Kamu mungkin pernah merasa futur, lelah, dan malas untuk melakukan ketaatan. Malas beribadah. Bahkan ketika adzan berkumandang, kamu masih bermalas-malasan untuk bangkit dan bergegas.
Ya. Kamu tidak sendirian.
Kita semua pernah berada di fase itu. Fase-fase ketika semangat ibadah kita mulai kendor. Atau ketika iman kita mulai melemah. Bukan cuma kita yang merasa demikian. Para Sahabat di zaman Rasulullah juga. Beliau berkata, “jika bersama Rasulullah, imanku benar-benar berada di kualitas yang terbaik. Namun jika kembali ke rumah, bertemu istri dan anak-anak, kembali berdagang, imanku melemah tidak sama seperti ketika bersama Rasulullah.” Begitulah kira-kira curhatan seorang sahabat. Bahkan menganggap dirinya sebagai orang yang munafik.
Namun Rasulullah menjawab, bahwa begitulah hati manusia. Mudah berbolak balik. Karena fitrahnya, iman memang naik turun. Ia bisa naik dengan ketaatan. Dan bisa turun sebab kemaksiatan. Jika ingin iman kita selalu stabil, paksakanlah untuk melakukan ketaatan demi ketaatan.
Satu hal yang ingin aku ingatkan. Bahwa bagaimana pun kondisi imanmu saat ini, jangan pernah berhenti melisankan istighfar. Jangan pernah berhenti memohon ampunan. Sebab untuk itulah kita diciptakan. Allah tahu manusia tempatnya salah dan khilaf. Untuk itu Allah berikan solusinya dengan beristighfar dan bertaubat. 🤎