The City, saat ketakutan Mr. Big atas komitmen tiba tepat di hari Carrie membutuhkannya. Padahal Carrie berkali-kali meyakinkan, ini tentang kita berdua. Ceritanya happy ending, tentu saja. Meski fiksi, aku ingin percaya cinta akan menemukan jalannya.

Itu film dramatis yang membuatku menyadari, bahwa sebelum segalanya, yang mesti kita rawat dan jaga lebih dulu adalah kita sebagai individu. Jangan lupa untuk saling sayang dan saling peduli. Aku meyakini, apa-apa yang di luar kita ini akan hijau dan asri jika segala yang kita punya terpelihara penuh cinta.

@30haribercerita #30haribercerita #30hbc2207 https://www.instagram.com/p/CYb04s-v9TG/?utm_medium=tumblr

Avatar

Jika ada satu hal yang paling kusuka dari kamu, itu adalah kemampuanmu jadi teman diskusi yang menyenangkan buatku. Kurasa itu poin yang kausuka dariku juga. Waktu kita bertemu pertama kali, kita bicara panjang lebar dari patah hati sampai Tuhan dan agama. Di pertemuan berikutnya kita mengobrol soal kokologi hingga puisi. Kamu penyimak dan pembaca yang baik untuk segala suara dan kata-kata yang kusampaikan dan aku penggemar segala cerita dan emosi yang berani kautumpahkan.

Kau pernah marah besar suatu kali karena aku serampangan berpendapat padahal tak tahu apa-apa. Saat badaimu reda, kubilang dengan lantang aku tak suka nadamu bicara. Di lain hari kau mengeluhkan pertanyaan bodohku, hari berikutnya giliranku menertawakan komentar tak bermutumu. Meski begitu, pada akhirnya kita cuma dua orang yang senang saling bicara dan berbagi cerita. Kamu sobat berdebat dahsyat sekaligus rekan diskusi ringan dan remah-remah. Kita akan bicara segalanya: dari kenakalan di masa muda hingga pesan ustaz di pengajian tentang surga dan neraka. Kelak obrolan kita mungkin cuma terdengar seperti radio yang mengulang-ulang kisah pengalaman dan kenangan. Yang disampaikan dengan semangat, padahal juga sudah samar-samar diingat.

Bahkan jika kelak hari itu tiba, aku yakin kita tetap jadi penyimak dan penggemar cerita satu sama lain. Meski mungkin nada tinggi, kalimat tegas, sering skip dan lupa, kadang ngegas, menguap, bahkan ketiduran, tak bisa dihindarkan. Tak apa, selama denganmu, jadi tua dan klise bagiku tetap seru.❤️

@30haribercerita #30haribercerita #30hbc2206 https://www.instagram.com/p/CYY_GA4l99K/?utm_medium=tumblr

Avatar

Cinta yang tepat akan membawa kita pada perasaan-perasaan yang baik. Asumsi itu yang kuimani saat mengenalmu pertama kali, asumsi yang kini terbukti. Kamu tidak menawarkan cinta seperti api yang menggebu atau dingin yang menggigit. Kamu tidak pula menjanjikan cinta yang dalam atau tinggi. Kamu adalah dekap yang dekat, kamu adalah sejuk dan hangat, kamu adalah sesuatu yang sederhana sekaligus nyaman yang tak henti kucari.

Kemarin, kawanku berkomentar, foto-foto kita tak memberikan kesan apa pun selain kesan bahwa kita sangat bahagia, saling jatuh cinta, dan sekadar ingin bersama.

Kurasa itu kesan yang timbul atas perasaan-perasaan baik kita. Perasaan yang lahir dan tumbuh atas hubungan yang kita bangun berdua. Persis seperti apa yang aku inginkan, tepat seperti apa yang kita harapkan, dan itu menyenangkan! ❤️

#30haribercerita https://www.instagram.com/p/CYWQFyUl9hZ/?utm_medium=tumblr

Avatar

Manusia punya banyak topeng, katamu. Situasi menentukan peran mana yang dijalani, peran menentukan topeng mana yang dikenakan. Topengmu kebanyakan berwajah datar, tempat sembunyi banyak ekspresi dan emosi. Topengmu juga punya mata yang pandai menilai dan siap menghakimi. Itu topeng yang paling banyak kaukenakan, topeng yang paling banyak dikenali.

Meskipun begitu, dari segala topengmu yang kau izinkan untuk dunia saksikan, di depanku kau bersedia jadi tembus pandang.

Kau mungkin bukan laki-laki paling lucu, tapi sekecil apa pun usahamu untuk membuatku tertawa tak pernah keliru. Kau mungkin bukan laki-laki paling ramah, tapi tulus dan murah hatimu tak akan pernah bisa dibantah. Barangkali subjektif memang. Tapi, Sayang, apa pun rupa dan warna topengmu, bagiku kau indah karena kacamataku cinta, sudah.

#30haribercerita https://www.instagram.com/p/CYSWrGaPk2N/?utm_medium=tumblr

You are using an unsupported browser and things might not work as intended. Please make sure you're using the latest version of Chrome, Firefox, Safari, or Edge.