S U W U N G

@elsasyefira / elsasyefira.tumblr.com

Bias Rindu (Moka Media, 2018) || IG & KaryaKarsa: elsasyefira
Avatar

Aku sudah cukup banyak belajar, termasuk belajar membiarkan waktu menjalankan tugasnya sebagai penyembuh rasa duka dan kecewa. Sebab, memaksakan diri untuk pulih dengan tergesa-gesa, ternyata hanya memperparah lara yang sudah ada.

Sepenuhnya, kini aku tersadar. Bahwa, dari seluruh cinta yang aku punya, yang paling berhak pertama kali merasakan kehangatannya ialah, diriku sendiri. Yang paling layak diperjuangkan kebahagiaannya ialah, diriku sendiri. Bukan kau.

Jadi, selamat tinggal, wahai kau yang baik. Sama sepertimu, aku pun sudah harus bahagia.

Source: elsasyefira
Avatar

Andai kau sedikit lebih dekat, mungkin segala pasang dan surut perasaan ini bakal mudah diterima dan masuk akal. Dan ombang-ambing ketidakpastian nasib kita akan lebih ramah dan menenangkan.

Source: elsasyefira
Avatar

Pada satu titik, hati seperti sudah tak punya ruang untuk menampung lebih banyak luka. Hingga, pilihan yang paling mungkin, ialah hanya menjauhkan diri dari segalanya.

Source: elsasyefira
Avatar

Mustahil untuk diwujudkan, tapi juga menyiksa untuk diabaikan. Aku yang sebelumnya hanya mampu sendiri selama sepekan, kini sanggup menghayati ketiadaanmu selama seratus bulan. Entah dari mana kekuatan ini bisa kudapat. Entah ke mana kesunyian ini bakal tertambat. Entah pula, penderitaan ini bernama jatuh cinta atau paranoia.

Source: elsasyefira
Avatar

Masih kuputar-putar kau di dalam kepalaku bertahun-tahun. Bukan aku memeliharamu sebagai objek khayalan dan obsesi, melainkan betapa aku ingin melihat dirimu dengan cara yang lebih benar; merdeka dari segala bayangan ideal dan tipuan harapanku terhadap kita yang, aku sadar, sulit terwujud sejak awal.

Tapi, mungkin aku hanya menggilai sensasi ketidaktahuan yang aku alami setiap mengingatmu. Mungkin juga, aku sudah rindu jatuh cinta namun kelewat penakut untuk memulai. Lebih mungkin lagi, aku terlalu ngoyo untuk menihilkan bibit-bibit luka, bahkan sebelum mata kita benar-benar berjumpa.

Ha-ha-ha. Sebegini kerasnya hatiku menjaga degup yang nyaris dibunuh orang-orang terkasih dulu yang, aku khawatir, selanjutnya adalah dirimu.

Source: elsasyefira
Avatar

Seperti aku yang kerapkali dihantui trauma hingga bertanya-tanya apakah aku masih cukup berharga; pernahkah kau disergap sesal, malu, hingga ragu akan kejantananmu menghadapi dunia, menghadapi dirimu sendiri, menghadapi cinta?

Source: elsasyefira
Avatar

Di dalam diriku, kau melampaui segala yang mampu kugapai. Kau melesat hanya menjadi dirimu sendiri. Kau tak goyah dengan ada atau tiadaku. Juga tak berubah karena tangis atau senyumku. Dan sungguh, itu memerdekakanku dalam mencintaimu.

Source: elsasyefira
Avatar

Puncak dari perasaanku padamu, - meski mungkin kau bersedia membalasnya -, bukanlah ingin dan angan berdua. Cinta yang dimiliki oleh banyak orang, yang selalu lekat dengan ide-ide kebersatuan, tak kutemukan di mana-mana. Sebaliknya, aku justru sibuk mengampuni semua keterbatasan yang terbentang, yang membuatku tampak seperti pecinta paling pecundang.

Tak apa. Sesekali aku memang perlu untuk tak berlagak sempurna.

Source: elsasyefira
Avatar

Kau tunjukkan wajah Tuhan padaku dengan cara yang terlampau kejam. Hingga, keberadaan-Nya selalu terasa sangat menghancurkanku.

Source: elsasyefira
Avatar

Hatimu terlalu kecil untuk menampung cinta. Karenanya, kau bodoh, egois, dan beringas ketika menerimanya. Dan karenanya pula, kau hanya dapat melihatku sebagai mangsa. Bukan sebagai diriku yang sesungguhnya.

Source: elsasyefira
Avatar

Luka dan kecewa itu terlalu familiar untuk aku sulap menjadi monster paling seram. Namun, kemungkinan bahwa seluruh waktu, perhatian, dan usaha bisa seketika tak berharga bagi seseorang, kerap berhasil memecutku untuk lari dari basa-basi romansa.

Aku terbatas dan tak di sini selamanya.

Source: elsasyefira
Avatar

Berkat

Sudah lama kusembunyikan pandanganku dari semua manusia. Berharap hatiku dapat turut serta dan tak pernah lagi terbaca oleh mereka.

Namun, Sayang, kau adalah pemberani yang kelak memperpanjang usia mataku. Aku yakin, nyalimu untuk menghadapi dunia jauh lebih besar dari segala luka yang pernah aku derita. Aku yakin, kau lebih mampu menampung rahasia-rahasia di balik yang terlihat, lalu menerjemahkannya hanya sebagai keindahan dan sebuah berkat.

Source: elsasyefira
Avatar

Tak ada ingin dan cita-cita. Tak juga berniat melampaui hidup siapa-siapa. Penyebab terbesar aku masih bertahan hingga hari ini, hanya dua. Ialah, wangi bunga-bunga di halaman rumah yang sudah tua ini, juga tatapan suci kucing-kucing yang terasa sampai ke hati.

Source: elsasyefira
Avatar

Mati Muda

Aku tak mengimani usia sebagai tolok ukur keberhargaan diri. Jangan salah paham. Ini bukan karena aku narsistik, melainkan karena aku pernah mati muda. Kau tahu mati muda, Sayang? Ialah, mati yang malah menyulut percikan keindahan di dalam dada. Mati yang justru mampu menghidupkan atman yang kerap kau sebut dengan jiwa. Mati yang selalu berhasil menihilkan konsep usang tentang usia di dunia.

Dalam hidupku hingga wafatku, pada usia berapapun aku, aku berharga. Jiwaku terpelihara dengan baik sampai kapan juga.

Source: elsasyefira
Avatar

Muluk-Muluk

Setelah melalui hidup yang buruk, aku tak sanggup menampung hal yang muluk-muluk.

Makanan trendi dan kekinian itu terlalu penuh. Dedaunan yang kupetik dari kebun, cukup.

Beragam motif dan corak kain itu terlalu ramai. Kain yang hanya hitam, putih, dan sewarna bumi, cukup.

Mengembara ke seluruh dunia itu terlalu jauh. Menapaki diri dalam sunyi di mana pun, cukup.

Berdua denganmu itu terlalu banyak. Menyesapi debar sendirian sambil mendoakanmu, cukup.

Source: elsasyefira
Avatar

Sejak usia lima belas, aku ingin selamanya menutup mata dan tidur pulas. Namun, Tuhan malah membuatku makin terbangun hingga rupa kesedihan terlihat begitu jelas.

Source: elsasyefira
Avatar

Kau terlalu banyak berharap pada orang yang sedang terluka, padahal bisa jadi kekuatannya cuma tersisa untuk bertahan hidup.

Source: elsasyefira
You are using an unsupported browser and things might not work as intended. Please make sure you're using the latest version of Chrome, Firefox, Safari, or Edge.