Avatar

Aristyani Dwi R

@poubelle25 / poubelle25.tumblr.com

Dani Ferdian's wife, mom of 3 boys, dentist
Avatar

Sectio Caesar

Kembali melahirkan dengan proses normal (tanpa operasi) sudah menjadi cita-cita saya sejak awal kehamilan ketiga. Walaupun belum pernah merasakan proses persalinan caesar tapi mendengar cerita dari beberapa kerabat, sepertinya kalau bisa memilih, saya tetap memilih untuk bisa melahirkan dengan normal. Alhamdulillah, Allah menganugerahi kami dengan dua janin kembar, namun ketika mengetahui hal ini, saya sempat harap-harap cemas karena kehamilan kembar lebih sering di akhiri dengan persalinan melalui operasi. Sejak usia kehamilan 6 bulan, dokter mulai memperhatikan posisi kedua janin di dalam rahim saya. Seringkali posisi janin berubah-ubah bahkan hingga di akhir masa kehamilan. Akhirnya karena kedua janin malah memilih untuk berada pada posisi melintang, proses persalinan caesar pun menjadi satu-satunya jalan. Setelah beberapa persiapan dan pertimbangan, akhirnya tanggal pun ditentukan, yaitu di tanggal 25 november 2017 , tepat di saat si kembar berusia 36 minggu lebih 1 hari. Awalnya saya dan suami sempat mengkhawatirkan kondisi janin yang baru berusia 36 minggu. Apakah mereka sudah siap dilahirkan? Apakah berat badannya sudah cukup? Saya sempat meminta kepada dokter kandungan agar mengundur sampai 37 minggu saja. Namun dokter memiliki pendapat lain, menurutnya lebih baik di usia 36 minggu saja karena insya Allah kondisi bayi sudah cukup siap dan tidak perlu menunggu lebih lama agar rahim ibu pun tidak terus menerus membesar. Menghadapi operasi yang sudah terencana memang memberikan perasaan yang cukup berbeda. Sekitar 4 tahun lalu, di akhir desember 2013, saya sudah pernah mengalami operasi kuretase dengan bius total karena keguguran. Saat itu, karena keputusan operasinya mendadak maka mau tidak mau saya harus siap dan pasrah menjalani operasi. Kali ini, saya harus menghadapi operasi yang bahkan rencananya sudah ada sejak beberapa minggu sebelumnya. Adanya jeda waktu antara perencanaan dengan pelaksanaan operasi inilah yang sempat membuat saya takut, cemas, khawatir dan beberapa perasaan negatif lainnya. Katanya suntik spinal itu sakit. Katanya pasang kateter juga sakit. Katanya luka pasca operasi caesar juga butuh waktu cukup lama untuk penyembuhannya. Katanya dan katanya. Beberapa hal inilah yang sempat mengganggu pikiran saya dan akhirnya membuat saya kembali meminta dukungan moril dari teman-teman yang sudah pernah menjalani proses ini. Bismillah, saya selalu berkeyakinan bahwa jika Allah menakdirkan saya untuk menjalani operasi ini maka saya pasti mampu dan kuat melewatinya. Akhirnya, hari operasi pun tiba. Jumat malam jam 9, saya mulai masuk rumah sakit untuk persiapan operasi yang direncanakan akan dilaksanakan besok pagi jam 7. Bismillah, semoga semuanya bisa berjalan dengan lancar. Aamiin. Sabtu, 25 november 2017 Pagi-pagi jam 5 saya sudah mandi lalu sholat shubuh. Mandi memang disarankan oleh perawat untuk menjaga kebersihan badan sehingga mengurangi resiko infeksi. Jam 6, saya dites alergi untuk obat antibiotik yang akan dipakai nanti. Karena prosesnya melalui kulit, tes alergi ini disebut skin test. Dulu saat koas dan menjalani stase bedah mulut di RSUD Tangerang, saya sering sekali melakukan skin test kepada para pasien di ruang IGD. Dan jujur saat itu saya tidak tahu bagaimana rasanya skin test ini. Ternyata... rasanya periiiih sekali, jauh sekali dibandingkan rasa diinfus, disuntik obat biasa atau diambil darah. Wah, ternyata sesakit ini ya. Maaf ya para pasien IGD yang dulu saya skin test.^^ Setelah dilakukan pemeriksaan denyut jantung janin (djj) di ruang perawatan, sekitar jam 7 saya sudah dibawa ke ruang operasi untuk persiapan akhir. Sayang sekali, rumah sakit ini tidak memperbolehkan adanya pendamping yang masuk ke ruang operasi saat tindakan dilakukan, sehingga suami saya hanya bisa mengantar sampai pintu masuk saja, bersama dengan kakak saya. Operasi pun mulai dilakukan. Dokter anestesi memulai dengan suntik spinal. Alhamdulillah ternyata suntik ini tidak sesakit yang saya bayangkan, bahkan lebih perih skin test tadi. Tidak lama kemudian dari pinggang ke bawah mulai terasa kesemutan dan baal (kebas). Dokter obgyn pun memulai dengan doa dan bismillah, seluruh tim pun mulai fokus dengan operasi ini. Karena saya dihalangi oleh pembatas dan hanya ditemani oleh dokter anestesi dan perawat anestesi maka saya hanya bisa berdzikir saja terus menerus sambil mendengar sayup-sayup pembicaraan dokter obgyn dan asistennya. Kondisi kembar memang cukup menyulitkan para dokter. Hal ini pun sempat terlontar dari mulut sang dokter. "Lewat operasi saja sudah cukup sulit apalagi kalau normal". Saya bisa sedikit merasakan ketika perut saya digoyang-goyang untuk mencari posisi bayi. Dan ketika bayi pertama akan dikeluarkan, tim dokter meminta ijin untuk sedikit mendorong perut saya dan proses ini memang akan sedikit sesak. Saya sudah pernah diinformasikan mengenai hal ini sebelumnya jadi saya sudah siap. Bismillah, setelah dokter obgyn, asisten dan bidan membantu mendorong perut saya, akhirnya suara tangis bayi pun terdengar cukup jelas. Saya pun bisa mengintip sedikit saat bayi pertama diserahkan kepada dokter dan perawat anak untuk diperiksa dan dibersihkan. Dokter anestesi dan perawat anestesi yang selalu berada di samping saya pun langsung memberi selamat. Tidak lama berselang, bayi kedua pun berhasil dikeluarkan tanpa perlu mendorong perut lagi. Alhamdulillah, kedua bayi sudah keluar dengan selamat. Setelah kedua bayi selesai dibersihkan, perawat anak pun membawa mereka kepada saya untuk bisa saya lihat dan cium sebelum dibawa kembali ke ruang perawatan bayi untuk observasi. Selamat datang di bumi Allah anak-anakku tersayang.:") Alhamdulillah, akhirnya proses operasi sudah sampai di tahap akhir yaitu penjahitan. Setelah selesai semuanya, saya pun diantar ke ruang pemulihan untuk observasi selama kurang lebih 4 jam sebelum bisa dipindahkan ke ruang perawatan.Alhamdulillah. Proses yang cukup saya khawatirkan akhirnya terlewati juga. Sampai detik itu, saya belum merasakan sakit yang berlebihan kecuali perihnya skin test. Proses pemulihan di ruang perawatanlah yang ternyata malah membuat saya benar-benar kapok menjalani proses operasi. Selama 12 jam pasca operasi, saya belum boleh duduk dan rasa nyeri di sekitar luka operasi masih beberapa kali saya rasakan hingga hari kedua, walaupun saya sudah diberikan obat anti nyeri. Namun, alhamdulillah di hari ketiga saya sudah bisa belajar jalan dengan lebih lancar dan rasa nyeri itu pun sudah berangsur hilang. Alhamdulillah. Luar biasa memang perjuangan seorang ibu saat melahirkan buah hatinya. Melahirkan dengan normal maupun operasi sama-sama memberikan kenangan yang luar biasa tidak akan pernah saya lupakan. Semoga Allah menerima itu semua menjadi amalan saya sebagai seorang ibu juga sebagai hambaNya. Semua rasa nyeri dan rasa khawatir yang pernah hinggap di pikiran saya juga seketika hilang ketika melihat dua jagoan kembar yang kini sudah bisa saya peluk dan cium. Alhamdulillah, nikmat Tuhan yang manakah yang kamu dustakan? Sebuah kesimpulan akhir yang selalu saya ingat dari proses SC ini : - ternyata skin test memberikan rasa perih yang lebih sakit dibanding suntik biasa, infus, ambil darah, dan bahkan suntik spinal - pasang kateter itu tidak sakit karena saat dipasang saya sudah dibius. Sedangkan dilepasnya memberikan sedikit rasa linu - proses pemulihan pasca SC memang butuh waktu yang lebih lama dibanding proses melahirkan normal namun yang penting kita sendiri harus yakin dan semangat bahwa semuanya akan bisa terlewati - dokter anestesi dan perawatnya adalah teman yang setia mendampingi kita saat proses operasi karena merekalah yang bertanggungjawab atas kondisi kita, sedangkan dokter yang lain akan lebih fokus pada bayi. Makasih ya dok dan teteh perawat. Terakhir. Terimakasih jagoan-jagoan tersayang ( Abi, Kenzie, Raka, Rai) yang menjadi sumber kekuatan Ibu dalam menjalani proses ini. Terimakasih juga kepada seluruh keluarga besar dan sahabat yang ikut mendoakan bahkan ikut mendampingi di masa-masa sebelum dan sesudah operasi. Semoga keberkahan Allah selalu hadir dlm hidup kita.

Avatar
reblogged
Avatar
frinholic

Alhamdulillah telah lahir dengan selamat putra kembar kami pada hari ini, Sabtu 25 November 2017 di RS. Hermina Pasteur, melalui operasi sectio caesar dengan nama: . Raka Muhammad Zaidan Khalifa, 2.371 gram, 47.5 cm pukul 07.30, dan Rai Muhammad Salman Raqila, 2.780 gram, 48 cm pukul 07.34 . Teriring doa dalam nama, agar keduanya menjadi pribadi yang meneladani Rasulnya, baik dari segi akhlak, ibadah, maupun berbagai aspek kehidupannya. Tidak ada teladan sebaik Rasulullah Muhammad saw . Zaidan Khalifa, seorang yang diharapkan memiliki kelebihan dalam hal kepemimpinan. Menjadi pribadi yang memiliki karakter “strong leadership” yang dapat memberi warna kepemimpinan positif dalam perjalanan bangsa ini . Salman Raqila, pribadi yang selamat, terkawal dari api neraka karena senantiasa berbuat kebajikan. Hadirnya membawa maslahat, hari-harinya diwarnai cinta kasih dan semangat berbagi . Raka dan Rai, nama yang melestarikan kearifan lokal Sunda yang menandakan kakak - adik dalam proses kelahiran dua orang putra (dalam hal ini persalinan kehamilan kembar). Menyematkan terminologi Sunda dalam nama juga mengharapkan kedua anak kami memiliki etos atau karakter Kasundaan sebagai jalan menuju keutamaan hidup. Karakter orang Sunda yang dimaksud adalah cageur (sehat), bageur (baik), bener (benar), singer (mawas diri), wanter (berani) dan pinter (cerdas) . Mohon doa agar harapan yang tertuang dalam nama tersebut menjadi nyata. Mohon doa juga agar mereka senantiasa sehat, dapat menjadi anak yg shaleh, dan penyejuk hati kedua orang tua. Aamiin . “Aku berlindung kepada Allah untukmu berdua dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna, dari segala setan, binatang yang berbisa, dan pandangan mata yang jahat.” (HR. Al Bukhari 3371)

Avatar
poubelle25

Selamat datang di bumi Allah anak-anakku tersayang..

Avatar

Pemindahan nilai manfaat

Tahu film toy's story? Buat para generasi 90an, film ini menemani dengan setia tumbuh kembang kita sejak SD hingga masa kuliah. Di saat tokoh utamanya berusia SD, kita juga sedang duduk di bangku SD, begitu pula saat tokoh utamanya akan masuk kuliah, kita juga sedang berada di masa-masa perkuliahan. Walaupun seri terakhirnya sudah muncul sejak beberapa tahun lalu tapi bagi anak saya yang baru berusia 2 tahun, film ini adalah film yang baru untuk dia dan cukup pas menjadi tontonan favoritnya. Saat pertama menonton film ini mungkin saya tidak terlalu menyadari bahwa ternyata ada sebuah pelajaran penting dari film ini, namun karena sering menemani si kecil menonton ulang film ini, akhirnya saya menangkap sebuah pesan penting yaitu tentang memindahkan nilai manfaat. Saat tokoh utamanya (Andi) harus mengikhlaskan mainan kesayangannya (woody dkk) untuk diberikan kepada seorang anak kecil yang juga sangat sayang kepada mainan-mainannya maka di situlah ada sebuah pelajaran bahwa di satu titik waktu tertentu, ada kalanya kita harus bijak memindahkan nilai manfaat sebuah barang yang mungkin sudah tidak kita gunakan kepada orang lain yang lebih membutuhkan. Keputusan ini memang terkadang terasa begitu berat, bahkan di film ini pun digambarkan bahwa sang tokoh utama sempat galau saat akan menyerahkan mainan kesayangannya namun akhirnya dia menyadari bahwa keputusan tersebut adalah yang terbaik baginya juga bagi mainannya. Nilai penting dari film ini sangat bisa diaplikasikan di kehidupan kita sehari-hari. Saya sendiri juga pernah memiliki koleksi donal bebek yang begitu saya sayangi. Saya mengoleksi banyak pernak pernik ini sejak duduk di bangku SD. Saat kuliah bahkan boneka-bonekanya masih menemani saya saat tidur. Ketika saya akan menikah, barulah saya mulai memilah kembali apa saja yang masih akan saya simpan dan apa saja yang akan saya berikan kepada orang lain. Akhirnya saat ini tinggal tersisa satu kotak kecil koleksi donal bebek yang kini sudah dijadikan mainan oleh anak pertama saya dan sisanya sudah saya berikan kepada saudara terdekat saya yang masih kecil. Sebenarnya, pemindahan nilai manfaat ini sudah diajarkan oleh orangtua saya sejak kecil. Saat ada barang yang sudah tidak akan dipakai maka sebaiknya diberikan kepada yang lebih membutuhkan. Prinsip ini berlaku untuk banyak hal, bisa baju, tas, sepatu bahkan buku pelajaran atau buku kuliah. Begitu pula dengan kondisi di saat akan membeli sebuah barang baru. Dengan adanya barang baru maka kemungkinan akan ada barang lama yang menjadi jarang dipakai atau bahkan tidak digunakan lagi. Prinsipnya adalah saat ada barang yang baru dibeli maka harus ada barang yang diberikan kepada orang lain. 1 in 1 out. Hal ini sebenarnya terlihat sangat sederhana namun jika ingin direnungkan lagi lebih dalam, pemindahan nilai manfaat ini sungguh bisa memberikan kepuasan sendiri dalam hati kita. Selain menjaga agar jumlah barang (harta) kita tidak terus menerus bertambah, di sisi lain, mungkin kita juga bisa memenuhi kebutuhan orang lain terhadap suatu barang. Biasanya saya memberikan barang-barang yang sudah tidak saya pakai ke saudara terdekat atau ART di rumah, bisa saat hari raya atau kapanpun saat ada waktunya. Untuk buku pelajaran atau kuliah, saya juga terkadang memberikannya kepada adik kelas saya di kampus atau saudara terdekat yang membutuhkan. Percayalah, saat melihat barang yang kita berikan itu dipakai oleh orang lain, maka di situlah saya merasa senang karena bisa memindahkan nilai manfaat barang tersebut dari saya kepada orang tersebut. Jika melihat dari sisi barang yang kita berikan itu, seperti mainan yang ada di dalam film toy's story, saya yakin mereka pun lebih merasa senang saat dirinya bisa dipakai walaupun harus berganti pemilik dibandingkan hanya diletakkan di gudang tanpa bisa memberikan nilai manfaat. Jadi, yuk beres-beres lemari kita dan pilah kembali barang-barang mana yang masih akan dipakai dan mana yang sudah tidak akan dipakai lagi. Berbagilah ! karena dengan berbagi, kita justru akan semakin bahagia.

Avatar

Mengasuh si kecil anugerah dari Allah ^^ (part2)

Setelah membahas 5 hal di part1 yang menjadi perhatian saya saat mengasuh anak , maka ini adalah 5 hal lainnya yang juga menjadi perhatian saya. Selamat membaca!! 6. Bedak bayi & minyak telon Sejak sebelum melahirkan, saya memang pernah membaca bahwa penggunaan bedak bayi sebenarnya tidak disarankan karena dapat terhirup bayi dan menimbulkan gangguan di paru-parunya. Kakak saya juga memberitahu saya mengenai hal ini sehingga saya memang tidak pernah menggunakan bedak bayi kepada anak saya kecuali saat anak saya terkena penyakit roseola dan diresepkan bedak oleh dokternya di usia 1 tahun. Namun untuk minyak telon, saya masih menggunakannya bahkan hingga anak saya berusia 2 tahun. Kondisi cuaca yang cukup dingin di Bandung menjadi alasan utama saya untuk memberikan minyak telon kepada bayi. Namun ternyata, menurut mba Monika (konselor laktasi), penggunaan bedak bayi, minyak telon dan krim atau lotion lain untuk bayi tidaklah diperlukan. Satu-satunya yang bisa diberikan kepada bayi adalah krim ruam popok yang mengandung zinc dan hanya diberikan ketika bayi mulai ruam popok. Memang terkadang, para ibu tergoda dengan iklan di televisi dengan adanya bedak, minyak telon, baby lotion, baby oil, cologne dan bahkan hair lotion yang seolah memang dibutuhkan oleh bayi. Pada kenyataannya, kosmetik-kosmetik tersebut tidak diperlukan, bahkan penggunaannya dapat menyebabkan dermatitis pada kulit bayi yang masih sangat sensitif. Untuk memberikan kehangatan kepada bayi bisa dengan memakaikan baju panjang saja. Jadi ternyata memang lebih baik untuk membiarkan bayi kita apa adanya saja tanpa diberikan krim dan bedak disana sini kecuali memang ada instruksi khusus dari dokter anak. 7. Sarung tangan kaki dan bedong Saat membeli perlengkapan kebutuhan bayi di usia kehamilan 7 bulan ke atas, biasanya sarung tangan dan sarung kaki menjadi satu hal yang dimasukkan ke dalam daftar kebutuhan bayi yang diperlukan. Saya pun membeli sekitar 3 pasang saat hamil anak pertama dulu. Dari rumah sakit pun, selama 2 hari dirawat di sana pasca persalinan, bayi kecil saya pun selalu dipakaikan sarung tangan. Setelah sampai rumah, selama beberapa hari awal, saya masih sering memakaikan sarung tangan ini sedangkan sarung kaki sangat jarang karena biasanya kaki bayi sudah tertutup bedong. Namun ternyata sebenarnya lebih baik agar tangan bayi lebih sering dibiarkan bebas tanpa tertutup sarung tangan sehingga tangannya bisa bebas bereksplorasi. Penggunaan sarung tangan bisa saja diperlukan jika khawatir bayi akan mencakar wajahnya sendiri tapi selama kukunya dipotong dengan rutin, hal ini bisa dicegah tanpa harus bergantung pada penggunaan sarung tangan. Oleh karena itulah, di kehamilan kedua ini saya tidak terlalu mementingkan untuk membeli sarung tangan dan kaki ini. Lalu soal bedong membedong, sepertinya sudah cukup banyak artikel yang menjelaskan mengenai bahayanya membedong bayi dengan ikatan yang terlalu kencang seperti yang sering dilakukan orang-orang terdahulu. Dengan alasan agar kakinya lurus maka pemakaian bedong bayi seperti menjadi keharusan di awal masa kelahiran. Saya sendiri pun membedong anak pertama saya selama kurang lebih di 3 minggu awal. Di beberapa hari awal, bedongnya menutupi sampai tangan tapi lama kelamaan hanya untuk menutupi bagian kaki saja agar tangannya bisa bergerak bebas. Namun ternyata penggunaan bedong ini tidak terlalu diperlukan. Saat ada kunjungan pasca persalinan dari bidan rumah sakit ke rumah saya, bu bidan sedikit menegur saya karena saat itu saya masih membedong anak saya yang sudah berusia 3 minggu. Menurutnya hal itu membatasi gerak anak dan kalau mau memberikan kehangatan, cukup pakaikan saja celana panjang dan kaus kaki. Jadi, sepertinya kalau memang mau membedong anak di awal masa kelahirannya, mungkin cukup di 1 minggu pertama saja, hanya untuk proses adaptasi awal sang ibu saat menggendong bayi yang baru lahir dan juga untuk proses adaptasi awal si kecil dengan dunia di luar rahim. Tapi jangan lupa dilonggarkan ya bedongnya ^^ 8. Tidur tengkurap dan SIDS Di awal masa kelahirannya, saat tidur, anak saya selalu diposisikan tidur telentang menggunakan bantal peang dan dikelilingi oleh guling kecil dan selimutnya. Selama kurang lebih 1 minggu awal, posisi tidur anak saya akan selalu seperti ini, baik tidur siang maupun malam. Ketika menjelang hari akikah, alhamdulillah, saya dan si kecil mendapat kunjungan dari rekan-rekan di klinik tempat saya bekerja. Saat itulah, dokter pemilik klinik menyarankan saya untuk menidurkan bayi dalam posisi tengkurap, insya Allah bayi akan lebih nyenyak. Hal ini disebabkan karena saat bayi mengalami refleks moro ( refleks seperti terkejut dan mengangkat kedua tangannya ), jika tidur tengkurap, bayi akan tetap merasa nyaman karena dadanya seperti masih di dalam pelukan ibu, berbeda jika tidur telentang. Cara menidurkan tengkurap adalah setelah bayi tertidur, letakkan di tempat tidurnya lalu perlahan miringkan badan bayi dan ubah posisinya menjadi tengkurap dengan terlebih dulu menjaga tangannya agar tidak sampai terlipat. Karena saat tidur tengkurap jika bayi pipis maka pipisnya bisa menyebar sampai ke perut jika menggunakan popok kain, maka untuk mengakalinya bisa menggunakan popok kain tambahan yang dilipat menyerupai pembalut dan diletakkan di dalam popok kain yang dipakai sehingga pipisnya akan terserap ke bagian itu, atau kalau memang sudah pakai cloth diaper atau pospak, insya Allah lebih aman. Sepulangnya rombongan klinik dari rumah, saya langsung mempraktikkan anjuran dari dokter ini. Alhamdulillah, tidur anak saya memang menjadi lebih nyenyak dan saya terus memakai cara ini hingga si kecil sudah bisa berguling-guling sendiri saat tidur. Namun, ada yang harus diwaspadai orangtua jika menggunakan cara ini yaitu Sudden Infant Death Syndrome (SIDS). SIDS ini adalah kondisi saat bayi tiba-tiba meninggal tanpa penyebab yang jelas di usia kurang dari 1 tahun. Biasanya terjadi saat tidur dan sering dikaitkan dengan kondisi bayi saat tidur seperti tidur tengkurap, terkena asap rokok, kepanasan, tertutup selimut ataupun bantal tidurnya, dan lainnya. Untuk mencegah hal ini, ada baiknya, ibu selalu mengecek kondisi bayi saat tidur tengkurap setiap 2 jam. Walaupun ini mengganggu tidur sang ibu tapi setidaknya si kecil bisa tidur lebih nyenyak. 9. Bouncer dan car seat Saat hamil anak pertama, saya memang tidak mempersiapkan untuk membeli bouncer karena di klinik tempat saya praktik ada sebuah poster yang menjelaskan bahwa penggunaan bouncer dan carseat di usia kurang dari 4 bulan ternyata kurang baik untuk pertumbuhan tulang belakang bayi. Menurut poster tersebut, bentuk bouncer dan carseat akan membuat bayi berada pada posisi duduk dan membuat berat badannya tertumpu pada salah satu sisi saja sehingga tulang punggungnya bisa bengkok. Oleh karena itu, menurut penjelasan di poster, paling cepat menggunakan bouncer atau carseat adalah saat bayi sudah bisa bertumpu pada dua lengannya. Walaupun tidak membeli bouncer sendiri, ternyata saya mendapatkan hadiah bouncer dari beberapa teman. Pada akhirnya bouncer ini tidak saya gunakan di awal kelahiran. Kira-kira di usia 3 bulan, saya mencoba memakai bouncer ini untuk mengajak si kecil bermain tapi ternyata dia tidak betah berada di atas bouncer ini dan akhirnya bouncer ini pun tidak saya gunakan lagi. Kalau untuk carseat, saya pernah mencoba menggunakannya saat si kecil berusia 4-5 bulan namun lagi-lagi bayi kecil saya tidak betah. Untuk penggunaan carseat dan bouncer memang sebaiknya lebih diperhatikan lagi kebutuhannya bagi setiap orangtua. Jika memang akan menggunakannya, maka jangan lupa perhatikan jenis dudukan bouncer atau carseat yang sesuai dengan usia bayi. Dan jangan lupa untuk selalu memperhatikan kondisi bayi saat sedang di dudukkan di carseat atau bouncer. 10. Hobi "makan tangan" Sejak usia 3-4 bulan, bayi akan mulai sering memasukkan tangannya ke dalam mulutnya sendiri. Banyak orangtua yang akhirnya sering melarang bayi melakukan hal ini karena alasan kebersihan. Namun ternyata, dalam sebuah artikel pernah dijelaskan bahwa hal tersebut adalah hal yang normal bagi bayi karena dia sedang mengeksplorasi segala sesuatu di sekitarnya menggunakan tangannya termasuk mulutnya sendiri. Selain itu, hal ini juga akan membiasakan mulut bayi untuk dimasuki sesuatu benda asing sehingga kelak saat waktu MPASI tiba, mulut bayi akan menjadi lebih siap. Salah satu contohnya adalah bayi menjadi tidak mudah muntah saat dalam fase MPASI. Setelah membaca artikel tersebut, saya pun mencoba untuk membiarkan bayi saya memasukkan tangan ke dalam mulutnya, yang penting kondisi tangannya bersih dan tidak habis memegang sesuatu yang kotor. Alhamdulillah, saat memasuki fase MPASI, anak saya tidak pernah tiba-tiba muntah saat disuapi makanan. Jadi, yang penting perhatikan saja kebersihan tangan bayi setiap saat. ^^ Kira-kira itulah 5 hal lagi mengenai asuh mengasuh si kecil yang ingin saya bagikan di tulisan ini. Semoga bermanfaat :)

Avatar

Mengasuh si kecil anugerah dari Allah ^^ (part1)

Memasuki usia kehamilan 30 minggu, saya mulai kembali membaca buku-buku tentang melahirkan, menyusui dan mengurus bayi. 3 tahun memang belum bisa dikatakan cukup lama untuk membuat saya melupakan hal-hal tersebut, namun selain kondisi yang sedikit berbeda di kehamilan kali ini, tidak ada salahnya saya me refresh kembali ingatan saya mengenai hal ini. Alhamdulillah, saat berusia 25 tahun, saya mendapatkan hadiah buku dengan judul Panduan Terlengkap Pasca Melahirkan karya penulis Nurul Chomaria, S.Psi yang diberikan oleh sahabat-sahabat terdekat saya dan di saat anak pertama saya berusia 2 bulan, saya juga mendapatkan sebuah buku dengan judul Buku pintar ASI dan Menyusui dari penulisnya langsung yaitu mba Fatimah Berliana Monika, seorang konselor ASI dengan sertifikat internasional yang di tahun 2015 silam mengisi materi bersama dengan suami saya mengenai 1000 hari pertama kehidupan di Masjid Salman ITB. Dua buku ini lah yang menjadi pedoman saya dalam memulai perjalanan baru sebagai ibu. Kali ini saya akan sedikit berbagi apa-apa saja yang menjadi perhatian saya dalam mengurus bayi. Selain dari 2 buku ini, saya juga mendapatkan ilmu dari berbagai sumber lain seperti dari pengalaman orang terdekat, diskusi dengan teman-teman maupun sumber-sumber lain dari internet. So, here we goo.. 1. Perah memerah ASI Bagi semua ibu baru, ASI pasti menjadi perhatian utama. Terlebih lagi di masa sekarang kampanye mengenai ASI begitu marak dilakukan. Hampir semua ibu merasakan sedikit kekhawatiran mengenai ASI ini, begitu juga dengan saya. Namun alhamdulillah banyak dukungan di sekitar yang meyakinkan saya bahwa insya Allah, saya pasti bisa memberikan ASI eksklusif kepada anak saya. Di hari persalinan, saya cukup menyesal karena lupa membawa pompa ASI ke rumah sakit, padahal walaupun ASI nya belum banyak yang keluar tapi dengan diperah, maka ASI tersebut akan terangsang untuk keluar. Prinsipnya adalah semakin sering diperah maka ASI akan semakin terangsang untuk keluar. Jadi sebisa mungkin sering seringlah memerah walaupun ASI yang dihasilkannya sedikit. Menurut mba Monik (konselor ASI), minimal memerah itu 15-20 menit dan usahakan tiap 2-3 jam sekali. Karena selama 3 bulan pertama saya benar-benar di rumah saja mengurus si kecil, maka bayi saya lebih sering menyusu langsung sehingga kadang saya tidak berkesempatan untuk memerah. Padahal sebenarnya bisa saja lho memerah sambil menyusui langsung. Hal ini baru saya lakukan di bulan ke 3 pasca melahirkan. Kurangnya frekuensi saya memerah dan juga karena sering menyusui langsung, stok ASIP saya terhitung sangat sedikit sehingga ketika sudah mulai praktik dokter gigi dan harus meninggalkan bayi di rumah, stok ASIP saya benar-benar kejar tayang. Terlebih lagi, terkadang bayi saya masih merasa kurang setelah menyusu langsung sehingga biasanya walaupun ada saya di rumah, bayi kecil ini masih meminta ASIP. Produksi ASI saya memang tidak banyak. Kalau sedang di rumah saja, karena sering menyusui langsung, kadang saya hanya bisa memerah sebanyak 60-70 ml. Oleh karena itulah, stok ASIP saya lebih banyak dalam takaran 60-70 ml per botolnya. Kalau saya pergi praktik selama kurang lebih 3 jam, maka saat pulang barulah ASI hasil perah saya bisa mencapai 100-120 ml. Hal inilah yang membuat kulkas freezer 1 pintu yang sudah ada di rumah hanya terisi penuh 1 kolom saja. ^^ Namun, alhamdulillah, dengan kondisi yang seperti itu, anak saya, Kenzie, berhasil melalui ASI eksklusifnya hingga usia 2 tahun 1 bulan. Jadi , jangan patah semangat!! Insya Allah kalau kita yakin, Allah pun akan ikut memberikan ridhoNya. Jangan lupa juga untuk selalu "happy", karena semakin stress si ibu saat ASI nya kurang maka produksi ASI nya pun akan menjadi semakin sedikit. 2. Donor ASI? Saat ini, donor ASI memang sudah sering ditemukan di tengah kehidupan para ibu-ibu muda, dengan pertimbangan bahwa ASI hasil donor itu lebih baik dibandingkan pemberian susu formula. Saya sendiri menerima donor ASI dari kakak saya yang di saat saya baru melahirkan, anaknya baru berusia 5 bulan. Alhamdulillah, produksi ASI kakak saya cukup melimpah sehingga masih bisa memberikan 16 botol ASIP nya untuk mendukung program ASI eksklusif keponakannya. Di awal2 masa menyusui memang banyak ibu yang mengeluhkan bahwa produksi ASInya masih sedikit, hal ini wajar saja karena proses stimulasi dari pompa ASI maupun dari sang bayi pun masih baru sedikit dilakukan. Oleh karena itulah, biasanya di awal masa kelahirannya, banyak bayi yang mengalami jaundice atau kuning yang ditandai dengan nilai bilirubin yang di atas 20 mg/dL untuk bayi di atas usia 3 hari. Hal ini bisa disebabkan salah satunya karena kurangnya asupan ASI. Alhamdulillah, anak pertama saya tidak mengalami fase ini karena mendapat donor ASI dari kakak saya. Masalah donor ASI ini memang harus sangat diperhatikan terlebih bagi kaum muslim yang mengenal adanya saudara sepersusuan. Menurut saya, yang bisa menjadi ibu susu bagi anak saya kelak haruslah seseorang yang benar-benar saya kenal baik dan diketahui jelas identitasnya, bukan orang yang baru saya kenal. Saya sendiri pun memutuskan untuk menerima donor ASI karena sang ibu adalah kakak saya sendiri. Tapi hal ini dikembalikan lagi ke pribadi masing-masing ya. 3. Memberikan ASIP untuk pertama kalinya kepada si kecil Untuk menghindari bingung puting, memang sebaiknya bayi tidak langsung diberikan ASIP melalui dot. Walaupun teknologi dot saat ini sudah banyak macamnya tapi tetap saja konsistensi dot yang terbuat plastik dengan yang dimiliki Ibu sungguh berbeda sehingga bisa membuat bayi merasa bingung puting. Oleh karena itu, di awal-awal masa memberikan ASIP (pertama kalinya adalah saat saya harus kontrol 1 pekan pasca persalinan ke rumah sakit), ibu saya yang menjaga bayi di rumah menggunakan sendok untuk menyuapi ASIPnya. Bisa juga menggunakan pipet atau suntikan tanpa jarum. Memang agak sedikit kewalahan karena terkadang bayi menjadi sangat tidak sabaran ketika disuapi dengan sendok. Namun alhamdulillah lama-lama bayi mulai terbiasa. Setelah kurang lebih 1 bulan, di saat anak saya sudah semakin akrab dan kenal dengan menyusui langsung dari ibunya, barulah saya menggunakan dot untuk memberikan ASIP. Sebenarnya, pemberian ASIP memang sebaiknya tidak menggunakan dot sama sekali, karena ada alat yang lebih baik yaitu cup feeder. Tapi saat itu, saya merasa selama bayi saya tidak bingung puting dan frekuensi pemberian ASIPnya juga tidak terlalu sering, maka saya tetap menggunakan dot. (Salah satu alasan lain tidak menggunakan cup feeder adalah karena penggunaannya lebih rumit menurut saya, hehehe) 4. Kualitas ASI Yang harus diperhatikan dari ASI bukan hanya kuantitasnya yang mencukupi kebutuhan bayi, namun juga termasuk kualitasnya. Di saat bayi saya berusia 1 bulan dan kontrol ke dsa (dokter spesialis anak) untuk sekalian vaksin, dokter mengatakan bahwa kenaikan BB bayi saya masih kurang padahal ASI saya dirasa cukup memenuhi kebutuhannya. Dokter mengatakan bahwa mungkin bukan di kuantitas ASI nya yang menjadi masalah, melainkan dari kualitasnya. Lalu apa yang mempengaruhi kualitas ASI ini? Tentu saja makanan yang dimakan oleh sang ibu. Saat itu, untuk meningkatkan kualitas ASI saya, dokter menganjurkan agar saya mengonsumsi telur ayam sebanyak 2 kali dalam satu hari. Hal ini juga masih dibarengi dengan sayur-sayuran hijau dan makanan bergizi lainnya. Alhamdulillah, setelah menerapkan anjuran dokter, BB bayi saya pun naik dengan baik dan sesuai dengan standar BB per usia dari WHO. Jadi, bagi para ibu-ibu menyusui, selalu perhatikan asupan makanannya ya, karena ASI masih menjadi satu-satunya sumber nutrisi bagi bayi kita. 5. Popok kain, pospak atau cloth diaper? Jika ada yang menanyakan hal di atas, maka jawaban saya adalah ketiga-tiganya. Di awal kelahiran, saya menggunakan popok kain agar bisa memantau kondisi kecukupan ASI dari frekuensi BAB dan BAK si kecil, selain itu , saat tali pusarnya belum lepas, rasanya lebih aman menggunakan popok kain. Setelah berusia 1 bulan, barulah saya mulai mengganti popok kain ini dengan kombinasi cloth diaper dan pospak (popok sekali pakai). Kombinasi ini saya lakukan karena dengan menggunakan cloth diaper, selain mengirit biaya pospak, saya melatih dan membiasakan diri saya sendiri untuk mengecek kondisi bayi dan mengganti cloth diapernya setiap 4 jam sekali karena biasanya jika sudah lebih dari 4 jam, cloth diaper ini akan mulai bocor. Kalau menggunakan pospak seharian, saya bisa lupa mengecek atau mengganti per 4 jam karena biasanya pospak bisa menahan air pipis bayi hingga 8 jam, sedangkan memang sebaiknya untuk bayi baru lahir, popok harus diganti per 4 jam untuk menghindari ruam popok. Saat sudah mulai malam dan sudah waktunya tidur, barulah saya ganti menggunakan pospak hingga pagi agar tidak mengganggu tidur bayi. Selain itu, frekuensi BAK bayi saat tidur pun lebih sedikit. Saya bertahan menggunakan kombinasi ini hingga anak saya berusia 6 bulan. Setelah 6 bulan, saya hanya menggunakan pospak saja karena pup bayi yang mulai padat ( karena sudah mulai makan mpasi ) akan cukup menyulitkan saat harus mencuci cloth diapernya. Kurang lebih itulah 5 hal yang saya bahas di part 1 ini, sisanya masih ada lagi beberapa hal yang menjadi perhatian utama saya saat mengurus si kecil. Tunggu kelanjutannya yaaa.. ^^

Avatar

Happy 4th, love ♡♡!! Alhamdulillah Allah ijinkan aku untuk mencoba menjadi perhiasan terindah bagimu selama 4 tahun ini. Terima kasih atas segala kerja kerasmu untuk keluarga kecil kita yang kini bukan hanya akan menjadi empat anggota namun langsung diberikan bonus olehNya menjadi lima. Tidak terasa, sepertinya baru saja kemarin, kita saling melirik penuh rasa syukur dan bahagia. Lirikan yang membuat hati ini terus hidup karena cinta. Terima kasih atas rasa yang masih sama seperti ketika pertama kali kamu genggam tangan ini. Terima kasih atas segala inspirasi dan bimbinganmu selama ini. Terima kasih juga karena sudah menjadi suami dan Abi yang terbaik untuk anak kita. Semoga Allah perkenankan ikatan ini terus hadir hingga ke surgaNya. Aamiin. Love you always,♡♡

Avatar

Perjuangan Baru !!

Sungguh benar adanya bahwa menikah itu akan menyempurnakan agama dan juga hidup, karena setelah menikah saya merasa sudah tidak ada lagi yang perlu dicari dalam hidup ini. Padahal ternyata menikah bukanlah akhir dari pencarian melainkan awal dari sebuah perjuangan. Jujur saja, sebelum menikah, saya bukanlah tipe seorang pejuang. Saya terbiasa diatur dan mengikuti aturan, hal ini mungkin terbentuk dari kedisiplinan yang diajarkan oleh kedua orangtua saya. Saya juga bukanlah anak yang bisa merayu dan berjuang keras saat ayah saya sudah mengatakan tidak. Selain itu, saya terbiasa membuat batasan dalam diri sendiri atas segala sesuatu, misalnya saat saya memiliki sebuah ide dan tidak ada yang mendukung saya, saya mungkin langsung berpikir untuk berhenti saja karena saya berpikir bahwa saya tidak akan bisa maju sendirian. Mungkin saya hampir bisa dikategorikan menjadi orang yang mudah menyerah. Tapi alhamdulillah ini tidak berlaku untuk segala hal walau mungkin terhitung sering. Namun mungkin inilah yang membuat saya tidak pernah memiliki impian atau cita-cita yang tinggi. Ternyata tanpa saya sadari, hal ini sedikit mempengaruhi kriteria saya dalam mencari jodoh. Namun ternyata Allah selalu tahu yang terbaik bagi hambaNya. Allah mengirimkan saya seorang suami yang sangat jauh melampaui ekspektasi saya. Alhamdulillah. Saya yakin ada sesuatu yang indah yang Allah rencanakan untuk saya. Setelah menikah, saya memang merasa tidak se produktif dulu dalam beberapa hal. Inilah yang seringkali membuat saya merasa menjadi sangat kurang bersyukur atas anugerahNya. Entah karena aktivitas yang kini berbeda dan saya masih berusaha membiasakan diri atau saya hanya masih terlena dengan segala anugerah yang ada. Sepertinya kemungkinan yang kedua lah yang terjadi dalam diri saya. Sering sekali saya merasa malu saat melihat suami yang masih begitu produktif dalam banyak hal tapi lagi-lagi godaan terlena ini lah yang membuat saya kembali diam tak berbuat apa-apa. Sulit sekali rasanya untuk bisa kembali meningkatkan produktivitas saya dalam hal lain selain mengurus anak dan suami. Sulit karena saya begitu mudah menyerah. Alhamdulillah suami saya sangat mendorong dan memotivasi saya untuk bisa kembali produktif. Berbagai upaya sering dilakukan olehnya agar saya kembali terpapar dengan hal-hal aktif dan positif. Alhamdulillah kini saya pun mulai kembali meningkatkan lagi semangat saya agar bisa lebih produktif dalam berbagai hal karena sejatinya saat saya sudah disatukan oleh Allah dengan suami, maka nilai kebermanfaatan yang seharusnya bisa kami berikan kepada orang lain menjadi dua kali lipat lebih besar bukan? Menikah memang bukanlah akhir melainkan awal dari perjuangan baru, berjuang untuk meraih surgaNya, melahirkan anak-anak yang bisa menjadi pejuang agamaNya, dan juga berjuang untuk bisa menjadi manusia yang bermanfaat lebih banyak lagi bagi orang lain. Kini, janin kembar telah bertumbuh dalam rahim saya, semoga ini menambah motivasi saya untuk bisa meningkatkan daya juang ini bersama suami tercinta. *terima kasih atas segala kesabaran dan dukungan yang selalu diberikan, semoga kelak walaupun tidak bisa melebihimu, aku akan bisa menjadi pendamping yang selalu bisa mengiringi langkahmu, aamiin*

Avatar
Sepertinya fitrah manusia memang senang diperdengarkan kalam Illahi, karena sejak dalam kandungan pun, aktivitas janin akan selalu meningkat saat diajak sholat dan tilawah. Semoga fitrah ini akan terus terjaga dari awal hingga akhir kehidupan di dunia. Aamiin.
Avatar

Alhamdulillah, di acara HUT provinsi Jawa Barat yang ke 72 di tanggal 19 Agustus 2017 kemarin, saya berkesempatan mendampingi suami yang alhamdulillah mendapatkan penghargaan dari Gubernur Jawa Barat berupa Anugerah Prakarsa di bidang Kesehatan. Selesai mengikuti apel bersama dengan ratusan PNS dan ANS provinsi Jawa Barat, tibalah waktunya bagi para penerima penghargaan untuk berfoto bersama dengan Pak Gubernur. Setelah selesai foto bersama seluruh penerima penghargaan, beberapa orang atau pendamping penghargaan juga ada yang masih mengantre untuk berfoto dengan Pak Aher. Saat itu, saya hanya berdiri agak jauh dari kerumunan, menunggu suami saya yang baru selesai foto bersama. Tiba-tiba, salah satu ajudan gubernur bertanya kepada saya apakah saya ingin berfoto juga dengan pak gubernur. Saya langsung menggeleng menandakan tidak mau dan yang terpikir oleh saya ketika itu, adalah sosok wanita yang selama ini mendampingi pak gubernur yaitu Ibu Netty. Spontan saja saya langsung menjawab tawaran ajudan tersebut dengan pertanyaan, "kalau bu Netty nya dimana pak?" Ajudan itu pun langsung menunjukkan posisi ibu gubernur Jawa Barat yang berada tidak jauh dari tempat saya berdiri. Saya pun langsung meminta ijin suami untuk bisa berfoto dengan Bu Netty yang menurut cerita suami saya adalah seorang yang sangat cerdas, ibu dari 6 anak yang insya Allah shalih shalihah dan sering terlihat begitu sederhana dalam penampilannya. Akhirnya saya menghampiri Bu Netty yang baru saja selesai berfoto bersama dengan beberapa ibu-ibu pejabat lainnya. Alhamdulillah, dengan ramahnya beliau menyambut kehadiran saya, dan bahkan beliau mengajak Ibu Gisel sebagai ibu wakil gubernur untuk ikut berfoto dengan saya. Setelah selesai foto, beliau tidak langsung pergi meninggalkan saya, melainkan mengajak mengobrol sedikit tentang kehamilan saya yang memang sudah cukup terlihat. Beliau pun mendoakan saya agar kelak persalinannya lancar dan selalu sehat2. Alhamdulillah. Baru kali ini, saya punya keinginan untuk bisa berfoto bersama dengan seorang publik figur. Hanya berbekal dari cerita suami saya mengenai pribadinya dan dari penampilan yang sering saya lihat di media, entah mengapa saya ingin sedikit mengetahui kepribadiannya secara langsung dengan berfoto bersama. Alhamdulillah, beliau memang sangat ramah dan sederhana. Dibandingkan dengan ibu wagub, tampilan beliau memang lebih sederhana, namun tetap rapi dan enak dilihat. Menurut saya, beliau memang pantas dijadikan teladan bagi para muslimah di luar sana. Semoga kelak, saya pun bisa meneladani kecerdasan beliau sebagai seorang istri dan ibu juga kesederhanaan beliau sebagai seorang muslimah. Aamiin. Terima kasih Bu Netty dan Bu Gisel atas fotonya. Semoga Allah selalu memberkahi. Aamiin

Avatar

Hello twins... Tidak terasa besok usia kehamilan ibu sudah 16 minggu. Alhamdulillah, setelah aa kalian berusia 2 tahun 3 bulan, Allah kembali memberikan amanah kepada Abi dan Ibu berupa kalian berdua. Ya, tidak disangka kalian langsung datang berdua. Kehamilan kali ini tentu berbeda. Walaupun mual muntah itu ternyata masih saja datang seperti saat mengandung aa kalian dulu, tapi Alhamdulillah tidak separah itu. Berat badan Ibu tetap dirasa sulit sekali naik, mungkin karena kini ada dua janin yang membutuhkan nutrisi dari Ibu. Perjuangan dari minggu 7 sampai minggu 14 benar-benar luar biasa nak, tapi Alhamdulillah, akhirnya itu semua terlewati juga. Kini kita bertiga siap menjalani kurang lebih 24 minggu lagi sampai waktu pertemuan kita nanti. Sehat-sehat ya nak. Tumbuh dan berkembang dengan baiklah di dalam rahim Ibu. Sudah banyak keluarga yang menantikan kalian berdua. Sampai bertemu nanti anak2ku tercinta. Love you both. Salam sayang dan rindu dari abi dan aa kalian.

Avatar

Taat kepada suami

Suatu ketika, Asma’ binti Yazid, seorang wanita anshar, mendatangi Rasululullah saw yang saat itu berada di antara para sahabat laki-laki, lalu berkata ,

“Ya Rasulullah, demi ayah dan ibuku, aku mewakili para wanita yang lain. Apa yang aku katakan adalah pendapat mereka juga. Sesungguhnya Allah swt mengutus engkau kepada kaum laki-laki dan wanita. Kami beriman kepadamu dan mengikuti sunnahmu, kami disibukkan oleh tugas-tugas di rumah, melayani suami dan mengandung anak-anak kami. Akan tetapi kaum laki-laki menjadi lebih utama dengan bisa mengikuti shalat jum'at, shalat jama'ah di masjid, mengikuti prosesi pemakaman dan berjihad fi sabilillah. Apabila mereka keluar untuk berjihad, kami menjaga harta dan mendidik anak-anak mereka. Apakah kami mendapat pahala yang mereka dapatkan ya Rasulullah?”

Rasulullah memandang para sahabatnya lalu berkata, “Apakah kalian pernah mendengar pertanyaan seorang wanita tentang agamanya yang lebih baik dari pertanyaan ini?”

Kemudian Rasulullah memandang Asma’ dan bersabda “ Wahai Asma’ pulanglah dan ajarkan kepada para wanita bahwa taat kepada suami, mencari ridha suami dan mendukung apa yang menjadi keputusan suami adalah sama nilainya dengan ibadah-ibadah yang dikerjakan kaum lelaki yang kamu sebutkan tadi.”

Maka Asma’ pulang dengan mengucap tahlil dan takbir, sebagai ungkapan rasa senang.

(Buku 20 shirah shahabiyah yang dijamin masuk surga- Ahmad Khalil Jum'ah )

*Luar biasa kedudukan suami di dalam kehidupan istri. Semoga kita semua bisa menjadi para istri yang menjalan ibadah-ibadah tadi yang telah diajarkan oleh Rasulullah melalui ibunda Asma’ binti Yazid. Aamiin..

Avatar

Teman sejawat

Salah satu hal menarik dari profesi dokter baik itu dokter umum maupun dokter gigi adalah adanya istilah teman sejawat. Sejak lulus profesi dan menyandang gelar sebagai dokter maka posisi kita yang tadinya adalah mahasiswa akan berubah menjadi teman sejawat bagi para dosen kita di kampus. Terasa sangat akrab bukan? Ya, menurut saya teman sejawat ini memberikan kesan lebih kekeluargaan, persaudaraan dan keakraban. Jika ada teman sejawat yang dilanda musibah, maka kita pasti akan mencoba empati dan membantu sebisa mungkin. Begitupun untuk saling merawat sesama teman sejawat. Saya sendiri pernah dirawat gigi oleh dosen di kampus semasa masih mahasiswa dulu, tentu saja saya diberikan potongan untuk biaya perawatan, bahkan ada juga yang memberikan perawatan secara gratis. Setelah saya menikah, hamil dan memiliki anak, saya masih mendapatkan banyak bantuan dari teman sejawat, para dokter umum yang sudah menjadi spesialis obgyn maupun spesialis anak. Lagi-lagi beberapa kali saya diberikan perawatan secara gratis padahal perawatan yang sudah diberikan bukanlah perawatan kecil melainkan melahirkan dan tindakan operasi kuretase. Alhamdulillah. Beginilah rasanya memiliki teman sejawat dan menjadi bagian dari sebuah keluarga. Banyak yang saya pelajari dari para teman sejawat ini, bukan hanya keilmuannya saja namun juga keteladanan dalam berinteraksi dengan pasien juga dengan sesama teman sejawat. Terima kasih untuk seluruh dokter gigi dan dokter umum atau spesialis yang telah mengajarkan saya arti dari sebuah kesejawatan.

Avatar
reblogged
Avatar
frinholic

Ngajakin Komunitas Modern Vespa Indonesia Chapter Bandung dan si Eneng masuk desa. :D

Avatar
poubelle25

Terimakasih ya cin, walopun jadi cape karena bonceng aku. Hihihi

Avatar

Kenzie Muhammad Azzamul Ilmi, anak ibu tersayang.. Alhamdulillah, tidak terasa sudah 2 tahun kamu menjalani hidupmu di bumi Allah dan sudah 2 tahun 9 bulan, ibu mencintaimu dengan sepenuh jiwa. Menjadi Ibu memang sebuah hal yang baru . Ibu pun merasa banyak sekali hal yang harus Ibu pelajari selama 2 tahun itu dan terima kasih banyak nak, karena darimu Ibu belajar banyak hal dan kamu mau bersabar menemani Ibu belajar. Pembelajaran yang dimulai sejak kamu masih dalam kandungan itu terus berlangsung hingga kini, saat kamu sudah mulai lancar berbicara dengan bahasamu.Menghadapi masa kehamilan, melahirkan lalu menyusui memang bukan hal yang mudah tapi Ibu yakin Allah sudah menciptakan wanita untuk bisa melaksanakan tugas mulia ini. 2 tahun pertama adalah masa-masa keemasan dalam pertumbuhan seorang anak. Oleh karena itulah, Ibu sering sekali dihinggapi rasa khawatir dan takut jika Ibu melewatkan masa ini dengan kurang optimal. Setiap fase selalu dipenuhi dengan pertanyaan pertanyaan yang akan membuat Ibu selalu berjaga dan waspada. Di masa 0-6 bulan adalah  perjuangan mengenai ASI dan tumbuh kembang awalmu. Apakah ASI Ibu cukup? Atau ASI perah yang Ibu siapkan cukup saat Ibu bekerja keluar rumah?  Lalu bagaimana dengan kenaikan berat badanmu?  Kapan ya kamu akan mulai berguling, atau duduk dan merangkak? Lalu saat kamu sudah memasuki 6 bulan, fokus Ibu semakin bertambah karena kamu sudah mulai makan MPASI. Apakah kamu akan makan dengan lahap? Kenapa kamu GTM (gerakan tutup mulut), nak? Kapan ya kamu bisa mulai mengunyah yang lebih keras? Bagaimana cara menjaga kesehatan gigimu ya? Kapan kamu akan mulai berdiri dan berjalan? Bahkan ketika kamu pun sudah menjadi anak balita ( memasuki usia 1 tahun), tumbuh kembangmu tetap menjadi perhatian utama Ibu. Kamu yang sudah mulai mandiri dan aktif bergerak kini meminta perhatian lebih dari Ibu. Ingin ini, ingin itu dan ingin mencoba melakukan semuanya sendiri. Dan tidak terasa, di usia 2 tahunmu, kini kamu sudah tumbuh menjadi anak yg pintar dan shalih insya Allah. Tumbuh kembangmu cukup baik. Walaupun bukan anak yang hobi makan tapi berat badan dan tinggi badanmu masih normal. Kini kamu pun sudah mulai pintar melompat, berlari, memanjat, bernyanyi, bermain dan bercerita apa saja. Bagi seorang Ibu, melihat anaknya tumbuh sehat adalah sebuah kebahagiaan tersendiri. Dan kini fase 1000 hari pertama kehidupanmu telah selesai. Semoga kamu akan terus tumbuh sehat, pintar dan shalih ya nak. Aamiin Apakah perjuangan kita akan berhenti disini ? Tentu saja tidak, karena ke depan akan ada semakin banyak hal yang harus sama-sama  kita pelajari bersama. Kini kamu sudah harus lebih mandiri lagi, terutama soal disapih. Siap ya nak, kita akan mulai perjuangan baru kita dengan penuh semangat dan juga kasih sayang. Semangat! Tidak lupa, terima kasih terbesar juga Ibu sampaikan kepada Abi yang selalu hadir menemani kita berdua melewati dua tahun pertama ini, karena tanpa Abi, kita tidak akan melewati masa 2 tahun ini dengan penuh rasa cinta. Ibu sayang kalian berdua. Love !! *latepost

Avatar

IQRO!

Pantas saja perintah pertama Allah kepada Rasulullah adalah IQRO! , karena ternyata Allah menjawab semua pertanyaan yang sempat bersliweran di dalam hati kita hanya dengan sebuah kalimat yang kita baca dari sebuah buku, termasuk buku kesayangan yang Rasulullah wariskan kepada kita semua, Al-Qur'an. Jadi, ayo sempatkan lagi diri kita untuk selalu membaca setiap harinya. Selain membaca Al-Qur'an juga memperkaya diri dengan buku bacaan yang lain. Semangat membaca!! #ntms

Sponsored

You are using an unsupported browser and things might not work as intended. Please make sure you're using the latest version of Chrome, Firefox, Safari, or Edge.