dari aku yang tak mudah menerima perubahan
Epilog
2020 Sebuah awal yang cukup berantakan untuk diriku. Mental yang tak sehat harus bertahan tetap waras di depan semua orang. Menemukan pelarian yang tepat dan tidak merusak juga tidak gampang. Tapi sungguh kuberuntung, kutemukan pelarianku.
Melarikan diri memang bukan hal yang sepantasnya. Sejauh apapun berlari, masalah tetap ada, mau tidak mau kuhadapi juga. Hancur, tapi hatiku sudah terlalu lelah berlari jadi kuhancurkan saja sekalian. Biar esok pagi bangun lagi dengan segala sesuatu yang baru.
Terima kasih untuk kerjasama yang baik. Hancur lalu bangkit lagi.
Terkoneksi dengan orang-orang yang telah terputus. Rasa di hati kembali, kemudian tumbuh liar, tak terkendali.
Melakukan banyak hal yang tak pernah terbayangkan bisa kulakukan sebelumnya. 2020, membawaku pada satu dimensi di mana aku memulai untuk menjadi penakluk hal-hal yang mengukung. Terima kasih.
Roller coaster ini tak berhenti. Tetap melaju kencang, di awal sudah menukik tajam kemudian naik perlahan dan tetap berada di ketinggian yang sama. Tak banyak goncangan setidaknya untukku, semua hanya berlalu begitu cepat. Kadang kulupa, bahwa yang kuingat hanyalah waktu menukik dan waktu menanjak. Di perjalanan yang stabil sebenarnya banyak hal indah yang bisa dibekukan.
Menutup perjalanan panjang 2020 ini, Terima kasih yang tak terhingga kusampaikan pada diriku sendiri. Yang telah menjadi tak terkalahkan, menjadi penjaga terbaik dari diri sendiri, dan segala-segala kehebatan diri lainnya. Terima kasih kepada dia, yang tak pergi dihancurku. Terma kasih kepada dia, yang datang di saat hancurku, membantu memulihkan dan menumbuhkan luka baru yang mulai berkembang.
Untuk semua yang terjadi di 2020, kita akan pulang ke rumah masing-masing dengan keadaan apapun kita, ceritakan yang baik, belajar lagi dari gagal.
Terima kasih. Kuakan melanjutkan perjalananku ke tahun-tahun berikutnya. Sampai jumpa.
Thought.
Jika melukai hati manusia lainnya adalah sebuah tindak kriminal. Mungkin ga manusia-manusia dengan patah hati berkurang? Atau apakah pelaku jera? Baik laki-laki ataupun perempuan, jika merasa sakit hati, dipatahkan hatinya dapat melapor, bikin ribet polisi ga ya? Tapi yang jelas mungkin si korban dapat kepastian ga sih? Atau apa ya yang bisa bikin orang berfikir ulang, atau bahkan jera melukai hati orang lain? Eh, tunggu kadang seringkali juga orang sakit hati bukan karena benar disakiti orang lain tapi bisa saja hanya “merasa” tersakiti. Bisa saja itu terlalu berharap kemudian tak sesuai ekspektasi. Bisa saja itu berprasangka yang kemudian ternyata salah. Bisa saja itu, salah arti atau terlalu ingin tahu apa yang semestinya tidak diketahui. Terlalu banyak faktor, terlalu banyak yang dipertimbangkan. Semoga menjadi lebih baik, semuanya,
Menjadi orang yang berteman dengan luka hati, kadang berfikir seperti ini ada efek menenangkan sekaligus melegakan. Padahal hanya berfikir. Padahal ga seberapa.
Mau sedekat apapun kita tetap jauh.
Berjarak.
Jadi, kapan mau melipat jarak?
Membersamaimu menua hingga tua, renta.
Sayangnya, bukan aku.
Bisa apa Azz? Ga bisa apa-apa juga kan.
Yaudah biasa aja, dulu juga bisa biasa aja kan.
Sama kok, sama. Kuat-kuatin. Tahan-tahan.
Hallo Azz.
Bagaimana sekarang? Merasa lebih baik?
Aku lihat, kadang ada hari-hari di mana kamu menjadi versi terbaik dari dirimu. Tapi, tak jarang juga kulihat masih ada ‘kamu’ yang dulu.
Gapapa Azz, itu namanya proses. Aku udah bangga kamu bisa melewati semuanya, sampe ada di sini. Iya, ngerti masih sering terpancing. Dilatih lagi ya!
Azz, kata orang-orang kita baru bisa mencintai orang lain secara utuh itu ketika kita bisa mencintai diri kita secara menyeluruh loh. Kita damai aja sekarang mau ga? Udahan menjadi dua orang yang berbeda, udahan punya pola pikir yang tunggang langgang. Kita melebur aja jadi satu. Utuh, menyeluruh.
Azz, aku tau ga gampang. Kita jauh banget bedanya. Kamu bisa kapan aja merusak ‘kita’ aku bisa kapan aja membunuh ‘kita’. Kita sama, sama-sama rusak. Tapi, kalo bukan kita juga, siapa yang mau tetap hidup? Kalo bukan kita, siapa lagi yang bisa jatuh cinta sama diri kita?
Oh God, sorry. Seharusnya kita ga lagi memperdebatkan masalah ini. Kita udah bisa diem satu sama lain aja rasanya udah tenang. Riuh di kepala bisa bikin pusing. Ga usah nambah-nambah korban lagi. Cukup ya Azz.
I called you Azz, because you are worth it.
Kamu seberharga itu. Yuk, udah insecurenya. Kita sama-sama ya!
Salam Sayang,
Kalo udah jatuh terlalu keras, kan sakitnya juga ga dikit-dikit, Azz! Mau nyalahin siapa? Ya lagian mau-maunya jatuh.
Ada yang mengabadikan seseorang dalam lukisan, sayangnya orang tersebut buta.
Ada yang mengabadikan seseorang dalam senandung lagu, sayangnya orang tersebut lebih menyukai kesunyian.
Ada yang mengabadikan seseorang dalam tulisan, sayangnya orang tersebut tak tahan dengan barisan kata demi kata.
Tak apa. semua hanya perihal mengungkapkan. masalah pesan itu diterima atau tidak, biarlah semesta yang bekerja.
Kadang kalo lagi ciuman suka engap kehabisan nafas. Tapi mau nafas dulu juga tar momentnya rusak. Jadi bingung.
Atuhlah udah yuk, damai aja yuk hati. Biar udah aman semuanya gausah lagi mikir aneh aneh.
yang menghancurkanmu adalah harapanmu sendiri
Saf ke Azz
Kanda..
Kanda, terima kasih atas sayangnya yang tiada bertepi Terima kasih atas pengertiannya yang tiada batas Terima kasih untuk genggaman tangan yang tidak dilepas Bahkan di saat paling emosionalmu
Terima kasih untuk pelukan yang kian nyaman Bahkan di saat nakalku Kanda, aku hanya keping-keping yang telah hancur ratusan kali Yang kemudian dengan lembut tanganmu, kau susun hingga utuh
Kanda, apa yang aku lakukan hingga aku layak punyamu Kanda, memilikimu seperti memiliki dunia yang semuanya baru Dicintai, dihargai olehmu adalah nafas baru Semoga kita bisa memulai hidup baru bersama, hingga usai usia
Februari, hari kesebelas.