Avatar

Menjadi ibu, sebuah peran yang melampaui definisi, juga layaknua simfoni emosi, permadani yang ditenun dengan benang cinta, pengorbanan, dan pengabdian yang tak kunjung padam. Perjalanan yang dimulai dengan denyut kehidupan pertama di dalam rahim dan berpuncak pada ikatan yg melampaui waktu dan jarak.

Bagi seorang ibu, perasaan yang paling nyaman adalah didekati oleh anak-anaknya, tangan mungil mereka menggapai pelukannya, suara mereka mencari bimbingannya. Perasaan dihargai, pembenaran atas cinta dan kehadirannya dalam hidup mereka.

Ibu juga tak hanya mengasih dan mengasuh; mereka adalah tempat curhat, pelabuhan aman tempat anak-anak bisa melepas topeng mereka dan menjadi diri mereka sendiri yang autentik. Mereka adalah orang pertama yang menyaksikan kemenangan dan kegagalan anak-anak mereka, suka dan duka mereka. Mereka adalah pilar dukungan yang tak tergoyahkan, menawarkan pelipur lara di saat dibutuhkan dan dorongan saat menghadapi tantangan.

Menjadi ibu juga adalah kursi baris depan untuk menyaksikan tontonan luar biasa tentang perkembangan manusia. Ini seperti melihat makhluk kecil berkembang menjadi individu yang unik, menavigasi kompleksitas emosi dan belajar mengatur dunia batin mereka.

Dari tawa pertama hingga tantrum penuh air mata, para ibu menyaksikan spektrum penuh perjalanan emosional anak-anak mereka. Semoga bisa menjadi pembimbing yang sabar, mengajar mereka untuk mengekspresikan perasaan mereka dengan cara yang sehat dan menumbuhkan ketahanan dalam menghadapi kesulitan.

Maka wajar apabila dalam Al-quran, ada himbauan untuk menyebarkan kasih sayang pd Anak Yatim: Krn anak yatim piatu, anak-anak yang kehilangan pelukan kasih sayang orang tua, yang telahmenanggung kehilangan yang meninggalkan bekas tak terhapuskan di hati mereka.

Avatar
reblogged
Avatar
al-firdaus

وَلَمۡ أَكُنۢ بِدُعَاۤىِٕكَ رَبِّ شَقِیِّا

”And never have i been disappointed in my du’a’s to You.”

[19:4]

Source: al-firdaus
Avatar
reblogged
Avatar
prawitamutia

bayangkan

bayangkan sebuah pernikahan

yang masing-masingnya tidak perlu khawatir yang lainnya tidak setia. karena kuat agamanya, kokoh komitmennya.

bayangkan sebuah pernikahan

yang jarak separuh bumi pun tidak akan membuat jauh apalagi terpisah. karena rindunya diwujudkan dalam bentuk menjaga. karena hatinya sudah selalu bisa ditata.

bayangkan sebuah pernikahan

yang keduanya tidak perlu khawatir akan hari yang belum datang. karena kesadaran bahwa semuanya adalah titipan. karena keyakinan bahwa rezeki selalu tepat takaran. karena keimanan bahwa bersama kesulitan ada kemudahan.

bayangkan sebuah pernikahan

yang pasangannya tidak perlu khawatir menjadi tua, diuji kesehatannya, menjadi lupa, atau tidak lagi elok rupa. karena cintanya jauh lebih dalam dari yang terlihat, jauh lebih besar dari yang memikat.

bayangkan sebuah pernikahan

yang orang-orangnya hanya khawatir akan perpisahan. khawatir bilamana kehidupan yang selanjutnya tidak mempertemukan mereka. khawatir bilamana bekal mereka belum cukup. sehingga mereka pun berupaya bersama, mencukupkan semua perbekalan.

pernikahan itu bisa saja adalah pernikahan kita.

Avatar
Jangan ingat doaku yang tak di kabulkan,
tapi ingat dosa yang Allah tutupi, dan semoga Ia maafkan.
(AR)
Avatar

Kemarin, mendengar postingan lucu tentang suami yang susah dibangunkan sahur, aku jadi teringat betapa bersyukurnya memiliki suami yang selalu bangun pagi dan siap membantu menyiapkan sahur.

Setiap pagi, tanpa perlu diminta, beliau sudah sigap di dapur. Sesekali, beliau bahkan membantu masak nasi - meskipun sempat ada insiden masak magic com blm di cetek di awal pernikahan (hahaha!).

Mungkin bagi sebagian orang, hal ini sederhana. Tapi bagiku, bangun pagi dan ditemani suami saat sahur merupakan momen spesial yang penuh makna. Momen-momen kecil ini yang selalu membuatku merasa dicintai dan dihargai. Tentu setrlah beliau solat juga.

:")

lope u!

Avatar

Sebagai anak yang sudah gak ambi, tapi malah mindful dan menyimak mata kuliah ini baik-baik, dan dapet bonus nilai yang baikndsri Dosen yang feedbacknya detail dan sulit~ ini another level of happiness sih

:")

Semoga berkah

Avatar
reblogged
Avatar
jndmmsyhd
"Ya Allah, aku sudah menganggap baik seluruh takdir yang engkau berikan padaku, maka aku mohon sembuhkanlah dan perbaikilah hidupku"
Puncak tertinggi dari hati yang bersih adalah menyerahkan segalanya bahkan masa depannya pada Ilahi.
Tanpa tapi.
Tidak mudah melatih husnudzon dan prasangka baik pada Allah itu, mungkin bagi mereka yang Allah hujani dengan kenikmatan akan mudah untuk melakukannya, tapi tidak mudah bagi mereka yang Allah berikan gerimis bahkan hujan ujian. Soal pasangan, keluarga, pekerjaan, keadaan sosial, ekonomi dan semua hal yang barangkali menyesakkan dada, seakan Allah tidak mencintainya. Padahal, tidak selalu yang Allah hujani dengan kenikmatan itu berarti Allah suka padanya. Dan tidak pasti juga yang hari ini Allah berikan ujian bertubi-tubi menandakan Allah membencinya. Semua ada takaran dan tolok ukurnya, dan pada ujungnya, semua yang bisa mendekatkan diri pada Allah adalah kenikmatan, entah ujian atau nikmat yang datang. Aku pun sama denganmu, masih tertatih untuk bisa selalu mengedepankan prasangka baik. Semoga Allah berikan kita hati yang seluas samudera perihal takdir ini, Allah berikan selimut sabar atas dinginnya ujian. Sebab surga tidak pernah murah.
@jndmmsyhd
Avatar
kucritiw

ya Rabb, sembuhkan dan perbaiki hidupku...

Avatar

Ngisi acara atau dateng ke acara, buatku sama-sama ngisi jiwa. sama-sama belajar dua arah.🤍✨

see you!

Avatar

Ada hal-hal yang akhirnya akan beririsan pada waktunya.

Seperti fakta bahwa kita hari ini, adalah hasil dari keputusan-keputusan, puzzle pengalaman, hasil tempaan dan pembelajaran kita di masa lalu.

Esok nanti?

Sama.

Maka,

memilih untuk mengambil peran secara sadar, dan memvalidasinya dalam hati, lebih bermakna daripada memilih bermental korban.

Bahkan ternyata, mental bertanggung jawab ini, sudah Allah ulas.

Bahkan buat diri yang masih RAJIN HISAB ORANG,

Allah bilang:

tidak akan dihisab atas perbuatan orang lain (Meskipun mungkin ada pengaruh dari generasi sebelumnya, kita tidak dibebankan kesalahan mereka)

Intinya, ayat ini menekankan pentingnya akuntabilitas individu. Setiap orang akan dinilai berdasarkan amal perbuatannya sendiri, bukan perbuatan orang lain.

Semoga bisa terus berbenah menjadi diri yang lebih baik. Amiiin

Avatar
reblogged
Avatar
prawitamutia

lapis-lapis syukur

baru-baru ini saya mendapat nasihat tentang syukur dari ibu. materi ini diperoleh ibu dari suatu kajian. hati saya terketuk untuk melihat seberapa dalam saya sudah bersyukur. begini kira-kira catatan ibu.

yang kita sebut dengan syukur tidak cukup jika hanya sampai pada lisan saja. "Alhamdulillaah..." "Terima kasih..." ya, itu syukur tetapi baru permukaan saja.

yang kita sebut dengan syukur harus kita buktikan dengan memanfaatkannya. tidak boleh ada yang mubazir, yang tidak terpakai sia-sia. entah waktu kita, energi kita, harta kita. lalu kesempatan, kesehatan, kehadiran orang-orang di sekitar kita.

tapi, rupanya itu juga masih lapisan luar. yang kita sebut dengan syukur adalah menghasilkan sesuatu dari yang kita manfaatkan itu. entah menjadi energi baru, harta baru, kesempatan baru, pengalaman baru, pemahaman baru, karya baru. sesuatu yang kita manfaatkan menjadi sesuatu yang ada hasilnya.

cukup? masih belum. yang kita sebut dengan syukur adalah berbagi, meninggalkan sedikit saja jejak amalan atau ilmu kita. agar yang kita dapatkan, manfaatkan, dan hasilkan itu bisa bermanfaat bagi orang lain pula. sesuatu yang berwujud hasil itu menjadi sesuatu yang ada dampaknya.

terakhir, yang kita sebut dengan syukur adalah melakukannya dengan istiqomah. karena hanya keajekan dan keteguhan amalan yang bisa membuahkan hasil atau perubahan yang ajek dan teguh pula. inilah lapis syukur yang paling dalam. sesuatu yang ada dampaknya itu menjadi sesuatu yang langgeng.

prompt 5.

bagaimana denganmu? seberapa rutin kamu mengucapkan syukur? apakah kamu sudah memanfaatkan hidupmu dengan optimal? apa yang sudah kamu hasilkan dari kesempatan itu? apakah kamu sudah membaginya? apakah kamu sudah istiqomah?

wow! deep

Avatar
reblogged
♡ Ramadan Mubarak ♡

May Allah help us to make the most of Ramadan and carry on the good habits we make in Ramadan after Ramadan too. May we be pleased and well-pleasing to Him. May this Ramadan transform us for the better in our character, productivity, and lifestyle. May Allah help us put our absolute best during this beautiful and holy month. May Allah decree us to be among the people of Jannat-ul-firdaws and make the hellfire haraam for us. May Allah accept all of our good deeds and accept our Ramadan in it's entirety. May we come out of Ramadan as if we just came out of our mother's womb. Allahumma Ameen ✨🌙

It remind me of The verse of Abu Nawas.

Wahai Tuhanku ! Aku bukanlah ahli surga, tapi aku tidak kuat dalam neraka jahim"

فَهَبْ ليِ تَوْبَةً وَاغْفِرْ ذُنُوْبيِ , فَإِنَّكَ غَافِرُ الذَّنْبِ العَظِيْم Fa hablii taubatan waghfir zunuubii, fa innaka ghaafirudzdzambil 'azhiimi

Artinya: "Maka berilah aku taubat (ampunan) dan ampunilah dosaku, sesungguhnya engkau Maha Pengampun dosa yang besar"

ذُنُوْبيِ مِثْلُ أَعْدَادِ الرِّمَالِ , فَهَبْ ليِ تَوْبَةً يَاذاَالجَلاَلِ Dzunuubii mitslu a'daadir rimaali, fa hablii taubatan yaa dzaaljalaali

Artinya: "Dosaku bagaikan bilangan pasir, maka berilah aku taubat wahai Tuhanku yang memiliki keagungan"

وَعُمْرِي نَاقِصٌ فيِ كُلِّ يَوْمٍ , وَذَنْبيِ زَئِدٌ كَيْفَ احْتِمَالِ Wa 'umrii naaqishun fii kulli yaumi, wa dzambii zaa-idun kaifah timaali

Artinya: "Umurku ini setiap hari berkurang, sedang dosaku selalu bertambah, bagaimana aku menanggungnya"

إِلهِي عَبْدُكَ العَاصِي أَتَاكَ , مُقِرًّا بِالذُّنُوْبِ وَقَدْ دَعَاكَ Ilaahii 'abdukal 'aashii ataaka, muqirran bidzdzunuubi wa qad da'aaka

Artinya: "Wahai, Tuhanku ! Hamba Mu yang berbuat dosa telah datang kepada Mu dengan mengakui segala dosa, dan telah memohon kepada Mu"

فَإِنْ تَغْفِرْ فَأَنْتَ لِذَا أَهْلٌ , فَإِنْ تَطْرُدْ فَمَنْ نَرْجُو سِوَاكَ Fa in taghfir fa anta lidzaaka ahlun, ca in tathrud faman narjuu siwaaka

Artinya: "Maka jika engkau mengampuni, maka Engkaulah yang berhak mengampuni. Jika Engkau menolak, kepada siapakah lagi aku mengharap selain kepada Engkau?"

Avatar

Tiap pulang ke rumah,

momen sederhana kayak :

Bapak Mamah siapin kamerku rapih, gantiin seprai, kamar yang dulu menjadi kamar fase anak-anak menuju dewasaku, kamar yang memberiku banyak ide dan membentukku sampinsaat ini.

Tiap sudutnya penuh kenangan.

Tiap sudutnya penuh angan dan harapan.

Terima kasih ramadhan.

Minimal, satu tahun dalam sekali, bulan ini jadi bulan kita makin terhubung dengan diri sendiri dan keluarga.

Di tengah aktivitas padat di satu tahun kebelakang,

bulan ramadhan berhasil membuat "Jeda produktif" untuk memulihkan jiwa~ yang barangkali kadang tersesat arah, hingga kering dengan fatamorgana.

pada akhirnya,

kendaraan-kendaraan yang kita upayakan saat ini,

dengan ragam peran dan aktivitas.

cm jd alat kt bs di sombongin ke Allah,

biar kt ngerasa jadi hambaNya yg worth buat masuk syurga atau enggak.

Makanya, lurusin niat itu,

berkala.

Krn kalau buat keren2nan aja,

pasti semu.

Maka makna ihsan, jadi mendalam.

your audience is Allah~, all we need is to impress Allah~ not for the creation but for the Creator.

(Foto~ malah anak-anakku yg excited menyambut ramadhan~ sampai ketiduran setelah ikut tarawihan dan emak Bapaknya lanjut jajan.)

Jatibarang, 14 Maret 2024

Avatar
reblogged
Avatar
yasirmukhtar

Am I Left Behind?

Ada sebuah penyakit, saya tidak tahu nama resminya. Tapi kita namakan saja “Sindrom Ketinggalan Balapan”.

Indikasinya begini:

• Kamu sedang belajar atau meniti karir, tapi have no idea kamu mau jadi seperti apa di ujungnya nanti.

• Kamu ngeliat figur-figur hebat di bidang kamu. Di satu sisi kamu jadi bersemangat, di sisi lain kamu jadi overwhelmed karena ngerasa banyak banget hal yang mesti kamu pelajari untuk berada pada posisi seperti mereka.

• Efek lainnya juga, mungkin kamu jadi ngerasa ketinggalan, atau bahkan ngerasa udah salah jalan selama ini.

• Lalu kamu ngerasa tahun-tahun yang sudah kamu lalui kamu habiskan begitu saja, agak sia-sia. Kesal dan menyesal rasanya.

• Terlebih, kalau figur yang kamu lihat adalah teman sebaya kamu. Ada yang udah sampai di sana, ada yang udah jadi ini, ada yang sudah menghasilkan itu. Rasanya pengen mencet tombol restart hidup–andai saja ada.

Apa yang mesti dipikirkan-dilakukan dalam kondisi begitu?

Penanganan pertama: “Ingat, hakikat yang paling hakiki tentang hidup, bahwa kita semua akan mati, lalu semua cita-cita, pencapaian, karir–betapapun cemerlangnya, akan berakhir. Tutup buku. Apa yang penting adalah amal yang kita niatkan, persembahkan, untuk Sang Pencipta.

Penganan kedua: “Ingat, semua orang berproses. Semua yang ada di puncak pernah mendaki dari bawah. Jika kita masih di bawah, santai aja. Panik tidak akan membuat kita tiba-tiba berada di puncak. Tenang. Terus bejalan, selangkah demi selangkah. Lakukan sekecil apapun upaya kamu untuk menjadi versi lebih baik dari diri kamu, setiap hari, setiap waktu.”

Penanganan ketiga: “Ingat, hidup bukan balapan. Yang lebih dahulu menjadi hebat tidak membuatnya superior secara permanen dibanding kita; suatu saat kita bisa melampauinya. Terlebih, yang di mata kita sudah hebat, barangkali payah dan berantakan dalam sekian aspek–yang mungkin kita baik di sana. Kasih sayang keluarga, pertemanan yang berkualitas, ibadah yang khusyu’–banyak sekali hal yang matters dalam hidup yang tidak perlu syarat untuk memilikinya.

Oke, sementara segitu dulu.

Tarik nafaaas, hembuskan. Ayo kita jalan lagi, selangkah demi selangkah.

It does not matter how slowly you go as long as you do not stop.
Confucius

Bismillah.

Avatar

Just me and me

“But, hijrah is hard right? kerasa banget. Ada perasaan gak nyamannya. Ninggalin sesuatu yang udah jadi comfort zone, even for good sake, tetep gak mudah.- curhatku random.

Air mata udah penuh di ujung dua bola mata.

“Hei. Fi. are you okay. Kita lagi di Alfamart. Tapi gak papa kalo mau nangis. Gak usah nunda.”

Katanya berusaha menenangkanku.

“Yesss. aku juga gak mau nahan. Air mata baik buat kesehatan perasaanku. Dan buatku merasa makin baik-baik aja dengan nangis depan Mas. Udah biasa juga kan nangis random semauku.” hahaha.

Jawabku sambil ada tawa tipis yang menghangatkan suasana.

Akhirnya, setelah hampir 4 tahun tinggal menemani Bapak, sejak almarhum Ummi gak ada, aku merasa keputusan untuk pindah di tempat kecilku bertumbuh, yang gak pernah ada di rencana pernikahan kami. Tapi ternyata, kehidupan pernikahan memang sedinamis itu. Malah, nikmat banget bisa nemenin Bapak di sini. Belum lagi kadang ada mamah, dan di tengah perjalanan, aku ketemu Bibi yang sayang banget sama Bapak. Tapi, karena kuliah mulai padat, akhirnyakami sekeluarga memilih menetap sementara di tempat kampusku.

Mas uta meyakinkanku bahwa ini demi kebaikan. Yess kerjaan beliau gak akan keteteran selama ada koneksi, tapi kuliahku ini amanah dari orang-orang yang udah ngasih kepercayaan ke Fifi, bahkan jerih payah banyak orang banyak kalangan dari membayar pajak. 

“Iya pun meyakini, bahwa insyaAllah kita akan bisa melaluinya. Seperti biasa. Kita akan selalu sama-sama.”

Tangisku pun makin pecah. Entah kenapa, aku berat melepas Bapak, yang makin hari makin tua. Meski Beliau nampak ikhlas dan baik-baik aja, tapi siapa yang tahu kedalaman hati. 

“Fi akan rajin nengok enggih Pa.” Jawabku.

“Hussh.. Sebulan atau 2 bulan sekali juga cukup. Gak perlu sering-sering yah. Pastikan bahwa Mas Uta tetap nyaman aman sama kamu. Bapak baik-baik aja.” Iya pun menimpali.

Solat maghrib berjamaah sama Bapa tadi, juga berasa tumpah-tumpah air mata. Liat Punggung Bapak saat doa, banyak sekali ungkapan cinta sayang lewat lantunan doanya.

Bismillah. Semoga bisa melaluinya. Semoga aku dan sekeluarga baik-baik aja.

Semoga apa yang di perjuangankan dalam rangka mencari ridho-Nya semata. 

Terima kasih yang sedalam-dalamnya untuk Allah, dan keluarga yang begitu hangat. 

Awalnya ingin menemani Bapak untuk bisa berbakti sama Bapak di sini. Tapi, malah aku juga yang diurusin sama beliau-beliau, Bapak dan Mas Uta. 

:’)

Semoga bisa melaluinya. Semoga Allah ta’ala memberikan keberkahan di sisa umur kita dan orangtua kita. Karena bisa jadi, kemudahan yang ku dapat selama ini, adalah dari doa-doa mereka. 

all is well. all is wel..

Bismillah.

Makasih juga untuk Ziyad dan Hana, yang makin hari makin pinter belajar meregulasi emosinya. Makasih untuk saling menyempurnakan dan selalu menyediakan ruang yang besar untuk bunda belajar menjadi Ibu yang baik untuk kalian. Semoga kalian sadar, betapa besar kasih sayang Nenek, Kakek, dan kita semua. Terima kasih telah menjadi qurrota a’yun untuk kami.

Kadang dalam hati suka nanya sama Allah, apakah kami pantas, mendapatkan cinta dan kasih sayang yang sangat besar dari hati kalian yang besar, meski di balut dengan fisik yang kecil mungil. :’)

Terima kasih ya Allah, telah mengirimkan kalian untuk kami cintai dan jaga. Semoga kita bisa terus saling menjaga ya Nak. Amiiin. :’)

Mulai lembaran baru, dengan mencoba hijrah ke Jakarta. 

Semoga berkah.

Perjalanan ke Bandung kemarin, sekaligus jadi perjalanan yang sangat menyenangkan, hangat, dan menambah tabungan kenangan untuk kami sekeluarga.

InsyaAllah, terhubung dalam dimensi doa ya Pak.  :’)

Btw, untuk kakak-kakaku, kak basyt dan t nzah, Barokallahu fiikum untuk bisnisnya yah. Semoga berkah,lancar, Amiiin. Love you genks! Buat suamiku sayang, semangat ya yang lagi di ikhtiarkannya. Aku menghargai privasi karena suamik amanahi gak boleh cerita-cerita sebelum terlaksana, hihihi. Gemes. Bismillah. Semoga Allah senantiasa bimbing keluarga kita ya Amiiin.

Jakarta, we are coming. 🙂

You are using an unsupported browser and things might not work as intended. Please make sure you're using the latest version of Chrome, Firefox, Safari, or Edge.