Avatar

XYGen

@xyouthgen

Xtraordinary Youth Generation | est. 2017
Avatar
reblogged

Ketika pada waktunya aku memulai kehidupanku kembali setelah terlepas dari segala nestapa, aku pikir hanya waktu yang tetap keren berputar normal. Ia berjalan sebagaimana adanya seperti tak pernah terjadi sesuatu. Padahal kehidupan ini telah banyak hal yang terjadi . Perhatikan saja.Dedaunan yang harus gugur sebelumnya, lalu akhirnya bertunas lagi. Bangunan yang porak-poranda kini akhirnya harus dibangun kembali.Pasien yang terbaring berhari-hari di rumah sakit, kini akhirnya bisa menemui kata pulang. Mungkin memang benar jika aku bilang bukan soal waktu yang akan membalikkan sesuatu yang buruk pada kita menjadi baik kembali. Tetapi soal kita. “Hanya soal waktu, perlahan kau akan melupakannya. Hanya soal waktu, nanti juga kau akan mengerti. Hanya soal waktu toh kau akan sembuh dari luka itu”. Aku lupa kapan aku meyakini kata-kata ini. Namun serealistis apapun kita memikirkannya, kita tidak bisa mengandalkan bahwa waktu bisa membaikkan keadaan. Jika bukan kita sendiri. Karena yah sampai kapan? Waktu hanya akan tetap berjalan. Mengubah kuantitas-kuantitas kehidupan kita. Umur, sisa kehidupan dan sebagainya. Ia hanya meninggalkan kita. Kalau boleh bilang menelantarkan kondisi kita tepatya. Bagian mana soal waktu segala sesuatu bisa membaik begitu saja tanpa reaktif kita sendiri? Benar, segala sesuatu bisa ditimbun waktu dan kita bisa terluput, tapi aku pikir cepat atau lambat akan timbul kembali ke permukaan. Aku menulis ini karena trauma yang kumiliki. Trauma karena masa lalu ketika kuanggap orang-orang dekat padaku karena senang tapi ternyata lebih senang membongkar aibku. Yang jelas itu bukan kamu. Saat itu,sembuh darinya butuh waktu tapi aku tidak lagi mengandalkan waktu. Aku lebih tepatnya berpacu dengan waktu. Karena, aku bukan lagi yang dulu. Waktu telah membawaku pergi. Hanya ombak rindu yang masih tersisa di lautan. Aktif. Terus kembali mendekap pantainya. Aku bukan lagi yang dulu. Masa depan enggan meninggalkanku di belakang. Hanya perasaan yang seperti senja di pinggir langit. Setia. Mengantar hari menemui malam-malamnya.

-SDH-

#H25 #30dayswritingchallenge @xyouthgen

Avatar
reblogged

Pada hakikatnya kita belum berada pada stasiun pemberhentian terakhir. Belum pernah benar-benar pulang. Kita masih dalam perjalanan. Lalu bagaimana bisa kau akan berhenti di tengah perjalanan ini? Sejatinya, kita belum berada di tujuan kehidupan kita yang sebenarnya. Kita masih tertatih menaiki proses kehidupan hingga tiba di tujuan. Lalu kau akan menyerah sampai di sini? Sebenarnya kisah hidup kita belum mencapai ending. Kita masih berada dalam plot cerita hidup yang sedang kita jalani. Belum klimaks apalagi ending. Meski kita merasa segala konflik dan masalah yang kita dapatkan sudah begitu banyak. Namun ini belum selesai. Lalu kau ingin mengakhirinya? Bagaimana jika happy endingmu sebenarnya sedang menantimu? Bagaimana jika sad storymu bukanlah benar-benar ending kisah hidupmu seperti dugaanmu? Ini masih dalam perjalanan. Jangan berhenti di tengah jalan. Namanya juga di jalan. Segala sesuatu bisa saja terjadi dan itu tetaplah yang terbaik. Karena keberhasilan sebuah perjalanan saat kita mencapai garis finish. Still must going on.!

-SDH-

Avatar
reblogged

Aku sebut ia perjalanan terbaik. Saat berada bersamanya di perjalanan hidupnya. Di suatu hari , di sudut waktu, aku bertemu dengannya di tengah perjalanan kehidupanku. Bisa kusebut kita bertemu saat sama-sama berada di tengah perjalanan. Aku yang kini berubah menjadi kita karena keberadaannya. Kita yang gigih elawan terik surya di siang hari demi melalui tiap haluan kampus pada masa itu. Menikmati perjalanan senja yang romantis di tengah rintik hujan dan ikut riuh dengan kemacetan jam pulang kantor. Aku saat itu hanya memiliki rumus kehidupan yang kuanggap sebagai mottoku yang paling pamungkas. “Asalkan bersamamu. Rasanya semuanya sudah cukup.” Kata-kata itu seperti kalimat proklamasi yang berulang kali terucap dalam hatiku. Saat kali pertama dia menganggapku penting, maka saat itu aku juga sama. That’s right if I say that what comes from heart is getting to heart. Dia yang mengajakku melalui perjalanannya dan perjalanan hidupku. Aku membantunya dan dia membantuku. Membawaku ke dalam masalahnya dan membawanya ke dalam masalahku. Dia yang berusaha memahamiku dan aku yang juga ingin memahaminya. Perbedaan yang ada, kami anggap sebagai harmoni semata. Nanti jika penasaran, kau akan segera tahu. Dia akan sering hadir dalam baris-baris aksaraku. Karena dia telah menjadi seperti spasi dalam setiap kata-kata kehidupanku seperti ia telah menjadi teman terbaik perjalananku.

-SDH-

#H22 #30dayswritingchallenge

@xyouthgen

Avatar
reblogged

Aku sekarang berada di beranda di salah satu pondok ketika menuliskan ini. Saat pikiran melambung dan saling bersahutan dengan teriakan hati karena tak sabar ingin mencurahkan semuanya. Ini tentang kehidupan aku yang bisa dibilang kaya dengan rindu dan kenangan. Tak seindah drama namun tak sesedih film tragedi atau film melankolis yang selama ini kita tonton atau hanya menyaksikan trailernya saja. Realita kehidupan yang kita jalani sekarang tak pernah ada satupun film yang sereal dengannya. Menurutku belum ada. Paling cuma adaptasi saja. Namanya adaptasi, berarti tidak begitu real seperti kenyataan yang ada. Mengenal seseorang itu ternyata berdurasi terus bertahap. Berdurasi karena belum tentu akan saling mengenal dan akan menetap dalam kehidupan kita. Terkadang juga bertahap tapi terkadang perpisahan hadir menerbangkan ekspektasi untuk bisa selalu bersama. Aku jadi tahu maksud Dia, membuat kehidupan serba fana begini. Agar tak merasa memiliki apa yang yang sebenarnya adalah MilikNya. Agar tahu bahwa yang namanya makhluk tak ada yang akan melekat selamanya bersama kita. Wa inna ilaihi raji'un. KepadaNya semua akan kembali. Agar tahu realita tak seindah mimpi. Tak selalu semenakjubkan khayalan. Tak setinggi angan-angan. Namun walau begitu bermimpi bukanlah kesalahan. Asalkan tidak terlalu direnggut angan-angan. Hingga langkah nyata hanya bersenandung di ekspektasi. Atau hanya bisa menari indah di atas rencana apik. Atau bahkan terukir rapi di life mapping dan tertempel dinding kamar,dipandangi tiap saat sambil hanya terenyuh dalam bayangan keindahan mimpi-mimpi itu. So let’s make it real. Take some real steps. Stop just dreaming. They say that: Plan what you do, and do what you plan!

-SDH- #H23 #30days writingchallenge @xyouthgen https://www.instagram.com/p/CHc5lBTBpze/?igshid=uabinmxq6lb9

Avatar
reblogged

Pada bentang jarak yang tak terkira Aku masih berada di antara ribuan aksara Yang ingin berteriak bahwa aku rindu Bukankah tak apa jika aku menanyakannya kembali? Apa kabar kamu.. Hei apa kabar rindu, Apakah rindumu tetap sama? Selepas melalui waktu yang berlari tanpa henti.. Berpacu melewati hari-hari yang hanya sebuah kemiripan baru Setelah mengarungi musim yang bergulir, yang serupa tapi tak sama Aku menanyakan rindu, untuk setiap kedatangan pagimu hebat itu, Bahkan dirimu mendahului sang arunika pagi, Saat jejak langkahmu kau jejalkan di tepi jalan yang masih lengang demi perjuangan.

Aku menanyakan rindu untuk setiap kepulangan senjamu yang manis itu, Saat senyum ketulusanmu tetap merekah di tengah letihmu seharian mendekorasi kebaikan demi dedikasimu padaNya.

Hei..aku tanya, kau rindu kan? Dan apakah itu tetap sama?

-SDH-

*Rindu sang aktivis kampus

#H18 #30dayswritingchallenge

Avatar
reblogged

Akhir-akhir ini aku masih dibanjiri euforia rindu Menjelma sebagai topik utama kehidupanku yang melantang tiap waktu Ia selalu datang seperti hujan Tak peduli harus jatuh berjutaan kali Abai dari rengkuhan teriknya mentari bumi Dari kelamnya awan mendung

Dia rindu.. adalah seperti hujan Membuatmu bergegas pulang

Dia rindu ..adalah seperti hujan Yang selalu bisa menahanmu beranjak Dia rindu..adalah seperti hujan yang selalu hadir membanjirimu kenangan

Dan hei.. jangan lupa memakai payung ^^

-SDH- #H19 #30dayswritingchallenge @xyouthgen https://www.instagram.com/p/CHT69N6BZo0/?igshid=d86bid1o4vy4

Avatar
reblogged

JARAK & RINDU.

Dalam rumus fisika,jarak itu selalu berbanding lurus dengan kecepatan. Semakin besar jaraknya, maka kecepatan untuk menempuhnya semakin juga besar. Lalu bagaimana dengan rindu? Realitanya, jarak tak selalu berbanding lurus dengan rindu. Buktinya ada yang memiliki jarak yang tidak begitu jauh beberapa mil tapi dijebak rindu yang mungkin jutaan ton beratnya. Apalagi jika sebaliknya. Benar deh.. jika dikaitkan dengan rumus tekanan. Jika hati begitu rindu meski jarak kecil, tetap saja tekanan rindu yang dihasilkan tetap besar. Alhasil mungkin kita terlalu rindu, hingga rindu jadi terlalu membesar-besarkan jarak. Nanti kau akan mengerti kenapa. Aku bukan anak fisika. Bukan psikolog. Itulah yang terjadi. Tak perlu memperdebatkan. Manusiawi. Ia pelajaran kehidupan. Ia bagian dari reminder bahwa waktu, momen atau pertemuan tak selamanya jadi milik kita. Orang-orang biasanya akan rindu. Saat waktu telah mengucapkan selamat tinggal dan jarak yang mulai terbentang luas meski kita masih sama-sama di bumi. Meski ada pertemuan yang memiliki pertemuan berikutnya tapi jangan salah jika pertemuan juga ada yang bersambung dengan perpisahan selamanya. Semoga kita semakin belajar. Hidup tak selalu menyoal tentang rindu yang kita definisikan sempit selama ini.

-SDH-

#H20 #30dayswritingchallenge @xyouthgen

Avatar

Pilihan

Manusia tuh suka ngadi-ngadi. Suka minta ini itu. Pengen ini itu tapi pas dikasih malah ngeluh. Ga jarang nyesel dan lain sebagainya. Padahal, sering banget diingetin kalo hidup tuh sawang sinawang jadi harus bersyukur. Saat kita sudah memilih, idealnya kita bertanggung jawab kan sama pilihan kita?

Mendewasa dengan bijaksana itu salah satunya adalah meletakkan egosentris dan ambisi di tempat yang benar. Ada saatnya kita hanya bisa bersyukur dengan apa yang kita miliki dan menjaganya sepenuh hati. Ada saatnya kita harus melepaskan egosentris kita karena jika kita memaksa untuk menggenggam semuanya, yang terjadi justru sebaliknya, kita akan kehilangan segalanya termasuk apa yang sudah kita genggam sebelumnya. Tidak mudah untuk mengesampingkan ego saat kita bahkan belum bisa mengontrol diri sendiri. Saat kita belum benar-benar membangun self awareness dalam diri kita.

Sebagai orang dewasa seharusnya kita terlatih untuk bertahan dalam kesulitan. Kita terlatih dengan pertemuan dan perpisahan. Kita terlatih untuk menghadapi ketidakmungkinan dan segala konsekuensi dari apa yang kita pilih. Ya, sebagai orang dewasa kita seharusnya bertanggung jawab atas komitmen kita. Kalau kita hanya ingin mengembara, tidak selamanya hidup dalam ketidakpastian itu menyenangkan. Maka settling down adalah hal yang harus benar-benar kita pikirkan.

Ketika kamu memilih posisimu sekarang, bertanggung jawablah. Lakukan itu semampumu dan berusahalah sekeras mungkin untuk menapaki episode kehidupan yang kamu pilih. Jangan terlalu keras kepala. Jangan mengutamakan egosentris dan ambisi yang belum tentu bisa kamu penuhi. Belajarlah untuk menyederhanakan hal-hal yang dulu kamu bikin ribet sendiri. Berjalanlah pelan-pelan jika kamu belum sanggup berlari kencang. Nikmatilah waktumu dalam kesederhanaan. Belum tentu kesempurnaan yang kita cari akan kita raih saat kita terlalu keras pada banyak hal.

Mungkin kamu harus mulai belajar untuk mengalah. Mengalah pada qadha dan menapaki pilihanmu dengan lapang dada. Tidak baik mengeluh dan membenci hal-hal yang sebenarnya membawa banyak kebaikan dalam hidupmu. Mungkin dengan begitu kamu lebih bisa menikmati hidupmu tanpa terbebani dengan episode kehidupan orang lain. Tidak perlu bersedih jika kamu belum meraih hal-hal yang kamu inginkan. Kamu sudah tahu kan bahwa pada saatnya nanti kamu pasti akan meraihnya?

Sekarang, belajarlah bertanggung jawab pada pilihan hidupmu dengan begitu kamu akan siap saat Allah memberimu banyak hal dan amanah baru di masa depan nantinya.

Avatar

Sabar yang Terabaikan

Kadang kita suka lupa kalau kita sampai di titik seperti sekarang ini adalah sebuah pencapaian yang patut diapresiasi. Ketika kita lebih fokus membandingkan pencapaian kita dengan pencapaian orang lain sampai akhirnya kita lupa untuk mengapresiasi pencapaian kita sendiri.

Kalau kita flashback ke belakang dan kembali melihat perjalanan kita sampai ke titik ini, kita akan mengerti bahwa kita seringkali mengabaikan sesuatu yang penting. Sesuatu yang kecil tapi bermakna besar. Salah satunya sabar.

Sabar tuh definisinya suka beda-beda, tergantung pemahaman orang. Saking banyaknya definisi, orang sampe ga bisa mendefinisikan sabar dengan benar. Sabar sering diartikan sebagai kepasrahan. Ya udah, ngalir gitu aja tanpa melakukan apa-apa. Poin ini yang sebenarnya aku agak ngga sepakat.

Bercermin dari pengalaman aku dulu. Aku akhirnya ngerti bahwa sabar itu adalah ketika kita ngga hanya sekedar menanti dan berhalusinasi tentang perubahan yang akan menghampiri hidup kita. Bersabar adalah ketika kita tetap berjalan sekalipun kita kelelahan. Bersabar adalah ketika kita melakukan sesuatu sembari berdoa semoga ada perubahan. Aku pernah nyaris menyerah. Pernah nyaris putus asa. Bahkan aku seringkali mengutuk keadaan. Marah-marah sama Allah. Nganggap kalo hidup ini ga adil buat aku. Aku ga nerima qadha yang Allah kasih. Tapi, aku ga tetap seperti itu. Aku belajar. Pelan tapi pasti. Meskipun progresku kayak siput, tapi aku ga berhenti.

Dari sana Allah nyadarin aku. Allah nunjukkin ke aku kasih sayang-Nya. Setelah semua kepahitan dan gelapnya hidup yang aku lalui, aku masih hidup. Ya, masih hidup. Mudah saja bagi Allah mengganti kondisi aku. Tapi, aku sadar bahwa Allah pengen aku belajar. Allah pengen nunjukkin ke aku buah dari kesabaran. Aku ga pernah tahu bahwa di titik ini aku bakalan belajar tentang self-awareness. Aku ga pernah tahu bahwa di titik ini Allah ngasih aku pembelajaran berharga tentang sabar yang sering aku abaikan. Aku ga pernah tahu bahwa sabar akan berbuah manis ketika kita benar-benar belajar untuk yakin dan berusaha sambil terus berdoa.

Menunggu tidak akan mengubah apapun. Pasrah pada keadaan juga tidak akan menjadikan kita benar-benar bisa menerima kenyataan. Maka benarlah firman Allah bahwa Allah beserta orang-orang yang sabar. Orang-orang yang senantiasa yakin kepada Allah. Orang yang tidak putus asa dan tetap berjalan meskipun semuanya serba sulit dan mustahil. Serta orang-orang yang tidak berhenti untuk terus berdoa dan berharap hanya kepada Allah.

Selamat belajar untuk terus bersabar dalam segala kondisi ya. Jangan menyerah. Jangan putus asa. Allah selalu beserta kita. In syaa Allah.

Avatar
reblogged

Jika rindu adalah makhluk, maka ia adalah makhluk yang selalu begitu kesepian. Butuh ditemani, butuh didatangi, butuh diisi. Bagai wadah kosong.Seperti itulah mungkin ia tercipta sebagai salah satu rasa dari seorang manusia seperti kita. Dibanding rasa pada makanan, ia jauh mungkin selalu lebih akrab bersama kita. Menemani pada tiap sapuan jarak, mendatangi saat momen kehilangan, dan bahkan mungkin lebih agresif menjerat ketika telah menjadi masa lalu.Rindu juga seperti mesin waktu, selalu membawa kita kemanapun bahkan terbawa mimpi atau membuat sampai berlinang rindu. Ajaib. Bagiku, aku mungkin tak akan selesai bercerita tentang rindu yang kupunya. Tentu saja menurut versiku. Ia selalu bisa membujukku untuk tak pernah selesai dengannya. Bahkan terkadang menjeratku hingga menjadi sesak yang bersarang dalam dada. Baik karena seseorang, sesuatu ataupun kenangan. Namun kita perlu mengaturnya agar berkawan sehat denganku, ya kan? Tidak menjadikannya terlalu berlebihan bahkan menjadi racun akal sehat. Kemudian menjadikan terlalu cinta akan kehidupan bahkan adorable akan makhluk dibanding dengan Allah. Iya benar, ia bisa saja menjelma sebagai musuh atas nama perasaan yang sewajarnya lalu menomorduakan Tuhan. Karena saat perasaan itu jadi plot kehidupan,kita akan hanya akan fokus akan dunia dan penilaian subjektivitas kita.Lalu lupa kemana arah akhir kehidupan ini, yang kita sebut “kampung sesungguhnya”. Aku tidak melarang memiliki rindu. Sungguh tidak. Itu wajar. Bahkan aku bisa sebut tak berpèrasaan jika tak pernah merasakannya. Karena akupun punya. Bahkan sudah bilang bahwa aku tak pernah bisa selesai dengannya. Ia seperti ayunan. Naik dan turun melintasi kehidupanku seperti yang lainnya. Tidak pernah menghilang. Baiklah, kalau begitu silahkan mendewasakan diri dengannya dan jangan lupa berkawan sehat bersamanya. Nikmati saja. Asalkan kita mampu jadi “pawang"pada perasaan rindu itu sendiri. :)

-SDH- #H17 #30dayswritingchallenge @xyouthgen

Avatar
reblogged

KEPERGIAN (4). Aku belum selesai dengan cerita saat dia pergi. Aku namakan ada duka yang masih merekah. Masih perih saat hujan kenangan membasahi.Masih bisa berdarah. Tapi hal itu bukan berarti aku tidak bisa menanggungnya.Dua puluhan tahun di bumi,aku sudah menempuh segala rupa badai kehidupan. Aku juga manusia kan?Aku terkadang harus menangis kalau memang itu sakit. Kata mereka, itu normal. Sudah bagus. Biarkan saja. Nah kan, jangan menghujatku bahwa aku terlalu ‘melow’ hadapi kenyataan. Tiap manusia punya porsi dan posisi masing-masing. Berat dan ringannya yang dihadapi,tak ada yang benar-benar sama. Hanya diri masing-masing paling tahu persis dan Dia Yang Maha Besar. Karenanya,sebagai makhluk bumi aku hanya bisa melangitkan doa yang ajaib. Senjata paling mujarab kita sebagai makhluk tiada daya tanpaNya.Semoga aku kuat. Kalau kamu mau berpartisipasi dalam doa untukku, silahkan. Itu istimewa, terima kasih. Aku tak lupa diri, bahwa segala yang ada padaku, ada serpihan-serpihan kebaikan orang lain. Oh ya, pada yang pergi aku hanya ingin bilang, sepeninggalmu, aku merasa hujan makin lebat sepeninggalmu,aku merasa rindu mulai selalu membuat keributan Sepeninggalmu, malam terasa tak kunjung menemui fajar Namun sepeninggalmu ,aku hanya akan baik-baik saja. Karena sepeninggalmu, ada pelangi ;)

-SDH- **masih buat bapak. #H16 #30dayswritingchallenge @xyouthgen

Avatar
reblogged
Avatar
syuraik

Terhampar hijau

Dan biru lautnya

Persada Indonesia

Di dalam bumi

Dan permukaannya

Kekayaan tak terhingga

Tapi ternyata semua yang ada

Mereka kuasai 'tuk para tuannya

Tak peduli rakyatnya

Mereka ingin terus mengatur

Dengan nilai kufur berwajah manis

Menipu kita

Indonesia milik Allah

Kembalikan kepada-Nya

Indonesia milik Allah

Terapkan syariah, muliakan kita

Indonesia milik Allah

Kami takwa kepada-Nya

Indonesia milik Allah

Pasti cemerlang dengan khilafah

Mekar dan dusta

Masih subur menentangnya

Tak mau taat dengan hukumnya

Gemar membuat

Aturan untuk

Kepentingan mereka dan tuannya

Indonesia milik Allah

Kembalikan kepada-Nya

Indonesia milik Allah…

***

Semua Milik Allah

Lagu di atas sejatinya mengingatkan diri sendiri betapa hari ini kehidupan begitu mencekam. Tak bisa menjalankan semua aturan dari-Nya secara keseluruhan.

Terkadang, bahkan sering kita sebagai manusia yang lemah dan terbatas ini merasa paling mengerti akan apapun yang ada di dunia. Seolah lupa ada Zat yang Mahasegala. Ada Allah yang mengadakan dari ketiadaannya. Pun juga, Allah memberikan seperangkat aturan untuk menjalankan apa-apa yang Dia ciptakan agar tak terjadi kerusakan.

Namun sayang, hari ini begitu banyak kerusakan akibat ulah tangan manusia. Maka, Mahabenar Allah dengan firman-Nya, "Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)." (TQS ar-Rum: 41)

Karenanya, kerusakan ini hanya bisa diperbaiki manakala kita kembali lagi pada-Nya. Memohon ampunan-Nya dan bersegera menerapkan semua perintah-Nya. Tanpa terkecuali. Bukan dengan pertimbangan suka-tidak suka. Bukan pula dengan standar akal kita yang sejatinya terbatas. Sebab aturan dari-Nya, yaitu penerapan Islam kaffah dalam naungan Khilafah, yang akan mengakhiri penderitaan juga kerusakan hari ini.

Kenapa selalu Khilafah?

Sebab, adanya adalah urgensitas terutama bagi kita umat Islam. Dia laksana perisai yang karenanya kita bisa melaksanakan aturan Allah secara totalitas tanpa ada batas.

Juga, Khilafah bukan milik golongan tertentu melainkan milik umat Islam. Tapi kadang, kita terlalu menutup diri atau memuaskan diri dengan pendapat bahwa Khilafah utopis, mimpi, dan sebagainya sehingga kita tak berupaya mencari tahu lebih tentangnya.

Bukankah kita meyakini bahwa kebenaran datang dari Allah? Juga melalui kekasih-Nya, Rasulullah Saw.? Lantas kenapa begitu sulit bagi kita untuk percaya bahwa beliau Saw. juga memberikan teladan terkait penerapan Islam dalam institusi? Maka jika apa-apa yang datang dari Allah sudah selayaknya kita segera mengambilnya tanpa kita melihat siapa yang menyampaikannya. Jangan sampai kita sebagai umat Islam justru keras dengan sesama saudara kita, namun sebaliknya jadi bermanis muka dengan para kafir.

Jika kita tahu dan sadar bahwa kita adalah hamba yang terbatas, juga bahwa semua yang ada di semesta ini milik Allah Swt. layakkah kita berlaku jumawa sehingga menolak diatur dengan aturan dari-Nya?

Avatar

Rasa Syukur yang Terlupa

Manusia diciptakan oleh Allah dengan potensi kehidupan yang salah satunya adalah naluri (insting). Salah satu dari tiga naluri yang ada pada manusia, ada yang namanya naluri baqo (naluri mempertahankan diri). Karena naluri itu kita jadi punya egosentris. Pengen banyak hal. Pengen ini. Pengen itu. Pengen sana. Pengen sini. Sampe lupa kalo ada banyak hal yang harus disyukuri.

Aku inget waktu beli kerudung beberapa waktu yang lalu. Aku ngarep dan ngebet banget beli kerudung warna hitam karena aku pikir hanya kerudung itu yang cocok untuk jilbab aku. Pilihannya ada dua sih waktu itu. Bisa bersabar sampai nunggu ada yang hitam tapi itu berarti aku ga bakal punya kerudung hitam dalam waktu yang cukup lama. Atau nyari warna lain yang senada sama jilbab aku itu. Endingnya, aku milih pilihan kedua meskipun awalnya aku ga begitu sreg dan ga begitu yakin sama warna yang aku pilih itu. Eh tapi ternyata pilihan aku ga buruk. Mungkin kalau aku keukeuh milih beli kerudung hitam dan aku nunggu sampe stoknya ada, belum tentu aku nemu yang sesuai dengan keinginan aku. Mungkin nemu kerudung hitam tapi itu bisa aja lebih lama dari perkiraan aku. Dari sana aku belajar bahwa bisa jadi apa yang kita inginkan itu bukan apa yang kita butuhkan. Bisa jadi yang kita butuhkan itulah yang Allah kasih dan bentuknya lain sehingga kalo kita ga jeli, kita mikirnya itu ga dikabulin. Aku belajar bersyukur bahwa bisa jadi emang keinginan kita dikabulkan Allah tapi dalam bentuk yang lain. Kerudungnya juga pas kok dengan jilbab (gamis) aku meskipun bukan warna hitam. Intinya emang aku yang harus bersyukur.

Mungkin benar bahwa dalam hidup ini kita ga selalu mendapatkan apa yang kita inginkan. Tapi, kita tetap harus bersyukur karena bisa jadi yang kita inginkan itu ada di tangan kita tapi bentuknya lain dan beda sama apa yang kita pikirkan. Be grateful first then you will see that His blessing is never end.

Pada akhirnya kita bakal ngerti kalau Allah tuh ga pernah berhenti sayang sama kita dengan ngasih banyak hal dalam hidup kita. Tinggal kitanya aja. Inget bersyukur atau engga.

Mari bersyukur karena dengan begitu hati kita lapang. Tanpa kekhawatiran tentang masa depan yang belum pasti dan juga penyesalan akan masa lalu yang kita ga akan pernah bisa kembali lagi ke sana.

Avatar
reblogged
Avatar
syuraik

Merindu Sosok Amirul Mukminin Umar bin Khaththab ra.

Siapa tak kenal beliau? Tentu sebagai muslim kita pasti mengenalnya.

Jika kita membaca sosoknya di kitab kisah Sahabat, akan kita dapati bagaimana beliau sebelum berislam dan bagaimana setelah berislam.

Nyatanya, Islam telah merubah sikap beliau 180 derajat. Beliau yang awalnya memusuhi dakwah Rasulullah Saw. menjadi pembela Islam yang terpercaya.

Bagaimana dengan kita yang telah berislam sejak dalam buaian dan dilahirkan dari keluarga muslim?

Sudahkah menjadi bagian dari pembela Islam?

Sosok Amirul Mukminin Umar bin Khaththab ra, adalah sosok terpandang di kabilahnya. Namun saat masuk Islam itu tak membuat beliau berbangga, tak sebagaimana terjadi hari ini.

Pun ketika beliau ra. diangkat menjadi pemimpin umat Islam, melanjutkan kepemimpinan Abu Bakar yang telah wafat. Adakah beliau berbangga? Adakah beliau merasa paling baik dari yang lainnya? Nyatanya justru beliau tak bisa tidur di malam hari, sebab besoknya beliau dibaiat untuk menjadi pemimpin umat Islam, menjadi khalifah menjalankan kepemimpinan Khilafah/imamah.

Saat esok tiba, saat beliau berpidato usai baiatnya "Allahumma ya Allah, aku ini sungguh kasar, maka lunakkanlah hatiku! Allahumma ya Allah, saya sangat lemah, maka berilah saya kekuatan! Allahumma ya Allah, aku ini kikir, jadikanlah aku orang yang dermawan bermurah hati."

Juga pada kalimat selanjutnya, "Demi Allah, seandainya seekor kambing saja mati sia-sia di negeri Irak, pasti aku gemetar karena takut dimintai pertanggungjawaban oleh Allah SWT."

Coba kita resapi, renungkan, dan mengambil pelajaran berharga.

Tidakkah kita merindukan sosok sebagaimana beliau?

Sosok pemimpin yang karenanya tercurah rahmat dari langit dan bumi. Dan hal ini tak akan pernah kita dapati dalam kehidupan hari ini yang serba diukur dengan materi. Juga agama terpisah dari kehidupan. Kalau bicara agama di masjid saja, di pengajian saja. Jangan bawa agama di sekolah, jangan bawa agama di politik, dan sebagainya.

Tidakkah kita sudah lelah hidup terhimpit seperti hari ini?

Lantas mengapa kita tak kembali lagi pada aturan dari Pencipta kita, Allah SWT, dengan mengambil Islam secara keseluruhan (kaffah) {cek QS 2:208} dan menerapkannya dalam kehidupan. Niscaya Allah akan curahkan keberkahan bagi kita semua.

Avatar
reblogged
Avatar
terraaziz1
~Tetaplah dalam koridor~

Di dunia ini tidak aka yang hidupnya lempeng saja. ada senang dan ada sedih juga. adakalanya kita diuji.

Kata orang Ujian hidup adalah seni kehidupan. Ada yang berat ada yang ringan. Tergantung kualitas diri. Semakin tinggi kualitasmu maka semakin berat pula bentuk ujiannya.

Tapi kita tidak perlu risau. Sebab Allah hanya akan memberikan ujian sesuai kemampuan

"Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya..." (Q.S. Al-Baqarah : 286)

Seberat apapun itu tetaplah hadapi. Tetaplah dalam koridor. Jangan tabrak syariat. Biar Ndak rugi dua kali. Sejatinya engkau akan tetap melalui masa itu, maka jangan berpaling. Jangan putus asa. Harus tetap waras dalam mengambil tindakan.

Bukankah kata Allah :

“Karena sesungguhnya setelah kesulitan itu ada kemudahan,-Sesungguhnya setelah kesulitan itu ada kemudahan.” (QS. Al Insyirah: 5-6)

Jugu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

“Kelonggaran bersama penderitaan dan di balik kesulitan ada kemudahan.” (HR. Tirmidzi).”

Avatar
reblogged

KEPERGIAN (3). Saat engkau pergi aku memutuskan tetap riuh dalam sunyi aku upayakan mewarnai langit yang mendadak kelabu aku berpayah tetap benderang saat malam terasa panjan

Meski aku tahu saat pergimu, aku pernah tersesat dalam rimbunnya hutan rindu Ditimbun kenangan masa lalu Diombang-ambing duka mendalam ..

Kuakui aku menyerah pada rindu, namun aku akan tetap berserah pada doa..

-SDH-

nb: puisi teruntuk bapak,rahimahullaah.

#H15 #30dayswritingchallenge @xyouthgen

Avatar
reblogged
Avatar
syuraik

Kala 'Mang Dodo' Mengusik Komodo

Suatu negeri antahberantah tinggallah seorang tokoh terkemuka. Mang Dodo sapaannya. Sayang beribu sayang, Mang Dodo ini adalah salah satu manusia yang terkenal rakus. Apapun yang ada di negerinya dijual untuk meraup keuntungan. Apapun dihalalkan asal kepentingannya terpenuhi. Membuat aturan sekehendak hatinya tanpa memedulikan standar halal-haram.

Negerinya terkenal kaya, sumber daya alam melimpah ruah. Hanya saja, rakyat di negeri itu hidup terlunta-lunta, kelaparan, dan dirundung kemiskinan.

Hingga pada suatu saat, ada satu daerah di negeri tersebut akan dibangun satu kawasan pariwisata di mana di daerah tersebut hidup hewan yang mulai langka, yaitu Komodo. Hewan reptil ini terkategori langka dan karenanya dilindungi.

Namun sayang, atas nama kemajuan pariwisata hal itu terus dilakukan meski ada yang menolak. Nyatanya demokrasi yang senantiasa didengungkan di negeri tersebut sama sekali tak berlaku sebagaimana teorinya. Hanya ilusi belaka.

Saat nafsu berkuasa di naungi aturan sekuler kapitalisme, maka saat itu pula tak peduli akan menimbulkan kerusakan demi kerusakan.

Bahkan Komodo yang tak berakal pun terancam kehidupannya. Betapa kesengsaraan ini begitu nyata. Dan sudah selayaknya yang menjadi rakyat di negeri tersebut tersadar bahwa kerusakan itu disebabkan dari meninggalkan aturan Penciptanya, Allah ta'ala. Maka bukankah solusi untuk problem tersebut adalah kembali pada aturan dari sang Pencipta?

Itulah secuplik kisah dari negeri yang di komando oleh Mang Dodo. Mang Dodo adalah analogi dari pemimpin suatu negeri. Satu negeri yang akan berkah jika menerapkan Islam kaffah dalam bingkai Khilafah. Andai Mang Dodo menyadari betapa syariah Islam itu membawa berkah, tentu kerakusan kapitalisme tak akan merusak begitu parah.

You are using an unsupported browser and things might not work as intended. Please make sure you're using the latest version of Chrome, Firefox, Safari, or Edge.