Avatar

VO MIJ

@dinisuciyanti / dinisuciyanti.tumblr.com

Researcher. Traveller. Mari berteman di Ig @dinisuciyanti
Avatar

For now, tomorrow, next 2 days, next week, next month, even next year, the three things that you can do are stay strong, be happy, and keep healthy :)

Avatar

Mutual

"Fitrah perempuan itu dikejar", kata banyak perempuan.

Menurutku, gak gitu konsepnya. Mesti mutual, saling, gak bisa cuma jadi si-paling ingin diperjuangkan.

Kalau suka, let him/her know. Kalau respon nya anyep, mundur, bukan malah denial. No response is a response.

Entah kamu ada di posisi yang tertarik, atau yang di-tertariki, let him/her know what you feel, what your response. Kasih batasan yang jelas. Kalau ditolak, cari yang lain, manusia bukan cuma dia.

24 April 2024

Avatar

Sebagai manusia yang berkeyakinan, kita tuh gak bisa selalu mendapatkan apa yang di-mau, atau yang sesuai target-mimpi selama ini. Ada berbagai macam faktor yang berpengaruh, termasuk faktor God's sake dan ridho orangtua. Ya, itupun kalau percaya adanya Tuhan, kalo gak, ya murni dari manusia dan lingkungannya.

Aku mau A dari SD, pas dewasa dikasihnya E. Mau jadi Z dari TK, jadinya M. Dan berbagai hal meleset lainnya, yang tidaklah buruk, mungkin ini yang terbaik (?), katanya.

Aku pernah menjadikan target 4 tahun setelah SMA, itu menikah, wisuda S1 bareng suami, seperti impian para remaja rohis pada umumnya. Nyatanya? Lulus tepat waktu saja empot-empotan. Lalu aku geser target ku ke 25 tahun, tepat wisuda S2 bersama suami. Nyatanya? gak dibolehin nikah wkkwkwk. Lalu aku geser lagi ke 28 tahun, aku giat ikut SPN berharap aku bersiap maka akan datang jodohnya. Nyatanya? Bablas juga ke usia 30 tahun. Aku pun berhenti untuk membuat target nikah, kita switch target sekolah saja, lebih jelas apa yang perlu dipersiapkan dan step yang perlu dicapai.

18 April 2024

Avatar
Anonymous asked:

Halo, Kak.

Maaf, mau tanya pendapat kakak. Saya punya hubungan sama cowok. Kebetulan dia masih sekolah dan saya sudah kerja. Kalau dia minta uang terus ke saya, baiknya saya harus bersikap seperti apa ya, kak? Saya seperti menjadi perempuan bodoh 😔

Halo dik...

Aku belum bisa ngasih opini yang relevan, karna beberapa info seperti:

  1. Usia
  2. Sekolah apa? SMA? D3/s1/s2?
  3. Sudah pacaran berapa lama
  4. Kondisi ekonomi si cowok

Kalau kondisi nya, kamu bekerja, pacar mu kuliah D3/S1 dengan kondisi ekonomi yang kurang, pacarannya sudah cukup lama, plus kamu nya cinta banget, ya wajar kamu ngasih uang terus tiap dia minta. Karna apa? orang yang jatuh cinta memang cenderung bodoh, segala hal menjadi positif demi kebaikan pacar. Iya dik, kamu bodoh, Alhamdulillah kamu sadar.

Kalau kamu mengganggap transferan itu sebagai sedekah harta ke pacarmu, yang memang kaum dhuafa itu, ya gapapa. Teruskan. Sampai kamu merasa hasil kerja mu gak jadi apa-apa, gak jadi tabungan, malah dimanfaatkan pacarmu yang kamu cintai itu.

Di usia mu yang masih muda belia, lebih baik uangnya di tabung, untuk keperluan diri sendiri, untuk keperluan beli tanah/rumah/kendaraan, bukan di-investasikan ke pacar, yang belum tentu selamanya sama kamu.

Kalau mau pacaran silahkan. Tapi kamu gak usah menafkahi pacarmu, bukan kewajiban mu dik. Kalau dia masih memohon untuk dinafkahi, sudahi saja, fokus kerja menjadi kaya raya.

15 April 2024

Avatar

Mengutip statement mba @alterae mungkin memang rejeki uwang ku lebih lancar daripada jodoh, jadi gapapa, aku akan menikmati dan memanfaatkannya dengan baik.

Entah akan dibilang cewek mahal karna perkara skinker, gadget, atau feed ig jalan-jalan ku, aku gak peduli. If he is not into you, bye!

Lebaran tahun ke-3 yang mindful sebagai cucu tertua perempuan yang masih single di usia 32. Yang nanya cukup senyumin minta doain, kemudian meleos pergi atau tiduran.

Juga subuh sebelum solat ied nangis-nangis minta doain mama biar lolos beasiswa. Semoga qobul. Aaamiin.

Selamat lebaran ges, semoga bisa dipertemukan dengan Ramadan taun depan. Aaaminn. Btw liburnya kelamaan gak sih.. haha

14 April 2024

Avatar

Ramadan kali ini

Ramadan kali ini, aku berusaha tetap taraweh walau semalas apapun di rumah. Gak ke mesjid tiap hari (padahal mesjidnya depan rumah), tapi ya tetep diusahain taraweh sendiri.

Ramadan kali ini, aku juga berusaha baca quran setiap selesai solat wajib, hm minus pasca subuh sih, karna nguantuk pol. Ada beberapa kali missed pas ashar/isya karna ngantuk banget.

Ramadan kali ini, aku berusaha baca arti ayat yang ku baca. Tapi ternyata hanya bertahan 3-4 hari sahaja. Mungkin akan ku praktekan lagi pasca lebaran ini.

Ramadan kali ini, aku berusaha gak tidur pasca subuh. Tapi hanya bisa 2-3 hari, kemudian bayar hutang tidur. Hm, akan ku coba lagi syawal nanti.

Ramadan kali ini, zakat maal full pertama ku, jumlah yang cukup besar, tentu saja butuh validasi-tanya-jawab dan keikhlasan di dalamnya. Ternyata setelah dijalani, Alhamdulillah hati begitu lapang, karna memang begitu banyak orang yang membutuhkan. Semoga bisa rutin di tahun-tahun selanjutnya. Aaaminn.

Ramadan kali ini, beberapa hari aku berdoa dengan marah, dan setelahnya aku berdoa dengan sangat memohon. Aku mencoba berdoa lebih khusyuk lagi, walaupun belum sempat itikaf.

Ramadan kali ini, terasa begitu cepat, sangat cepat. Semoga bisa bertemu dengan Ramadan-Mu selanjutnya. Aaaminnn.

8 April 2024

Avatar

Menyalahkan lalu memohon

Ada beberapa hari selama ramadan ini, ketika aku berdoa, aku malah kesel-marah-menyalahkan Allah atas ujian yang aku hadapi, I was like, "kenapasih aku terus yang dikasih ujian? aku tau aku kuat, tapi aku gak sekuat itu ya Allah" kemudian menangis, lalu pasrah. Besoknya hal yang sama berulang, besoknya lagi dan lagi. Sampai pada saat, aku juga meminta maaf karna sudah menyalahkan-Nya, lalu kembali berdoa dengan lebih waras.

Mulai beberapa hari lalu, aku berdoa dengan memohon, benar-benar memohon, entah itu bisa disebut memaksa atau bukan, tapi aku benar-benar bingung harus berdoa seperti apalagi. Sebelumnya, aku tidak pernah berdoa se-bermohon-itu.

Lalu tadi ada twit yang mengingatkan ku soal "doa sambil marah-marah", yang iya dikabulin, tapi malah membawa malapetaka.

Kemudian, mulai hari ini aku meminta maaf lagi kepada-Nya, pernah marah-kesel-menyalahkan, yang seharusnya tidak patut diucapkan.

4 April 2024

Avatar

Ini ga ada yg mau mutualan sama mba2 well-done welas-asih wagelaseehh?? 😂😂

Avatar

THR

Dulu, semasa SD, aku rajin sekali tarawih di masjid depan rumah (tinggal nyebrang), datang 30 menit sebelum adzan isya, agar bisa main-ngobrol dulu dengan teman. Tak lupa jajanan sarimie dikremes dimakan mentah yang aduhai enak sekali. Meskipun solat-nya enggak full, banyak mainnya sama capek, di-akhir tarawih ikut berbondong-bondong minta tandatangan imam di buku ramadan.

Pas subuh, kadang bapak maksa aku solat ke mesjid, yang berujung ketiduran pas ustadz nya dakwah, terus dibopong bapak ke rumah. Sehabis itu, aku enggak pernah mau ke mesjid subuh lagi, takut ketiduran lagi, malu.

Waktu itu, full datang tarawih karna, selidik punya selidik, akan ada THR (amplop) buat anak-anak yang rajin ke mesjid, dibagikan di akhir ramadan. Tentu saja itu penyemangatku, seperti anak-anak lain. Tapi, anehnya aku gak pernah kebagian amplop. Di tahun pertama, aku tanyakan pada bapak, "amplop ku mana?". Beliau jawab, "gak ada". Di tahun kedua, pertanyaan dan jawaban berulang. Begitu pun di tahun-tahun selanjutnya, sampai aku lulus SD. Aku pun enggak pernah nanya kenapa, atau kepo.

Baru lah pas aku SMP, bapak ku cerita, kalau sebenernya anak-anak beliau (aku dan kakak-kakak ku) itu dapat amplop dari masjid, TAPI beliau tolak T___T katanya, buat yang lain aja, anak-anak gak perlu. Pas denger itu kayak, ya alllaaahhhhh... seumur-umur w gak pernah ngerasain dapet THR dari masjid gara-gara bapak w...

3 April 2024

Avatar

Miskin

Tadi maghrib aku menanyakan ke mama, kira-kira zakat ku sebaiknya diberikan kemana, apa ke sekitar rumah, atau ke desa nenek ku. Lalu mama menjelaskan ada 64 orang miskin di sekitar rumahku, tapi tiap tahunnya mereka bisa dapat total 400k dari para donatur. Sementara, orang miskin di desa nenek ku banyak, dan kebagian zakatnya lebih sedikit, bisa 20k per orang. Jadi rencananya zakat ku akan diserahkan disana.

Dalam perbincangan tersebut, aku nyeletuk,

"Banyak banget orang miskin? 20ribu jaman sekarang cukup apa?"

Kemudian aku berpikir, begitu banyak masyarakat miskin yang memang membutuhkan zakat-zakat dari kaum menengah, yang proporsinya besar di negara ini, yang mungkin masih denial untuk mengeluarkan zakat maal nya.

Mungkin ini juga sebagai pengingat, agar rutin zakat di tahun-tahun selanjutnya.

2 April 2024

Avatar

Masih gak sekufu dengan perkataan, "aku bahagia kalo aku nikah". Ya, gimana ya, menurutku, be with him (yang gak tau siapa) or not, I can be happy.

Bukan nyari pasangan buat bahagia sih, apalagi untuk menafkahi (yang ku juga bisa nyari duit mah, walau kadang capek juga kerja terus pengen ditransfer aja, tapi itu bukan sifat independent women #muntah). Tapi lebih ke, nyari temen ngobrol kapan aja (ya walaupun dia juga harus kerja), dan teman untuk misuhi program rezim yang patut untuk dipisuhi.

Padahal kriteria ku cuma 3: 1) gak ngerokok, 2) ngebolehin s3, dan 3) bisa ngobrol sama aku. Tapi eksekusinya susah ya yorobun wkwkwk..

Tadi juga abis chat sama temen, mengingatkan kalo, bisa jadi sebagai hamba, kita gak dikasih kesempatan buat ketemu the one di dunia. Kalo aku termasuk ke dalam golongan tersebut, aku udah pasrah sebenernya, nikah atau gak nikah, yang penting bisa hidup sehat, waras, dan bermanfaat bagi sesama.

Kalo dikasih kesempatan bermanfaat bareng kamu ya gapapa. #ehgimana

1 April 2024

Udah April aja ya, cepet amat..
Avatar

35 dan stunting

Beberapa hari lalu ramai pro-kon statement kepala BKKBN, yang menyebutkan bahwa perempuan usia 35th itu resiko tinggi melahirkan anak stunting.

Responku pertama kali? GEMAS. Aku, sebagai sekte 30s merasa tersudut. "Kok asal ngomong sih". Kemudian aku cari jurnal ilmiah terkait, nemu, dari 7 faktor berpengaruh yang dibahas (jumlah balita >3 di keluarga, jumlah anggota keluarga 5-7 orang, jarang cek kehamilan, bayi laki-laki, bayi usia 2 tahun, berat bayi lahir rendah <2.5kg, dan keluarga miskin), gak ada indikator usia ibu. Oh, aman. Aku share lah di igs.

Lalu aku pindah ke X. Aku beropini, yang ternyata setelahnya muncul pro dari salah satu dokter. Beliau membagikan hasil studi juga, ku baca, oh, ternyata benar, usia 35tahun itu beresiko. Memang aku yang rendah literasi, kurang mencari jurnal lain.

Apa aku tetap ngeyel? enggak. Sebagai saintis/akademisi, aku belajar untuk percaya evidence-based, dengan catatan harus dibaca juga metode penelitiannya. Kalo dah bener/valid, ya berarti hasilnya patut dipercaya, walaupun akan selalu ada pembanding hasil dari studi lain. Apa peneliti bisa salah? bisa banget, tapi mereka gak boleh bohong.

Setelah membaca jurnal soal usia 35 itu, yang detailnya adalah, usia <20 dan >35th itu resiko tinggi melahirkan anak PERTAMA stunting, jadi bukan cuma "ketuaan" tapi juga "kemudaan", aku langsung share lagi ke igs, biar stori ku gak misleading.

Tapi ada baiknya, statement kepala BKKBN tersebut lebih lengkap, menjelaskan dengan faktor lain yang berpengaruh, bukan hanya usia 35. Kan mba2 jadi emosyong disudutkan teros.

29 Maret 2024

Avatar

Gupuh

Sudah ku bilang kan, menjadi mba2 single 30an itu harus TATAG, menghadapi orangtua khususnya.

Semua orangtua di dunia ini pasti akan menggaungkan kalimat, "ibu/bapak akan tenang kalau kamu sudah menikah", apalagi ke anak perempuan menjelang usia 30. Khawatir usia sudah "expired", gak ada yang mau sama perempuan 30an, dan stigma lainnya. Mirisnya, itu dikatakan oleh orangtua, orang terdekat anak, apa tidak sakit mendengarnya? Ya sakit lah, kalau aku ingin mengamuk jadinya.

Apalagi kalau tinggal bareng ortu usia segini, wah, bisa bisa baku hantam tiap hari. Digupuhi setiap saat.

"Gak ada temen cowok di kantor?" "Kamu dong jangan diem aja, cari kenalan baru" "Ibu/bapak ada kenalan nih, kenalan ya" "Makanya jangan pilih-pilih, yang kemarin ibu/bapak dah cocok, kamunya gak mau"

Dan kalimat-kalimat gupuh lain yang SETIAP HARI dilontarkan, bikin kena mental. Kalo udah gak kuat, kabur aja sih... punya uwang kan? wkwkwk.

27 Maret 2024

Avatar

Mengumbar kemesraan

Kemarin ini ramai sekali soal postingan mbak pastel di X, yang bilang kalau "jangan posting-posting soal suami, nanti mengundang banyak pelakor yang menginginkan suami mu".

Kemudian muncul lah Pro-Kontra. Yang kontra tentu saja dengan dalih "Posting kebahagian ya gapapa. Masa gaboleh, kan ini sosmed gue. Emang hati lu aja yang busuk". Yang pro menjelaskan bahwa tidak semua orang harus tau kehidupan privasi suami-istri kalian, dsb.

Kemudian kemarin, ada salah satu mbak, yang posting berterimakasih pada suaminya sudah menemani bukber, juga ada caption akvitas seksual mereka. Tentu saja dirujak warga X, wkkwk. Memang, ada-ada saja sekte yang "suka-suka gue mau posting apaan juga".

Kalau aku pribadi, your socmed is your authority. Bener, "suka-suka gue, socmed gue, kok lu ngatur?" Nah, karna kita gak bisa "mengatur" konten orang lain/kolega, ya manfaatkan lah fitur MUTE di socmed kalian. Biar dia tetap dengan oversharing nya, dan kamu merasa aman mindful dari postingan yang menurutmu "gak banget",

Aku sudah berkali-kali ng-mute kolega, simply karna oversharing yang gak perlu, terutama soal kehidupan suami-istri mereka. Tau kan yang tiap hari posting apa-apa suami, apa-apa istri, dan itu gak cuma sekali dua kali, tapi sering, tiap hari, wkwkwkwk. Apa aku hasad? iri dengki? enggak sih, cuma geli aja, dan sedikit muak wkwkwk.

27 Maret 2024

Avatar

Berhitung

Masih soal zakat. Lagi, lagi, ini refleksi diri juga. Setiap selepas solat, begitu banyak doa yang dipanjatkan. Maunya ABC sampai Z, sampai angka plus simbol kalau perlu. Mintanya banyak, ya minta sehat, bahagia, ketemu jodoh, dikasih momongan, dapat kerjaan gaji 2 digit, bisa umroh-haji furoda, sampe nangis-nangis, sampe nyalahin Allah kenapa kok cobaan hidup gini banget.

Tapi lupa, akan kewajiban sebagai muslim yang mampu secara harta. Kurban skip, "sayang ah uangnya buat konser CAT 2A". Sedekah skip, "hmm bisa buat yang lain deh, atau dibeliin skinker aja sedekah untuk kulit". Zakat maal juga skip, berusaha dikurang-kurangin, hartanya dipake biar gak nyampe 85juta, biar ga wajib zakat.

Hak dan kewajiban nya gak seimbang. Minta hak nya rajin banget, tiap pagi malem, sambil bersimpuh menangis. Tapi melaksanakan kewajiban nya lalai. Terlalu menjaga harta, yang toh, gak akan dibawa meninggal juga.

25 Maret 2024

Aku pun masih belajar. Tahun ini, insya allah, perdana zakat maal full. Bismillah, semoga rutin ke depannya. Aamin.
Avatar

32

Tepat hari ini, usia ku 32 tahun, cukup spesial, karna tanggal lahir ku dibalik jadinya 32 wkwkwk. Di ulang tahun sebelum-sebelumnya, gak pernah ada selebrasi apapun, selebrasi pribadi pun enggak. Ya melewati hari seperti biasanya sahaja. Pun, memasuki kepala 3 pertama kali, ya udah gitu aja, gak ada bedanya juga antara 29 dan 30.

Untuk ke 32 ini, aku sampai effort bikin fudgy brownies bites, modal yutup chef devina. Ya gampang, kecuali part nunggu brownies nya mateng dari oven manual kompor wkwk, sungguh menguras emosi. Ya pengen aja bikin kue untuk hari ultahku. Si paling independen.

Aku juga beli bunga artifisial. Tetiba keinget aja gitu, ada teman yang merayakan 30 dengan beli bunga sendiri. Okedeh, aku juga! Bunganya cantik dan wangi. Siap untuk ku foto bersama brownies.

Setelah foto-foto estetik kue dan bunga, aku posting tentunya. Sambil goler-goler istirahat karna capek bikin kue. Terus, mikir, "hmmm ayo make-up tipis-tipis, buat foto sama bunga!". Akhirnya aku buka lah cushion, eyeliner, eyebrow yang baru ku beli, yah touch up newbie aja. Udah deh foto-foto selfie dibantu tripod di belakang rumah sampe capek. Dah lama juga gak pernah selfie HAHA.

Aku juga sudah menyiapkan reels dengan sound epitone project-nya Yoona, menggambarkan perjalanan setahun terakhir, yang bener-bener perjalanan jalan-jalan, bahwa diri ini pernah se-bahagia itu.

Intinya, Im happy today! Bikin kue sendiri. Beli bunga sendiri. Make-up an sendiri. Karna kalo nunggu dibeliin, gak tau kapan, wkwkwk.

23 Maret 2024

Mari menjalani 32 yang semakin TATAG dan BAKOH!!!!
Avatar

Membuat menangis

Dalam sebuah percakapan siang bolong dengan para mba2 30-an, aku menyimpulkan, setidaknya kami, pernah membuat orangtua menangis. Bukan menangis bahagia, tapi menangis karna adu argumen atau "cekcok" perkara jodoh, atau menangis karna anaknya kabur menenangkan diri dari desakan beliau-beliau ini.

Apa kami menjadi durhaka karna membuat orangtua menangis? Pernah membaca sekilas, bahwa istilah durhaka hanya disematkan pada anak, sementara tidak ada orangtua durhaka kepada anaknya. Berulang kali desakan-cacian-adu mulut yang terasa menyakitkan dari orangtua, tidak kah itu termasuk dalam "kesalahan" kepada anak?

20 Maret 2024

You are using an unsupported browser and things might not work as intended. Please make sure you're using the latest version of Chrome, Firefox, Safari, or Edge.