navigation
rurialifiarmd
text post

Donat Gratis dan Senyum yang Terlukis

  • Selain dua tangan yang mampu menulis, dua kaki yang sanggup berlari, dan akal pembeda hak dan batil; ada hal tidak terbatas yang patut untuk kita syukuri. 

    Benar-benar tidak terbatas.

    Pada jalan menuju kampus, ada penjual snack berlapak di depan minimarket. Si Bapak beretnis Tionghoa sementara istrinya Jawa. Beliau sangat ramah melayani pembeli. Beliau juga sangat antusias tiap dimintai bantuan. Baiknya lagi, Si Bapak tidak segan mengizinkanku merasakan tiap-tiap snacknya terlepas dari jenis snack favoritku yang selalu kubeli tiap mampir di kiosnya. 

    Pemberian beliau pun terhitung gratis! Jika aku membeli sus dan pastel, maka beliau menggratiskan panada. Jika yang kubeli sus dan risol mayonaise, giliran donat yang digratiskan, Hal ini sering berulang sampai aku jadi tidak enak hati.

    Pernah di satu pagi, aku mampir ke kiosnya. Mendapati sisa snack di sana. A sebagai Aku dan B sebagai Bapak.

    A : Pak, susnya satu pastel satu…
    B : Okee.
    A : Pak, tapi bisa tahan sampai Maghrib kan, ya?
    B : Bisa. Asal langsung dimakan nanti, ya. Memangnya lagi puasa?
    A : Iya, Pak. Insha Allah (mesem) Ya sudah, Pak. Saya beli yang tadi saja.

    Buru-buru aku menyerahkan uang sepuluh ribuan.

    A : Berapa, Pak?
    B : (Telapak tangannya menghadapku) Enggak usah. Buat kamu saja. Hitung-hitung saya nambah pahala,
    A : (Habis kata. Cuma bisa berkedip beberapa detik) Serius, Pak?
    B : Iya.
    A : Beneran?
    B : Iya.
    A : Wah, Pak. Terima kasih banyak!

    Lantas aku berterima kasih lagi dan pergi. Alhamdulillah.

    Jangan takar apa yang beliau telah berikan padaku. Tapi ketulusannya itu dan kebaikan berulangnya. Aku saja belum pernah memberikan apa yang kupunya dengan cuma-cuma sesederhana caranya menggratiskan jualannya. 

    Mungkin, nampaknya biasa, ya. Tapi aku sangat bersyukur. Tersadar bahwa banyak sekali hal kecil yang bisa dilakukan untuk berbagi kebaikan. 

    Semoga kita mampu menjadi sebaik Si Bapak, ya. Dan jangan tanya dimana letak persis kiosnya, hahahaha.


    (*)

    Jakarta, 29 Oktober 2016
    Jakarta, 21 Mei 2017

  • 6 years ago on May 20, 2017 at 1:10 pm

    original post
    2 notes
    1. rurialifiarmd said: Oh, iya ya. Mini market. Kenapa itu enggak terpikir wkwk. Terima kasih koreksiannya, Kak suuuurrr
    2. suryarmd said: Emang indomaret tergolong supermarket yak?
    3. rurialifiarmd posted this
    &. lilac theme by seyche