Memiliki kegiatan baik yang bisa mencabut rasa ingin tidur di pagi hari itu mahal. Maka kalau udah punya, jangan dilepas.
Kehormatan Nabi adalah kehormatan kami. Titik, tanpa tapi.
Jadi Orang Baik
Saya ingin jadi orang baik. Orang bisa membantu istri dan melayaninya. Pribadi yang berpikir bagaimana bisa membantu perusahaan tempatku bekerja. Subyek yang senang membantu orang-orang. Sosok yang menebar manfaat di mana-mana.
Saya ingin jadi orang yang fokus ke hal baik. Berbicara yang baik. Mendengarkan yang baik. Melihat yang baik. Bergerak dalam kebaikan.
Saya tahu, masih jauh dari kata baik. Tapi mau berlari, berjalan atau merangkak pun kepada perbuatan baik, saya tahu berbuat baik itu baik.
Semoga Allah melindungi kita dan memberi banyak kemudahan bagi kita untuk berbuat baik. Semoga Allah beri kenikmatan kepada kita saat berbuat baik. Aamiin.
Menikmati Hal Kecil
Cemas. Hal yang mungkin sering dirasakan di antara kita. Badan di mana, pikiran di mana. Dunia terasa serba cepat. To do list kegiatan terasa berdatangan terus. Satu selesai, ada yang lain datang.
Tak ada masalah sih, kalau bisa mengatur badan, pikiran dan hati. Membuat to do list pun baik. Hanya saja, kalau sering merasakan badan di mana, pikiran di mana itu bahaya. Belum lagi kalau sering overthinking. Sesuatu yang belum terjadi, sudah dibuatkan skenario buruk.
Seorang teman yang baik hati pernah mengajarkan kepadaku: to be a mindful person. Jadi kita perhatian terkait badan, pikiran dan hati kita di waktu saat ini. Menikmati apa yang dikerjakan sekarang. Here and now. Mindfulness.
Oh tentu saja susah bagi orang yang sering cemas. Tapi kebiasaan baik perlu dibiasakan kan? Kalau kata dia caranya, fokus ke hal yang dilakukan saat ini. Tidak melakukan dua hal dalam satu waktu. Nikmati satu kegiatan itu.
Saya merasa jauh lebih tenang dengan cara ini. Masih banyak cemas. Tapi kalau ingat pesan temanku ini, saya biasanya mencoba untuk tenang dan kembali mencoba menikmati hal yang saat ini.
Bahkan hal-hal kecil yang sering luput, rasanya ternyata nikmat.
Saya baru sadar (lagi) kalau soto yang dimakan itu enak. Sebelumnya pikiran sering ke mana-mana luar biasa saat makan.
Di jalan ternyata banyak hal-hal menarik. Saya beberapa kali pakai earphone sambil mendengarkan podcast di motor.
Renang hari ini segar, terasa air mengalir dingin ke badan. Tak harus buru-buru sampai tepi.
Saya yakin daftar kenikmatannya bisa bertambah.
Semoga cerita ini bisa bermanfaat untuk pribadi-pribadi kita yang diam-diam rapuh di tengah menjulangnya dunia.
Bekasi, 7 November 2019
Kurang Capek
Ada kalanya orang-orang tertentu mengeluarkan kata-kata yang tidak enak kepada kita. Entah mengomentari pekerjaan, kehidupan pribadi, selangkangan sampai tak ada hujan tak ada badai pun dia tahu-tahu menghina.
Sindiran dibalut bercanda. Hinaan dibalut tawa. Kalau diladenin, ya tentu saja kita yang banyak kalah.
Pernah suatu ketika saya baru salaman dan memperkenalkan diri ke seseorang di wilayah kerja baru. Bicara sewajarnya. Sangat wajar. Ya senormal kalau kenalan sama orang pertama kali. Tak ada satu menit. Dihina-hina dong. Posisi kerja yang saya duduki memang posisi agak panas. Posisi yang rawan membuat iri orang.
"Kan saya cuma bercanda. Baperan amat."
Kira-kira seperti itu kalimat yang mungkin meluncur kalau kita ladenin. Tapi ya mana saya percaya itu murni bercanda, orang-orang seperti itu biasanya memang tajam lidahnya dari dulu. Bahkan memang ada yang mengaku memang suka menyindir sebagai cara komunikasi dia.
Tapi nih tapi, ada satu metode yang sering berhasil saya lakukan untuk menanggapi orang seperti itu. Sibukkan diri. Sampai malas menanggapi hal kecil seperti itu.
"Udah lah, masih banyak urusan lain yang segera harus diberesin nih. Fokus hal penting aja yang lebih besar."
Kalau hati lagi kurang luas, sepertinya salah satu penyebabnya ya kurang capek. Kurang kegiatan penting untuk dikerjakan. Maka kerjakan banyak hal penting, sampai sudah kecapekan duluan mau menanggapi hal seperti itu.
Bekasi, 6 November 2019
Hai! Ini buku kedua kami. Kumpulan tulisan petualangan kami di berbagai belahan dunia.
Lagi open pre order. Kalau di buku pertama saya bercerita tentang Turki, kali ini di buku kedua saya dapat bagian bercerita tentang Brunei Darussalam! Oh ya uniknya, saya tidak membayar sepeserpun untuk bepergian ke Turki maupun Brunei Darussalam.
Silakan teman-teman jika dirasa bermanfaat, boleh memesan. Semoga buku ini jadi kebaikan dan inspirasi untuk kita semua.
“If you want your name to be remembered after your death either do something worth writing or write some thing worth reading.”
-Abraham Lincoln
***
Kini, buku Jejak-Jejak Mengangkasa jilid dua sudah bisa teman-teman pesan!
Caranya, ketik: JJM_Nama_Alamat pengiriman_Buku 1/Buku 2/Paket*_Jumlah pesanan_No WA. Kirim SMS/Whatsapp ke nomor HP 087884400992 (Gading) atau DM Instagram @@gadingaurizki
(*Untuk pembelian 1 paket, tulis 2 dalam jumlah pesanan).
Terima kasih!
29 Juni 2019. Pergi kondangan perdana. Bersama orang yang banyak memberikan pelajaran hidup akhir-akhir ini kepada saya. Semoga Allah beri banyak kebaikan untuk kita semua. #CeritaKiyanJhovy https://www.instagram.com/p/BzSnMVkBg1L/?igshid=1davttnki2lmd
"Sedalam-dalamnya lautan india, lebih dalam lagi cintaku padanya.
Sesuci dan sebeningnya embun pagi, begitulah cintaku pada dirinya."
Itu bukan kutipan dari puisi romantis Kahlil Gibran. Itu penggalan lagu dangdut. Hehe.
Alhamdulillah, 13 April 2019 kami sudah sah menjadi pasangan suami istri. Mohon doanya dari teman-teman yang sholih dan sholihah sekalian, doakan hal-hal baik untuk kami. Semoga kalian juga mendapat banyak kebaikan dari Allah.
Namanya Kiyan. Aku sudah memperhatikan dia sejak 2011. Banyak yang tidak tahu, bertahun-tahun namanya tidak pernah pergi dari pikiranku. Pencarianku sudah selesai, aku memilih mengakui kejujuran hati terdalam. Cinta itu adalah perkara kejujuran kan?
Jadi, jika sudah yakin, siapapun kalian yang sedang mencintai seseorang bertahun-tahun, bersemangatlah menjemputnya. Jemputlah dengan keberanian. Jemputlah dengan niat beribadah kepada Allah. Yakinlah, Allah adalah sebaik-baik Perencana.
Ini dulu sekolah dia. Sekolahku bersebelahan dengan sekolahnya. Satu komplek. Bahkan pintu masuk utama sekolah kami sama. Plang utama nama sekolah kami pun jadi satu. Tidak banyak yang tahu, dulu aku punya impian punya pasangan dari SMA ini. Seperti Pak Ridwan Kamil yang beristri seorang Bu Atalia. Iya, Pak Ridwan Kamil seniorku, dan Bu Atalia adalah seniornya. Namun, kami tak saling kenal di sekolah. Apa lah aku ini, jangankan mengajak kenalan anak SMA sebelah, dulu mengajak kenalan teman SMA sendiri sering ragu. Kuper. Minder. Dia dulu ingin masuk ITB, aku juga. Dia berakhir di Unpad, aku juga. Dulu aku sempat benci jadi anak Unpad. Tapi aku tahu sekarang, bisa jadi menyesal kalau tidak jadi anak Unpad. Mungkin raga kami dulu sering berpapasan di sekolah, tapi hati belum terikat. Tapi seperti kata Ed Sheeran, people fall in love in mysterious ways. Dan tentu saja, Allah SWT adalah perencana terbaik dari setiap kisah hati tentang dua orang. ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ#CeritaKiyanJhovy
Jika sekiranya ada salah, saya mohon maaf lahir dan batin ya. Termasuk jika ada janji dan utang yang belum dilunasi, mohon berkenan mengabari. Kepada sholihin dan sholihat, saya mohon doanya untuk kebaikan saya, keluarga dan teman sekalian juga. Doakan kebaikan untuk negara kita ini. Doakan kebaikan untuk dunia kita ini. Karena setiap individu dan keluarga sejatinya adalah bagian peradaban di dunia ini. Impian kita jauh di depan. Berorientasi akhirat. Setiap langkah yang diambil saat ini, semoga jadi batu bata menuju impian itu.
Terima Kasih
Ada anak kost saya pindah. Karena tempat kerjanya sekarang jauh dari Dago. Dia sudah bertahun-tahun di rumah ini, sejak mahasiswi. Kaget iya, tapi terharu juga. Bertahun-tahun. Bareng serumah meski beda lantai.
"Terima kasih sudah bersedia menginap di sini"
itu kata-kata yang belakangan sering saya bilang ke mereka yang sudah "diwisuda" dari rumah ini. Dari banyak tempat, mereka percaya tinggal bersama saya. Pahadal banyak kurangnya. Terharu.