Avatar

LOLΛ

@catatanbesarku / catatanbesarku.tumblr.com

Trilola Virginia Devino | 17th of August '94 | Married | @hailols
Avatar
Yang Harus Diperbaiki

beberapa waktu lalu lagi booming kan pembahasan supaya ga pamer hampers, atau hampers cuma dikasi untuk yg berpunya. padahal banyak orang lain yg membutuhkan tapi dikasinya malah sembako seadanya.. naah sejujurnya pembahasan kaya gitu tuh lumayan menyita pikiranku😅

aku sebagai yang juga penerima hampers merasa bingung dan tertahan buat share pemberian dari rekan rekan. ikutan merasa bersalah kalo share :’) karena disatu sisi aku setuju bab “membuat orang sedih dengan kita bagikan kepunyaan kita”

aku paling khawatir dengan hal itu. paling menghindari hal hal yang mendatangkan kepiluan bagi orang lain.

tapi, aku juga berusaha mengerti,

perasaan manusia lain adalah sesuatu yang tidak bisa aku kendalikan.

mungkin dicegah bisa, misal dengan berusaha memperhatikan hal hal yang nampak kayak tutur kata, timing, cara, atau gesture. tapi kalo maksa orang untuk ga sedih, ini sungguh perkara yang berat.

orang sedih liat hampers kita tu sebabnya boleh jadi banyak. misal dia habis dimarahi atasan, barusan kesenggol sudut meja, sedang kehilangan dompet, atau musibah lainnya yang menuntun kondisi hatinya ga baik baik aja. akhirnya liat apa aja tu bawaannya mellow dan bete.

dari dulu aku juga ngerti kalo hubungan dengan manusia (hablumminannaas) itu rumit. lebih mudah rasanya mengurusi habluminallaah karena Rabb kita sudah memahami semua keadaan. tanpa kita perlu repot repot menjelaskan. adab dan cara yang baik justru dinilai pahala oleh Allaah sebagai upaya kita bersikap baik kepada Dzat Pencipta.

dan bagiku, instead of thinking bahwa orang pamer, gimana kalo orang itu hanya berusaha mensyukuri pemberian Allaah melalui si pemberi? gimana kalo ternyata dugaan pamer itu hanya sebatas prasangka kita yang keliru. mungkin kan kalau ternyata hati kita yang bermasalah, bukan orang lain.

lagilagi perkara hati, adalah sesuatu yg ghaib. yang diluar batas nalar kita. melampaui bentuk fisik bahkan keadaan lahiriah seseorang. paras yang tegas tak selalu berarti hatinya sombong. paras yang ayu tak juga berarti hatinya pasti bersih. sekerat daging itu betul betul tak bisa ditebak. mudah berbalik dan berubah.

pada akhirnya kita semua ini manusia. lemah dan punya banyak salah. we’re all humans with flaws and mistake. karenanya, keraslah pada diri kita; dalam perkara niat.

kita share buat apa? caranya gimana? bagaimana tutur kata kita saat menampakkannya? ini tugas utama kita sebenernya.

aku bantu contohkan niat niat baik ketika membagikan pemberian, mudah mudahan berguna bagi kita yang memposting. atau saat kita melihat orang lain diberi, ini juga aku harap membantu kita mudah mengedepankan prasangka baik.

contohnya:

- berniat menampakkan kebaikan seseorang. mungkin dia sempat tercoreng nama baiknya, atau ada yg tidak mengenal orang baik seperti dia.

- berniat mensyukuri pemberian Rabb kita. mungkin hari itu kita sedang butuh sesuatu lalu Allaah berikan melalui orang lain. karenanya kita bersyukur. atau mungkin hari itu kita sedang bersikap kurang ajar pada hak hak Allaah tapi Allaah malah memberikan kita kebaikan, ini jadi membuat kita malu dan makin bersyukur pada pemberian Allaah melalui orang itu

- berniat tahadduts bin nikmah. ini sama dg yg diatas. intinya kita boleh menyembunyikan atau menampakkan nikmat yang Allaah berikan. kita mengabarkan pada orang orang bahwa kita punya Rabb Yang Maha Pemurah. yang benar benar memelihara kita dan menjamin segala keperluan hambaNya. kita mengabarkan bahwa kita adalah ‘abdurrahiim.. hamba dari Yang Maha Penyayang :’) kita berharap dengan ini orang orang yang terbersit menyepelekan Rabb kita, mudah mudahan jadi sebab taufiq dan hidayah untuknya.

- berniat jadi sebab orang berdoa untuk mendapatkan nikmat yang lebih baik. kita mungkin lupa kalo kita liat orang diberi nikmat, maka kita dianjurkan mengucapkan doa:

‎اللّٰهُمَّ زِدْهُ مِنْ فَضْلِكَ وَأَعْطِنِيْ أَفْضَلَ مِنْهُ

ALLAHUMMA ZID HU MIN FADHLIKA WA A’THINII AFDHALA MINHU

ya Allaah, tambahkanlah karunia-Mu kepada saudaraku tersebut dan berilah aku karunia yang lebih utama (baik) darinya.

ini menunjukkan bahwa kita boleh meminta lebih dari yang Allaah berikan pada orang lain. lihatlah betapa agama kita juga dibangun diataskan kasih sayang :’)

- berniat mengabarkan pada hamba lain bahwa kita dalam keadaan baik baik saja. agar orang tidak khawatir atau merasa kita dalam keadaan butuh ditolong. ini sikap yang mulia bila ternyata sebenarnya saat itu kita sedang susah dan kesulitan. yang hari ini posting hampers/pemberian, belum tentu tak punya masalah atau ujian sendiri.

- berniat mensyukuri pemberian orang dengan upaya terbaik. doa doa, menyempatkan tag, menyempatkan share, itu semua tidak mungkin tidak tercatat selama dalam perkara baik.

- terakhir, berniat menjadi sebab perantara rezeki atau kebaikan bagi si pemberi. mungkin diantara viewers kita ada yang sedang nyari pemberian serupa untuk diberikan pada orang lain, atau bila pemberi itu adalah seorang pedagang mungkin diantara sekian viewers kita ada yg sedang mencari penjual gamis/kue/printilan.

barangkali masih banyak potensi niat niat baik yg bisa diupayakan, tapi intinya, yang lebih utama untuk jadi perhatian itu adalah hati kita.

sebab, itu yg akan dihisab nanti. karenanya persoalan ini sebetulnya adalah perkara yang membinasakan kalau kita tak pandai mengelola yang di dalam dada. jadi.. tidak penting kalau kita dikira pamer. yang penting adalah apa yang kita niatkan, kemudian dibarengi dengan cara yang baik.

mudah mudahan tulisan kecil ini bisa menjadi sebab kebaikan dan memperkaya sudut pandang.

—hailols

Avatar

🌵Naseeha from Your SissyInDeen🌵

Bila pagi ini kelopak matamu masih terbuka dengan izinNya

lalu kedua kaki itu masih bisa melangkah untuk menyempurnakan wudhunya

walau barangkali hatimu masih pilu mengingat dosa dosa kemarin

maka bergegaslah dan sambut seruan shalat itu dengan riang hati

dan panjangkanlah ruku serta sujudmu

dan ingatlah nasihat penuh sayang dari teladan utama kita,

bahwa👇🏻

Rasulullaah ﷺ bersabda,

"Sesungguhnya seorang hamba apabila berdiri shalat, datang semua dosa-dosanya, kemudian diletakkan di atas kepalanya dan kedua bahunya, maka setiap kali ruku' dan sujud, jatuh berguguran dosa-dosanya."

(Shahih Al-Albani/Shahih Al-Jami' 1671)

Semoga hadist ini menjadi jalan untuk shalatmu yang kian khusyu dan bahagia

Dari sahabatmu, sissyindeen🎀

🎙t.me/sissyindeen

Avatar
reblogged
Avatar
jndmmsyhd

Jangan Menyamakan

Tidak akan bahagia mereka yang memakai standar bahagia orang lain, mereka yang mengcopy paste kebahagiaan orang lain dari sosial media instagram facebook atau sosial media lainnya. Maka tentukan standar bahagia versimu sendiri, tidak perlu mewah dan mahal, tidak perlu susah payah pergi jauh dan memakan banyak uang. Yang menjadikanmu sulit tenang dan bahagia adalah ketika kamu berpikir bahwa orang lain harus melihat kebahagiaanmu, orang lain harus mengapresiasi kebahagiaan yang kamu share di sosial media. Mulailah berhenti memanipulasi bahagia dengan mengharap like dan comment. Mulailah berhenti memperlihatkan semua agendamu dan semua kebahagiaanmu di sosial media. Karena bahagiamu sangat mahal jika harus semua orang melihatnya. 
Satu hal yang pasti, kehidupan nyatamu adalah penentu bagaimana kebahagiaanmu terbuat. Nyatanya, banyak dari mereka yang habis hingga ratusan juta hanya karena menyamakan standar orang lain, bahagia ? Tidak.
Mari menata bahagia masing-masing, membuatnya berharga dan mudah didapat. Terlalu sering menghabiskan waktu di social media hanya akan membuat keruh hati, mengotori pikiran, dan menyempitkan dada dan dompet, iya kan ?

Menata hati.

Avatar

Beberapa waktu yang lalu sempat diri ini merasa orang orang yang pernikahannya hebat, pasti istrinya luar biasa sekali menjaga suaminya. Mulai dari tokoh X yang sayang betul pada istrinya, sampai salah satu narasumber dalam sekolah online yang sedang Lola ikuti. Rasanya pasti ada resep hebat yang membuat cinta mereka begitu kuat merekat. Hingga detik menulis ini tersadar se sadar sadarnya. Bagaimana bila ternyata perekat cinta suami pd kita sama sekali bukan karena kita telaten merawat diri, becus mengurus rumah, dan pintar mengatur keuangan? Bagaimana bila mungkin sama sekali bukan karena kita satu prinsip, satu value hingga satu kufu yang membuat kita amat serasi dan harmonis dengan suami? Bagaimana pula bila yg membuat suami santun akhlaknya pada kita bukan karena komunikasi kita yang lancar maksimal dan saling terbuka? Bagaimana pula wahai diri bila ujungnya yang membuat suami mau mengalah dan bersabar dengan kebengkokan kita sama sekali tidak bersumber dari kehebatan kita menaklukkan hatinya? Bagaimana.... Bila ternyata perekat paling utama antara kita dengan suami bukan itu semua. Melainkan Allaah. Rabb kita. Pemilik hati kita dan suami. Penggenggam ubun ubun kita dan suami. Hanya dariNya lah turun rasa sakinnah ke dalam hati suami kita. Dari Allaah. Semua dari Allaah. Rasa sayang, perlindungan, kesabaran, dan cinta yang kita peroleh dalam rumah ini sama sekali bukan karena kehebatan kita. Tapi rizqminallaah. Rezeki dari Allaah.. Adapun sebab sebab diatas, hanyalah ikhtiar kita yang tak satupun pantas kita banggakan. Sudah berapa kali kita harus mengingat lekat lekat.... Kita sama sekali tak hebat dan kuat. Bahkan sekadar untuk bisa taat pun bukan karena kita yang hebat. Semua itu agar kita tak jumawa dan sombong di hadapan Allaah Agar kita terus merasa lemah dan selalu butuh Allaah untuk bersandar Agar kita ingat betul makna dzikir yang kita ulang ulang di pagi dan petang; tiada daya ya Allah sungguh kekuatan dan kekuasaan hanya milik Engkau. Inilah hamba yang lemah, terus meminta agar dijaga tetap rendah hatinya dan tak jadi hamba yang serakah. Tak meminta tanpa mau berpikir apa yang telah diberi. @lolanyunyu https://www.instagram.com/p/B4X1oafp8Au/?igshid=1pz6f4bouco33

Avatar

"Komposisi yang baik, pembuatan yang baik, bahan baku yang baik, tetap hakikatnya kita membutuhkan pertolongan Allaah, PetunjukNya dan penjagaanNya💛 Sebaik apapun dan sebagus apapun Toner ini ketika kita pakai, semuanya dari Allaah, karena Allaah. Laa hawla wa laa quwwata illaa billaah. " Nasihat Teh Chey pagi ini syahdu betul rasane 😭 mengingatkan teruuuus bahwa skincare yang kita pakai jangan sungguh jangaaan sampai bikin Tauhid kita berbelok. Tak boleeh menomorsatukan skincare, semahal atau sebagus apapun ia. Tak boleeeh, menuhankan hasil perawatan, secanggih apapun prosesnya. Semuanya adalah berkat izin Allaah Yang Maha Membuka. Allaah azza wa jallaa yang udah izinkan setiap sel sel dalam badan kita menerima zat dalam skincare kita. Allaah ta'ala pula yang sudah dengan teliti menjaga agar setiap ramuan dalam skincare kita itu menjadi baik dan menutrisi tubuh kita. Semua nya detail diperhatikan Allaah Yang Maha Teliti. MaasyaAllaah Allaahu akbar. @lolanyunyu Pic : Toner BnC bisa di order soon di @bncpadang_lola ya teman teman 💛💛💛 https://www.instagram.com/p/B33ZwpJJSfa/?igshid=if1a2djt9ytj

Avatar

Saat kita diberi oranglain, kita ingin betul agar kita diberi kesempatan yang sama oleh Allaah.

Rasanya bila jadi salah satu hamba yang Allaah pilih untuk bisa menolong orang lain itu salah satu nikmat yang lupa kita minta.

Saat isi isi doa kita barangkaliiiii berisi hanya keluhan

Ya Allaah hamba mau ini

Hamba mau itu

Kenapa Engkau belum kasih

Hamba butuh dana untuk itu

Kenapa begini kenapa begitu

Doa tak pernah salah, apapun isi pinta di dalamnya selama hal hal baik, tentu tak ada yg larang.

Bahkan para salafushshaliih, sepasang sendal pun mereka minta pada Allaah. Betapa mereka amat yakin dan dekat dengan Rabbnya

Tapi mungkin kita bisa sesekali menyelipkan pinta

Agar Allaah mau memberi kita kesempatan untuk bisa memberi lebiiiiiiih banyak

Sebab ternyata memasukkan kebahagiaan ke hati seorang manusia itu bisa menimbulkan jenis kebahagiaan yang lain

Rasanya saat kita berguna lalu hidup menjadi bermakna, ini tidak dusta belaka. Emang beneeeer kita rasanya bahkan lebiiiiih bahagia dari yang kita tolong.

Rasanya saat ada yang butuh bantuan, lalu kita bisa bantu, mengharukan sekali ternyataaaaa

Kenapa bisa lebih bahagia dan lebih haru?

Karenaaaa mengingat bhw saat itu Allaah pilih kita diantara hambaNya yang lain sebagai yang terpilih membantu orang itu

Entah pada berapa byk org itu meminta tolong, sebelum pada kita

Lalu dengan izin Allaah, pada kita, orang itu mendapatkan pertolongan

Tidakkah..... Yang demikian..... Membahagiakanmu, wahai hati yang sering terperdaya oleh dunia? :') Ditulis oleh lolanyunyu yg sedang terharuuuuuuuuuu

https://www.instagram.com/p/B3xKwX2pJmx/?igshid=50umsl8q084f

Avatar

Apa pernah terbersit ingin bebas seperti dulu? Kemana pergi tak khawatir.

Mau makan tinggal makan dengan tenang, menikmati suap demi suap lalu bisa duduk tenang setelahnya. Oh tak lupa tambah porsi sebab perut ini seringkali tak kenyang kenyang

Di kendaraan bebas bisa leyeh leyeh, sambil baca buku fawaid yang tadi terpotong atau melanjutkan stories tentang self development.

Dengan tanpa beban menyusun rencana perawatan bulanan, mengatur jadwal luluran, maskeran, serta anggarannya.

Berjalan ke pasar membeli susu kedele kesukaan sambil setelah itu singgah sebentar untuk keliling tepi muara sekadar menghirup udara sepoy sepoy.

Saat notifikasi grup muncul, betapa riangnya bisa segera menabung dan menyiapkan tanggal untuk ikut kelas workshop fotografi.

Lalu

Saat ini tak semudah itu.

Saat ini setiap langkah selalu ada dia.

Hampir tak pernah keluar rumah tanpa dia bergantungan di gendongan.

Sebab menitipinya.... sungguh diri ini tak sanggup bila terbersit di hati orang merasa kerepotan menjaganya walau sejenak.

Walau saat ini Bunda musti terburu buru hampir dalam segala kegiatan, sungguh Bunda tak merasa berat, Sayang. Dan semoga Allaah menolongku untuk tak merasa ini beban, selalu.

Sebab hati ini tak pernah rela mendengar tangisnya terlalu lama

Bila ditanya, tentu rasanya hampir hampir tak sanggup, tak kuat, dan berat. Tapi, diri ini percaya, tumbuh kembangnya adalah amanah yang amat tak main main. Padanya, ada bagian pertanggungjawaban Kami kelak.

Kami, dengan hati lapang dan bahagia, menerima dirimu, yaa bunayya.

Walau harus lelah, walau harus berkorban dan berjuang.

Tapi.. bukankah memang demikian tabiat dunia, Nak? Tempat lelah, tempat berjuang. Sama sekali bukan tempat istirahat.

Tumbuhlah menjadi wanita taat dan kuat.

Sebab kelak saat usiamu belum sampai dewasa, barangkali zaman telah kian berat. Sungguh kami harus siapkan bekalmu sedini mungkin.

@lolanyunyu

P.s : bentar lagi mpasi, tak ada ulang bulan untukmu tapi kami tak sabar ingin mengenalkanmu lagi pada pepaya manis eyang kakung di halaman rumah. Iya, lagi. Soale udah kecolongan nyicip 😂

https://www.instagram.com/p/B2Zm0MUJGQx/?igshid=1rmyth1srrw68

Avatar

Wahai jiwa jiwa yang butuh ditampar jiwanya dengan quotes quotes, selamat sleep 🤗 https://www.instagram.com/p/B2ZjLUEJwR-/?igshid=15ir8zrh1raab

Avatar

Anakku, kelak kamu InsyaaAllaah akan memahami bahwa ada beberapa keadaan dalam hidup kita ini yang hanya bisa dihadapi dengan sabar dan percaya dengan Qadar Allaah.. Sabarlah.. Shalatlah.. Dua solusi dari Allaah yang bila tidak dilihat dari kacamata iman, akan mustahil menjadi jalan keluar. Itulah sebab mengapa iman terasa berat. @lolanyunyu Pic : buku kesukaan kami @thegangoffur yg penuh nilai nilai tauhid https://www.instagram.com/p/B2M21CPl3m1/?igshid=1mtetayqs9bqg

Avatar

Kalo dipikir pikir, gimana cara kita mencerna bahwa nun jauh di sana, di pelosok daerah, tetap ada perempuan hamil dan menyusui yang secara material tak tercukupi seperti kita. Tak ada susu khusus menyusui Tak ada minuman dan vitamin booster Tak ada cemilan khusus ibu menyusui Paginya mereka bercocok tanam, mencari daun ubi buat direbus lalu dimakan bersama nasi dari periuk. Kadang bila musim panen tiba, bisa makan daging sesekali sudah jauh dari biasa. Jangankan me time ke salon dan spa, bagi mereka barangkali duduk di dipan teras sambil mengayak beras untuk makan esok, plus sesekali menyusui anak di atas dipan itu - yang kita anggap jauh dari kata steril- adalah waktu rehat bagi mereka. Tak ada jalan jalan, sebab hari harinya diisi dengan ladang, dapur, dan dipan. Bila kaki pecah pecah dan terasa perih sebab ke sawah sambil menggendong anak dg kain jarik, olesi sedikit minyak bekas penggorengan juga sudah baik. Tak lupa me-mention bhw kain jarik tadi adalah satu satunya. Tapi mereka tak kekurangan gizi dengan izin Allaah, sebab apa yg tumbuh di sekitar mereka itulah yang mereka makan. Mereka tak kekurangan syukur, sesekali bisa makan daging sudah berjuta rasanya. Rasanya mau menunduk malu pada mereka. Aku disini serba ada tapi syukur tak cukup cukup. Mencari jauh dari negara sana buah untuk perut padahal yang di halaman/kebun belakang barangkali juga sudah cukup. @lolanyunyu https://www.instagram.com/p/B1lE5XhpS3M/?igshid=1m5eoxsexuibm

Avatar

Kuliah 2: Memahami Karakter Anak ala Rasulullah

“Pendidikan yang keras dan kasar hanya akan menghilangkan kelapangan jiwa, melenyapkan semangat, menumbuhkan kemalasan dan karakter dusta, sehingga pada akhirnya dapat menimbulkan sikap licik. Jika hal ini menjadi kebiasaan dan akhlaknya, niscaya rusaklah nilai kemanusiaannya.”
– Ibnu Khaldun dalam buku Muqaddimah

Bismillaahirrahmanirrahim…

Artikel ini adalah lanjutan dari artikel Kuliah 1. In syaa Allaah akan ditulis berkesinambungan. Semoga bermanfaat. :)

Pada dasarnya, metode Nabawiyah menekankan aspek dasar pendidikan adalah dengan kelembutan. Meski demikian, pendidikan Nabawiyah pun tidak menafikan adanya hukuman, bahkan dengan pukulan. Hal ini agaknya berseberangan dengan teori psikologi Barat yang bahkan “mengharamkan” mengucapkan kata “jangan” pada anak-anak. Padahal Al-Qur’an telah berkali-kali merangkumkan kalimat larangan dan penegasan yang diawali dengan kata “jangan”.

Namun, penetapan hukuman dalam pendidikan pun harus dilakukan dengan tahapan. Jelas tidak dapat dibenarkan ketika ada anak yang berbuat salah, kemudian tanpa tedheng aling-aling sang guru maupun orangtua memukulnya dengan dalih mengikuti sunnah Rasul. Jelas tidak dapat dibenarkan menghukum dengan keras tanpa mempertimbangkan karakter anak maupun tingkat kesalahannya. (Tentang tahapan menghukum ini, in syaa Allaah akan saya ringkaskan pada artikel selanjutnya).

Pada artikel ini, in syaa Allaah pembahasannya mengerucut pada cara Rasulullah dalam memahami karakter anak. Rasulullah adalah suri teladan final dalam segala hal. Termasuk dalam hal mendidik anak. Saya begitu terkesima ketika mendengar kisah-kisah Rasulullah yang begitu lembut ketika membersamai anak-anak. Sungguh, beliau adalah seorang panglima dan punggawa di medan perang, namun di sisi lain, beliau pun telah menjadi pemenang di hati seluruh umat manusia. Maa syaa Allaah. Shalaatu wassalaam ‘alayk yaa Rasulullaah… :’)

Setidaknya ada 5 hal yang perlu kita perhatikan, sebagai orangtua, calon orangtua, maupun orang yang menggeluti dunia anak-anak; para pendidik misalnya.

1. Menjaga perasaan anak

Pernah dengar kisah Rasulullah yang memanjangkan sujudnya saat Hasan atau Husein sedang asyik menaiki punggung beliau? Kemudian ketika para shahabat bertanya mengapa sujud beliau lebih lama dari biasanya, apa jawaban beliau?

“Sesungguhnya tadi cucuku sedang menaiki punggungku. Aku hanya tak ingin mengganggunya hingga mereka puas melakukan itu.”

Bagaimana? Terkesima? Sabar dulu. Itu baru contoh pertama di poin pertama. :)

2. Memeluk dan mencium anak

Rasulullah, sebagai seorang Nabi sekaligus Rasul, tentu saja beliau adalah orang yang dianugerahi kecerdasan dan keluasan ilmu yang luar biasa. Namun, di hadapan anak-anak, beliau tak pernah merasa “jaim” untuk “menurunkan derajat” keilmuannya itu. Beliau tak pernah jaim untuk berbaur bersama anak-anak. Beliau tak pernah bermuka masam kepada anak-anak. Beliau tak pelit dalam menyatakan rasa sayang. Bahkan beliau adalah orang yang paling murah dalam mengulurkan tangannya untuk menggendong, memeluk, atau sekadar mengelus kepala anak-anak.

Saya kutipkan sebuah hadits berisi cuplikan kisah yang dibawa oleh Anas bin Malik, asisten kesayangan sekaligus orang kepercayaan Rasulullah.

“Aku tidak pernah melihat seorangpun yang lebih sayang kepada anak-anak daripada Rasulullah shallallaahu ‘alayhi wasallam. Putra Nabi (yang bernama) Ibrahim memiliki ibu susuan di daerah Awaali di kota Madinah. Nabi pun berangkat (ke rumah ibu susuan tersebut) dan kami bersama beliau. Beliau masuk ke dalam rumah yang ternyata dalam keadaan penuh asap, karena suami ibu susuan Ibrahim adalah seorang pandai besi. Nabi pun segera mengambil Ibrahim lalu menciumnya, lalu beliau kembali.” (HR. Muslim)

Atau dalam kisah yang lain, Rasulullah di tengah kesibukannya dalam tugas kenabian ternyata sempat meluangkan waktunya untuk bermain dengan anak-anak. Usamah bin Zaid pernah bercerita, “Rasulullah pernah mendudukkanku di satu pahanya dan mendudukkan Hasan di paha yang satunya. Kemudian beliau merangkul kami berdua sambil berdoa,

"Ya Allah cintailah keduanya, sungguh aku mencintai mereka berdua.” (HR. Bukhari)

3. Melayani imajinasi anak

Pikiran anak-anak ibarat lemari yang berisi segudang imajinasi. Ada sebuah kisah menarik lainnya yang kali ini terjadi antara Rasulullah dan salah seorang istri tercintanya; Ummul Mukminin ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha. Kisah ini diceritakan oleh ‘Aisyah sendiri.

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah tiba dari perang Tabuk atau Khaibar, sementara kamar ‘Aisyah ditutup dengan kain penutup. Ketika ada angin yang bertiup, kain tersebut tersingkap hingga mainan boneka ‘Aisyah terlihat. Beliau lalu bertanya, “Wahai ‘Aisyah, apa ini?” ‘Aisyah menjawab, “Itu mainan bonekaku.”

Lalu beliau juga melihat patung kuda yang mempunyai dua sayap. Beliau bertanya, “Lalu sesuatu yang aku lihat di tengah-tengah boneka ini apa?” ‘Aisyah menjawab, “Boneka kuda.” Beliau bertanya lagi, “Lalu yang ada di bagian atasnya itu apa?” ‘Aisyah menjawab, “Dua sayap.” Beliau bertanya lagi, “Kuda mempunyai dua sayap?”

‘Aisyah menjawab, “Tidakkah engkau pernah mendengar bahwa Nabi Sulaiman mempunyai kuda yang punya banyak sayap?” ‘Aisyah berkata, “Beliau lalu tertawa hingga aku dapat melihat giginya.” (HR. Abu Daud)

Lihat, bagaimana Rasulullah menanggapi imajinasi ‘Aisyah yang kala itu masih berusia belia. ‘Aisyah berimajinasi bahwa boneka kuda memiliki sayap (dalam siroh dijelaskan bahwa imajinasi ini ternyata dibenarkan dengan dalil bahwa kuda Nabi Sulaiman memang memiliki sayap). Beliau mendengarkannya dengan seksama, bahkan menimpalinya dengan tawa. Tak sedikitpun mematahkannya.

4. Jangan pernah berbohong pada anak

Rasulullah telah mengajarkan bahwa ternyata memanggil anak kecil untuk diberi sesuatu padahal ia tidak punya yang dijanjikan tersebut dinilai sebagai sebuah kedustaan, dan itu dilarang. Hal ini didasarkan pada hadits Nabi yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Amir radhiyallahu ‘anhu.

“Rasulullah shallallahu ‘alayhi wasallam pernah datang ke rumah kami yang saat itu aku masih kecil. Lalu aku ingin keluar untuk bermain. Ibuku pun memanggilku, “Hai kemarilah, aku akan memberimu sesuatu. Kemudian, Rasulullah bertanya, “Apakah kamu benar-benar ingin memberinya sesuatu?”

Ibuku menjawab, “Aku akan memberinya kurma.”

Rasulullah pun bersabda, “Jika saja kamu tidak memberinya apa-apa, niscaya dicatat atasmu perbuatan dusta.” (HR. Abu Daud).

5. Menjaga lisan terhadap anak

Termasuk bentuk menjaga lisan terhadap anak adalah dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar, tidak menggunakan bahasa “alay”, dan lebih baik menggunakan bahasa baku. Sebab Rasulullah telah menjadi teladan bagi kita sebagai seorang yang memiliki kemampuan berbahasa yang sangat baik.

(Materi ini disampaikan oleh Ust. Galan Sandy; Manajer Kuttab Al-Fatih)

Sekiranya tulisan ini bermanfaat, silakan disebarkan. Allaahu a’lam. :)

You are using an unsupported browser and things might not work as intended. Please make sure you're using the latest version of Chrome, Firefox, Safari, or Edge.