TABULA RASA

@soraiii / soraiii.tumblr.com

Avatar

Saya nda pernah tau, hubungan yang sunyi tanpa sesiapa yang tau ini akan bermuara kemana..

Tapi percayalah setiap malam setiap lelap datang menjumpai, doa untuk segera bersama selalu ku bisikkan pelan pelan kepada ilahi.

Edd kodong e, yang biasanya dingin chat beginika rasanya mleyot. Allahumma baariik😭🫰🏻

Avatar

Terima kasih ayah dan mama karna memilih saya sebagai anak pertama, meski kuat bukanlah sebuah penawaran tapi sebuah keharusan..

16 hari kepergian ayah sepertinya masih serupa mimpi, sungguh kematian adalah kiamat kecil yang menghancurkan banyak hal tapi menghidupkan banyak hal pula:).

Saya tidak tau seberapa lama lagi akan terus meracau tapi satu yang pasti.. Allah tidak akan pernah salah memilih pundak terlebih salah memilih kekasih yang ingin segera ia jumpai..

Allahummagfirlahu warhamu waafii wa’fuanhu. Sampai ketemu lagi, Ayah.

Avatar

Sesekali, memberi perlawanan pada diri atas perlakukan orang lain dianggap sebagai hal yang berlebihan, bahkan ketika kita membalas perlakuan orang lain dengan nada lebih tinggi atau perlakuan yang lebih keras padahal dia dahulu yang memulai, kita tetap salah. Sungguh lucu.

.

.

Kukira beberapa orang memang harus lebih belajar mengenal rasa sakit agar paham jika memperlakukan orang lain dengan seperti itu rasanya akan sangatlah tidak menyenangkan.

.

.

Digas sedikit mundur, ngapain ganggu kalo ga mau kena marah! Aneh!

Avatar

Sudah begitu jatuh cinta rupanya aku tuan, padamu..

Jika dihitung sudah lebih 1000 hari kita bersama, sedikit adu argumen lalu saling memeluk dan menepuk bahu, tak mudah menekan ego tapi rasanya menyenangkan saat bisa menyelesaikan perdebatan yang membuat malam kian panjang dan mata sulit terpejam..

seminggu yang lalu kau membisikiku kalimat yang sama “sampai kapan kita akan bersembunyi?”

Dadaku bergemuruh, aku hanya tersenyum dalam hati berucap, sampai kita benar benar menikah.

Trauma ditinggalkan itu selalu menghantui, selain menanggung malu, aku juga merasa untuk apa labeling pacaran? Toh sudah tua ini:). Cukup kita yang jalani, bersuka cita selalu sambil berdoa semoga rejeki itu segera tiba.

Sudah begitu jatuh cinta aku padamu,rupanya.

Avatar

30 November, menjemput usia 31.

Dulu kurasa, menikah adalah hal yang nanti saja.. hingga usia kian berlari sepertinya jika tak ada partner sharing minum dan saling menguatkan cukup menakutkan juga. Haha.

Sudah kualami hampir menikah berkali kali, traumanya cukup membekas, di kepalaku akhirnya tumbuh subur pernikahan yang sempurna, persoalan tim solid hingga parenting asyik.. sungguh ketakutan itu menjelma membentuk diriku yang jauh lebih menakutkan karna terlalu ingin yang ideal.

31 tahun ini sungguh yang kuinginkan adalah ketenangan dan kedamaian, perasaan untuk tetap tenang dalam segala kondisi dan juga kemampuan finansial untuk tetap berbagi, alih alih memikirkan pernikahan, kurasa menerima diriku dan berbahagia atas apapun yang ia hari ini adalah pelajaran yang harus terus ku ulang ulang:). Tumbuh subur khawatir dan risau tentu tak bisa kutolak, tapi mungkin ia bisa kupangkas sesekali dengan doa dan keyakinan bahwa Allah sudah desain yang paling terbaik untukku..

31 tahun ini mengajarkanku untuk belajar berdoa dengan bijaksana, YaAllah aku mau cukup materi, cukup untuk membeli baju, skincare dan kebutuhan untuk menyenangkan batin dan juga ragaku, berilah selalu kesenangan dan ketenangan dalam hatiku, hadirkan selalu kebahagiaan dan kemampuan bersyukur, aku mau kaya, sukses dan senantiasa mengingatmu, YaAllah kurasa aku lelah berjalan sendiri di atas bumimu, kirimkan lah segera laki laki yang hatinya selapang samudra, yang rejekinya seluas lautan dan senantiasa engkau berikan kesehatan untuk selalu mampu menghadapi segala cuaca hatiku, begitu pula diriku, jadikanku yang terbaik untuk dirinya, cukupkan lah kami untuk satu sama lain, cukupkan usia kami agar dapat memuliakan, mencintai dan memberikan kebahagiaan kepada kedua orang tua kami dan juga kepada orang orang terdekat kami.

31 tahun ini.

Avatar

Dulu, sewaktu kecil, saya merasa orang tua saya tidak cukup menyayangi saya, sebab apa yang saya minta selalu berakhir dengan jawaban “sabar dulu nah, nanti mama ada uang dibelikanki”, beranjak memasuki sekolah menengah pertama, ayah dan mama memutuskan saya untuk masuk pesantren, itu juga karna sebenarnya saya dari SD merengek untuk dimasukkan ke pesantren, karna dulu waktu membesuk tante, saya senang sekali melihat asrama pesantren, sepertinya ramai menyenangkan punya banyak teman, yah dulu waktu kecil rasanya saya tidak punya terlalu banyak teman, bergaul pun sama laki laki, sisanya saya tidak begitu ingat, saya hanya merasa di pesantren saya bisa punya teman bermain, menyenangkan.

Sewaktu di pesantren saya kemudian lebih gila lagi menilai kasih sayang ayah dan mama, saya menilai dari bekal apa yang mereka berikan kesaya, berapa uang saku saya sampai snack dan makanan apa saja yang mereka antar ketika berkunjung dan berapa kali mereka bisa mengunjungi saya dalam sepekan atau sebulan, saya mulai membandingkan hidup saya dengan teman teman saya yang 75% memang adalah menengah keatas, dulu saya frustasi, perkara sabun batang dan sabun cair saja bikin kesal, perkara laundry atau cuci sendiri dan apa isi box snack bisa bikin hati remuk dengan dalih “mama sama ayah memang tidak pernah sayangka, masa selalu bawakan ka yang murah, masa hanya kunjungi ka 2 kali dalam sebulan” pikiran itu menghantui bahkan hingga 3 tahun lamanya.

Beranjak SMA, saya masih punya problem yang sama, saya tidak punya hp, uang jajan saya hanya bisa digunakan untuk sekali jajan bakso (dulu saya pesan kerupuk dan direndam lama di kuah bakso supaya jadi hancur dan jauh lebih mengenyangkan) setelah itu saya kemudian juga harus berhemat karna sungkan minta uang pembeli LKS, biasanya mama menyuruh saya untuk bilang “nanti dibayar” kepada guru hanya saja karna malu saya biasanya menyisihkan saja uang jajan saya dan saya bayarkan LKS, banyak lagi hal yang sebenarnya biasa saja tapi beberapa bagian terasa sangat melukai, hingga sekarang ketika kureka ulang rasanya cukup menyesakkan, ntah yang datang adalah rasa bersalah ataukah rasa sedih karna si kecil Soraya memang berjuang untuk tumbuh baik baik saja dan menjadi anak yang pengertian.

Saya sering menangis terkadang melihat temanteman saya yang boleh jajan apapun, ke mol ataupun melakukan hal hal yang seru, sedang saya harus di rumah, menjaga adik atau memang di rumah saja supaya tidak harus mengeluarkan uang, haha.

Itu terus saja berlangsung, bagiku kemudahan dan membantu mama adalah prioritas utama, mama harus mengajar berarti tugas saya adalah menggantikan mama menjaga adik, mama telat pulang berarti tugas saya membersihkan dan memasak untuk adik si kecil Soraya yang sungguh dengan riang gembira melakukan itu semua, dulu semasa kecil karna jarang bepergian, saya hampir tak punya baju yang hmmm bisa digunakan bepergian, semuanya hanya kaos oblong yang biasanya saya peroleh dari hasil pasar loak (cakar) tapi ntah kenapa saya selalu bahagia, karna saya meyakini, barang-barang loak ini harganya miring dan kualitasnya bagus karna impor, hingga saya menyadari ada tetesan kecewa yang akhirnya membuat lubang menganga di hatiku rupanya, kecewa yang pelan-pelan saya usir, kecewa yang tidak boleh saya rasakan karna hidup sudah sedemikian mewahnya (maksudnya kalau mau makan ada nasi, kalo hujan meski rumah bocor tapi ada tempat bernaung dan oh yah kedua orang tua saya punya pekerjaan), sejak kecil saya sebaiknya menghalau pikiran dan perasaan buruk itu, saya ingat betul dulu waktu SD saya pernah mencuri pensil teman saya karna saya sangat menyukai modelnya, waktu itu saya masih duduk di bangku 3 SD, saya tidak mungkin meminta sama mama atau ayah, keputusannya adalah saya mencurinya lalu mengeluarkannya beberapa hari kemudian, dia lalu melihatnya dan lalu menanyakan perihal pensil itu, saya mengelak hingga tiba waktu pulang saya diteriaki pencuri pensil, rasanya sedih dan ingin menangis tapi tetap jalan seolah olah tak peduli sambil bilang “mamaku belikan ka ini” oh ya saya baru mengingat ini semua bahkan sekarang, setelah bertahun tahun lamanya..

Soraya kecil adalah anak yang sangat baik, —to be continue

Avatar

Sebuah perasaan lega yang sederhana, sambil mengingat ingat beberapa hal, sepertinya saya makin kesini makin lebih dewasa, aih memuji diri sendiri sepertinya tidak melanggar pasal apapun bukan? Hehe.

Saya ingat sekali saya si auto kritik, si paling kalo tidak senang sama orang pokoknya langsung skip, si anak yang kalo setelah adu bacot sama orang bapernya sampai langit ketujuh dan dibawa dendam sampai berhari hari.

Tapi rupanya setelah menyadari, ada yang kemudian pelan pelan berubah, hal sederhana seperti tetap baik baik saja bahkan ketika orang orang tidak setuju sama apa yang saya pilih, ataukah dalam diskusi biasanya saya lebih emosi dan berapi api, pelan pelan kini yang tinggal hanya nada naik setengah itupun tak selalu muncul, saya merasa bangga pada diri sendiri, pencapaian sederhana diusia yang terbilang sudah matang, menjelang 30 tahun ini.

Cuma masih suka ngambek dan marah marah tembak sana sini, tapi tidak mengapa anak kecil dalam diriku sepertinya sudah paham untuk tetap menjadi anak kecil yang bertumbuh seiring berjalannya waktu, saya senang sekali menjumpai kenangan yang kadang juga tercengang jika kenangan itu melintas tiba tiba, didada rasanya senang menyeruak tak karuan:).

Meskipun Oktober dimulai dengan banyak riuh diluar dari tubuh tapi bagiku Oktober kumulai dengan penuh rasa syukur.

Avatar

Sepertinya waktu terus bergulir, dulu.. kukira perasaan ini akan berakhir seiring berjalannya waktu, ternyata hidup selucu ini, kita masih saling berjanji untuk bersama, setahun, dua tahun atau hingga yang kita miliki hanya tenaga untuk saling menatap di bale-bale halaman rumah tepat disamping pohon jambu air yang kita tanam sewaktu kita memutuskan untuk tinggal serumah.

Amanku adalah pelukmu, memutuskan untuk jatuh cinta padamu tidak begitu sulit, dulu aku selalu mengenang kau sebagai pria kesepian dengan cinta yang mengalir jauh dan saat melihat itu aku ingin menjadi muaranya, sesekali kuhidu aroma cemburu juga dari diriku, kesal sekali ketika cintamu mengalir pada hati yang tidak memilihmu, kau kalah ditinggal sang pujaan dan akupun kalah karna tak pernah engkau lirik, apa aku menyerah? Tentu tidak. Kucoba sekali lagi.

Ratusan hari sudah terlalui, kau mampu mengenal ku dengan baik tapi tidak dengan aku yang kian hari kian menyebalkan karna selalu ingin menikmati waktu yang banyak bersamamu, sepuluh menit telponan menjadi dua jam vidio call menjadi 12 jam ingin dalam bus perjalanan dan kini berubah menjadi kumpulan tahun yang kuinginkan agar bisa saling berbagi banyak hal.

Tiba hari ini, dan aku rasa,, Aku mencintaimu hari ini besok dan seterusnya, semoga perasaan perasaan ini selalu kekal meski kadang kau sangat menyebalkan, tapi ku mohon semoga kaulah jawaban dari semua doa doa yang kurapal kepada Tuhan dikala hati terlalu sepi.

Avatar

Selama ini, kalo punya teman dekat yaa pasti dapatnya yang juga super duper ekspresif, beberapa tahun terakhir ini rejekinya dikasi yang super dingin, flat dan biasa aja untuk semua hal. Saya jadi ingin sekali melihat isi kepalanya, bagaimana ketika dia memandang saya atau merindukan saya disuatu hari.

Rasanya seperti baru kemarin, kami menghabiskan waktu bersama, seperti tidak ada yang berbeda, toh memang dari awal kami berteman, bedanya tipis kadang kalo minta peluk kita boleh saling berbagi, dulu mah boro boro mulutnya doi sadisssssss, tapi percaya kalau sebenarnya dia itu manis dan sangat baik❤️, kadang suka kepikiran apakah mungkin bisa hidup bersama dengan sifat yang 100% berbeda, suka kutanyai dia dengan pertanyaan konyol “capek skali ka tungguko selesai kerja masa nanti begini juga” dia sambil melanjutkan pekerjaan menimpali “nanti sudah nikah pasti beda! Tenang saja” aku yang trust issue ini sebenarnya mau berontak tapi bisa apa? Wkwk

Dua hari yang lalu adalah pertengkaran hebat kami yang kesekian kalinya, ketika si scorpio manja nan lebay ini minta untuk ditemani tidur dan si Pisces masih asik bekerja sambil bilang “kalo malam itu waktunya istirahat, nda capekko itu seharian sudah kerja, tidur lah”— aku yang memang malam itu rada rada akhirnya mematikan telpon nda tidak mengabarinya dua hari, but guess what? Iyaaa saya dua hari setelahnya kemudian chat beliau pertama kali, haha.

Sejujurnya, terkadang melihatnya bekerja dari jauh membuat hatiku juga menjadi lebih hangat karna kutau, yang dia lakukan adalah hal yang terpenting bagi kami, menabung untuk bisa hidup dimasa depan bersama sama.

TAPI YAA GA USAH JUGA SAMPAI BERHARI HARI MENDIAMI SAYA KALI YAH:)

Avatar

Sebelum tidur, sebisa mungkin saya mau menulis, apa saja yang terlintas dikepala, tentang hari yang begitu sangat semangat (aku rasakan akhir-akhir ini) atau tentang ketakutan kekurangan materi, ah.. setahun belakangan ini saya terlalu memikirkan “bagaimana kalo dompet saya kosong?” , saya takut sekali tidak punya uang, padahal dulu dengan mudahnya saya bisa bilang kepada -mantan- saya bahwa sekalipun kita tidak memiliki apa apa, toh pada akhirnya kita sudah saling memiliki dan itu sudahlah teramat sangat cukup. Ah tai kucing ekwkw.

Saya takut sekali tidak bisa membeli skincare, saya takut sekali dengan keinginan keinginan impulsif yang sayang miliki, saya sering ingin menghabiskan uang, sebenarnya in good way; yah jajanin orang rumah, transfer mama uang, transfer ayah uang jajanin adek adek, saya senang sekali melakukan hal itu, belakangan saya jadi takut sekali tidak punya uang dan takut skali kalo ujian Allah datang lewat perasaan lemah ini huhu..

Bagi saya, merdeka secara finansial diusia 40 adalah goals, merdekanya dihitung dari sisi berhasil punya 10 cabang usaha, punya penghasilan tetap, bisa membelikan adik adik rumah dan tentunya bisa memberikan fasilitas kesehatan serta rasa aman dan nyaman bagi kedua orang tua.

Merdeka secara finansial adalah ketika anak anak saya kelak tidak lagi terbebani untuk memilih sekolah dimana, saya bisa dengan senang hati mengajak mereka untuk berbagi setiap pekan ke panti atau Kemana saja, saya dan suami bisa punya rumah singgah bagi musafir dan juga anak jalanan, saya dan suami bisa jadi tamu Allah setiap tahunnya bersama keluarga besar kami.

Merdeka secara finansial bagi saya saat ini, saya bisa dengan mudahnya mengatakan iya, pada ibu dan ayah ketika ingin saya pulang atau meminta saya untuk jalan jalan, saya tidak perlu lagi memikirkan apakah gaji saya akan dipotong ketika minta cuti atau memikirkan siapa yang akan menjaga kedai ketika saya harus pulang untuk sementara.

Avatar

Bismillah, terus sehat untuk ulang tahun selanjutnya!

Avatar

Mengetik apa yah?

Rasanya tidak pernah tahu apa yang ingin diketik, biasanya tiba tiba saja, isi kepala tertuang dengan sendirinya. Malam ini teringat tentang bagaimana perasaan akan lebih lega jika menjurnal, lalu kemudian saya mengingat bahwa saya tak paham bagaimana itu menjurnal, apakah setiap kali memberikan waktu bagi diri sendiri untuk menuliskan apa yang dirasakan saat ini adalah aktivitas menjurnal?

Hari ini saya merasa sangat bersyukur, untuk satu hari yang semoga saja membawa manfaat bagi orang lain dan saya menjadi pribadi yang lebih baik lagi, hari ini setelah mengemas 12 hadiah untuk lomba anak anak di pesisir saya menutup hari ini dengan makan bersama uti dan kak Rani di warung mie ayam favorit kami, saat sedang makan, orang disebelah kami sedang bercerita tentang keburukan orang lain yang kebetulan objek cerita yang mereka ceritakan kamipun mengenalnya, uti bahkan sampai geleng geleng kepala, kok bisa ada orang yang sampai berani menceritakan keburukan orang lain di muka umum dan ditempat umum, orang lain yang sebenarnya bisa saja secara random juga dikenali oleh orang lain, sehabis menyantap makan malam kami, kamipun beranjak ke dalam mobil, uti masih dengan ekspresi tidak percaya nya dan terus berkomentar, saya hanya menimpali, di dunia ini uti hanya ada dua jenis manusia; baik dan jahat, untuk itu sisanya kita memilih mau jadi manusia yang mana:).

Avatar
reblogged
Jadi perempuan harus siap dengan posisi serba salah.
Perempuan dituntut untuk memeluk kekurangan dan aib keluarga.
Perempuan dituntut sholehah, cerdas dan selalu menarik.
Perempuan dituntut sempurna menjadi bidadari suami dan madrasah pertama keturunannya.
Sepertinya semua hal tersebut masuk akal berlaku ideal bila suami pun telah sempurna tahu dan faham menempatkan dirinya.
Ketika laki-laki telah absolut mumpuni sebagai imam, pembimbing dan kepala keluarga yang bertanggung jawab.
Tidak hanya bertanggung jawab soal materi, tapi juga soal religi, psikologi, emosional dan fasilitas seluruh anggota keluarga.
Sering kah dengar dan melihat perempuan sakit jiwanya?
Tubuh nampak sehat tapi jelas nampak ada tidak kestabilan psikologis dan emosional??
Atau akhlaknya menyejukkan tapi fisiknya ringkih sakit-sakitan??
Sering ya
Perempuan
Kalau berkoar kesengsaraan di umum, dikata tak pandai jaga rahasia.
Kalau dipendam, lama-lama jadi gila.
Lalu tidak jarang akhirnya makhluk terdekat lah yang jadi pelampiasan kekesalannya.
Yaitu anak-anaknya
Suami main tangan, ada
Suami lalai nafkah, ada
Suami abai kebutuhan keluarga, ada
Suami gila perempuan, ada
Suami tidak peka kewajiban, ada
Suami tak faham memimpin, ada
Suami jauh agama, ada
Tapi ketika suami selingkuh... perempuan dikata isteri tak luwes menyenangkan suami
Ketika suami KDRT...
Perempuan dikata tak pandai jaga sikap
Ketika suami marah...
Perempuan dikata tak cerdas jaga mulut
Perempuan terluka dalam diam, lalu semua hancur, ia dibodoh-bodohkan banyak orang.
Perempuan curhat dan berbicara, berbagi kesah mengurangi derita,
Dianggap tak punya iman dan tidak tahu malu.
Anak-anak kacau, yang disalahkan asuhan ibunya.
Anak-anak menonjol, yang dikenal dia anaknya bapak siapa.
Wanita dituntut untuk menjaga keseimbangan keluarga.
Sudahlah rusak badan karena hamil, melahirkan, dan suaminya.
Masih pula jungkir balik kaki jadi kepala, kepala jadi keset keluarga.
Namun bila terpaksa ada tuntutan karena kondisi yang belum layak...
Seringnya wanita juga terhakimi sebagai makhluk kurang bersyukur.
Ahh ibu, perempuan, wanita.
Pantas kau lebih cepat terlihat tua.
Surga dijanjikan di telapak kakinya,
Namun ancaman neraka juga ditakdirkan banyak dipenuhi oleh kaumnya.
Perempuan oh perempuan,
semilyar yang harus kau taklukkan dengan segala paradoksal-nya...
Bukan pengalaman pribadi saya, tapi semoga dapat sedikit menguatkan sesama perempuan-perempuan kuat dimanapun berada
Avatar

Akhir-akhir ini merasa sangat lebih baik dari sebelumnya, aku yang dulu suka memandang segala hal dari sisi buruknya pelan pelan belajar untuk menjadi lebih baik, baik menurut versiku wkwkw.

Akhir-akhir ini, ntah mengapa mudah sekali merasakan nikmat atas apa yang didapatkan (duh YaAllah jangan dicabut yah perasaan suka cita ini), hal hal sederhana, seperti bisa makan (tak peduli apa lauknya) asal sudah merasa kenyang pasti disergap perasaan “penuh” di dalam dada sambil bilang “terima kasih rejekinya hari ini YaAllah, bisa makan enak dan kenyang, alhamdulillah”, ataukah perasaan-perasaan dua bulanan lalu yang sangat mengkhawatirkan “apakah ketika saya tidur saya bisa terbangun lagi?” Yang sepekan ini alhamdulillah sudah tidak lagi begitu bising di kepala, tiap bangun pagi bisa lagi mengucap “alhamdulillahi ladzi ahyana ba’dana amatana wailaihinnusyur”, sesuatu yang sudah lama sekali tidak saya lakukan, bersyukur untuk satu hari baru.

Rasanya seperti menjadi pribadi yang baru, meskipun sebagian masih perlu dibenahi, seperti memperbaiki mindset tentang komunikasi bersama keluarga, menghalau pikiran negatif kepada orang lain.

Tapi beberapa waktu belakangan ini, sangat bersyukur dengan keajaiban dari Allah, nikmat bisa merasakan rasa yang penuh berkat dan syukur atas semua yang didapatkan. MashaAllah:”)

Avatar

Untuk semua hal receh yang kita tertawakan, semoga kelak bisa terus kita tertawakan bersama.

Takut banget aku loh sama Pisces:”)

Pisces anak kedua pula. Mampus.

Avatar
reblogged
Avatar
ajinurafifah

Pesan untuk diri sendiri

- Jalani peran semaksimal mungkin

- Fokus pada apa yang menjadi tujuan dan mensyukuri apa yang dipunya.

- Ketika memutuskan menikah, berarti memutuskan bahwa saatnya berhenti memberi makan ego :)

- Jika dalam perjalanan ada kesulitan/kesedihan, yang pertama harus tahu adalah Allah, biarkan pembicaraan itu ada PERTAMA KALI hanya denganNya.

- Jangan terobsesi menjadi produktif jika kita tidak pernah tahu tujuan dari produktivitas kita apa

- Takar kapasitas diri dan keluarga, supaya seimbang dan maksimal dalam menjalani peran

- Ketenangan hati adalah hal yang mahal, jangan merusak ketenangan itu dengan membandingkan diri dengan orang lain

- Keluarga adalah prioritas, kita termasuk di dalamnya. Jadi jangan sampai melupakan kenyamanan dan kesehatan diri sendiri.

- Lebih baik ambil sedikit pekerjaan tapi maksimal dari pada banyak tetapi setengah-setengah

- Berumah tangga adalah berbagi peran, jika sudah mulai merasa berjuang sendiri maka ada yang perlu didiskusikan kembali

- Fokus ke solusi, berhenti menyalahkan, meminta/menerima maaf = saving energy.

- Perhatikan batas-batas diri, mana yang dalam kontrol, mana yang tidak. Kita tidak bisa menyelamatkan dan menyenangkan semua orang, termasuk diri sendiri--kadang tidak bisa senang jika ada hal di luar kontrol yang terjadi, setidaknya dengan aware batas kontrol, kita menjadi lebih legowo.

-Membantu orang lain = membantu jiwa kita. Tidak akan habis harta dibagi.

- Muliakan orang tua, nggak akan bisa kita membalas segala kebaikan mereka

- Rida suami penting, karena bagaimanapun beliau nanti akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya termasuk kita di dalamnya.

- Jangan sombong, minta selalu untuk dijauhkan dari sifat sombong

- Ada yang tidak perlu diungkit : kesalahan orang lain dan kebaikan diri sendiri

- Anak-anak belajar paling banyak dari melihat orang tuanya, jadi versi terbaikmu, biar mereka bisa meneladaninya.

- 3 kata ajaib : maaf, tolong, dan terima kasih. Biasakan ke siapapun, tanpa pandang status sosial.

- Keberkahan harta itu penting, hidup secukupnya dengan sumber harta jelas halal lebih baik daripada hidup mewah tapi sumber harta abu-abu.

- Nuruti dunia engga ada habisnya, sesuaikan gaya hidup, orang yang kaya itu sesungguhnya yang tahu di batas mana dia merasa cukup.

Avatar

Hari ini sarapan oat dicampur energen kurma, rasanya agak sedikit lengket karna air yang kurang dan energen yang lupa saya pisahkan dan gunakan hanya setengah saja, alhasil rasanya sangat manis, setengah mati rasanya untuk bisa diterima tenggorokan, tapi mengingat banyak orang diluar sana kerja hanya untuk bisa makan, previlege yang saya punya untuk bisa sarapan dengan layak ini adalah hal yang tidak boleh saya sia siakan a.k.a jangan mubazir lah sist!

Akhir akhir ini saya sering mengingat seberapa sering saya memilah makanan yang hanya cocok pada nafsu dan tenggorokan saya saja, saya sering menolak halus tawaran makan ketika berada di letta, ketika melihat yang disajikan adalah sayur yang saya sendiri tidak pernah melihat bentuk-olahan semacam itu selama saya hidup (lebay), saya biasanya menolak ajakan makan teman kalau saya rasa rasanya itu tidak enak, teman teman sudah paham kalo saya tenggorokan dan lidahnya sangatlah macingkang—bahasa Indonesianya kurang lebih—banyak mau, pilih pilih, bahkan sebagian menganggap kalo saya juga tidak makan makanan yang dijual di lapakan, padahal aslinya saya makan saja semua hanya saja makan yang banyak santan, banyak vitsin wkwk yang kaya akan bumbu atau yang hanya enak ditenggorokan🙃🙃. Ngerti ga sih—plis ngerti aja—.

Akhirnya beberapa waktu lalu, saya kemudian mulai berfikir untuk lebih mementingkan rasa syukur atas makanan yang saya miliki / makanan yang disuguhkan, saya juga kemudian mulai memikirkan perasaan tuan rumah ketika menyuguhkan makanan, menghormati lebih tepatnya, dan lagi diluar sana ada banyak orang yang berkeliling kesana kemari hanya untuk bisa makan, makan untuk hari itu saja.

Saya akhirnya pelan pelan menemukan diri saya kembali, si anak perempuan yang dulunya akrab rasanya pelan pelan hadir lagi, ntah bagaimana membahasakannya saya kemudian menyadari, saya tau,, bagian mana saya yang hilang dan akan segera saya temukan. Semoga segera saya temukan.

-segelas oatmeal dan energen, rupanya peta menghubungkan aku dan diriku yang lain.

You are using an unsupported browser and things might not work as intended. Please make sure you're using the latest version of Chrome, Firefox, Safari, or Edge.