Avatar

Ad astra per alas fideles

@frizalvp / frizalvp.tumblr.com

i'm not an angel, but i'm not so bad
Avatar
reblogged
“Apa-apa yang membuatmu takut dan khawatir, lepaskan saja, jangan digenggam erat.”

Kita patut belajar keikhlasan dan ketawakalan dari Ibunda Nabi Musa As. Ketika Nabi Musa As masih bayi merah, baru saja lahir, terdengar kabar dari seluruh penjuru negeri bahwa bayi laki-laki yang lahir dari Bani Israil pada tahun itu harus dibunuh. Maka gundah gulana hati Ibunda Nabi Musa As. Takutnya memuncak, khawatirnya menjulur di sekujur tubuhnya. Namun apa yang Allah perintahkan? Melarungkan Nabi Musa kecil ke sungai. Melepaskannya atas dasar tawakal kepada Allah.

Lantas Allah menfirmankan dalam Al Qur’an Surat Al Qashas ayat 7 

“…Dan janganlah kamu khawatir dan janganlah (pula) bersedih hati, karena sesungguhnya Kami akan mengembalikannya kepadamu, dan menjadikannya (salah seorang) dari para rasul.”

Apa-apa yang membuatmu khawatir, lepaskan dan bertawakallah pada Allah. Laa takhaf wa laa tahzan. Ia akan kembali kepadamu dalam keadaan yang lebih baik.

*disadur dari kajian tematik Ustadz Budi Ashari

Avatar
reblogged
Avatar
dentykusuma

Tantangan Allah

oleh Pak @deddinordiawan
Katakanlah: “Terangkanlah kepadaku jika sumber air kamu menjadi kering; maka siapakah yang akan mendatangkan air yang mengalir bagimu?”
(Q.S. Al Mulk:30)
Allah menantang kita. Siapa yang mampu menjadikan air mengalir jika sumber air kering? Ini pertanyaan retoris, yang tentu saja jawabannya Allah.
Air. Satu aspek ini saja yang Allah matikan, habislah riwayat kehidupan manusia. Manusia mutlak membutuhkan air. Dan melalui satu surat saja, Al Mulk ayat 30, Allah menunjukkan Kemahakuasaannya. Allah ingin memperlihatkan pada kita bahwa kita tak bisa sombong sama sekali.
Kita ini nol. Zero. Tidak ada apa-apanya kecuali dengan pertolongan Allah. Manusia berhasil masuk surga pun bukan karena banyaknya amal, tetapi karena rahmat dari Allah. Salah satu yang membuktikan bahwa kita ini zero adalah seringnya kita berdoa.
Jika kita masih jarang berdoa, berarti kita masih merasa ada, belum menjadi zero. Kita masih mengandalkan eksistensi diri. Bahwa kita bisa melakukan sesuatu. Bahwa kita bisa mengonsep hal baru. Bahwa kita bisa memikirkan hal lain, tanpa pertolongan Allah. Jika begini, kita masih bersandar pada diri sendiri.
Rasulullah berdoa saat tali sandalnya putus. Musa a.s. berdoa saat lalat hinggap di hidungnya. Para rasul Allah tersebut benar-benar melibatkan Allah dalam setiap urusan mereka, sekecil apa pun. Mereka tahu, meski hal tersebut kelihatan kecil, jika Allah tak ridha, maka perbuatan itu mustahil terjadi.
Doa bukanlah penutup ikhtiar. Bukan dilakukan setelah kita berpeluh, ke sana-ke mari atau berikhtiar segala rupa. Doa melekat dengan setiap aktivitas kita: di awal, tengah, dan akhir. Ia membersamai hidup kita. Boleh dibilang, kita bernapas pun sambil berdoa, saking tak terpisahkannya kita dari doa.
Renungkan doa dalam shalat dhuha yang sehari-hari kita baca: Allahumma innadh dhuhaa a dhuhaa uka.. Ya Allah, sesungguhnya dhuha ini adalah dhuha-Mu. Perhatikan: “dhuha-Mu”. Maka “dhuha-Mu” melingkupi semua hal yang ada di dalamnya: atmosfernya, langitnya, suasananya, pohonnya, mobilnya, doa yang dipanjatkan di dalamnya, semuanya. Ini dhuhanya Allah. Maka, jika lisan kita hafal sekali merapal doa ini saban dhuha, kita sadar bahwa kita dan seluruh alam semesta ini berada dalam genggamannya Allah.
Pribadi yang zero, yang menyandarkan dirinya hanya kepada Allah, bukan berarti pesimis dan minder. Justru, pribadi ini adalah mereka yang percaya bahwa kemustahilan itu tiada jika kita selalu “berjalan” bersama Allah.
Avatar
reblogged
Avatar
ummufaqyh

Seseorang bertanya dengan isak tangis yang tak terbendung "Apakah Allah akan menerimaku dengan dosa yang menumpuk setinggi gunung? Apakah Allah akan memaafkan semua dosa yang manusia saja jijik mendengarnya?"

Hatiku pilu mendengarnya "My dear, kau tahu apa yang lebih besar dari dosa-dosa yang telah kau perbuat? Yaitu ampunan Allah"

Dan tiba-tiba teringat satu ayat yang membuat hatiku merasa sejuk

“Katakanlah: Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus-asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. az-Zumar: 53)

***

Benar duhai Rabbku :') jika bukan kepadaMu kami berlari memohon ampun. Lantas akan kemana lagi kami?

Hujan || @khadijah1998

Avatar

Matahari

Tahu sulitnya menjadi aku ketika kau menjadi matahari?
Aku yang mau tidak mau harus bertemu denganmu setiap hari. Meski malam kelam, esok kau pasti datang. Mustahil menghindarimu sekalipun aku pindah ke bulan.
Setidaknya aku belajar banyak hal. Aku belajar bagaimana menghadapimu saat pagi tiba. Saat kita mau tidak mau harus berjumpa. Meski harus menenggelamkan perasaan di dasar lautan. Kau mungkin tidak tahu bagaimana tertekannya perasaan itu di dalam laut sana.
Lalu, aku juga belajar bagaimana menghadapimu saat kamu pergi di sore hari. Aku belajar bagaimana rindu tidak membuatku menjadi mati. Menghabiskan malam tanpa tidur dan mimpi indah hanya karena pertemuan siang tadi.
Seperti itulah menyimpan perasaan.
Aku belajar bersiasat. Bertemu denganmu seolah tidak terjadi apa-apa. Kau mungkin tidak tahu, aku kadang sedih saat langit bersekongkol menggagalkan pembicaraan kita. Tapi aku menjadi belajar. Mungkin memang sebaiknya tidak perlu terjadi pembicaraan. Apa aku minta saja langit membuat hujan gelap sepanjang tahun?
Seperti itulah kiasan yang bisa aku jelaskan ketika aku bertemu denganmu. Aku tidak mungkin menghindarimu saat kamu menjadi matahari. Tapi aku belajar bagaimana caranya menghadapimu, juga mensiasati perasaanku.
Sampai kapan kau akan menjadi matahari seperti itu?
Temanggung, 3 Maret 2014 | ©kurniawangunadi
?
Avatar
reblogged
You may believe that you are responsible for what you do, but not for what you think. The truth is that you are responsible for what you think, because it is only at this level that you can exercise choice. What you do comes from what you think.

Marianne Williamson (via purplebuddhaproject)

Avatar
reblogged
Avatar
later-alter

what is importance? is make we forgot little happiness which actually more important than anything?

sometimes, we called important on bussiness, activity, money and we reach it always. yaaaa doesnt matter sih, tapi we must know that, “we cant do everything we want. we can only do thing we need.”

more important rather than our wealth are; family, friends and their happiness.

source image : facebook

Avatar
reblogged
When you remember me, it means you have carried something of who I am with you, that I have left some mark of who I am on who you are. It means that you can summon me back to your mind even though countless years and miles may stand between us. It means that if we meet again, you will know me. It means that even after I die, you can still see my face and hear my voice and speak to me in your heart.

Frederick Buechner  (via purplebuddhaproject)

Avatar
reblogged
I promise you I will try harder to be better. I have battled with things inside me for longer than you know; I do not know what they are or why they are there, I only know that they feel manageable, defeatable, when I am around You.

Tyler Knott Gregson (via purplebuddhaproject)

Avatar
reblogged
Avatar
andinavika
Menikahlah Nak manakala dirimu sudah benar-benar siap. Siap di sini bukan hanya faktor usia, pendidikan dan finansial. Tapi benar-benar siap menerima orang lain untuk menjadi bagian dari diri kita. Seperti daging dengan darah. Ilmu mengenal diri harus benar-benar diamalkan.Kalau kita seorang pencemburu, posesif, sangat mengagungkan privasi, jangan menikah dengan aktifis populer dan relawan yang murah hati lapang segala.Jika kita seseorang yang mau benar sendiri tak mau dibantah, jangan bermimpi punya pasangan cerdas, dan sehat yang pastinya kritis. Banyak orang sesumbar ingin punya pasangan shalih/shalihah, cerdas, sehat, kaya, pemurah, dari keluarga “Intelek” dsb..dsb. Lalu setelah menikah stress sendiri karena tak mampu mengimbangi gaya hidup orang “Intelek” karena masih suka sembarangan. Jadi ya mari mengukur dan memantaskan diri.Pernikahan bukan “Kamar Sakti” yang membuat orang berubah. Jadi jangan bermimpi setelah menikah bisa merubah pasangan. Yang paling bisa kita lakukan hanya penyesuaian, pemaafan, dan pengikhlasan yang tiada akhir Karena nenek moyang kita dari jaman baheula sudah berulang-ulang mengingatkan, bahwa cinta adalah pengorbanan. Terdengar sangat klise. Namun sangat benar adanya.

Bunda Tatty Elmir (Founder Forum Indonesia Muda, ASA Indonesia)

Avatar

Mental Illness Recovery Series

Links for stories # 1-15

Links for stories # 16-20

Links for stories # 21-25 

Story # 26  Major Depression / Anxiety

Story # 27  Schizoaffective Disorder / Bipolar Type II

Story # 28 Depression

Story # 29  Major Depressive Disorder / BPD / Dysthymia / Anorexia / Bulimia

Short Stories # 30 & 31  Panic Disorder / Depression / Bipolar Disorder

Story # 32  Schizophrenic Depression

Story # 33  Chronic Depression

Story # 34  Depression / GAD

Story # 35 Bipolar Disorder

Avatar
reblogged
Avatar
tobeagenius

Part 2 of our Pyschology of Christmas series explores how colour affects the way we subconciously percieve things, in particular; gifts.

Avatar
reblogged
Avatar
prawitamutia

kata ajaib

aku katakan kepadanya, “di antara tiga kata ajaib, tolong adalah yang terbaik, terima kasih adalah yang lebih baik, dan maaf adalah yang baik.

sebab tolong berarti pengakuan bahwa kita membutuhkan dan bahwa kita percaya seseorang mampu memenuhi kebutuhan kita. sebab terima kasih berarti kebersyukuran atas sebuah kehadiran atau kebaikan, berarti ketulusan dan keutuhan menerima. sebab maaf berarti kesadaran bahwa ada yang lebih penting daripada ego diri, yaitu menjaga hubungan.

pada dosis yang sedikit saja berlebihan, maaf bisa jadi kurang baik. maaf dapat juga berarti pengakuan kesalahan–yang meskipun ditutupi dengan rapi oleh lisan, tetap terungkap dengan sangat jujur oleh hati.”

hanya ada Satu yang berhak dimintai maaf tanpa bosan. hanya ada Satu yang kepada-Nya, apalagi yang paling utama diminta selain ampunan?

You are using an unsupported browser and things might not work as intended. Please make sure you're using the latest version of Chrome, Firefox, Safari, or Edge.