Avatar
reblogged

Ruang paling gelap.

Aku tidak baik-baik saja, aku menangis, menumpahkan segala keresahan yang terjadi padaku. Aku menangis diam-diam, bersembunyi dari orang-orang agar aku tak terlihat sedang tenggelam. Menembus lagi perjalanan kebelakang sampai hari ini, aku tetap menangis. Ini melelahkan.

Aku membutuhkan pertolongan, tapi juga tak ingin terlihat kalau aku jatuh. Aku bingung dengan diriku, tak ingin diketahui, tapi juga membutuhkan uluran.

Sebagian diriku mengatakan, tidak apa-apa untuk meminta pertolongan pada yang lain, tapi sebagian diriku membisikan jangan merepotkan oranglain. Aku menangis diam-diam diruang yang paling gelap, melihat diriku yang krisis, melihat diriku yang begitu rumit.

Avatar
Bergerak

Tidak ada tempat yang nyaman sejauh kaki melangkah yang dahulu hanya sepasang, kini berpasang-pasang menjadi ramai, bertumbuh, dan utuh Kami, memulai perjalanan dengan arah masing-masing namun tak ingin menjadi asing beragam latar, pengalaman, perjalanan, dan hikmah yang layak untuk dibagi, saling mengisi dan mendukung satu sama lain, meskipun ada banyak kekurangan dan perbedaan iman dan amin, tetap saja kami bersepakat untuk terus melangkah menjaid lebih seru adalah tentang waktu, target, dan penilaian yang menyeluruh salah satu tanggungjawab yang semoga bisa kami pertahankan dan tingkatkan begitu seru haru, rasanya. Semoga perjalanan di masing-masing penempatan, menjadi lebih seru, lebih baik, lebih bermanfaat, dan lebih bahagia. Barat Ibukota, Ramadhan 2022.

Avatar
Manusia

Penuh dengan riak, ombak, dan gejolak entah mengemuka atau tidak, keningnya riuh dengan doa dan usaha melebihi batasan dan bayangan yang telah ia ciptakan sendiri membuatnya selalu terjaga bahwa begitulah realita yang dihadapi

Barat, penghujung Januari 22.

Avatar

Satu-Satu, :)

Menjadi “double agent”  di almamater dalam waktu satu tahun, dua bulan, lima belas hari memberikan perubahan pada banyak hal, terutama dalam mengelola waktu, menghargai diri sendiri, memahami diri sendiri, dan menghargai setiap proses yang sudah dilewati serta hasilnya. Menyadari bahwa tetap menjadi manusia sebagai makhluk sosial, juga seringkali terjadi. Terus bersyukur dan mengurangi mengeluh adalah hal yang ampuh, menuliskan hal-hal negatif yang hinggap di buku, sedikit khilaf di media sosial, atau menyerukannya ke tembok kamar, juga pernah terjadi. Menangis sembari tetap menjawab pertanyaan tugas atau nyicil mengerjakan tesis juga pernah terjadi. Hingga sesaat membenci media sosial karena kemampuan berpikir positif itu hilang begitu saja. 

Hari-hari begitu cepat berubahnya. Waktu 1x24 jam masih kurang, rasanya. Hidup adalah belajar, benar-benar terjadi namun bukan kiasan. Isinya belajar lagi belajar terus dan lagi belajar. Ketika mau mengeluh, rasanya malu karena ini sudah jadi pilihan, kalau tidak kuat ya sudah mengeluh ke orang yang terdekat atau buku, dan tembok. Overthinking terus menuntun untuk menjadikan setiap tugas adalah tugas terbaik, tapi seringkali mendapat reminder bahwa tidak akan pernah selesai apabila tugas dikerjakan dengan sempurna. Ya memang. Namun ini menjadi kekurangan, bagi diri yang sangat berani mengambil jurusan yang sejak dulu dihindari, e tapi  malah dipilih lagi dikemudian hari. Ya menangis, ya ketawa, ya merutuki diri sendiri. Tapi ya wes lah. Iso ra iso kudu iso. Setiap kali ada pikiran menyerah, selalu ingat denda dan waktu yang sudah berjalan sekian lamanya, ingat “drama” perjuangan dulu seperti apa, dan ingat niat. Setiap waktu bibir ini tak lepas dari “nyebut” nama Allah. Karena selalu merasa insecure, overthinking, merasa salah niat. Perasaan itu sangat mengganggu hingga akhirnya memutuskan untuk konsultasi ke dua psikolog di waktu yg berbeda, untuk mencari solusi juga dari dua sisi yang berbeda. Ilmu Allah luas sekali. Hasilnya, cukup membantu dan memberikan perubahan ke arah yang lebih baik.

Memang tidak sendiri. Proses ini dilalui bersama dengan 18 orang anak lain yang memiliki latar beda-beda. Beberapa dari kami satu frekeunsi, dan mampu memberikan inspirasi. Manusia dengan pikiran secepat prosessor baru yang suka nyambung kalau diajak ngobrol kesana kemari.  Sedangkan hamba butuh waktu beberapa kali, untuk memahami kode program dan maksudnya. Menghadapi kenyataan yang demikian, mau tidak mau harus mencari kelebihan di titik lain. Alhamdulillah, tidak semua mata kuliah menggunakan kode program sehingga sangat membantu untuk terus maju. Selama pandemi, tatap muka secara langsung tidak pernah terjadi dengan para dosen. Hanya komunikasi virtual entah dengan zoom, email, gmeet atau WA. Lebih praktis memang, namun tetap saja ada yang kurang karena tidak bisa menatap langsung Bapak/Ibu pengajar. 

Kemudian, satu persatu dari kami sidang tesis, tepat satu tahun kemarin. Dua bulan lima belas hari kemudian, menyusul sidang. Terjadi drama, dengan sederet “semangat” yang beragam dari berbagai kalangan. Keluarga, terutama Ibuk adalah orang pertama yang selalu mendapatkan kabar apapun yang ku lakukan, secara lebih intens. Hasilnya, apa yang menjadi ketakutan itu tidak terjadi. Pikiran-pikiran rumit itu terlalu jauh lingkupnya. Mahabaik Allah yang memudahkan hingga amanah ini selesai, meskipun belum sepenuhnya usai. Meskipun masih menunggu konfirmasi layak wisuda, setidaknya bisa lebih lega. Waktunya belajar hal lain yang jauh dari tesis, hal yang selama ini hanya terlihat dari luarnya saja. Allah yang memudahkan, ilmu-Nya sangat luas. 

Alhamdulillahilladzibini’matihitatimusholihat. 

La Haula Wala Quwwata Illa Billahil ‘Aliyil ‘Adzim. 

Satu-satu, biar seru :)

Avatar
reblogged
Di dalam keadaan sulitlah kadang kita baru betul-betul sadar kalau menolong orang lain itu memang sebuah kewajiban. Saat kita meminta kepada orang lain, tapi tangan orang lain tertutup untuk kita, saat itulah kita baru sadar kalau menolong orang lain adalah sesuatu yang sangat bernilai dan kewajiban yang barangkali bagi orang lain adalah hal yang sulit.

Untuk itu kalau saat ini kamu sedang di posisi dimana kamu merasa tangan orang lain sedang tertutup untukmu, di saat itulah Allah sedang mengajarkan kepada hatimu untuk menjadi hati yang bernilai tinggi dan istimewa.

Berjanjilah pada dirimu sendiri kelak kamu akan selalu menjadi tangan terbuka bagi orang lain. Berjanjilah pada dirimu sendiri kelak kamu akan menjadi orang yang tak segan membantu orang lain. Berjanjilah pada dirimu sendiri kalau kamu akan selalu sadar kalau semua harta, kedudukan, dan uang yang kamu miliki adalah milik Allah semata. Maka jadilah hati yang selalu luluh, patuh, lembut untuk Allah.

Untuk itu, kalau saat ini kamu sedang merasa di titik terbawah ingatlah pertolongan Allah selalu dekat. Ingatlah kalau ujian yang sedang menimpamu ini semata-mata hanya untuk membentuk hati dan pribadimu untuk menjadi lebih baik lagi.

Sebab, barangkali kalau kamu tak mengalami semua kesulitan ini, kamu tidak akan memiliki hati yang special dan pelajaran bernilai yang akan menjadi salah satu takaran nilai hidupmu ke depannya.

Ingat, pertolongan Allah selalu dekat :)
Avatar
reblogged
Avatar
edgarhamas

Jika kamu sudah pernah merasa berat, pedih dan duka; artinya sebentar lagi akan ada kemudahan dan kelancaran. "Inna ma'al usri yusra".

Jika kamu telah selesai dari satu pencapaian dan merasa lelah; rehatlah, tapi bangunlah lagi untuk melakukan misi hidupmu selanjutnya. "Fa idza faraghta fanshab..."

Dan jika manusia di sekitarmu menganggap dirinya sebagai satu-satunya harapanmu, memuji diri mereka sebagai satu-satunya solusi untuk masalahmu; mereka salah! Karena hanya Allah-lah yang paling tepat dijadikan harapan. Dia tidak pernah PHP, kawan. "Wa ilaa Rabbika farghab..."

Bekasi, 24 September 2021

Avatar
reblogged
Avatar
prawitamutia

secukupnya dan sekuatnya

yang sulit itu menjaga agar di hati, semuanya secukupnya saja. menginginkan dengan secukupnya. berharap dengan secukupnya. mencintai dengan secukupnya.

yang sulit itu menjaga agar di badan dan tangan, semuanya perlu sekuatnya. memperjuangkan dengan sekuatnya. berdoa dengan sekuatnya. mengasihi dengan sekuatnya.

jangan terbalik. jangan ingin sekuatnya tetapi berjuang secukupnya. jangan berharap sekuatnya tetapi berdoa secukupnya. jangan mencintai--merasa memiliki--sekuatnya tapi mengasihi secukupnya.

memang tidak mudah menempatkan mana yang perlu sekuatnya dan mana yang harus secukupnya. jadi, berlatihlah.

semoga Allah mencukupkan. semoga Allah menguatkan.

Avatar

Sesak

Semakin bertanya kepada diri sendiri tentang what I need not what I want. Tentang pilihan-pilihan yang sudah diambil, bagaimana menjaga dan menyelesaikannya ataupun melanjutkannya. 

Rasanya seperti dikejar waktu. Jiwa berontak ini tak ingin tinggal diam. Semakin banyak sekali pertanyaan tentang diri sendiri yang ternyata masih memiliki ketidaksiapan diri dalam menghadapi tantangan dalam ikatan pernikahan. Luka-luka yang disebabkan innnerchild dan juga luka lain berkontribusi aktif dalam proses ini. Kesal dengan pakem “sudah saatnya” dan distraksi overthingking + negative thinking yang membuat lelah. 

Rasanya sesak. Dunia pertesisan ini membutuhkan fokus lebih. Ketika yang lain sudah selesai dan tesis ini, masih dalam proses penulisan. Cukup takjub pada titik ini diberikan kemampuan menjadi manusia yang multi tasking, namun memiliki keterbatasan. 

Paringi sabar, kuat, dan tegar yang tidak terbatas ya Allah. Kula manut mawon pun :):

Avatar
reblogged

Tutorial Jatuh Cinta

Jatuh cintalah pada seseorang yang perasaan cintanya lebih besar darimu. Karena ia akan membuatmu menjadi sangat berharga. Bersedia untuk melakukan hal-hal kecil untukmu, menggendong anakmu saat kelelahan, membiarkanmu tetidur dan ia membereskan rumah, membelamu jika ada orang lain yang menyerangmu, menyediakan makanan-makanan kecil saat kamu malas memasak, dan tidak marah-marah saat kamu menghabiskan uang yang digunakan untuk kebutuhan kalian berdua. Jatuh cintalah pada seseorang yang memiliki cara berpikir yang baik, yang luas, yang terbuka. Karena di dalam pikirannya nanti kamu akan tinggal. Karena cara berpikirnya itulah yang akan kamu hadapi selama kalian bersama. Tentu merepotkan tinggal bersama orang yang ternyata cara berpikirnya mudah menerima hoax, tidak bisa mencerna informasi dengan baik, tidak bisa mengambil keputusan dengan bijak, tidak ada keinginan untuk berkembang, tidak punya pendirian yang kuat. Lelah sekali tinggal di pikiran yang seperti itu, bukan? Jatuh cintalah pada seseorang yang mudah diajak berbicara. Kamu tak perlu merasa takut untuk mengutarakan segala isi hatimu, mengutarakan segala penatmu, mengajaknya berdiskusi untuk keluargamu. Tentu tidak enak jika selama bersama, kalian tidak bisa membicarakan hal-hal penting untuk keluargamu. Bahkan, untuk sekedar mengatakan bahwa kamu lelah dan memintanya untuk mengasuh anak sebentar saja, kamu takut. Tak leluasa untuk berbicara. Padahal, memiliki teman bicara seumur hidup yang nyaman itu benar-benar anugrah yang tak ternilai.
Kalau kamu ingin jatuh cinta, tutup sejenak matamu dari hal-hal yang kamu lihat darinya. Rasakan dari hatimu, berpikirkan sejauh mungkin. Seberapa bisa kamu hidup dengan sosok sepertinya. Karena apa yang kamu lihat dari matamu, seperti kecantikan/ketampanan itu akan usang dimakan usia, harta bisa hilang, jabatan bisa lepas.  Kalau nanti kamu jatuh cinta, kamu tak lagi takut jatuh ditempat yang menyakitkan karena kamu bisa memilih di tempat seperti apa cintamu jatuh. Hati-hatilah memilihnya. Kalaupun harus menempuh jalan yang panjang dan berliku, tidak apa-apa. Kalau harus menempuh waktu yang lama, tidak apa-apa. Tidak apa-apa.
©kurniawangunadi
Avatar

Angka dan Kawan-Kawan

Usia dan waktu menjadi tolak ukur makhluk terhadap pencapaian, rencana, dan perjalanan hidup. Beramai-ramai menjadi paling ataupun lebih. Hal tentang berbaik sangkapun seketika beralih menjadi prasangka negatif yang semakin liar, hingga memunculkan pesimis. Marah terhadap orang-orang yang tak mengerti jalan pikirnya dan jalan hidupnya yang pernah tidak baik-baik saja.

Permintaan untuk menyegerakan hal baik apapun itu tanpa persiapan yang matang, rasanya seperti hal yang tergesa-gesa. Atau, ini para setan sedang join agar niat baik itu tidak jadi saja. Keraguan itu timbul tenggelam, dengan perjuangan yang sudah ditempuh sejauh ini. Pilihan yang sudah ditentukan  dengan segala resikonya, tidak serta merta menjadikan jalan itu lurus mulus tanpa kerikil, cabang ataupun tikungan.

Belum lagi menghadapi omongan para “tetangga” yang apabila di depan kami mereka diam namun dibelakangnya kami riuhnya sudah pasti. Perihal waktu dan bekal yang belum cukup untuk memiiki hal-hal primer di ibukota, menjadi bayang-bayang yang cukup besar. Di sisi lain, tentang niat baik itu sendiri, tentunya kepada Allah melalui beberapa ayat-ayat-Nya.

Pertanyaan semakin bertambah banyak seiring dengan usia yang semakin beranjak menuju 30, dengan adanya sosok. Disini, terasa sekali benturan sisi dunia-akhirat berada di persimpangan. Persis, dua tiga minggu sebelum UAS, hari-hari rasanya seperti naik roal coaster, emosi naik turun, sejauh ini bisa dikendalikan, dengan iman yang fluktuatif. Hasilnya, IPK yang menjadi salah satu indeks KPI, turun 0,5.

Perbedaan yang melekat dengan pilihan yang membersamai kami tentu tiba-tiba tidak bisa berubah menjadi persamaan. Masalalu masing-masing menjadikan kami lebih berhati-hati dan banyak belajar tentang banyak hal. Itu saja tidak cukup tanpa mengurangi ego, mengelola emosi, konflik, prioritas, niat, latar belakang, visi misi, dan juga tentang keluarga. Tumbuh dengan adat yang berbeda dan masih melekat hingga kini tidak mudah menerima pemikiran anti ribet yang enggan bersentuhan dengan pakem ataupun adat yang membuat menikah menjadi terlihat mahal dan susah.

Lagi-lagi tersungkur, namun sejauh ini bersyukur. Riak-riak itu menjadi gejolak, kehadiran kami menimbulkan pertanyaan yang mengundang penasaran, lagi-lagi perihal angka, waktu dan berapa yang sidah dipersiapkan. Astaghfirullahal’adziim, urip kok koyo diburu ongko wae. Onok ae celah sing kudu dikejar dan dipenuhi. Kapan bersyukur e ? Astaghfirullah, astgahfirullah. Pertanyan-pertanyaan itu tidak akan pernah ada habisnya, hadapi atau hindari adalah pilihan terbaik yang pernah ada saat ini. Ya Rabb, kuatkan kami untuk menuju dan melaksanakan niat baik ini. Cukupkan rizki dan luaskan sabar kami. Aamiin aamiin aamiin.

Avatar
Jalan

Di tepi dengan hujan deras, ada martabak manis menyisakan senyum tipis yang mengusir lalat dari tumpukan sampah di tepi jalan yang sedang sibuk dengan hujan deras di seberang ada jeruk medan manis tugasnya, belum sepenuhnya tuntas rindunya, juga masih begitu deras namun tidak ada lagi cemas hanya saja tak bisa bebas

Barat, Juli 2021

Avatar
Belajar

Allah meminta hamba-nya untuk bersabar dalam semua proses dan ketetapan-Nya. Hanya saja manusia dengan segala rupa nafsunya seringkali lupa bahwa sabar juga dibutuhkan dalam proses belajar, mengendalikan diri terutama nafsu dan keinginan yang tidak pernah habis. 

Semoga, selalu diberikan kesabaran tanpa batas, dibersamai oleh ketaatan yang tidak pernah terkikis oleh godaan syaitan yang terkutuk. 

Avatar
Puisi

Memaknai kejujuran diserap oleh dinding polos berhasil mengirimkan bahagia dan syukur, namun  khawatir hadir ketetapan yang lagi-lagi mengusik menjadi fana berharap abadi Algoritma itu menimpa kenang yang sudah lama mengendap di kening Larik ini berganti menjadi baru kemarin adalah masing-masing esok adalah kita  atau bisa jadi mereka tanpa adanya saya

Menjadi biasa untuk sementara atau seterusnya masih teka-teki biasa di luar bahagia berpendar Sembuh itu memang misterius,ya. Tetap tangguh seperti yang sudah-sudah. Tetap hening Meskipun riuh di kening Semoga, tidak ada kecewa di dalam realitanya

-Resnet18VGG16, 18 April 2021

Avatar
Tumbuh

Melalui beragam kisah kemudian, lalu,  kata pengantar, penghubung barisan algoritma serta model dan akurasi tiba-tiba berubah menjadi hal  yang selama ini ku lawan habis kali ini harus lebih realistis.

You are using an unsupported browser and things might not work as intended. Please make sure you're using the latest version of Chrome, Firefox, Safari, or Edge.