Menunggu Kemarin
sayup-sayup angin mengetuk jendela mata sore membawa rindu yang hilang kemarin lalu luruh disapu hujan yang meningggalkan embun sore ini langit tidak lagi jingga seperti kemarin desauan angin memaksa masuk kedasar hati tatkala dedauan jatuh disela-sela telinga membisikan kerinduan dari nan jauh disana siapa gerangan hati yang sanggup membendung rindu menuliskan kerinduan lewat pena diatas batu sajakku menjadi penawar rindu yang tak terbayar bagaimana bisa hati ini sama seperti kemarin jika saja rindu tidak bisa di simpan untuk lama rindu lebih kejam dari pada belati aku selalu sama seperti kemarin beradu rindu dengan sajak senja di pagi kemarin aku masih menjadi yang menunggu kemarin seperti pagi menunggu bening
_SindyLiaKusnadi