Avatar

What's Next?

@ovyovy-blog / ovyovy-blog.tumblr.com

Avatar
i never thought that a kick inside my belly could be my source of strength and happiness :)
Avatar

Recap setahun terakhir

Akhirnya nulis lagi di tumblr setelah sekian lama. Nengok postingan terakhir kayaknya hampir setahun lalu pas baru balik ke Jakarta.

Terus, apa aja yang sudah terlewatkan?

Dalam setahun ini sudah melalui prosesi wisuda di Singapore, mengatakan selamat tinggal buat kota (negara) yang membentuk kepribadian noviandri yang seperti ini. Inget deh proses waktu tap-out di automatic gate immigration nya Singapore sedih banget, secara itu kali terakhir bisa main asal nyelenong lewat situ karena setelahnya visa nya abis. Hiks.

Alhamdulillah setelah lebaran langsung mulai kerja. Kalo disebutin nama kantornya orang pasti langsung mikir wah banget. Padahal posisi yang saat ini ditempati cuma consultant, contract based per tahun. Jadi, enggak ada (atau belum, semoga) deh tuh yang namanya benefit macem asuransi (premium) dan tunjangan lain-lain. Kalo sakit yaa bebas ga masuk, tapi ga bisa di-claim juga hari nya. Hahaha

Alhamdulillah juga, rencana besar tahun lalu terlewati sudah. Dramanya sih udah dari 2013 sampai adegan nolak Birmingham, fokus projek di SKHA (yang gagal juga), dan akhirnya melewati beberapa bulan depresi. Saya sampai sempet bilang sama Mas-nya kalau tahun ini gajadi nikah juga, udah deh kita gausah berhubungan dan ketemu for good, HAHAHAHAHA. Meskipun ga kesampean honeymoon pas winter atau fall, tapi mayan lah ke Labuan Bajo (lagi) dan kali ini partnernya mau nyebur laut meskipun ga bisa berenang juga.

Syukur lainnya adalah alhamdulillah kesampean buat umroh, sama suami juga (ihiy). Ini tuh udah rencana dari 2013 akhir (pas depresi waktu itu), lalu ditunda karena pas mau berangkat harus ngurus visa sekolah di Singapore dan akhirnya rejekinya ayah mama pergi berdua waktu itu. Luar biasa banget sih emang rencana Allah, misal waktu itu Saya yang jadi berangkat, ragu juga Ayah-mama akan berkesempatan umroh dalam waktu dekat karena sejak 2015 lalu kondisi mama mulai drop sementara umroh gimana juga ibadah fisik yang cukup berat. Perlu juga bersyukur karena Saya ini pake travel yang lagi super heboh di media itu. Saya berangkat awal Februari kemarin dan April ini mulai rame banget kasus banyaknya Jemaah yang batal berangkat. Ngeri sih, padahal banyak keluarga saya yang udah pake travel ini untuk berangkat dari 2011 (bahkan waktu itu rombongan salah satu tante 20 orang sendiri) dan alhamdulillah nyaman dan lancar. Semoga yang lain dimudahkan dan segera bisa berangkat umroh juga yaaaa.

Ohya, the other big thing yang terjadi dalam setahun ini adalah kondisi mama yang makin drop. Akhir Agustus tahun lalu mama anfal lagi tiba-tiba dan dokter di RSPAD bilang mama mengalami kebocoran katup jantung (lainnya) sehingga urgent butuh operasi. Dokter minta operasi September akhir waktu itu, tapi ayah mama langsung nolak karena Oktober-nya adik saya wisudaan di ITB dan November-nya rencana Saya nikah. Pengalaman mama dulu, operasi besar macam ini butuh sampai 3 bulan buat pulih total. Akhirnya awal April lalu mama operasi di RS Harapan Kita (rujukan RSPAD karena resiko tinggi) dan full BPJS. Allah juga sayaaaang banget sama mama alhamdulillah, karena dari proses rujukan sampe operasi mama cuma nunggu 2 bulan (sementara ada yang nunggu jadwal operasi sampai 1 tahun) dan coverage BPJS mama yang lumayan (operasi 3 katup + by pass jantung itu minimal 100 juta) jadi ga kebayang kalau harus bayar sendiri. Mama sekarang udah pulang dan bed rest di rumah sampai akhir Mei nanti, semoga kontrol+rehab nya bagus terus dan mama bisa segera pulih.

Daaaan, terakhir (namun ini sebenernya alasan utama nulis di tumbr ini) adalah mensyukuri titipan Allah yang lainnya. Rasanya amazing banget menyadari ada manusia kecil yang tumbuh dalam tubuh Saya. Cobaannya, buat saya yang doyan asin (baca: mecin), harus puasa dulu beberapa bulan ke depan. No Indomie (goreng atau rebus, apapunlah huhu), No Indomie Rebus Ayam Bawang yang dimakan mentah kayak anak mas, dan No Shihlin. untung dari dulu emang enggak suka sushi mentah dan kalo makan steak pasti well done, hihi. sekarang perut belum keliatan kayak ibu hamil tapi celana kantor Saya udah ga ada yang muat dan dalam 2-3 bulan lagi kayaknya bakal menjumpai berat badan tertinggi di Agustus 2015 lalu :”””) Alhamdulillah enggak ada mornick sickness berlebih, masih strong naik motor tiap hari ke kantor, cuma paling confidence level hit the rock bottom karena muka jerawatan dan kusam abis. Yaaa, dinikmati aja lah yaa prosesnya, hihi

 Banyak sih yang mau diceritain sebenernya, tapi berhubung ini udah panjang banget mari kita lanjutkan dalam postingan terpisah yang lebih terarah. Hemat kata, mohon doanya semuanya! :)

Avatar
If you truly want to do something, why should the prospect of doing it alone be an obstacle to your will? *victim of constant disappoinments will understand*

http://m.huffpost.com/us/entry/the-stigma-of-doing-things-alone_b_9239900.html

Avatar

Ternyata

Ternyata…

Bukan kemacetan Jakarta yang pertama kali bikin gue stres begitu pulang Bukan internet lambat dan tidak stabil yang bikin gue gelisah Bukan pula minimnya public space yang aman untuk diakses 24 jam

….

adalah waktu luang. yang mulai kemarin, 5 hari setelah kembali menetap di Depok, menjadi kerikil di pikiran dan perasaan.

terbiasa tidur 5 jam per hari, maka bingung saat tak ada lagi paper yang harus di-submit. saya mulai menulis, tapi tak ada lagi peer-review dari teman sekelompok dan feedback dari Prof yang dinamis sampai tengah malam.

terbiasa bekerja dengan time table, maka bingung saat kebanyakan sore hanya diluangkan untuk menemani sang keponakan baru.

terbiasa tahu akan melakukan apa untuk apa setiap hari, maka gelisah saat email yang dinanti belum juga datang.

udah baca buku, menyelesaikan kerjaan part time, ketemu sama orang yang ingin ditemui, tapi semua tetep gabisa mencegah gue untuk berpikir yang tidak seharusnya. toh yang dikira urgent malah ga ada apa-apanya. toh yang diharapkan, tidak sesuai dengan realita.

WHAT IF??

kalo aja gue memutuskan menerima offer waktu itu. kalo aja gue memutuskan extend beberapa bulan di sg.

kalo aja :“)

Avatar
...maybe you’re letting others choose you rather than choosing to be with people who make you feel wonderful...
Avatar
but Singapore, to me, has become a home that definitely will be missed :')

ditulis sambil tiduran di tempat favorit nomor dua di kota ini, setelah akhir pekan yang terasa panjang dan melelahkan

Avatar

Tawakkal.

Reminder at the perfect timing. Jadi inget tausiyah di pengajian kantor dulu.

“Jangan pernah meletakkan keyakinan di ikhtiar-ikhtiar kita”

Avatar

Sembilan Kilo

kalau yang kamu pikirkan begitu baca judul tulisan ini adalah berat badan, maka tepat sekali! kali ini mau sharing sesuatu yang paling membahagiakan di minggu ini, yaitu keberhasilan mencapai berat badan target dari tahun lalu (atau entah tahun kapan :p)

karena faktor keturunan Saya dan kakak-adik Saya memang punya postur tubuh yang besar (khusus di kasus kakak saya dia dapet bonus badannya juga tinggi). tulang kita gede, kaki kita gede, bahu kita lebar. itu udah postur mutlak semua anak ayah mama. makanya, cuma mimpi deh bisa punya berat badan 40 kilo-an kayak artis korea atau ciwi-ciwi pada umumnya. terakhir berat 4x sekian itu pas SD kalo ga salah, hahaha

jadi ceritanya, 14 Agustus 2015 lalu, sepulang dari field trip ke Jogja, Saya mendapati tubuh ini mencapai bobot tertinggi sepanjang usia. makanya wajar pas pulang Singapore bolak-balik naik tangga ke kamar di lantai 2 aja terasa sangat melelahkan. makanya wajar seragam resepsi kakak saya yang 4 bulan sebelumnya sengaja request untuk dilonggarkan malah jadi nge-press di badan. saat itu, efek puasa + lebaran + makan enak pas field trip, membuat berat Saya naik 2 kilo lebih dari rata-rata bulan sebelomnya.

dimulai dari kesadaran bahwa ini sudah mulai ga sehat (buktinya bawaannya jadi capek buat jalan dan naik tangga), Saya memulai wacana diet, entah untuk kesekian kalinya dalam 3 tahun terakhir. maklum, begitu lulus kuliah badan ikutan berkembang seiring kenaikan gaji tahunan. diiringi dengan kesadaran bahwa ini adalah kesempatan terbaik untuk diet, saya membulatkan tekad. mumpung di Singapore, jadi bisa banyak jalan dan olah raga gratis. mumpung tinggal sendiri, jadi bisa lebih kontrol makanan sehari-hari.

dan begitulah akhirnya proses panjang ini dimulai. sengaja ditulis target per 2 minggu supaya bisa diukur. sengaja rajin dicatet semuanya biar ga demot kalo ngerasa beratnya udah stuck. sengaja targetnya jangka panjang, supaya konsisten dan ga yo-yo.

9 kilo. itu target yang harus Saya hilangkan untuk sampai ke berat badan pas kuliah. harus tercapai sebelum Valedictory Dinner yang saat itu masih 9 bulan lamanya.

dan hari ini pas nimbang betapa terharunya Saya pas melihat angka itu di timbangan. sebenernya sampe Saya foto tapi bayangan Saya pas ga pake jilbab ikut kepantul jadi gabisa di-post, hahaha. satu bulan sebelum Valedictory Dinner, angka itu sudah berhasil muncul di depan mata :“)

semoga setelah ini gaya hidup lebih sehat yang Saya jalanin 8 bulan ke belakang bisa dilanjutkan dengan konsisten. alhamdulillah, kali ini dietnya bukan sekedar wacana :“D

Avatar

seperti biasa, pagi ini dimulai dengan nugas sambil dengerin lagu di spotify. sengaja pilih dengerin playlist “cover acoustic” biar ga bosen dengerin lagu-lagu kpop kesayangan. lalu sampailah pada lagu ini, let me love you versi glee cover. langsung berhenti nulis, fokus dengerin liriknya. sebagai manusia yang lagi gelisah mikirin masa depan dan ngerasa ga pede sama diri sendiri, i found this song consoling.

***

This song reminds me that we always have that (or even those) people who stays by our side and willing to help us to go through our tough times. it just oftenly we decided to keep it ourselves and at the end hurting those people who truly care for us. maybe like what’s been told in “locked away” song, we worry too much that those people will leave when they see our flaws and weaknesses. then when we realized this, we worry again that they will leave us because we’ve hurt them (or not trusting them enough to share our worries) and it just worsen our condition.

and I realized, indeed we always have God to rely on. I can always pray and ask Allah for help. but, doesn’t He can help us in so many ways and forms, including those people around us?
Avatar

Bakal kangen (part 2)

Karena dari pagi udah duduk di Study Room Utown, jadilah bakal kangen part 2 ini didedikasikan untuk kampus dan lingkungan sekitarnya.

Yang pertama, pasti bakalan kangen ke utown dan belajar/nugas seharian di study room-nya. Biarpun graduate students sebenernya bisa dapet private study room di central library, utown tetep favorit karena tap water dispenser nya yang ada di tiap lantai. Ini adalah hal yang penting banget karena gue minum air putih 3-4 liter sehari. Kalo laper juga ada kantin yang buka sampai hari minggu (pas imlek kemaren pada tutup sih). Pilihan yang halalnya juga jelas lebih variatif dibandingin kampus LKYSPP. Makanya dibela-belain lah naik bis buat kesini. Ohya, study room kesukaan gue ada di lantai atas sebelahan sama rooftop pool nya NUS yang kece bener pemandangannya kalo sore. Satu alasan tambahan kenapa betah berjam-jam nongkrong disini :D

Masih di main campus, tempat berikutnya yang bakal gue kangenin adalah kantin di engineering faculty. Awalnya kesini karena nganterin temen yang mau nanya-nanya program S2 disini, terus lanjut ngobrol di kantin lantai bawah. Disinilah kepala butek abis nongkrong di utown dituntaskan karena bisa makan hot brownie + vanilla ice cream seharga 2,5 dollar saja. Di kantin bukit timah tak ada makanan jenis begini dan kalo belinya di island creamery gue bisa bangkrut.

Dan beranjak ke kampus gue di bukit timah, tempat pertama yang bakal gue kangenin adalah kursi payung di sebelah block tower. Yang di sebelah OTH building juga enak sebenernya tapi terlalu banyak orang lalu-lalang jadi sering ter-distract negor orang yang lewat. Kalo lagi break kelas malem, biasanya nyempetin duduk disini beberapa menit dan ngeliatin langit yang berubah dari biru dongker jadi gelap. Disini juga tempat gue latihan presentasi buat hampir semua kelas, termasuk pas PAE Conference kemaren. Meskipun kadang suka semutan, tapi angin semilir disini lebih menyenangkan dibandingin suhu ruangan lain di kampus yang kadang dinginnya kebangetan. Tapi kalo ngomongin BTC kampus susah sih secara hampir 2 tahun hidupnya disitu-situ aja jadi yaa dari mulai mushola kecil di pojokan, bar seating di OTH lobby, lab komputer, gym dan tempat-tempat lainnya pasti punya kenangan masing-masing yang bakal dikangenin. Padahal asli, kalau lagi sejenuh itu sama sekitaran kampus, gue bakalan pilih makan siang ke Orchard atau Scotts road buat ganti suasana :”)

***

Ga ada yang spesial sebenernya di bakal kangen part 2, hal-hal di atas bisa dilakuin dan didapetin dimanapun meskipun nanti udah balik ke Depok kok. Ini cuma soal rutinitas dan kebiasaan di dua tahun terakhir yang rasa-rasanya terlalu berkesan. Perasaan dulu kangen Makara dan KaFE baru beberapa bulan pas udah lulus. Ohya, kalau rajin dan keingetan, nanti gue upload juga foto tempat-tempat di tulisan bakal kangen ini :)

:

Avatar

Bakal kangen (part 1)

Gue akan kangen jogging di Botanic Garden. Ga perlu naik angkot kayak kalo mau ke Buperta. Ga perlu bayar. Tinggal nyebrang jembatan dari College Green terus lari sepuasnya. Sampai Tanglin Gate kalo lagi kalut atau kiasu, atau cukup muterin Symphony Stage untuk rute normal. Pagi atau sore, asal jangan malem karena disana terlalu horor setelah jam 8 malem.

Gue juga pasti kangen lari sepanjang Dunearn Road, hal yang cuma pede dilakuin di atas pukul 21.30 setelah rombongan isya berjamaah di Masjid Ba ‘alwie bubar. Rute pertama mulai lari sampai Raffless Town Club (2,5 kilo) yang awalnya ditempuh hampir 30 menit (tau kok ini lama banget, maklum awalnya udah bertahun-tahun ga gerak dan berat badan udah sampe peak, haha). Alhamdulillah sekarang bisa dipangkas setengahnya.

Oke, kalau gamau sok sehat, gue bakalan kangen mengunjungi spot-spot perdamaian untuk sekedar menenangkan kepala yang butek atau hati yang galau. Naik MRT, kemudian duduk santai sambil headset-an di Marina Bay atau roof top MBS. Gitu aja sampe alarm reminder MRT terakhir bunyi. Dan sejak ada downtown line, gue bisa stay disini kayak Cinderella sampai pukul 00.00.

Bakalan kangen juga random ke Mc Donalds atau Cold Storage kalo kelaperan tengah malem pas belajar. Untung mereka buka 24 jam. Rekor sementara adalah mampir ke Cold Storage beli sushi diskonan jam 1 dan nongkrong di Mc D sampai jam 3 pagi. Ramean atau sendiri ga pernah masalah. Tinggal pakai bergo dan jalan keluar College Green. Jalan ga sampai 400 meter dan ga perlu lewatin kuburan (lo kira rumah lo di CIbubur, Vy?).

***

Singapore bukan negara yang menarik untuk dijelajah, menurut gue. Sekali kesini seumur hidup juga cukup. Tapi tempat ini selama dua tahun terakhir sudah menjadi zona nyaman gue sebagai sebuah negara yang aman dan nyaman untuk didiami. Hal yang bikin gue bisa mandiri kemana pun sendirian dan ga resah nyasar atau takut dibegal/jadi korban kriminal lainnya.
Avatar

pulang

hi tumblr!

lama rasanya tidak menulis disini, atau dimanapun. sulit memang, saat semua tugas kuliah dikerjakan dengan laptop, rasanya Saya tidak lagi mau menyentuh laptop untuk waktu bebas yang dimiliki. entah puluhan draft tulisan yang Saya punya di tumblr ini tapi tidak kunjung diselesaikan. mungkin hanya sebuah alasan, tapi rasa-rasanya begitulah keadaannya saat ini.

lalu semalam Saya merenung panjang; ada yang salah di diri Saya yang sekarang. Saya tak lagi sosok periang yang berisik seperti dulu dan bukan lagi Ovy yang toa kalo lagi becanda. kalau inget semua deskripsi diri di permainan kertas berantai dulu semasa sma-kuliah-kerja, rasanya itu sudah berubah. Saya tak sadar dimana turning point nya, tapi sisi introvert saya kini lebih dominan. dari dulu memang Saya bukan extrovert mutlak, selalu di kisaran 60-40. Tapi tes beberapa waktu lalu membuktikan Saya sekarang dominan introvert. dan semakin kesini, Saya makin gasuka, makin kesel sama diri sendiri.

dari dulu Saya udah dibilang lebih ‘tua’ dari usia Saya sebenernya. sampai orang tua Saya pernah bilang bahwa untuk beberapa hal mereka lebih nyaman untuk mempercayakan dan diskusi sama Saya daripada kakak sulung Saya. tapi Saya selalu keluar dengan nada bahagia. Saya selalu merasa aura positif. tapi sekarang, Saya bahkan merasa aura di sekitar diri Saya sendiri terlalu gloomy. Saya merasa diri Saya terlalu serius dan ga asik, hahaha

Saya beberapa kali menemukan diri Saya jauh lebih menikmati kesendirian. tapi anehnya, di tengah-tengah sendirian itu Saya bisa merasa sepi; benar-benar merasa sendirian. dan Saya terlalu ga enakan untuk “mengganggu” orang lain untuk sekedar minta didengarkan. begitu terus sampai kadang Saya merasa sedih, haha depresi? padahal hanya dengan satu tombol call sebenarnya Saya bisa menghubungi banyak orang. hanya saja di banyak kesempatan Saya sering merasa ga enakan.

ada yang bilang mungkin karena kebanyakan waktu Saya disini saya habiskan sendiri. saya ga punya temen main yang bener-bener temen kayak pas kuliah/kerja selama disini. well, mungkin. yang pasti, untuk pertama kalinya semalem Saya mikir:

Saya ga sabar mau pulang ;”)
Avatar

When October Goes

When October Goes...

Here comes November :)

November used to be my favorite month, but I dont remember when exactly I stopped doing so.

November pernah jadi bulan favorit bertahun-tahun, simply karena saya ngerayain ulang tahun Bulan November. waktu kecil akan selalu nunggu pesta macem apa yang ayah mama siapin. terlebih, karena ulang tahun saya cuma beda sehari sama ayah, ritual potong kue barengan selalu jadi momen favorit. 

November selalu jadi bulan yang melelahkan buat anak kuliah, baik dulu pas di UI maupun sekarang di LKY. bulan dimana semua deadlines tugas akhir berada dan mau gamau harus selalu dalam mode perang dan capek gelisah.

November, sejak saya mulai (sok) dewasa, selalu jadi momen refleksi. bahwa waktu yang tersisa di tahun itu hampir habis dan entah apakah target, mimpi, dan rencana di awal tahun sudah dicontreng semua. 

November selalu jadi momen untuk mulai merenung dan berpikir masak-masak, akan dibawa kemana jiwa dan raga ini tahun depan. akankah bertahan di tempat yang sama?

dan tahun ini, saya especially nervous menghadapi November yang tinggal beberapa jam lagi.

last spurt mode buat perperangan dengan urusan kuliah sudah diaktifkan dari minggu lalu. and it was activated for another battle as well. dan yang satu ini lebih susah sebenernya, karena medan perangnya saya sendiri yang bikin: perperangan dengan mimpi fairy tale ending yang bertahun-tahun saya percaya. I’ll give it all until the end of November, until I come home to settle it down. semoga hasilnya positif yaaa.

November tahun ini saya mulai dengan spesial, setelah “reset” total melalui mental breakdown yang melelahkan. minggu lalu untuk pertama kali seumur hidup saya ngerasain panic attack sampai susah napas, haha. otak ngasih rasionalisasi saya harus ngapain, tapi saya gabisa tenang dan ngikutin dengan baik. tapi hikmahnya setelah semuanya “keluar” saya jadi jauh lebih lega dan bisa berpikir dengan jernih.

dan November,

please don’t let me down, especially this time :”)

Avatar

Konsistensi dalam hidup

seorang teman bertanya semalam, bagaimana caranya agar bisa tetap konsisten dan persisten dalam melakukan hal-hal dalam hidup? well, menurut Saya, tiap orang akan punya tips berbeda karena perlu diakui hal itu kayaknya memang tantangan yang berat, setidaknya buat Saya.

semenjak berat badan naik drastis pas skripsian, saya selalu punya wacana diet. rekor sampai awal tahun ini proses “diet” tadi maksimal bertahan 10 hari pas diet mayo, yang sukses turun 4 kilo lalu kemudian menjadi kenangan hahaha. tapi ketika awal Agustus lalu berat udah mencapai titik maksimal seumur hidup dan napas udah berat dipake naik tangga, saya tau saya harus berubah. termotivasi oleh mimpi fairy tale di tahun depan, alhamdulillah udah 2 bulan terakhir sukses menjalani program hidup (lebih) sehat.

terus, semenjak lulus kuliah, saya sadar bahwa saya bukan orang yang cair di lingkungan baru atau dengan orang-orang yang ga terlalu dekat. bahkan, mungkin masih bisa awkward kalo ditinggal berdua sama salah satu member genggong atau geng mwa yang ga terlalu deket. jadi, mingle sama orang yang ga terlalu deket itu butuh usaha banget. but I realize i need to make an effort for that since that is important. saya sadar kemampuan membangun dan mengatur relasi dengan orang lain itu penting di dunia profesional dan paska kampus. jadilah saya berusaha mengatur komposisi diri untuk setidaknya tetep bisa getting along sama orang, yang mana menjadi semakin menantang di kuliah ini karena temen-temen disini proses mingle nya selalu disertai alkohol.

***

dan itulah. Saya rasa, yang paling penting untuk menjaga konsistensi dalam hidup itu adalah benar-benar memahami urgensi/tujuan dari apa yang dilakukan. itu yang harus dijadikan goals. but the process of making the goal itself could be really tricky. kalau tujuannya terlalu “simpel”, kita bisa merasa hilang arah ketika tujuan tersebut tercapai. sebaliknya, kalau tujuannya terlalu “abstrak”, seringkali kita merasa lelah karena merasa mimpi itu jauh di angan-angan. jadi keinget nasihat Pak Didin waktu di SKHA dulu. 

anak muda itu emang harus punya mimpi-mimpi besar. tapi jangan lupa pikirkan quick wins di antaranya supaya kita selalu punya perasaan “puas” dan termotivasi untuk sampai di mimpi besarnya. supaya kita ga menyerah di tengah prosesnya.

kalau dipikir-pikir, di islam pun diajarkannya begitu. makanya waktu memutuskan pakai hijab, nasihat pertama yang dikasih orang-orang adalah istiqamah. seinget saya ga ada yang langsung menasihati saya buat jadi Qari atau hal lainnya selain agar saya selalu istiqamah. istiqamah dalam upaya mengejar ridho Allah. saya rasa di rohis atau pas di ppsdms juga sering dibilangin, 2 rakaat shalat dhuha itu lebih “utama” daripada shalat 8 rakaat di suatu hari lalu sudah bubar jalan.

***

jadi, gimana caranya biar bisa konsisten dalam hidup?

pahami tujuan kita dan kenali diri sendiri, pahami apa yang bisa menghambat dan memotivasi kita kalau lagi down. apresiasi setiap usaha kita dan jangan langsung terlalu keras sama diri sendiri (seperti sok-sok gamau makan garam, gula, dan makanan berminyak) yang kemudian malah akan bikin diet bubar jalan, haha 

disclaimer:

yang nulis ini cuma sok pinter aja, ditulis berdasarkan pengalaman sendiri biar nanti pas lagi down dan males bisa ketampar pas baca tulisan sendiri yang lagi sok bijak. jangan percaya 100% karena tentu kalian lebih tau diri sendiri daripada orang lain.

Avatar

One-year Reflection

Ada satu pikiran yang belakangan ini menghantui kepercayaan diri Saya. Beberapa kegagalan dalam setahun terakhir (buat double degree, lomba, conference, dan kerja) membuat Saya berpikir keras: apa yang salah? Pada suatu sore di sesi recruitment outreach dari salah satu kantor impian, saya menemukan jawabannya. It hits me really hard until that night I thought my confidence was broken into pieces. Penyebabnya sederhana: 1. Saya kurang bersyukur 2. Saya berharap suatu hal yang lebih baik, dengan kondisi mental dan usaha yang sama Adalah beberapa conference dan lomba terakhir yang menyulut rasa tidak percaya diri saya. Semua selalu gagal. Well, memang di beberapa kegiatan saya berhasil dan terpilih tapi untuk xxxx ituuu, beberapa hal yang sangat saya harapkan ituuu,....... masih tetap jauh dari genggaman. Lalu muncul postingan path beberapa hari yang lalu. Bunyinya: *don't let the things you want make you forget the things you have* Intinya mengingatkan Saya akan poin yang pertama. Saya kurang bersyukur udah dikasih banyak kesempatan tadi dan justru tetap merasa kurang karena si xxx belum tercapai. Saya rasa, Allah mengingatkan saya untuk kembali mensyukuri banyak hal yang udah dititipkan selama ini. Dan kedua, ini adalah momen yang paling bikin saya down dan malu. Jadi, di sesi rekrutmen tersebut, dikasih tau kalau posisi yang saya harapkan (dan saya pernah apply di kantor sebelah yang serupa) ada 4000-6000 pelamar dari seluruh dunia dan rata-rata setiap tahun cuma 7 orang yang diterima. YAK SAUDARA-SAUDARA, 7 ORANG SAJA. dan ini bukan sesimpel persaingan masuk kuliah dulu, karena bahkan untuk menjadi salah satu dari ribuan pelamar tadi, syaratnya sudah cukup berat: minimal pendidikan paska sarjana dan beberapa tahun pengalaman kerja. 7 vs 4000-6000 tadi memulai titik berpikir saya. Maka, seberapa kompetitifnya Saya di antara semua orang tersebut? Maka saya tariklah miniaturnya berdasarkan score saya di S2 saat ini. Kebetulan, NUS menerapkan sistem bell-curve untuk grading nya. Jadi, getting a score of 90 in your test doesn't guarantee an A for you: you still have a chance to end up with B. Dan begitulah, semester pertama saya disini, nilai Saya hanya variasi antara B dan B+ sementara banyak yang lain mendapatkan A dan A+. That's it. It really points out my competitive level, yang ternyata tidak kompetitif. Saya sadar, saya salah meletakkan ekspektasi ketika masuk kesini. Saya berpikir, S2 di luar negeri akan (otomatis) membuka pintu untuk banyak kesempatan internasional. Saya lupa kalo global competition itu ga kayak pendidikan di Indonesia yang bersifat automatic elevator: you're automatically better off once you pursue higher education (sd, smp, sma, kuliah). Saya juga lupa, kalau persaingan ini sama sekali berbeda dengan persaingan yang dulu-dulu saya lewatin. Iya sih saya keterima di UI, mungkin persaingan pas UMB waktu itu 40 kursi di antara 2000an pendaftar. Tapi, persaingan si dream job ini jauh lebih ketat. Atau, kalau kita pakai contoh si conference impian, persaingannya 50 participants vs 5500 applicants. Dari segi angka, persaingannya saja udah jauh lebih kompetitif. Belum lagi soal kualitasnya. Dulu, mungkin saya bisa bilang saya PD ada di top 10% dari 2000an orang yang daftar ke IE UI. Kenapa? Karena setidaknya, saya selalu dapat peringkat teratas di beberapa try out nasional nurul fikri. Lah ini? Di kelas yang cuma 60 orang aja, saya ga masuk kualifikasi top 20% untuk dapet A atau A+, jadi kok yaa kepedean banget punya kesempatan "terpilih"? Dan itulah, rupanya setahun ini saya masih pake mental dan usaha "lama" buat mendapatkan hasil yang "lebih". Padahal jelas itu hanya mungkin berhasil untuk hasil-hasil minimal: perolehan-perolehan kecil yang selama ini saya abaikan. But for that dream job? You better put much effort after this, Vy. Inget ada satu mata kuliah semester lalu yang bener-bener saya fokusin sampe begadang beberapa malem dan akhirnya nginep di kampus 3 hari buat ngerjain SATU TUGAS DOANG dan ternyata hasilnya ga bohong. Saya punya satu nilai A+ di transkrip saya sekarang :) Pada akhirnya, saya bersyukur hadir di sesi tersebut hari itu. Biarpun habis itu rasanya super down karena sempet hilang kepercayaan diri tapi sekarang saya tau dimana letak kesalahan selama ini dan bagaimana mulai mengatasinya. Semoga belum terlambat, semoga selalu bisa mengejar mimpi yang lebih baik lagi. 7 bulan terakhir jadi foreigner di negara tetangga, semoga bisa mendatangkan manfaat setelahnya. Aammiin :")

Avatar

Memoir

Me: “Ovy baru dapat gaji pertama, Nyik. mau dipakai buat beliin Inyik Tuo baju baru untuk datang wisuda Ovy sama Teteh.”

Inyik: “Warna merah yaaa, biar kalau difoto Inyik keliatan ganteng”

***

besok 40 hari sudah kita pisah yaaa, Nyik. kadang masih suka kepikiran kenapa pas balik dari Jepang Ovy ga jadi mampirin ke rumah kodam untuk nengokin inyik. Ovy kangen :”)

You are using an unsupported browser and things might not work as intended. Please make sure you're using the latest version of Chrome, Firefox, Safari, or Edge.