why dont tumblr has "archive" option that works like igs... zzz
(or where is it if theres any?)
why dont tumblr has "archive" option that works like igs... zzz
(or where is it if theres any?)
tanpa tongkat Musa ia pijak bumi yang tak tampak apapun kecuali air asin akibat salinitas, keringat, air mata, dan darah.
tanpa sedetik pun tak membuka mata ia melempar pandang ke sini ke sana barangkali ada yang menerima pijakan kakinya tanpa pecut dan lecut yang menyuruhnya pulang ke rumah yang tidak pernah bisa ia sebut rumah.
Sep, 2017
November, kau kata aku musim semi di akhirmu yang kemarau panjang.
Januari, aku merasa seperti ijazah SD-ku hasil nyogok.
Sep, 2017.
writing project - @kelaspuisi
Gonna make it at 2021
By @Cherryviolet (pinterest) I love this artist! They always have some of the best Gravity Falls art!
All this time, Dipper and Mabel were the key to starting Weirdmageddon! 😮
malam minggu tadi di pinggiran alun-alun kau dan aku pelan-pelan leleh pada secontong es krim yang hangat di bibir di mana sedetik kemudian hujan deras lalu ibuku: subuhan!
Mei, 2017.
Cinta si rusdi maslim . cinta ibarat gangguan jiwa, saat aku mulai obsesif dan kau alasan untuk kompulsifku untuk bertemu malamku saat ini dan besok adalah pagimu, milikmu dan untukmu menentukan alasan merindukanku cerita halusinasimu serta ilusi dan waham adalah tentangku . perjanjian dibawah senja dan taman serta anak-anak yang bermain bola menjadi saksi ketika kukecup keningmu menjadikanmu euforia bahkan aku takut, untuk menyembuhkanmu dariku sayang bukan bintang dan gemerlap lampu kota yang menyertai rindu ini, karena cukup pelangi dimatamu untuk mengobati rinduku . aku tak keberatan jika saja aku menderita skizofrenia, lebih baik dari kehilanganmu dan aku sadar itu pertemuan satu bulan lalu seperti onset skizofren yang menggerogoti kesadaranku ini bukan hanya pertemuan atau kencan, tapi obat untuk gangguan jiwaku yang terkasih untukmu kekasih khayalan! . surabaya, 3 mei 2017.
Kencan sepuluh ribu.
Waktu tidak mensponsori kisah kita, duduk berdua denganmu pada sebuah kafe adalah fiktif.
Pergi dengan mira, “bungur KL, satu” dengan menyodorkan uang sepuluh ribu. Sesampainya, menemuimu lalu pulang, dengan sumber selamat, “Jombang KL, dua” kamu menyodorkan uang duapuluh ribu.
Tak ingin cepat sampai, semoga bus mogok atau macet. Agar lama,
kencan denganmu diisi dengan dengkur penumpang dan dangdut koplo. Kencan denganmu butuh sepuluh ribu dengan 2 jam pertemuan; 1 jam beradu tawa, sisanya terpejam pulas.
Ingin Tidur
airmata kita gelandangan selalu ‘nemu emperan hentikan waktu yang kota wagu pada airmatamu menembus saujana yang tidak pernah menutupi semenjana kita menghadapi segala temanku, bisakah punggung kita menjelma malam?
Landungsari, 2017
Entah Kapan
lorong-lorong jarak yang mengekang ragamu dibalik bayang-bayang semu… Hadir bagai belati melukai rasa ini… Hingga setiap kata yang tak sempat terucap… Menjadi baik adanya dibalik buruk yang tercipta…
Entah dengan siapa kini aku berdiri melawan hari… Biarlah hujan yang menjawabnya… Lalu membawanya pada titik temu waktu…
Malang, 3 Mei 2017
Kencan ini tak semu
Pada detik yang mengusik sudut sempit Janji ini terukir syahdu bersama sepotong kain Sejengkal bumi ini berbisik Bahwa dunia adalah fana Namun rasaku nyata menuju Si Empunya Siapakah ia yang ku cinta Saat dunia berkata Bahwa manusialah jawabannya Namun, sesuatu tak tampak berseru Yang tak terlihatlah Yang jauh lebih nyata.
Kediri, 2017.
Kekasih untuk Kelelawar Gotham
Tudung malam benar-benar gelap Hingga bubuk mesiu menabur aromanya pada genangan darah orangtuamu Apa daya ia lahir dari benih-benih darah pengganti sperma dan trotoar jalan pengganti rahim -kenalkan, namanya balas dendam Ia kekasihmu, yang mengencanimu hingga menjelma kelelawar Selina dan Diana pun tak setia seperti dia Kawini dia, si balas dendam - untuk melahirkan anak bernama sia-sia
Surabaya, 2017
@rcipta
Nasi Padang
Lapar menghadang kelana ujian Lalu kuhantarkan butiran karbohidrat Untukmu yang tengah penat Kuah kaldunya melagukan dialog kita Riuh, semacam krenyes ayam di dalamnya Pahit daun pepaya menyertai tiap kelakar receh Malam itu Rendang memang absen, namun senyum kita tidak kan mas?
Surabaya, 3 Mei 2017
Kencan
malam minggu tadi di pinggiran alun-alun
kau dan aku pelan-pelan leleh pada
secontong es krim yang hangat di bibir
di mana sedetik kemudian hujan deras
lalu ibuku: subuhan!
Mei, 2017.
Nyanyian kunang-kunang
Tak perlu seperangkat gombal
Karcis bioskop dan popcorn wangi
Cukuplah senyummu yang ayu
dan gerombolan kunang belingsatan
Mabuk kepayang aku
di teras tetangga
kita menghitung bintang
Lalu kau mendadak raib
Aroma baygon menguar
Mei, 2017
Dick : Kehangatan untuk Barbara dan Kori
Malam, cerai beraikan aku saat ini
Taburkan sepertiga untuk Barbara, jelmakan aku jadi jubahnya
Sepertiga lagi untuk Kori, bentuk aku jadi selimut hangat ranjangnya
Sepertiga sisanya bawa aku terbang mengelana menuai dosa akibat mengencai dua bidadari siang dan malam
Surabaya, 2017
@rcipta
Es krim dan kenangan
Nutty monkey,
Noodle es krim dan dua gelas air putih
Telah tersaji dalam mangkuk mini
Kau sesap dengan lahap
Bak menelan kenangan sampai lesap
Lalu anganku terbang
Mulai menelisik labirin tentang memoar silam
Aku menemukannya
Lalu senyummu berkata
Kita berdua, aku dan kamu saja
Kediri, Mei 2017
Kencan mahal
Di cafe elit meja nomor tiga
Mbak Warni pesan roti panggang
Selai kacang selai coklat sebagai isi
Jus jambu ditambah ice cream tak ketinggalan
Mas Agus hanya pesan kopi hitam
Dengan uang dua puluh ribu di dompet
Cangkir kopi jadi saksi
Kacang dalam roti berhamburan tertawa tebahak
“Yang penting pencitraan , masalah bayar urusan belakang.”
Tuban, 2017
Kentjan(a)
Sabtu malam
Aku meringis di depan kaca
Kuambil perona pipi
Senada dengan gula-gula di pekanraya
Bel rumah berdenting
Ku bergegas;
Menuju teras
Ah malang, sandalku putus dari selopnya
Oh, kencanku tinggal kentjan(a)
Kediri, 3 mei 2017
@jemarihujan
anu, itu judul sama puisinya jadi kayak nyatu gitu yak'-')/~
telingaku jadi penonton di konser oleh orkes beranggota segenap organ di dalam perutmu sebab bank sentral dan restoran siap saji tak kunjung ada yang mengundang duet antara kau dan gelar sarjanamu.
namun di hadapan semangkuk mi ayam yang kutawarkan sebagai bayaran tiket konser, hitam putih matamu mengabu-abu: antara ucap "terima kasih" atau "tak perlu belas kasih".
tanganmu iya dan tidak untuk meraih padahal konser yang diketuai ususmu tak tampak tanda akan segera usai. Apr, 2017.
1
Misaki menggiring bola itu menyusuri lengan lapangan yang memeluk cemas penonton : kita
umpan lambung mendarat di kaki Tsubasa, Tendangan Jarak Jauh andalan telak mengenai paha-dada sofa di sebuah ruang keluarga : “ah!”
sementara televisi menayangkan jeda sandi-pari-wara : Sosis Sang Juara
2
debar dada kembali menggelora bibirku-bibirmu mulut gawang yang sama geming itu
kiper berlari menjelang bola tapi tukiknya terlalu tajam
mata kitapun memejam
3
ciuman kita sebuah gol pada suatu episode Kapten Tsubasa
: sangat lama
2017
Aku payung di hujan deras untukmu: kepayahan meneduhkan.
Kepalamu memang tak kuyup namun angin mengantar air menembus kemeja. Sepatumu becek, jari-jarimu mengkerut. Tatkala angin berjalan ngebut dan mematah tulang-tulang berkaratku, kamu basah total.
Andaikata aku orang, daripada hujan di bawah payung sih... aku pilih bernaung Mercedez.
Feb(28), 2017.
ingin menjadi suatu di matamu
ternyata aku ketimbis.
Ramuan wejangan di pagi itu
Sesekali kutengok
Namun tak satu pun tersentuh
Terong, tempe, sambal bawang
Tak satu pun menggoda
Ada yang memanggil
Dari panci aluminium
Kikil beraromakan sop
Kuhampiri dan kusantap
Hingga habis tak tersisakan
Kau seperti …
kemarau setahun hujan sehari,
hujan setahun cerah sehari.
Kau seperti …
terik sehari teduh semenit,
teduh sehari terik semenit.
Kau adalah …
gebyar dalam sunyi,
tenang dalam gempita.
Kau memang neraca Tuhan.
Ibu …
Sayangmu kurasa luap
Rindu yang berurat mengujar ke mana-mana
Temu dalam setiap doa anakmu ini
Haru memang, namun maafkan anakmu yang miskin waktu
Senyum yang dulu selalu kau rindukan, kini sudah mulai usang dijilat dan jalanan
Indah bukan? Lihatlah anakmu mulai berlaga
Kasihmu pekat
Hingga lupa
Dengan apa terima kasih kelak kusandangkan?
Sesederhana puisi ini kah?
Senja
Hari ini, lagi-lagi mengedip manja.
Lagi-lagi membuat teringat akan sosokmu: dulu ketika tinggiku masih selututmu.
Sebelum surya benar-benar memejam; sebelum bulan menerang temaram.
Langkahmu tak tegap, namun mantap menuju padaku
Untuk kemudian memanggil daku:
Mulih nduk, adus! Wis maghrib!
Tanah, orang bilang awal kehidupan
Dimulai dari satu kisah
Aku biji kecil yang kamu letakkan
Kaki-kaki kecilku merangkak perlahan
Penuh sayang, kau peluk erat
Dengan unsur hara yang kau berikan agar aku tetap kuat
Bila sekarang kumulai gagah
Kau tetap saja memelukku erat
Menyiapkan unsur hara tiap kumulai lemah
Badanku tak semungil dulu, kini kubesar
Tapi kau tetap saja menjaga agar aku tetap ada
Seperti lilin, menyala hingga habis
Di awal hingga penghujung, niatnya untuk menerangi
Meski angin bertiup kencang
Dan terkadang hujan mengguyur begitu kuat
Tetap, menyala dengan suratan-Nya
Seperti mentari, menyibak gelap-gelap jalan
Menitih dari hari ke hari, sepanjang hari seperti pagi
Meski malam mengusik, ia berpendar lewat lembutnya bulan
Ada kalanya mendung mendera menyesaki
Tetap, berdoa dengan ridho-Nya
-Cipta Persada
rinai hujan kala sore itu basahi pipi
aku tak mengerti mengapa bisa serindu ini
kuusap embun pada jendela dengan hati-hati
mengukir wanita nomor satu di hati
wanita hebat pemberi segala energi
semua pun mengerti
bahwa di telapak kakinya, dunia ini hanya seujung jari
Kelas Puisi Regional Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara.
Jika aku dan kamu adalah puisi
Maka mungkin adalah puisi yang tak selesai
Di mana penulisnya bersemangat menulis di pagi
Namun tidak tahu harus apa di siang hari
Aku dan kamu hanyalah dua manusia yang tidak tahu lagi
Harus berlakon apa untuk melanjutkan narasi
Tak beralur yang kadung dimulai
Aku dan kamu yang tidak pernah kita, tidak pernah kami
Blitar, 2 November 2016
Kelas Puisi. Dari writing project menjadi sebuah komunitas menulis puisi! Adinda dan Kakanda sangat bersyukur karena Kelas Puisi bisa selalu ada untuk menjadi wadah yang mempertemukan kalian semua dengan orang-orang yang juga mencintai puisi, menjadi wadah yang merangkul kalian semua untuk terus semangat berkarya. Terima kasih Adinda dan Kakanda ucapkan kepada semua yang mau menjadi bagian dari Kelas Puisi.
November adalah bulan lahir Kelas Puisi. Tepat pada tanggal 24 November 2015 lalu, Kak @rintikkecil dengan #wptikcil-nya memperkenalkan Kelas Puisi. Nah untuk memperingati hari lahir Kelas Puisi, Kak @rintikkecil dan Kak @narasibulanmerah kembali mengadakan writing project yang ditujukan untuk merayakan #1TahunKelasPuisi. Selama November, founder dan co-founder Kelas Puisi ini akan memilih 4 puisi terbaik yang masing-masing penulisnya akan dihadiahi buku.
Jadi, bagaimana cara mengikuti writing project #ulangtahunkelaspuisi ini?
Harap baca ketentuan ya. Karena puisi yang tidak sesuai dengan ketentuan, tidak akan di post di tumblr kelas puisi atau di repost di Instagram kelas puisi.
1. Follow akun tumblr atau akun Instagram kelas puisi @kelaspuisi
2. Tulis puisi sesuai dengan tema yang ditentukan.
Tema minggu pertama (1 November - 8 November 2016) : Puisi
Tema minggu kedua (9 November - 15 November 2016) : Keluarga
Tema minggu ketiga (16 November - 22 November 2016) : Usia
Tema minggu keempat (23 November - 30 November 2016) : Perayaan
3. Writing Project ini bisa diikuti oleh siapapun (baik di Tumblr maupun Instagram). Untuk yang memilih posting puisinya di Tumblr, puisi ditulis di kolom ‘Text’ bukan ‘Quote.’ Untuk yang memilih posting puisinya di Instagram, puisi ditulis di ‘Caption’ bukan ‘Picture.’
4. Di bagian akhir tulisan harap diberikan “Titi Mangsa”
(Contoh : Surabaya, 1 November 2016)
5. Bisa cc lebih dari satu puisi. Cc puisi-puisi kalian ke @kelaspuisi, @rintikkecil, dan @narasibulanmerah (Jangan sampai salah cc, dan pastikan puisi-puisi yang telah kalian cc benar-benar akan sampai).
6. Puisi-puisi yang di cc adalah puisi yang baru ditulis pada bulan November 2016.
7. Nah yang tidak kalah penting adalah jangan sampai lupa memberikan tagar-tagar berikut ya.
#kelaspuisi #ulangtahunkelaspuisi #temasetiapminggunya (Jangan sampai ada yang kurang).
8. Setiap minggunya akan dipilih 1 puisi terbaik berdasarkan tema. Masing-masing penulis puisi terbaik akan mendapatkan hadiah berupa buku.
ps : sangat disarankan untuk reblog/ share postingan ini agar yang belum tahu bisa tahu dan yang ingin mengikuti writing project ini bisa ikut! :)
Selamat menulis puisi dengan tema-tema yang telah ditentukan. Adinda dan Kakanda tunggu ya puisi-puisi kalian! ^^
Salam hangat,
Adinda dan Kakanda.
Sungguh, aku merindu angin sejuk yang menerpa tubuh ketika kau memeluk Kantuk perlahan merasuk Seiring hujan yang ribut mengamuk Tapi rinduan padamu tak jua membusuk (Malang, 16 Oktober 2016) Submisi untuk arisan puisi Kelas Puisi Regional 1
KEPINGAN YANG DIBUANG
Aku hanyalah sekeping memori yang dibuang
Dibuang seperti dibuangnya kulit kupasan bawang Dibuang seperti dibuangnya abu sisa arang Dibuang seperti dibuangnya amis kulit kerang
Aku memang layak dibuang; dan harus dibuang Aku hanyalah sepintal kusut benang Hina yang tak patut dikenang
Malang, 24 Oktober 2016 Writing Project Kelas Puisi Regional 1
Cc: @es-kacang-merah @agakdalam @narasibulanmerah