Dan kamu selanjutnya...
Jubah dari Umi
Semenjak sudah bisa menghidupi diri sendiri dan (lumayan) bisa memberi, ada tumpukan dan kumpulan koleksi jubah yang bagus, kainnya lembut, memakainya serasanya menjadi sebuah kebanggaan tersendiri, ternyata seperti ini rasanya.
Siang tadi sedikit bosan dan mencoba merapihkan lemari, rasanya hari yang cerah jika memakai jubah putih dengan bahan kain jepang. Mata itu bertindak layaknya hati yang sedang merindu, ditumpukan bagian bawah baju, terlihat jubah merah dengan kain yang masih teringat harganya, 70 ribu pada tahun 2015.
Kala itu umi ingin membelikan jubah langsung pakai padaku, setidaknya anak laki-lakinya yang akan merantau memiliki persediaan jubah yang nyaman untuk dipakai, umi yang membelikan kain lalu menjahitnya untuk dijadikan jubah. Warna merah.
Aku memilih memakainya, sekedar mengingat ini dari umi, memposisikan depan cermin lalu mengirimkan foto pada umi. “Mi, mas jundi make gamis ini masih muat lo”.
“Itu dari umi waktu itu ya, umi kira dah dak di pake wong kekecilan kayanya”.
Bahagia melihat umi senyum dalam videocall, menandakan anaknya yang dewasa ini tetaplah anaknya yang masih dianggap kecil.
Entahlah, airmata terjatuh padahal hanya sekedar melihat umi ketawa dan menuliskan tulisan ini di tumblr. Umi, untuk semua jerih payahmu, semoga Allah berikan surga terindah untukmu.
Laki-laki, kunci surgamu pada siapa yang melahirkanmu. Perempuan, kunci surgamu pada siapa yang menjadi imammu nanti. Mari bertumbuh.
@jndmmsyhd
Selalu menginspirasi dan mengingatkan..
Selayak itu pula ku ingin dia menjadikan ku satusatunya dewi...
To : suami yg kdg sangat tidak mengerti
Kalian bertanya bagaimana menikmati secangkir kopi hitam? Lalu kujawab, tuang air aduk dan sesap perlahan tanpa kenangan, karna kenangan yg menentukan kopi itu akan pahit atau menenangkan, kamu suka atau malah membencinya...
Pelan pelan hilang, kemudian jadi kenangan dan yg tersisa hanya rindu yang menggenang
Ketika!!
Hitam,gelap, tapi bikin tenang....
Jika sepi itu serupa waktu
Maka ingin ku bunuh dengan memikirkan mu....
Tumbuhan yang tetap tumbuh walau harus dipatahkan sekian kali.
Mahkotanya tetap tegar, walau kelopaknya digugurkan berkali-kali.
Sebab itu ia indah, selalu
Ia sabar, ia tegar....
Mas, terimakasih setelah pergimu aku mampu mendewasa.
Mas, terima kasih setelah kehilanganmu aku mampu jatuh cinta lagi
Mas, terima kasih seusai ditinggalkanmu aku menjadi wanita yang lebih kuat.
Mas, terima kasih. Berkat kamu, aku bisa mengerti mana yang pantas diperjuangkan dan mana yang bukan.
Mas, terima kasih. Berkat mu , kita sama² belajar arti pernikahan.
Terima kasih sudah melatihku untuk bersabar. Kau memberiku kesempatan untuk belajar bagaimana caranya bertahan. Semoga perjalanan yang masih panjang ini. Membawaku pada hal-hal baik yang kuingini. Jangan lelah mengingatkanku, sungguh Engkau adalah segala kuasa atas diriku.
–boycandra
Kali Ini
Kali ini aku akan bercerita, mengenai seseorang yang memperjuangkanmu dalam diam. Dia menerbitkan cahaya rindu setiap pagi, untuk memastikan tak ada sisi yang termakan oleh gelapnya sepi. Dan senyummu, adalah penggerak romansa hatinya, tanpa perlu tambahan kafein untuk meningkatkan detak pada tiap detiknya. Apakah kau menyadari? Aku yakin tidak. Kali ini aku juga akan bercerita, mengenai seseorang yang merawat rasa untukmu sendirian. Dia merangkai simfoni rindu setiap siang, untuk mengalahkan nada sumbang hampanya hari. Dan tawamu, adalah nyanyian terindah yang pernah didengarnya, tak bisa ia hentikan karena terus terngiang pada relungnya. Apakah kau mengetahui? Sepertinya tidak. Kali ini pun aku akan bercerita, mengenai seseorang yang memelihara asa padamu dalam kelam. Dia menyatukan kepingan angan setiap malam, untuk menerangi tiap sudut kisah yang olehmu tak pernah terfikirkan. Dan tatapmu, adalah refleksi terbaik dari sebuah harapan, tak pernah ia lupa akan rasa dari dua bola teduh yang menyamankan. Apakah kau memahami? Aku rasa tidak. Kali ini, apakah aku masih boleh bercerita? Apakah aku masih dapat tempat untuk didengarkan? Apakah kau percaya bahwa dia itu adalah aku? Jawabannya, tentu saja, tidak. Karena kau tak ingat di mana menaruh peduli, kau pun lupa untuk menghargai, kau bahkan tak tahu sudah berapa lama aku di sini. Jadi, bagaimana jika aku bertanya apakah aku boleh pergi? Aku harap jawabanmu tetap tidak, karena dengan senang hati aku akan bertahan di sini. Lagi.
Ya, aku akan bertahan di sini. Lagi. :)
Dan aku masih bertahan disini.. sekali lagi.. bahkan berkali²
Diam yg melukai
Dian saja akan sama sama melukai kita, jadi mari bicara..
Di rintik hujan ku titip rasa rindu...
Mengupayakan..
Lihat sejauh mana upaya ku menghadapi kecurigaanmu. Aku bukan tuhan tanpa cela, yg jelas sewaktu waktu bisa salah. Namun tetap saja aku mengupayakan untuk menjadi baik bagimu.
Lihat sejauh mana upaya ku mengupayakan lagi kepercayaanmu setelah tergores upaya pengkhianatan ku.. teramat salah, dan aku menyesal..
Lalu sejauh mana kau mengupayakan percaya lagi padaku? Di tengah ungkitan ungkitan menyakitkan yang aku tahan demi mengupayakan maafmu..
Lalu sejauh mana kau memaafkan? Ditengah canda kau ungkit dengan hina kesalahan ku, seakan akan memberiku rasa malu kepuasan bagimu..
Aku diam, karna aku sedang berjuang mengupayakan maaf dan kepercayaan darimu lagi..
Maka upayakan untuk melihat sejauh mana aku mengupayakan mu...
Mempercayai..
Bisakah kita kembali ketitik semula ,seperti awal kita jumpa? Aku pun hanya memanusiakan diriku yang tk luput dari salah, tapi jangan samakan aku dengan hina.
Aku mengakui semua kesalahanku ,terlebih aku ingin memperbaikinya lagi. Beri aku jalan agar aku bisa maju,tidak terlampau mundur dan diam di masa lalu.
Kita ingin bahagia bukan? Mari kita ciptakan itu.. jangan usik masa lalu, coba lupakan dan kita maju perlahan.
Di sana ada masa depan kita bukan?
Anak anak kita yang siap bangga dengan orangtuanya.. sibukkan pikiran kita dengan kebahagiaan.. jgn selalu memikirkan segala kesalahan.
Beri aku kepercayaan
Karna mempercayaiku kita bangun satu hubungan tanpa beban.
Aku mencintaimu dengan segenap jiwaku
Kamu matahariku maka tetaplah menyinariku..
Awan hitam akan berlalu
Temani aku
Kita sama sama menua
Suamiku....