← Back to Unspoken

Tak Ingin Seperti Sebelumnya

novieocktavia:

Tak ingin seperti sebelumnya, aku tak lagi ingin menyandarkan kebahagiaan pada diriku sendiri. Sebab nyatanya, kebahagiaan itu datang bukan semata-mata karena aku yang memperjuangkan, tapi karena Allah yang menakdirkannya demikian. Bukankah sebelumnya ada yang diperjuangkan matang-matang tapi hilang dan terlepas dari genggaman meski rasanya tak masuk di akal? Adalah Allah yang maha mengetahui bagaimana cara terbaik untuk membuat jiwa seorang manusia sepertiku berbahagia.

Tak ingin seperti sebelumnya, aku tak lagi ingin meletakkan kuasa memilih pada tanganku. Sebab nyatanya, aku memang tidak pernah benar-benar memilih. Aku dipilihkan oleh-Nya meski samar-samar seolah aku yang berupaya. Siapa kiranya yang memudahkanku mempertimbangkan? Siapa kiranya yang meluluhkan hatiku hingga akhirnya menjatuhkan pilihan? Siapa kiranya yang mencairkan setiap kelu di balik lidahku? Siapa kiranya yang menerjunkan ketenangan pada hatiku selepas mengatakan apa yang aku pilih? Adalah Allah dibalik semua itu, tanpa-Nya aku tak bisa apa-apa.

Tak ingin seperti sebelumnya, aku tak lagi ingin menyandarkan apa-apa yang akan terjadi di depan pada upaya-upaya manusia. Sebab, sekuat apapun manusia ingin membuat aku bahagia, jika itu tidak sesuai apa yang dikehendaki-Nya, tentu setiap harapan tidak akan terwujud sebagai mana keinginannya. Bagaimana pun, manusia hanya bisa membuat dan mengupayakan rencana, hasil akhir tetap ada dalam genggaman-Nya.

Tak ingin seperti sebelumnya, aku tak lagi ingin bertuhan pada rencana dan milestone hidup yang aku punya. Sebab, seharusnya aku memang hanya membuat rencana untuk menyesuaikan diri dengan rencana-Nya, bukan sebaliknya. Aku tak ingin jatuh pada lubang yang sama dan merasakan betapa bodohnya menganggap rencana seolah nyata.

Allah, atas apa-apa yang sekarang sedang aku hadapi dan yang akan terjadi di depan, buatlah aku menggantungkan harap kepada-Mu saja, mudahkanlah aku untuk menjalankan peranku dengan benar tanpa harus sok tahu dan merebut peran-Mu, lapangkanlah hatiku untuk menerima ketetapan, dan bahagiakanlah hatiku sebagaimana kehendak-Mu terhadap aku.

(via novieocktavia-deactivated201808)

  1. sitoresmiumeus reblogged this from ummuikrimah
  2. dhiraksara reblogged this from ummuikrimah
  3. dhiyasalmazh reblogged this from pramestirain
  4. kohinurkohi5 reblogged this from ummuikrimah
  5. pramestirain reblogged this from akhirbaik