โJujur, kehilangan itu akan mendewasakan meski rasanya pahit. Karena ia memaksamu untuk ikhlas dan segera bangun menjalani hidup tanpanya. Dan jika yang hilang itu adalah bagian dari keluarga, maka kamu seakan dipaksa terbang dengan satu sayap.โ
โ
Jangan pernah merendahkan seseorang yang pernah merasakan kehilangan, sebab kamu tidak tahu bagaimana ia berusaha bangun dan bersusah payah menghapus air mata. Ia berusaha berdamai dan mengajak jiwa juga hatinya untuk kembali hidup dan melangkahkan kaki, tidak mudah untuk terbang dengan sayap yang patah atau hilang.
Dan jika saat ini kamu merasakan jatuh karena kehilangan, entah ia pergi selamanya atau telah berpindah pada rumah yang baru dan meninggalkanmu seorang diri, percayalah bahwa itu bagian dari cara Tuhan mendewasakanmu. Mengukur seberapa sabar kamu menahan api yang terus menyala dalam hati dan berusaha kamu padamkan dengan air mata, Tuhan juga ingin agar kamu belajar menjadi lebih kuat untuk ujian yang nanti pasti akan datang silih berganti.
Sekeras-kerasnya ayah, ia akan menjadi sosok yang kuat untuk kita menghadapi kerasnya dunia. Dan selembut-lembutnya ibu, ia akan menjadi hal yang paling kita rindukan dan menjadi tempat pulang ketika kita membutuhkan kehangatan kasih sayang yang tulus. Keduanya menenangkan hati dan jiwa, menetralkan rasa yang berkecamuk karena dunia yang mengkhianati dari segala penjuru.
Ingatlah, ada saatnya nanti kita menjadi salah satu dari mereka, entah menjadi ayah atau menjadi ibu. Jadilah sebaik-baik figur dan tempat kembali untuk anak-anak nanti, sebab ia akan berhadapan dengan dunia yang keras sebagaimana hari ini kita menghadapinya.
Siapkan bekal, setidaknya agar kita menjadi tempat pulang dan rumah ternyaman untuk keturunan kita nanti.ย