Tumblr Yang Sebenarnya
Sejak siang tadi, banyak teman yang menanyakan saya ke mana.
Ada yang message via whatsapp, tag saya di facebook, bahkan kirim pesan melalui email.
Tapi jika ditanya mengapa saya belum juga berbicara tentang apa yang terjadi hari ini, jawaban yang paling jujur, adalah karena saya marah.
Saya marah karena siang ini, tiba-tiba saya mendapat kabar dari @satriamaulana tentang Tumblr yang akan diblokir kemenkominfo karena banyak memuat konten pornografi.
Saya marah tapi saya tahu saya tidak bisa bicara asal-asalan.
Saya tahu kemarahan bisa membuat kita berbicara tanpa sadar atau mengatakan sesuatu yang justru memperkeruh suasana.
Dan saya tahu di era dimana semua orang dengan mudah share sini dan sana, bisa jadi berita ini belum bisa dipastikan kebenarannya. Atau mungkin berubah cepat keadaannya.
Jadi saya menunggu waktu yang tepat untuk berbicara, dan ini bukan hanya tentang kasus blokir atau apapun yang hanya sesaat.
Kini, hati saya sudah lumayan reda. Dan kini, saya ingin berbicara.
Tentang Tumblr yang sebenarnya.
Tumblr adalah kanvas terbaik untuk berkarya.
Sebagai orang yang punya ketertarikan besar terhadap dunia startup, saya menghabiskan banyak waktu untuk mempelajari Tumblr sebagai platform dan sejarah pendirinya. Sejak awal, David Karp hanya punya satu definisi untuk Tumblr, dan entah bagaimana, definisi itu tumbuh di jiwa penggunanya. Termasuk para pengguna Tumblr di Indonesia.
David mendefinisikan Tumblr sebagai perfect tool for self expression. Sejak awal, David mendesain Tumblr sebagai tempat terbaik untuk berekspresi, dan menciptakan rumah yang nyaman agar siapapun bisa berkarya dengan sangat mudah.
Itulah juga mengapa salah satu tagline Tumblr adalah Follow The World’s Creator. Karena di sini, kita bisa menemukan jutaan blog berisi karya kreatif dari seluruh dunia.
Di Tumblr, orang tidak melihat siapa kita, melainkan melihat apa karya kita. Itulah mengapa, di Tumblr bertebaran blog yang menggunakan pseudonym: bukan menggunakan nama asli. Beberapa contohnya di Indonesia seperti @jagungrebus, @eleftheriawords, @quraners, dan termasuk saya sendiri yang menggunakan nama @academicus.
Merupakan hal yang sangat biasa ketika kita hanya mengenal seseorang hanya dari akun Tumblrnya, dan baru mengenal nama aslinya ketika bertemu di dunia nyata.
Tumblr tidak hanya menjadi wadah, tapi menjadi ekosistem sempurna yang mengajak kita untuk mengapresiasi orang lain karena karyanya. Salah satu bukti nyatanya adalah, Tumblr adalah satu-satunya sosial media besar yang tidak menampilkan jumlah followers secara default. Tidak adanya jumlah followers menghilangkan status artis/seleb sosmed, sehingga orang “dipaksa” benar-benar melihat isi Tumblr kita, bukan follow karena alasan ribuan orang lain juga follow dia.
Saya tidak tahu jumlah pastinya, tapi setidaknya ada ratusan ribu anak muda Indonesia yang menggunakan Tumblr untuk berkarya, berjejaring, dan bercerita.
Saya aktif di Tumblr sejak 2011, dan saya sudah melihat berbagai karya indie dan inisiatif anak muda lahir dari platform ini.
Diantaranya buku Taste Buds yang lahir dari Tumblr Yunus @kuntawiaji dan @namasayakinsi.
Lalu Tumblr @jurusankuliah, inisiatif @beningtirta yang membuat Tumblr open submission berisi cerita tentang jurusan-jurusan kuliah di Indonesia.
@faldomaldini yang memanfaatkan Tumblr untuk publikasi inisiatifnya membangun daerah asalnya.
Begitu juga dengan tulisan, pemikiran, dan Podcast Subjective saya juga lahir dan tumbuh besar di Tumblr, hingga detik ini.
Dan masih sangat banyak karya anak muda Indonesia yang lahir dari Tumblr di luar sana. Kreativitas mereka terus bertumbuh, dan aliran inspirasi untuk mereka tidak bisa dibendung.
Karenanya, tentu aneh jika ada yang ingin menutup rumah tempat kita berkarya, untuk sesuatu yang tidak kita lakukan. Dan jangan heran jika kemudian kita melawan, karena toh kita tidak mengerti apa yang Anda bicarakan.
Saya tidak menyangkal bahwa pornografi memang ada. Tapi saya hanya ingin menunjukkan ke lebih banyak orang, bukan itu yang kita lakukan.
Ada ratusan ribu anak muda, atau mungkin jauh lebih banyak lagi, yang menggunakan Tumblr untuk berkarya, berekspresi, dan berbagi cerita.
Dan saya hanya ingin mengatakan dengan lantang: inilah Tumblr yang sebenarnya.