Avatar

bagusadikarya

@bagus-adikarya / bagus-adikarya.tumblr.com

menulis fiksi dan opini
Avatar

Anak Sejuta Cerita

Saya dan Piti dipertemukan melalui tulisan.

Piti hobi menulis, saya rajin membacanya. Saya hobi menullis, piti juga rajin membacanya.

Kami menikah, lalu lahirlah humayra. Pelajaran penting pertama, tulisan bisa melahirkan anak manusia.

***

Dasar menulis adalah bercerita. Meski setelah menikah kami jarang menulis. Tetapi di rumah, kami tidak berhenti bercerita.

Kami membawa kebiasaan bercerita dalam perbincangan sehari-hari. Jika ada satu hal menarik yang terjadi di hari itu, kami akan tambahkan struktur cerita, sedikit analogi, lalu jadilah cerita. Mungkin ini yang menyebabkan, humayra juga sangat suka dengan cerita.

Memang selain itu, Piti sangat boros dengan buku anak-anak. Bersyukurnya, humay juga mendukung keborosan itu dengan membaca dan mendengarkan cerita dari buku yang Piti beli.

Lalu apa saya mendukungnya? Jawabnya antara ya atau tidak.

Ya, karena membaca buku adalah aktivitas yang baik untuk humay,

Tidak, karena saya merasa tersaingi.

Saya memiliki impian untuk memiliki perpustakaan pribadi. Sudah lewat umur 30 tahun saya belum berhasil mewujudkan cita-cita tersebut. Tetapi, Humay yang berusia 5 tahun sudah berhasil memiliki 3 buah rak buku dengan variasi buku anak-anak yang bermacam-macam: pop up, soundbook, touchbook, dan berbagai macam jenis buku lainnya.

Bagi humay, buku-bukunya adalah harta karun. Seperti bajak laut yang cinta harta karun, humay tidak ingin bukunya tersebut dibagi. Contohnya baru kemarin terjadi, TK tempat humay bersekolah menyelenggarakan program donasi buku.

Dan si Bajak Laut, tidak ingin satupun bukunya disumbangkan. “Nanti kalau humay sudah SD, baru boleh.”

Sampai dengan tulisan ini ditulis, kami berdua masih melakukan lobying dengan Humay.

***

Karena cerita itu butuh bumbu, kami perlu mendramatisasi beberapa hal yang sebetulnya  biasa saja. Dan mungkin itu yang membuat, keluarga kami cukup punya drama ….. dalam arti yang positif.

Pernah pada suatu malam, saya bercerita.

“Kak Humay, sini, ayah punya cerita.” Setelah saya berpikir ada satu kejadian yang menarik di hari itu.

“Apa yah?” humay mulai duduk menyimak

“Ayah tadi habis makan bakso. Di depan meja ada satu mangkok bakso dengan kuahnya, lalu ada satu mangkok lagi berisi saus kecap dan sambal, dan terakhir ada satu gelas es jeruk. Karena ayah lupa ambil sedotan, Ayah pergi ke meja dekat kasir mengambil sedotan. Trus ayah taruh sedotannya, eh, ternyata ayah naruh sedotannya di mangkok bakso.” Sebetulnya, ini cerita yang sangat biasa.

“Hahahahahahaha. Ibu sini ibu. Masa Ayah naruh sedotan di mangkok bakso.” Sambil lari-lari kecil ke ruang tamu menghampiri Piti.

Saya sebetulnya agak khawatir dengan selera humor humay.

***

Kebiasaan kami bercerita ternyata punya dampak yang sangat positif bagi Humay.

Pada suatu pagi menjelang siang, Piti menjemput Humay di TK. Wali kelas Humay menyampaikan ke Piti bahwa dia cukup terkejut dengan kosakata yang Humay sering gunakan saat berbincang.

“Ibu guru, ini tadi humay sudah memilah-milah tugasnya untuk dikumpulkan” kata Ibu Guru menirukan kalimat humay.

Kata memilah-milah menurut Ibu guru bukan kosa kata yang umum digunakan oleh anak di usia TK.

Saya dan Piti jadi ingat, sepertinya kata ‘memilah-milah’ humay kenali dari buku yang dia baca. Ada satu buku yang menjelaskan aktivitas memilah buah dan humay sering membaca buku tersebut.

Jadi jika digambarkan proses humay bercerita di sekolah adalah seperti ini: humay mendapatkan cerita dari rumah,  lalu menceritakan cerita tersebut di sekolah.

Saya berharap, semoga humay tidak menceritakan ‘sedotan dalam mangkok bakso’ pada teman-temannya.

Atau semoga teman-teman humay punya selera humor yang sama dengan Humay.

Dan jika selera humor mereka sama, saya yakin saya bisa berteman baik dengan teman-teman humay.

Mungkin kita bisa mulai dengan membentuk grup whatsapp.

Karena cerita punya dampak yang sangat positif bagi kami bertiga. Sangat disayangkan jika cerita tersebut tidak memiliki bentuk tertulis.

Akhirnya, saya beride untuk kembali aktif menulis. Dengan harapan, semoga kelak tulisan ini bisa humay baca dan mengingatkan dirinya bahwa humay adalah anak dengan sejuta cerita.

Avatar
Rutinitas seperti raksasa. Dia besar. Dan siap menelan jati diri kita yang sebenarnya.
Dan Jeda, seperti timun emas, gadis yang lincah dengan kantong kecil dengan berbagai rempah ajaib untuk kabur, melesat dan selamat.
Avatar

Jika cinta adalah pengorbanan, bukankah memiliki adalah lawan katanya?

Avatar

Kalau nge-recall ingatan 3 tahun yang lalu, rasanya kayak ngga percaya dulu pernah senekat itu buat ngajak piti berumah tangga.

Dulu, dibilang ada tabungan, enggak juga. Gaji di kerjaan lama, kalau dipikir2 sekarang, mepet banget buat hidup berdua. Tapi dengan bermodal yakin ama premis "Kalau nikah itu ibadah, masa sih bakal dipersulit?" Juni 2016, jalan ke rumah piti. Pertama kalinya ketemu sama Ayah mamanya piti. Setelah ngobrol2 dan mengutarakan maksud buat ngajak Piti nikah. Ayah mama saran, bagaimana kalau nikahnya setelah Piti beres koas aja?

Hmmm..

Pulangnya, tanya lagi ke Piti lewat whatsapp, "Emangnya, koasnya selesai kapan?" Piti bilang, "Paling cepet 6 bulan, tapi kayaknya kalau ngelihat situasi, mungkin bisa 2 tahun mas". Dan ngga tau kenapa ya, padahal tabungan juga belum ada, tapi saat itu berani2nya bilang ke Piti, "wah, kalau sampe tahunan, kayaknya engga deh"

Piti lalu berjuang meyakinkan ayah mama.

Berhasil, ayah mamanya menawarkan nikah jatuh di bulan ketujuh setelah bulan Juni. Luar biasanya, cuma selisih sebulan, ada telpon dari mas Asrul. Inget banget, malem-malem sekitar jam 8an.

Bilang kalau ada lowongan di DPR. Dan ternyata, lowongan di DPR kayak begini itu sebenernya jarang, karena kalau di DPR itu biasanya ngambil yang udah deket sama circle kepartaian atau figuritas. Dan posisinya, saya bukan siapa-siapa. Terima kasih Mas Asrul, love you full.

Proses rekrutmennya cepet, di tahap akhir, interview filter sampai 3 kandidat. Allah mudahkan ketrima, September udah mulai masuk kerja.

Lalu balik lagi, tabungan nikah gimana?

Yang luar biasa, dari cara kerja Allah, gaji di DPR saat itu, bisa berkali lipat dari kerjaan lama. Yang semula ga punya tabungan, sekarang bisa nabung.

Pada Akhirnya, manusia terbentuk dengan keputusan yang diambilnya. Keputusan 3 tahun yang lalu udah jadi bagian dari hidup saya sama Piti. Kalau lagi banyak lika likunya, nengok perjuangan dulu, selalu bikin sejuk. Karena Allah begitu banyak ngasih previlege di awal, harusnya jangan cengeng di belakang.

3 Tahun perjalanan, Bismillah.

Avatar
Mimpi itu perlu. Tetapi hati-hati, terlalu banyak ambisi, sering bikin kita lupa jati diri.
Avatar
Dari jutaan perkara yang Tuhan ciptakan berdampingan, 'Ujian' dan 'Kapasitas' diciptakan dengan seimbang. Jika kamu merasa berat sebelah, mungkin yang kamu butuhkan hanya bertahan sedikit lebih lama dari biasanya.
Avatar

Malam kemarin sepi terompet,

Di penghujung tahun yang biasanya diliputi harap, kali ini dipenuhi cemas,

1 januari 2020, kami bangun lebih pagi, bukan karena tidur lebih awal, bukan.

Tapi karena perahu-perahu sudah siap untuk evakuasi.

1 Januari 2020,

Semoga lekas surut

Avatar
reblogged
Tahun Baru, menghitung, bukan merayakan

Hayuklah, simpan terompet dan kembang api. Lalu siapkan hati.

Ambil kalkulator dan mulai menghitung. Berapa banyak kita makan tanpa mengucapkan basmalah? Berapa banyak wudhu yang tidak kita sempurnakan? Berapa banyak hati lupa mengingat dzikir pada Allah? Berapa banyak batasan kita langgar? Dan berapa banyak kesempatan baik yang datang, tapi kita lewatkan?

3, 2, 1, Selamat! Tahun anda telah berlalu dan tidak akan kembali.

Avatar

Pekerjaan dan Pernikahan

Bagi seorang pria, karena fitrahnya sebagai pencari nafkah, maka pekerjaan adalah setengah dari hidupnya.

Jadi sebenarnya, memilih pekerjaan itu hampir sama dengan menikah. Perlu niat yang benar, visi yang lurus dan cara-cara yang halal.

Kalau menikah baiknya diniatkan untuk ibadah dan/atau menjaga kehalalan, pekerjaan juga sama. Bekerja untuk ibadah, ibadah dengan bekerja.

Kalau visi menikah diletakkan pada visi yang lurus hingga ke surga, pekerjaan juga harusnya seperti itu. Visi tentang karier baiknya tidak terbatas pada pencapaian, jangan sesempit itu. Tapi letakkan juga pada kebermanfaatan yang bisa kita berikan dengan optimal.

Kalau menikah harus disempurnakan dengan cara-cara yang halal, pekerjaan juga tidak berbeda. Bekerja harus dibimbing dengan nilai. Tidak semua perlu kita kejar. Ada hak orang lain yang perlu kita jaga. Tenang saja, yang halal meski tidak selalu dapat sorotan, tapi akan selalu bernilai.

Dan seperti pernikahan pada umumnya, pekerjaan butuh diperjuangkan. Lelah itu wajar, sabar itu keharusan.

Berjuang ya.

Avatar
Mimpimu sudah tinggi, sujudmu sudah cukup rendah, bertahan ya.
Avatar

Ibu mengajar dengan sabar, ayah ikut belajar.

Ibu menemani dengan kelembutan, ayah ikut merasakan.

Ibu tertawa berbahagia, ayah senang luar biasa.

Humay adalah media, ayah ibu berbicara tanpa berkata-kata.

Terima kasih humayra.

Avatar

Imajinasi

Di sebuah ruangan kelas Sekolah Dasar, pada pelajaran menggambar dan mewarnai, seorang gadis kecil menggambar Gajah berwarna merah muda.

Gurunya bertanya, "mengapa warnanya merah muda?"

"Karena ini gajahnya pemalu bu." Jawab gadis itu.

Guru lalu memberitahu bahwa Gajah pada umumnya bewarna abu-abu. Gadis kecil lalu mengubah warna dan tak pernah menggambar Gajah merah muda lagi.

Setelah ratusan kali menggambar Gajah abu-abu, gadis kecil yang awalnya berbeda akhirnya berubah sama seperti gadis kecil lainnya.

Belasan tahun kemudian, Gadis kecil telah tumbuh menjadi Gadis dewasa. Lingkungan, zaman dan orang-orang meminta agar si gadis menjadi manusia yang kreatif dan berbeda. Dan pada saat itu, gadis kecil telah lupa cara menggambar Gajah Merah Muda.

Kita manusia dewasa kadang memang menyebalkan. Kita sering lupa imajinasi adalah harta berharga yang bahkan kita sendiri jarang memiliki.

Adalah tanggung jawab manusia dewasa untuk menjaga imajinasi. Dan seringkali cara menjaganya adalah dengan menjadi anak kecil.

You are using an unsupported browser and things might not work as intended. Please make sure you're using the latest version of Chrome, Firefox, Safari, or Edge.