Untuk siapapun yang berniat menikah dalam waktu dekat atau baru mulai menjalani kehidupan pascapernikahan:
Karena nikah bukan karena harap.
Menikah karena berharap akan lebih bahagia? Nyatanya selalu ada prahara pada tiap rumah tangga, bahkan bisa berujung sangat pahit.
Menikah karena berharap akan lebih sejahtera secara finansial? Nyatanya selalu ada pasutri yang mengalami kesempitan rezeki.
Menikah karena berharap dikaruniai keturunan yang sedemikian rupa? Nyatanya selalu ada suami istri yang bertahun-tahun beranak sepi.
“Ah, mungkin mereka begini.”
“Ah, mungkin mereka begitu.”
Seakan-akan yang bersangkutan paling menahu, padahal siapa juga yang bersuka dan haru.
Menikah bisa jadi ibadah, menikah mungkin perlu disegerakan. Tapi disegerakan tidak sama dengan terburu-buru. Boleh jadi kita sudah waktunya lebih dulu (menikah), bukan berarti orang lain diharuskan mennyusul segera. Berlomba-lomba dalam kebaikan bisa jadi soal kualitas, bukan kecepatan. Amanah datang hanya pada jiwa-jiwa yang siap, bukan?
Bagi yang belum menikah, tenanglah; dalam ikhtiarnya, dalam kesehariannya. Tuhan Maha Mengetahui atas waktu atas segala sesuatu. Luruskan niat, teguhkan hati. Jodoh hanyalah konsep yang melulu kita kerdilkan pada terbatasnya dimensi dan definisi. Kala hati lurus dan suci, damailah kita dengan misteri Ilahi.
Bagi yang baru melangkah bersama pasangan sahnya, selamat dan ingat!
Menikah itu bukan 100% bahagia.
Bukan pula 100% nelangsa.
Tapi 100% komitmen.
Komitmen untuk saling meluruskan niat dan mengingatkan dalam kebaikan dan kesabaran.
Komitmen untuk saling mengenal dan belajar hal baru; setiap hari, setiap petang, setiap pagi.
Komitmen untuk tetap mengantar jemput demi mengikhtiarkan keselamatan sang istri, meski habis peluh mencuci diri.
Komitmen untuk tetap menyambut suami dengan cerah diri, meski perih iris emosi.
Komitmen untuk tetap berada di bawah satu selimut, meski pasangan buang angin atau mungkin belum mandi.
Komitmen untuk menuntaskan hidangan, meski belum mahir bersaji sang dambaan hati.
Komitmen untuk tetap beriringan dengan segala komitmen berat yang mengikuti.
Boleh jadi itu semua tidak berlaku bagi satu dua ribu pasangan namun semua itu sangat membantu kami menghadapi petualangan tiap pagi.
Selamat dan ingat!
Amalan tak lekang dari niat.
Bandung, 16 April 2017
Saya dan @fierlyfierly yang telah, sedang, dan akan terus (belajar untuk) berbahagia