Avatar

my kreatipbrainplace ??

@revolutionofjune / revolutionofjune.tumblr.com

tempat otak kreatip abdulhakimsatrianusantara bermuara
Avatar

Pada suatu hari, ​tiga orang berjumpa di salah satu sudut Madinah. Kisahnya jadi canda. Tapi begini keadaannya: yang pertama menebar kepedulian, yang kedua membagi kebijaksanaan, dan yang ketiga memberi damai dengan pemahaman serta pemaknaan. Itulah ‘Umar ibn al-Khoththob berjumpa dengan Hudzaifah ibn al-Yaman dan ‘Ali ibn Abi Tholib. “Bagaimana keadaanmu pagi ini, wahai Hudzaifah?” tanya ‘Umar.  “Wahai Amirul Mukminin,” jawabnya, “Pagi ini aku mencintai fitnah, membenci al-haq, sholat tanpa wudhu, dan aku memiliki sesuatu di muka bumi yang tidak dimiliki oleh Alloh di langit.” “Demi Alloh,” kata ‘Umar, “Engkau membuatku marah!” Read more on bio..

Avatar

Suatu hari di masjid Nabawi yang dibangun dari pokok-pokok batang kurma dan beratapkan daunnya, Sang Nabi membahaskan suatu ayat pada para shohabat. Beliau bacakan ayat itu pada mereka dengan suaranya yang empuk, lembut dan merdu.

"TIdakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya menjulang tinggi ke langit, pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Rabbnya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia suapaya mereka selalu ingat"

"Pohon itu seperti orang mukmin", kata Sang Nabi sambil tersenyum. "tak gugur daunnya, kokoh pokok dan batangnya, dan menjulang ke langit cabangnya. Tahukah kalian pohon apa itu?"

see more on thesatria.wordpress.com

Avatar
reblogged
Avatar
mbeeer
Gagal hanyalah sesuatu yang berjalan tidak sesuai keinginanmu, namun sesuai dengan kehendak-Nya

Sujiwotedjo (via mbeeer)

Avatar
reblogged

MENGHENTIKAN KEBIASAAN MENGELUH Mario Teguh Success Video Memang dari waktu ke waktu kita bisa ‘menemukan’ kenikmatan dalam mengeluh, tapi jika dilakukan dengan berlebihan (sebagai kebiasaan) akan banyak merugikan kita. Bagaimana cara mengurangi dan menghentikannya? Apa nilai kebaikan yang bisa kita ambil dari keadaan yang menyebabkan kita mengeluh? Mudah-mudahan berguna. Mario Teguh – Loving you all as always Untuk yang ingin download file aslinya dari MarioTeguhTV di Youtube.com https://www.youtube.com/watch?v=iotEpgVpqFE

Avatar
reblogged
Avatar
fahdpahdepie

PRINSIP DALAM KELUARGA. Cintai keluargamu. Selalu berbagi, sedih maupun bahagia. Bersenang-senang bersama, tertawa bersama. Saling mendengarkan satu sama lain. Saling menolong satu sama lain. Selalu lakukan yang terbaik, selalu melakukan kebaikan, selalu berusaha membuat orang yang kita sayangi tersenyum. Cobalah hal-hal baru dengan penuh rasa ingin tahu. Tak ada yang membatasi pengetahuan kecuali seperangkat aturan Tuhan. Selalu memaafkan kesalahan orang lain. Berusaha lebih dulu meminta maaf kepada orang lain. Tahu berterima kasih. Sadar untuk bersyukur. Mengingat kebaikan orang lain. Melupakan kebaikan yang kita lakukan untuk orang lain. Selalu katakan kebenaran. Selalu junjung tinggi kejujuran. Menghormati satu sama lain. Jangan melukai perasaan orang yang kita sayangi. Jangan melukai kepercayaan orang yang kita cintai. Semua akan baik-baik saja selama kita punya banyak cinta untuk menjalaninya.

Avatar
reblogged

Apa pun yang terjadi hari ini, ikhlaskanlah hatimu untuk menerima bahwa semua yang terjadi adalah cara Tuhan untuk semakin memuliakanmu. Patuhlah saja, sabari, lalu perhatikan kebaikan yang akan terjadi. Mario Teguh - Loving you all as always

Avatar
reblogged

Wisata Kreatif di Bandung

BANDUNG, infobdg.com – Dengan maraknya tempat wisata yang mengandalkan modernity dan teknologi kadang kita bingung untuk mengunjungi tempat wisata yang sekaligus mengedukasi khususnya anak-anak. Kali ini kita bakal ngebahas tempat wisata kreatif yang recommended dan bisa dikunjungi bersama anak-anak di Bandung. Check it!

Pasar Seni  (Kebun Sari) Tamansari

Siapa bilang ga ada tempat wisata di Bandung yang menarik banyak wisatawan dari Luar Negeri?  Disini tempatnya! Kebun Seni Tamansari yang dulu bernama Pasar Seni Taman Sari ini berada di Jalan Taman Sari tepatnya di depan Kampus ITB Bandung. Para pengunjung disini juga dapat menyaksikan langsung proses berlangsung pembuatan karya seni. Seni lukis, seni pahat, semuanya ada disini. Tunggu apa lagi?

Reading Light

Bukan hanya wisata kreatif yang hadir disini, tapi lengkap dengan café dan library yang bisa “ditongkrongin” untuk sekedar ngobrol-ngobrol dan ngemil cantik sama temen-temen. Bagi yang punya temen-temen yang suka ngumpul terus ngomongin tentang novel dan seru-seruan, tempat ini udah paling recommended banget deh.

Tobucil and Klabs

Pelopor Toko Buku Alternatif yang sudah berdiri sejak 2001 ini selalu menyediakan buku-buku bertemakan seni dan pengetahuan umum. Selain itu juga Tobucil and Klabs merupakan tempat berkumpulnya para komunitas di Bandung. Toko yang bertemakan “Buku. Hobi. Komunitas” ini juga selalu menggelar berbagai kegiatan yang beragam dan menarik bagi para pencinta craft. Point lain yang menarik adalah, disini juga menjual dvd musik dan film indie, jarum-jarum dan benang, tas, kaos, notebook serta aksesoris karya-karya crafter lokal. Menarik, bukan?

Kursus Masak Ny. Liem

Pelopor di bidang Patisserie di Bandung ini telah diakui oleh para Warga Bandung sebagai yang terbaik. Bukan hanya kita dapat membeli kue/pastry disini tetapi ada juga kursus memasak yang digelar oleh took yang berdiri sejak tahun 1966 ini. Toko yang berada di Jalan Naripan No. 52 ini juga dikunjungi oleh berbagai pencinta jajanan pasar karena rasanya yang tidak diragukan lagi. Yum!

Studio 191

Di tempat yang beralamat di Jalan Pramuka No.191 kita dapat melihat bengkel tempat proses pembuatan kerajinan keramik. Bukan hanya kita dapat melihat proses pembuatan tetapi juga dapat mengikuti workshop yang digelar di Studio ini. Mau mengasah kreatifitas dan menambah wawasan lewat wisata kreatif? Kesini udah cocok banget, deh!

Maya Hirai School of Origami

Indonesia mempunyai satu-satunya instruktur origami yang bersertifikat NOA (Nippon Origami of Assosiation) di Bandung loh! Bukan Cuma sekedar origami yang dipelajari di sekolah, disini ‘level’ nya lebih rumit dan menarik!

Ingin wisata kreatif bareng anak atau rombongan sekolah anak?  Bisa banget dateng ke Jl. Cigadung Raya Timur No. 85F atau hubungi (022) 70840375 / 081802098501

Kineruku

Books, Movies, Music all in one place? Kenapa ngga? Di Kineruku kita bisa dapet semuanya loh!

Perpustakaan swasta yang terletak di Jl. Hegarmanah 52 ini juga menyediakan buku-buku sastra, sosiologi, budaya, sejarah, arsitektur, seni, desain, dan filsafat. Tempatnya yang homey dan pekarangan hijau disini bisa jadi tempat untuk menambah wawasan. You probably know how knowledge is a power, But do you know that character is more? J

Saung Angklung Udjo

Tempat yang berlokasi di Jalan Padasuka ini dapat dikunjungi untuk Menambah wawasan dan kreatifitas sekaligus melestarikan seni budaya. Main focus di tempat ini tidak lain dan tidak bukan adalah alat musik khas sunda yaitu angklung dan alat musik sunda berbahan dasar bambu lainnya. Pengunjung disini dapat menyaksikan pembuatan angklung hingga menyaksikan pertunjukan setiap sorenya. Kalo bukan kita yang melestarikan budaya sendiri, Siapa lagi?

Buqiet Skate Park

Namanya sih Skate Park, tapi gak cuma skate aja loh, disini juga bisa digunakan oleh para penggemar roller blade. Walaupun kalo mau menjajal keahlian di skate park ini pengunjung harus membayar Rp.20.000,-.Worth it kan? Untuk para penggemar Roller Blade dan skaters bisa langsung mengunjungi Jalan Sariwangi di Ciwaruga. Turn up! J

MixMedia Community

Wargi Bandung ada yang penggemar komik dan Airbrush? Pernah tertarik untuk membatik atau belajar melukis? Wargi Bandung bisa datang ke Jalan Lapang Tembak 1 Bandung. What about trying some experience we never experienced before? 😉  

Sumber Foto :

anisavitri.wordpress.com

suciharlen.wordpress.com

bandung.panduanwisata.id

mygetinfo.com

temantakita.com

matajurnal.com

Wisata Kreatif di Bandung was originally published on infobdg.com

boleh nih 

Source: infobdg.com
Avatar
reblogged
Katakanlah Aamiin atau Like, jika Anda mengharapkan tiga hal ini: 1. Jika Anda berharap Tuhan menstabilkan gejolak jiwa yang disebabkan oleh keletihan Anda dalam memikul beban kehidupan. 2. Jika Anda berharap Tuhan meledakkan gairah baru di hati Anda untuk mengatasi rasa jenuh, agar Anda tetap bersemangat meneruskan perjalanan naik kehidupan Anda. 3. Dan jika Anda berharap agar Tuhan menguatkan hati Anda dalam mengabaikan pengabaian orang lain, dan mampu meneruskan kehidupan dengan mandiri dan tak bergantung kepada persetujuan orang lain. Aamiin Mario Teguh - Loving you all as always ————— Jika ada doa lain yang Anda butuhkan untuk anggota keluarga Anda yang lain, mohon sertakanlah di sini agar kami semua bisa turut mengaminkannya. Semoga sebuah berita baik datang hari ini mengawali mengalirnya berkah jawaban dari doa-doa Anda semalam dan pagi ini. Aamiin

Mario Teguh (via marioteguh)

Avatar
reblogged
Jangan sepelekan yang kecil dan ringan. Barang yang dijual per gram, lebih mahal daripada yang dijual kiloan. Betapa pun kecilnya perasaanmu mengenai dirimu sendiri, engkau sangat bernilai bagi Tuhan. Tersenyumlah, dan hiduplah dengan perasaan sama berhaknya dengan siapa pun untuk hidup damai, sejahtera, dan berbahagia. Tuhan Maha Adil dan Maha Pemurah, Jika engkau ingin dilebihkan, lebihkanlah kepatuhanmu kepadaNya dan lebihkanlah kebahagiaan yang kau sebabkan bagi keluarga dan sesama.

Mario Teguh - Loving you all as always (via marioteguh)

Avatar

Academic Writing Resources

General:

Introductions:

Body Paragraphs:

Topic Sentences:

Conclusions:

Thesis Statements:

Citing:

Argumentative Essays:

Writing About Poetry:

Expository Essays:

Research Papers:

College Application Essays:

Narrative Essays:

Avatar
irstudyblr

With 2 MUN position papers due on Sunday - this is vital.

~ a college studyblr ~

wow

Avatar
Seminggu sekali. 3 jam sehari di jam produktif

Mengejar cinta

Avatar
reblogged
Avatar
fahdpahdepie

DI BALIK AJAKAN SHALAT ISTRI KEPADA SUAMINYA Seorang sahabat bercerita bahwa setelah menikah ia menjadi lebih rajin shalat tepat waktu. “Istriku selalu mengingatkanku untuk shalat tepat waktu,” Dia memulai cerita itu dengan wajah yang berseri-seri. Saya mendengarkan kisah lanjutannya dengan saksama, dalam hati ingin menirunya agar bisa melakukan kebaikan lebih giat lagi. “Setiap kali azan berkumandang, sebisa mungkin istriku akan segera meninggalkan apapun yang sedang dikerjakannya, mengambil wudlu, lalu kemudian, jika kebetulan aku sedang di rumah, ia akan mengajakku untuk shalat berjamaah,” sahabat saya melanjutkan ceritanya. “Kamu beruntung punya istri sebaik itu, Sob!” timpal saya, “Pernikahanmu akan menjadi pernikahan yang bahagia dan penuh berkah!” Sahabat saya tersenyum bangga. Ah, selalu membahagiakan melihat senyum seorang suami yang membanggakan istrinya. Tapi, ada sesuatu yang mengganjal hati saya tentang cerita yang disampaikan sahabat saya ini. Bertahun-tahun mengenalnya, jauh sejak sebelum ia menikah, saya mengenal sahabat saya ini sebagai orang yang sering melalaikan shalat. Tak jarang sebenarnya teman-temanmengingatkannya untuk shalat, termasuk saya yang sesekali menegurnya, namun biasanya semua ajakan—bahkan teguran—diacuhkan begitu saja! Bagi saya, sungguh mengagumkan ketika ia menikah, sahabat saya ini bisa dengan begitu tenang dan senang menerima ajakan istrinya untuk shalat. Apa yang terjadi padanya? Apa yang dilakukan istrinya? Akhirnya saya mengajukan dua pertanyaan itu. Mendengar pertanyaan saya, ia terdiam beberapa saat. Untuk kemudian hanya menggelengkan kepala, “Aku juga nggak tahu! Kenapa, ya?” Dia justru balik bertanya, senyum yang asing tersungging di bibirnya. Dari sana kami berdua mencoba mencari-cari jawabannya. Kami berdiskusi cukup lama hinggamendapatkan sebuah jawaban yang paling bisa kami terima— “Kayaknya, ini karena istriku nggak pernah maksa, deh,” Sahabat saya akhirnya mengemukakan temuannya, “Ajakan istriku nggak mengandung semacam sentimen ‘gimana sih kok belum shalat?’ atau ‘shalat tepat waktu kayak gue dong!’” Saya menganggukk-anggukkan kepala. “Menarik!” Respons saya. Senyum sahabat saya makin lebar, “Kayaknya itu yang jadi kekuatan. Sesuatu yang bisa menggerakkanku untuk mengikuti ajakannya. Aku tak merasa direndahkan, diremehkan, atau disalahkan. Istriku justru mengajakku shalat dan memintaku jadi imamnya. Seketika ada perasaan haru sekaligus malu dalam diriku. Aku tak bisamenolaknya! Istriku mengajakku dengan rasa cinta!” Ia makin antusias. “Nah! Nah! Itu dia jawabannya, Sob!” Refleks saya mengarahkan telunjuk saya ke wajah sahabat saya itu. Sahabat saya mengangguk-angguk. “Keren, ya? Cinta bisa punya kekuatan kayak gitu?” Ia mengonfirmasi. Saya mengiyakan. “Mungkin dulu saat aku menegurmu, aku gagal menunjukkan bahwa aku mengajakmu shalat karena aku mencintaimu. Tapi istrimu berhasil melakukannya! Istrimu mengajakmu karena ia begitu menghargai, menghormati, sekaligus menyayangimu. Sementara, barangkali, dulu aku mengajakmu hanyaingin mengejar pahala atau sekadar jengah karena melihatmu tak sejalan dengan pengertianku tentang iman dan kebaikan.” “Cocok! Cocok banget!” Ia setuju dengan pendapat saya. Kami terdiam beberapa detik. Saling berpandangan dalam tatapan yang kosong, menikmati sesuatu yang tiba-tiba hadir dalam pikiran dan perasaan. “Sob,” sahabat saya memecahkan keheningan, “Bayangin kalau dakwah Islam dilakukan seperti itu! Dengan cinta di dalamnya!” Saya tercengang. Tak punya kata-kata apapun untuk meresponsnya. Ada gemuruh dalam pikiran danperasaan. Menggedor-gedor menjadi rasa bersalah. Ah, mengapa selama ini saya mengajak orang kepada kebaikan dengan perasaan yang angkuh? Bukan dengan hati yang penuh dengan cinta—melupakan hikmah dan teladan? Saya mengulang-ulang Surat an-Nahl ayat 125 dalam kepala. Azan Ashar berkumandang dari kejauhan. Handphone saya bergetar. Ada sebuah pesan masuk. WhatsApp dari istri saya. “Sayang, jangan lupa shalat, ya.” Begitu isi pesan itu. Diakhiri sebuah tanda senyum. Azan Ashar menggema dalam telinga kesadaran! FAHD PAHDEPIE Penulis buku ‘Rumah Tangga’ (PandaMedia, 2015). Bisa ditemui di facebook.com/fahdpahdepie atau twitter/instagram @fahdpahdepie

Avatar
reblogged

Learn From Experience #13

Kisah Inspiratif Sumber: www.mariolesuh.com

Anakku Lebih Memilih Istrinya Daripada Ibunya

Hari ini, tidak seperti biasanya saya hanya beraktivitas di rumah. Selain saran dari theraphist kemarin agar me-rilekskan tubuh dan karena butuh supply oksigen lebih dan karena kendaraan pribadiku sedang digunakan suamiku, jadi saya hari ini berdiam diri di kamar sambil membaca buku dan berinteraksi dengan teman-teman melalui medsos.

Karena sudah mulai bosan, saya keluar rumah menggoda kucing-kucing lucu di teras.

“Neng…. Beli dendeng, Neng? Ikan asin nih bagus-bagus. Keripik juga ada,” ujar seseorang tiba-tiba.

Saya menoleh. Sesosok wanita dengan wajah teduh berbalut kerudung dengan keranjang plastik terlihat tersenyum memandang saya.

Bimbang menyapa, tidak pingin beli sebenarnya. Tapi melihat wajah teduhnya, rasanya tak tega menolaknya.

“Bu… masuk sini, pagernya gak dikunci,” kata saya tersenyum.

Beliau pun membalas senyuman saya, “Iya, Neng…” jawabnya.

Lalu kami pun duduk di teras.

“Ada apa aja, Bu?” tanya saya.

“Ini dendeng, ikan asin jambal, teri medan, ikan asin selar, abon, peyek, keriping singkong,” jawabnya.

“Berapaan keripik singkong?” tanya saya.

“8000-an, Neng…” jawabnya.

“Saya beli ini aja yaa, Bu,” kata saya mengambil sebungkus keripik sinkong.

“Iya, Neng… Alhamdulillah. Penglaris pagi..,” katanya.

“Ibu ini sudah siang, berarti sejak pagi ibu belum ada yang beli?” tanya saya.

“Iya, Neng… orang mungkin belum pingin makan daging yaa habis lebaran. Di rumahnya juga masih banyak kue, jadi gak beli keripik,” katanya sambil tersenyum.

“Ini bikin sendiri atau ambil dari yang lain, Bu?” tanya saya.

“Kalau keripik saya bikin sendiri, kalau dendeng sama ikan asin ngambil di orang. Gak laku dipulangin,” jawabnya. “Panas amat cuacanya yaa, Neng.”

“Ooh… saya ambilin minum yaa, Bu…”

“Ih Neng, jadi ngerepotin,” katanya.

“Ahh gak ngerepotin juga, Bu…yang repot mah pabriknya, saya mah cuma ambil dari ruang tamu doang,” kata saya sambil tertawa, masuk rumah sebentar mengambil dompet dan air minum.

“Ah.. Jadi numpang ngaso nih Neng yaa ibu… Panas… Pegel juga jalan…”

“Oh iyaa, Bu…silahkan… Mau di dalem aja apa?” saya tawarkan.

“Ahh enggak Neng enak di sini, rumah Neng adem, rimbun pepohonan, jadi banyak angin,” katanya sambil menatap sekeliling rumah.

“Bapak kerja apa, Bu?” tanya saya.

“Bapak mah apa aja Neng, ngikut-ngikut orang kerja apa aja, dulunya kerja di proyek bangunan gitu. Sekarang udah tua. Sebisa-bisanya aja,” jawabnya.

“Anak ada berapa, Bu?” tanya saya.

“Anak saya 3, 2 laki-laki, 1 perempuan. Yang perempuan di Surabaya, yang laki-laki satu di Lampung, satu di Bogor.”

“Waah lebaran habis ngumpul dong Bu yaaa….” kata saya bersemangat.

Tiba-tiba ibu itu diam, matanya berkaca-kaca. “Enggak Neng…,” jawabnya lirih.

Saya tercekat… Astaghfirullah… Saya salah berucap… Betapa menyesalnya saya. “Ibu… maaf yaa kalau saya salah bicara,” kata saya penuh penyesalan.

“Enggak Neng… gak apa-apa. Anak dan menantu Ibu gak mau dekat Ibu. Lebaran jarang datang, hari biasapun begitu. Alasannya jauh, butuh biaya banyak kalau ke sini. Yang satu malah gak pernah pulang sama sekali, gara-gara istrinya salah paham, ibu bilangin jangan tidur pagi, pamali, nanti jauh rejeki, biar gak ngantuk pagi mending beres-beres, nemenin anak main. Terus dia ngadu ke anak Ibu. Enggak tau apa yang disampaikan pokoknya anak Ibu marah, Ibu gak terima, sakit hati Ibu, anak Ibu lebih percaya istrinya daripada ibunya. Anak Ibu gak berpikir, 9 bulan Ibu mengandung, setengah mati melahirkan, susah-payah membesarkan, menyekolahkan, mana mungkin Ibu seorang yang jahat?

“Anak Ibu yang satu lagi gitu juga. Waktu anak Ibu yang perempuan kelas 3 SMA, ibu gak punya uang buat bayar sekolah, Ibu minta bantuan anak. Istrinya gak terima, anak Ibu ngasih ngumpet-ngumpet. Sekalinya ketahuan, jadi ribut besar Neng… Ibu marah Neng… Bukan maksud Ibu minta balas jasa membesarkan anak Ibu, tapi rasanya wajar saja kalau ibu minta bantuan sama anak, kalau bukan sama anak sama siapa lagi? Kalau Ibu bisa, ibu mana yang mau nyusahin anaknya? Ibu mana yang mau ngerepotin anaknya? Malah kalau ada, ibu yang mau ngasih ke anak. Tapi akhirnya mantu Ibu gak pernah datang lagi ke sini, paling anak Ibu aja. Itupun kalau dia mau ngasih, Ibu tolak.

“Sekarang Ibu gak butuh apa-apa, anak-anak sudah berkeluarga semua. Cuma mikirin makan aja berdua sama bapak. Seada-adanya aja. InsyaAllah rejeki dari Allah selalu ada.”

“Anak ibu yang perempuan?” tanya saya.

“Anak Ibu yang perempuan anaknya penurut, tapi suaminya sangat keras, istri harus turut kemauannya semua. Ibu juga gak tau kenapa, semenjak nikah dibawa ke Surabaya, selalu ada aja alasan suaminya untuk tidak datang ke sini baik lebaran atau hari biasa. Istrinya harus selalu ada buat melayani dia, mungkin dia lupa dari mana istrinya lahir ke dunia.

“Kadang ibu mikir, coba mengingat-ingat lagi, adakah ini karena sikap Ibu pada orang tua Ibu atau pada mertua. Tapi rasanya Ibu selalu berusaha memperlakukan orang tua Ibu dan mertua sebaik yang Ibu bisa. Berusaha beri contoh sama anak-anak gimana caranya menyayangi orang tua, ternyata hasilnya tidak sesuai harapan. Tapi sudahlah, mungkin ini bagian dari ujian keikhlasan.

“Tapi, sekarang Ibu udah bisa terima, Anak menantu Ibu sudah Ibu maafkan, walaupun mereka tidak pernah minta maaf sama Ibu. mungkin ini jalan Allah menguji sabar Ibu buat menghapus dosa dan khilaf Ibu sebelumnya.

“Permintaan ibuIcuma, kalau sakaratul maut tiba, jika anak Ibu tidak ada yang menuntun Ibu bersyahadat nanti, mudah-mudahan Allah kirimkan seseorang yang bisa melakukannya. Hati Ibu bersih tulus ikhlas mendoakan, semoga anak-anak Ibu rumah tangganya bahagia, berkah, kecukupan dan di masa tuanya tidak diperlakukan anak mereka seperti mereka memperlakukan Ibu.”

Saya terdiam terpaku mendengar ceritanya. Seperti apa nasibku kelak di akhir hayat? Sanggupkah aku memaafkan anak dan menantuku ketika mereka khilaf? Sanggupkah mereka memaafkanku ketika aku khilaf?

Lamunanku buyar ketika ibu itu mengusap pundakku. “Neng…, Ibu keliling lagi yaaa… Udah seger lagi ini,” katanya tersenyum.

“Ini Bu bayarannya,” kataku.

Mata kami beradu.

“Sayangi orang tua dan mertua ya, Neng… Gak ada orang tua dan mertua yang tidak sayang sama anak dan menantu. Walaupun marahnya, pasti selalu ada doa untuk anaknya,” pesannya sambil berdiri dengan wajah tetap tersenyum.

Saya tersenyum. Sambil melihatnya berlalu, hati saya berujar: Ibu, semoga Allah membolak-balikan hati anak dan menantu Ibu.

Semoga doa Ibu di-ijabah Allah dan semoga keikhlasan Ibu memaafkan anak dan menantu Ibu dibalas dengan surga…

** Menurut saya artikelnya bagus, seperti melihat kebanyakan fenomena rumah tangga yang terjadi sekarang.

Dari cerita ini, ada satu yang tidak ibu ini tanamkan dalam cara mendidik anak-anaknya, yaitu “Pendidikan Agama”. Bisa jadi, karena tidak adanya keseimbangan antara peran ia dan suaminya, sehingga ketiga anaknya lebih terpengaruh oleh lingkungan luar yang tidak baik.

Kedua anak laki-lakinya lebih memilih istrinya yang mungkin saja tidak berakhlak baik karena sudah membuat perpecahan antara hubungan anak dan ibunya sendiri. Jadi percayalah, kedua anak laki-lakinya ini tidak akan mencapai kesuksesan dalam hidup karena surga yang ada di depan matanya sudah ia sia-siakan.

Perihal anak perempuannya, itu sudah di luar tanggung jawab kedua orang tuanya. Namun yang sangat disayangkan, sesakit hati apapun anak atau menantu kepada orang tua atau mertuanya, tidak dianjurkan untuk memutuskan silaturahim. Apa salahnya untuk sekedar berkunjung ketika hari raya, ibunya pun tidak mengharapkan apapun darinya, hanya ingin dijenguk tanpa perlu memberikan uang.

Disitulah letak kebersihan hati ibunya yang sudah sangat langka kita jumpai saat ini. Kebanyakan zaman sekarang, anak jauh-jauh datang berkunjung, baru saja sampai di depan pintu rumah sudah ditanya, “Mana uang buat ibu? Gajimu bulan ini kenapa tidak dikirim?” Dan sebagainya..

Di cerita ini ibunya juga mengatakan, bahwa mana ada ibu yang jahat, mana ada ibu yang tega. Ya, memang benar bu. Tapi pada kenyataannya, masih banyak ibu yang membuang anaknya, menyumpahi anaknya, memaki-maki anaknya, sehingga masih banyak juga anak yang tidak peduli ibunya, atau memasukkannya ke panti jompo.

Sebenarnya ibu tersebut sudah sangat baik, di tengah keadaan ketiga anaknya tidak sesuai dengan yang diharapkan, ia masih memiliki hati yang tulus dan bersih untuk tetap mendoakan yang terbaik untuk mereka. Selain itu, ia juga berpikir apa kesalahannya sehingga menyebabkan ketiga anaknya berperilaku seperti itu. Terkadang, sikap seperti ini tidak dimiliki orang tua zaman sekarang yang selalu menyalahkan anak tanpa me-review ke belakang.

Karena ada sebab, ada akibat :)

Wallahu'alam

Avatar
Kecukupan adalah kelebihan yang Allah berikan kepada kita
You are using an unsupported browser and things might not work as intended. Please make sure you're using the latest version of Chrome, Firefox, Safari, or Edge.