Lekas pergi ketika disakiti atau menetap pada yang tak pasti?
Pilihanku bergantung pada hal-hal penting yang tidak dijelaskan di dua situasi tersebut, Sayang.
Lekas pergi ketika disakiti atau menetap pada yang tak pasti?
Pilihanku bergantung pada hal-hal penting yang tidak dijelaskan di dua situasi tersebut, Sayang.
Bagaimana cara menjadi orang baik, dan mereka yang mencintai orang baik tidak datang sementara waktu saja?
Kamu pasti punya harapan terhadap dirimu sendiri kan? Setiap orang aku rasa pasti punya harapan tentang dirinya sendiri. Mengenai bagaimana semestinya kita tumbuh dan berkembang (dewasa). Dan kupikir merealisasikan harapan-harapan itu adalah cara kita untuk menjadi orang baik.Dan menurutku itu sangat sulit membuat orang lain tetap bertahan di sisi kita. Rasanya lebih baik dia pergi saja daripada terus bersama dengan kita tapi dengan perasaan terpaksa. Kupikir kita sendiri yang harus terus kuat dan bertahan. Kebaikan juga soal keikhlasan. Dan ikhlas membuat kita bahagia.
Salam senyum
Tak ada tempat berhenti untuk kecewa.
Malam-malam kian terasa gamang; riuh terngiang suara itu di gendang telinga
Aku terganggu, sungguh
Kau terus bergumam pada dinding dan langit langit kamar
Dingin, semakin dingin
Seperti ruang hampa terdominasi gelap, senyap, lenyap, aku tak bersuara
Masih tentang malam
Dalam diam aku bercengkrama keambiguan
Tidak lagi mampu ku terjemah, dengan separuh aku dan prasangka tertinggal
Memungkirinya aku tidak bisa
Ini amat sangat rasanya
“Ah seorang perasa.”
Detik detik menuju menit, menggiring malam jadi separuhnya
Hening menguasa. Semakin lekat ia dalam atsmosfir ku
Aku berkutik, dengan mata yang terpejam paksa
Barangkali nanti ku dapati makna
Di pertengahan jalan, di romansaku terurai jatuh air-air membasahi pipi
Atas hari yang datang karena wajib aku terlintas di antaranya; mengetahui kamu dan surat yang tak seharusnya aku baca
Boleh jadi, hari itu merupakan sesal yang amat sangat teriring sepinya
Aku sadar, kecewa tidak datang dengan mengetuk pintu dan berkenalan hangat dahulu
Di belakang aku bertahannya padamu, seringkali susah tuk bernafas
Aku pikir inilah yang namanya cemburu mengejutkan setiap pecinta yang tulus merindu
Datang tanpa memberikan rasa jeda; bertubi-tubi aku tertimpuk rasa
Aku butuh jeda, lalu sakitilah aku lagi, tidak apa-apa
Sela itu akan kugunakan bertemu sadjadahku
Karena adalah kamu yang gemar membasahi tempat aku bersujud
Kediri 6 Februari
Di 23:33 yang tidak tau harus bercerita kepada siapa lagi, maka jadilah seikat puisi kolaborasi dalam patah hati yang sama dengan @tikasylvia
Tak ada tempat berhenti untuk kecewa. Malam-malam kian terasa gamang; riuh terngiang suara itu di gendang telinga Aku terganggu, sungguh Kau terus bergumam pada dinding dan langit langit kamar Dingin, semakin dingin Seperti ruang hampa terdominasi gelap, senyap, lenyap, aku tak bersuara Masih tentang malam Dalam diam aku bercengkrama keambiguan Tidak lagi mampu ku terjemah, dengan separuh aku dan prasangka tertinggal Memungkirinya aku tidak bisa Ini amat sangat rasanya "Ah seorang perasa." Detik detik menuju menit, menggiring malam jadi separuhnya Hening menguasa. Semakin lekat ia dalam atsmosfir ku Aku berkutik, dengan mata yang terpejam paksa Barangkali nanti ku dapati makna Di pertengahan jalan, di romansaku terurai jatuh air-air membasahi pipi Atas hari yang datang karena wajib aku terlintas di antaranya; mengetahui kamu dan surat yang tak seharusnya aku baca Boleh jadi, hari itu merupakan sesal yang amat sangat teriring sepinya Aku sadar, kecewa tidak datang dengan mengetuk pintu dan berkenalan hangat dahulu Di belakang aku bertahannya padamu, seringkali susah tuk bernafas Aku pikir inilah yang namanya cemburu mengejutkan setiap pecinta yang tulus merindu Datang tanpa memberikan rasa jeda; bertubi-tubi aku tertimpuk rasa Aku butuh jeda, lalu sakitilah aku lagi, tidak apa-apa Sela itu akan kugunakan bertemu sadjadahku Karena adalah kamu yang gemar membasahi tempat aku bersujud Kediri 6 Februari
AIR (via sabitdansenja)
Boleh aku ikut dalam rencanamu?
(via elsasyefira)
Untuk tidak sekedar menetap, untuk memastikan anakku kelak kau yang merawatnya.
Terurai rambutmu diantara 10 malam Lekas selesaikan risau kelam Disaksi buku dan kamus, kertas dan pena, benang belingsut pipi terkerut Mancung hidungmu saga matamu, aku terpana Kau bisa tembuskanku dari hujan-hujan yang menenggelamkan Bawakanku angin timur; darinya matahari tak membakar Kau layak jadi salju, sedang aku terus berselimut agar mata terpejam bersama Terimakasih, bagi yang terdalam
Jika kebutuhan adalah kekasih dan keinginan menjadi selingkuhan, bagaimana handa taulan yang manis ini menyikapi selingkuhan yang menggiurkan?
Halo Sadjadah! Akhirnya kolom inbox berguna juga ya.
Hmm…kekasihmu membosankan a yo kok sampe pingin jadi selingkuhan?
Jadi gini Sadj, dilemamu itu sama aja kayak gini, kamu udah punya sketchbook nih yang jadi kebutuhanmu. Tapi, banyak sketchbook-sketchbook baru di luar sana yang desainnya lebih kece, lebih mulus dari punya saya. Secara kegunaan sih sama, kualitas mungkin beda dikit lah ya, tapi intinya sama-sama sketchbooknya. Yang jadi masalahnya, kamu seringkali kehilangan fokus kan? Sampe akhirnya gampang tergiur sama yang terlihat lebih kece di luar sana.
Cara menyikapinya, kalo saya sih ya…. ya saya sikat juga sketchbooknya. Daripada kepikiran terus malah nanti bikin tambah gak fokus kan? :))
Tapi-tapi kamu coba belajaro buat mengatur fokusmu lagi deh. Kasian sketchbookmu nanti. Masak cuma kamu pegang, kamu buka-buka, kamu isi kalo kamu kepingin aja?
Di bawah ayunan, kau memilih duduk dengan siapa?
Dengan yang tak berniat meninggalkanku sendiri, @sadjadahterbang. Meski tahu bahwa nanti mungkin kami berdua akan sama-sama jatuh. 😊
Tulus atau cinta yang lebih dulu?
Tetaplah bersamaku, jadi teman hidupku. Berdua kita hadapi dunia. Kau milikku ku milikmu kita satukan tuju. Bersama arungi derasnya waktu. 🎤🎵🎶