Avatar

N U A N S A

@diananggrayuni / diananggrayuni.tumblr.com

DIAN ANGGRAYUNI | INFJ | 1994
Avatar

Menjadi Ibu

Belakangan, diri ini kerap dihadang kesah dan resah. Tentang keberdayaan diri, tentang pilihan-pilihan yang sedang dijalani, tentang ambisi, rencana, dan mimpi yang tidak mudah untuk digapai, namun tidak mustahil untuk dituju dan dicapai. Setiap kali termenung dalam kontemplasi, selalu teringat ujaran seorang teman, "Kita ga harus jadi yang terbaik dalam semua hal", katanya menghibur berkedok menguatkan. Lantas, kalimat itu justru menjadi pelecut diri, tertuju pada sebuah ambisi š˜®š˜¢š˜Ŗš˜Æš˜“š˜µš˜³š˜¦š˜¢š˜®, menomorduakan ambisi-ambisi lain; menjadi Ibu yang terbaik untuk sang putri. Dalam hiruk pikuk dunia yang kian bising ini, menjadi seorang Ibu sungguh membutuhkan pondasi iman dan takwa yang kuat, lisan yang hangat, dekapan ilmu dan adab, serta amal yang tepat. Laa hawla wa laa quwwata illa billaah. Menjadi Ibu adalah belajar. Yang paling sederhana, belajar tenang saat anak tantrum - meski pada saat yang sama rasanya ingin ikutan tantrum. Sejak menjadi Ibu, aku tau bahwa anak yang tengah menangis histeris, sebenarnya membutuhkan ruang untuk mengenali dan meluapkan emosinya, untuk kemudian diberikan kenyamanan dan hangatnya dekapan. Menjadi Ibu adalah belajar. Belajar membunuh futur dan kufur. Belajar merawat syukur. Belajar menjadi teladan. Menjadi Al ummu madrasatul ula; madrasah pertama bagi sang anak. Tidak harus sempurna, tapi jadikan amanah ini sebagai wujud syukur yang tiada habisnya, melakukan yang terbaik disetiap waktunya. Meski terseok-terseok, ada Allah ta'ala yang membersamai kita. Masyaa Allah Tabarakallaah. Peluk hangat untuk semua Ibu šŸ¤ *** Sebuah catatan sebagai pengingat diri. ***

Avatar
reblogged

Kapan kamu memulai tumblr?

Silakan di reblog ya teman-teman, sekalian bernostalgia sedikit.

Saya memulai tumblr awal 2010, itu sudah SEBELAS TAHUN yang lalu, saya masih semester 2 kuliah. Dan pernah ikut meetup tumblr paling pertama, waktu itu di Bandung dgn artis tumblrnya mas Yunus Kuntawi Aji. Dan pertemanan yang terbuat pada masa itu, masih bertahan sampai hari ini. Luar biasa memang platform media satu ini.

Sejak 2010, pas masih SMA mau naik kelas 11 haha. Lalu mengingat-ingat, kala itu postingan awal-awalku ngegalauin apa ya? XD

Meski udah jarang dikunjungi, tumblr masih menjadi tempat ternyaman. Sejuk.

Avatar
reblogged

Tumblr Bikin Nyaman Karena ....

1. Karena tidak ada konsep waktu pada kontennya. Buat saya ini ada sisi positifnya, sih, yaitu bikin saya enggak merasa fear of missing out (FOMO). Enggak merasa ketinggalan karena baru baca tulisan yang padahal udah dipos 14 jam yang laluā€”seolah 14 jam itu waktu yang lama banget. Sampai sekarang, tulisan saya dari lima tahun yang lalu masih aja ada yang nge-like atau nge-reblog. Wkwkwkwk.

2. Jenis kontennya bukan konten yang muncul berdasarkan tren semata. Ini beda kayak Twitter yang tiap hari tren obrolannya berubah-ubah. Atau Instagram yang kalau ada filter baru, tantangan yang ngetren, atau fitur baru, semua langsung nyobain. Facebook juga sama, kayaknya. Intinya, kontennya seiring dengan isu atau fenomena yang lagi ngetren di dunia nyata. Dan, menurut saya, itu bikin cepet bosan (dan capek). Ya, bayangin aja kalau lagi rame soal nikahan Atta-Aurel, semua ngomongin. Prinsip abundance of information. Sebuah informasi kalau terlalu banyak diunjukin malah bikin yang liat ngerasa jengah. Kalau Tumblr, menurut pengalamanku isinya ya begini-begini aja. Ya, random aja. Mungkin dipengaruhi sama akun yang saya ikuti juga, ya. Buatku itulah yang bikin Tumblr jadi timeless. Enggak bikin cepat bosan.

3. Adem. Sejauh ini (sejak 2010), saya belum pernah lihat konten yang isinya ngajak ribut, spall-spill aib orang, atau komentar netizen yang akhlakless. Enggak tahu apa memang begitu atau perasaanku saja. Baca tulisan-tulisan di sini berasa lagi duduk-duduk di tengah perkebunan teh sambil minum teh kotak.

4. There's a boundary. Baca tulisan-tulisan di sini kayak nyimak buku diari. Tapi, saya hanya tahu ceritanya saja, saya enggak tahu orangnya. Jadi tetep kayak ada batas, tiap orang punya alam semestanya sendiri-sendiri. Dan, saya rasa kita sama-sama menghargai batas itu. Enggak berani masuk terlalu jauh ke semesta lain, kecuali sekadar lewat untuk say hello. Enggak pengin sok-sok ngerespons biar edgy, atau ngebantah pakai argumen enggak setuju biar beda. Gara-gara ini kali, ya, anak Tumblr enggak demen ribut.

5. Ini Tumblr banget. Tumblr itu enak buat ngomongin sesuatu yang deep. Apa karena di sini banyak filsuf? Hehehe. Yang saya rasakan, di Tumblr ada space pribadi yang luas buat para pengguna, engga sumuk. Beda dengan media lain yang padat merayap, bikin capek mikir dalem-dalem.

Eh, lagian, Tumblr emang bukan media sosial, sih, ya, melainkan hybrid antara blog dan media sosial. Jadi, maaf kalau perbandingan dariku ini tidak apple-to-apple. Hehe.

Btw, kalau menurutmu gimana? Ada yang mau berbagi?

Sejak 2010 hingga sekarang. Meski sekarang udah jarang banget mampir ke sini. 11 tahun yang lalu di bulan Ramadhan juga aku mengenal platform yang sejuk ini :')

Avatar

Titik ini semakin memahamkan saya bahwa tidak ada tempat yang lebih baik 'tuk berharap selain kepada Allah ta'ala. Tidak ada yang lebih menyayangi saya daripada Allah ta'ala.

Avatar
reblogged
Avatar
prawitamutia

yang menyenangkan

sebelum menikah, saya mengira bahwa hal-hal yang akan membuat pasangan kita senang, hal-hal yang akan menyenangkan kita, itu seperti apa yang sering tampak di lini masa media sosial. seperti bisa punya rumah dan kendaraan sendiri, bisa jalan-jalan jauh, makan-makan enak. ternyata, iya hal-hal itu akan membuat senang. akan tetapi, masih banyak hal lain yang bisa membuat pasangan kita senang. hal-hal yang sederhana.

merawat diri dan menjaga kebersihan diri. misalnya mandi sebelum tidur supaya wangi. misalnya rajin sikat gigi. misalnya dandan sedikit dan pakai parfum di rumah. misalnya rajin olahraga.

memberikan pujian atas usaha pasangan. berlaku kepada semua orang juga sih. berikan apresiasi atas usahanya, bukan atas hasilnya. ā€œterima kasih ya sudah masak.ā€ ā€œterima kasih ya sudah lelah bekerja hari ini.ā€ dan lain-lain.

menerima pemberian dan menunjukkan kita menghargai pemberian tersebut. misalnya dikasih baju oleh pasangan. dipakai, terus waktu pakai bilang sama pasangan, ā€œaku keren yaa. makasih yaa.ā€

menerima bantuan. buka ladang pahala untuk pasangan kita. misalnya ditawari, ā€œmau minum nggak? mau dipijetin nggak?ā€ jawab iya saja. terima kebaikannya karena pasangan kita pasti senang melakukan kebaikan, apalagi kalau dia menawarkan.

memberi bantuan. bagi-bagi tugas pekerjaan rumah tanpa harus bagi-bagi, itu yang paling enak. misalnya si laki-laki sedang nyuci kendaraan, si perempuan bantu bersihkan pekarangan sekalian. misalnya si perempuan sedang cuci-cuci peralatan dapur, si laki-laki bantu bersihkan dapurnya sekalian.

memberi hadiah. nggak selalu harus hadiah besar. bisa juga kok semacam, ā€œtadi aku ke warung, terus ada cokelat, terus aku inget kamu. ini buat kamu.ā€ bisa juga hadiahnya membuatkan makanan kesukaan, dan lain-lain.

memberi ruang. biarkan dia punya hobi, main game, main media sosial, baca, apa pun yang menjadi kesukaannya. tak usah ikut-ikutan alias jangan kepo. :P

kejutan! kejutan nggak selalu harus yang besar dan mewah-mewah. tiba-tiba bilang, ā€œaku sayang kamuā€ terus cium pipi atau peluk, itu juga kejutan.

memberi perhatian. perhatian itu bukan sering-sering nelepon, sering-sering kasih hadiah, bukan. perhatian itu kalau pasangan kita sedang bercerita, kita fokus mendengarkan, nggak main gadget. perhatian itu mengingat jadwalnya. perhatian itu ā€œmembacaā€ apa yang sedang dibutuhkan pasangan kita.

membiarkan pasangan kita istirahat. kita semua tahu mahalnya istirahat yang berkualitas. jadi, kasih kesempatan kepada pasangan kita untuk istirahat. kalau pasangan sedang capek, jangan bebani dengan apa pun. biar istirahat dulu.

tidak ribet kan? semakin dewasa, semakin kita menyadari bahwa kesenanganā€“dan kebahagiaanā€“letaknya ada pada hal-hal sederhana. kebanyakan hal itu, tidak tampak di media sosial. bahagia atau tidak, sejatinya, hanya diri sendiri yang mengetahui.

Avatar
reblogged
Avatar
prawitamutia

tidak semua

tidak semua organisasi yang ngetren di kalangan teman-temanmu harus kamu gabungi.

tidak semua akun media sosial orang-orang beken (atau keren) yang sering berseliweran di lini masamu harus kamu ikuti.

tidak semua film bagus yang disebut berkali-kali di radio harus kamu tonton.

tidak semua buku yang diulas oleh kawan-kawanmu, diunggah fotonya berulang-ulang, harus kamu baca.

tidak semua lagu yang disenandungkan tetangga koskosan sebelah kamarmu harus kamu dengarkan, apalagi ikut hafalkan.

tidak semua makanan yang direkomendasikan aplikasi terpercaya harus kamu cicipi.

tidak semua destinasi wisata menarik, bagus, mungkin terjangkau, harus kamu kunjungi.

tidak semua teknologi terkini, entah gadget, aplikasi, media sosial, bahkan perangkat belajar dan bekerja harus kamu gunakan.

tidak semua model baju, sepatu, atau tas yang sedang banyak dipakai harus kamu pakai juga.

tidak semua dekorasi rumah, ruang kerja, atau kamar yang tampak bagus difoto harus kamu wujudkan.

tidak semua gaya hidup orang lain, walaupun gaya hidup itu baik, harus kamu terapkan.

tidak semua berita terbaru harus kamu ketahui dan pahami.

kamu tidak akan pernah ketinggalan apa-apa jika kamu menyadari dengan utuh identitas dirimu. yaitu jika kamu bergerak dan tergerak karena siapa kamu, alih-alih sedang ada apa di luar sana.

kamu tidak akan pernah ketinggalan apa-apa jika kamu menyadari bahwa nilai dirimu tidak ditentukan dari harga atau betapa bagusnya barang-barangmu. alih-alih, dari seberapa bermanfaat semua hal yang kamu konsumsi untuk dirimu dan sekitarmu.

kamu tidak akan pernah ketinggalan apa-apa jika kamu memilih tak serakah ikut ini itu. alih-alih, kamu menghayati betul satu dua yang memberikan dampak terbesar untukmu, yang di sana kamu juga bisa memberikan dampak terbesar.

kamu tidak harus melakukan yang tampaknya semua orang lain lakukan. tak harus memiliki yang tampaknya semua orang lain miliki. kamu bisa keren hanya dengan kesederhanaanmu. justru, peliharalah seperti itu.

kamu keren karena kamu sederhana. kamu keren.

Avatar

Pada suatu masa, kamu akan diberikan pemahaman, bahwa yang selama ini kamu agung-agungkan tidak selamanya menjadi agung dalam versimu.

Di saat kau tengah jatuh sejatuh-jatuh nya, misalnya.

Avatar
reblogged
Avatar
prawitamutia

di muka panggung

ā€œrasanya sulit untuk melupakan bagaimana kamu. kamu adalah dia yang duduk di muka panggung, pada barisan paling depan, saat belum ada penonton selain kamu di dalam ruangan. kamu jugalah yang berdiri, memberi tepuk tangan dan melempar bunga ketika yang lain hanya menumpang lewat dan tak memerhatikan.

sekarang teater ini ramai. para penonton mengantre tiket dan rela membayar mahal. setiap aku menari, mereka semua bersorai senang. tapi rasanya toh tetap sepi juga. kehadiranmu dulu malahan jauh lebih berarti dari seluruh orang di ruangan ini sekaligus. kamu tidak pernah lagi ada di sana.

aku kira, tidak mungkin rasanya aku menari tanpa kamu. tidak bisa. kamu alasanku menari dan semangatku menari. saat kamu menghilang, rasanya gerakanku pun ikut pergi.

hingga suatu hari sepucuk surat datang. kamu bilang, aku harus tetap menari untuk diriku sendiri. gara-gara surat itu, dengan lugunya aku mengira bahwa kamu sebenarnya tidak pernah pergi, kamu hanya ada di muka pintu. kamulah sebab ruangan ini ramai dan padat pengunjungnya. meskipun ternyata tidak juga. kamu pergi.

kadang-kadang, setiap aku keluar dari bilik panggung, aku berharap masih menemukanmu di mukanya. kamu duduk di barisan paling depan, di bangku itu. bahkan, setiap aku silam panggung, aku berharap menemukanmu di biliknya, mengatakan kepadaku bahwa yang barusan itu kerenā€“seperti dulu.

terima kasih pernah ada di sana. aku kira, aku tidak akan mungkin bisa menari tanpa kamu. ternyata memang iya. percayalah bahwa di setiap gerakan dan hentakan, ada kamu yang menjadi semangatnya.ā€

~Rasya, untuk Banyu

:')

Avatar
reblogged
Avatar
mfaizs

Tak Usah Pulang, Nak!

F : Ma, bulan depan aku pulang ya. Liburnya lumayan M : Berapa hari memangnya? F : 3 hari. Ya bisalah dua hari di rumah. Seharinya buat perjalanan pakai kereta M : Lhoalah, cuman 3 hari toh, nggak usah pulang le. Nanti kamu kecapekan

Setiap kita mengabarkan kepulangan kita, tak jarang barangkali kita mendapat jawaban seperti di atas. Kepulangan yang sesungguhnya sudah pasti dinanti oleh kedua orang tua kita. Namun mereka telah cukup kuat membesarkan hati atas segala kondisi kita di rantau. Mereka telah cukup mengerti bahwa pekerjaan kita menuntut konsentrasi tinggi, emosi, juga harus sepenuh hati. Mereka bukan berpura-pura, tapi justru jauh lebih menyayangi kondisi fisikmu.Ā 

Tapi, pertemuan tetaplah mahal. Bagian yang tak bisa diganti dengan sebanyak apapun uang. Bagian yang tak bisa dirasakan walaupun setiap hari bertatap melalui video call. Maka karena itulah kuantitas waktu yang singkat seringkali melahirkan kualitas pertemuan yang tinggi.Ā 

Coba saja kamu pada akhirnya menuruti mereka untuk tak pulang. Mereka pun pasti tak masalah dan legawa. Tapi seandainya kamu memaksa untuk pulang, mereka pun tak menolak. Justru mereka akan menyambutmu dengan sebaik-baik sambutan. Membangkitkan kenangan masa kecilmu bersama mereka. Sekedar bertanya ingin dimasakkan apa, atau ingin makan di mana, atau ingin jalan-jalan ke mana. Ibumu akan bersemangat merapikan dan membersihkan kamarmu yang berdebu. Ayahmu bersemangat barangkali men-servis dan mencuci mobil untuk nanti dapat berjalan-jalan bersamamu.Ā 

Setidaknya dengan kepulanganmu kamu akan sadar ketika menatap lekat-lekat wajah mereka. Wajah ayah dan ibu yang membesarkanmu. Wajah itu terlihat makin mengeriput seiring bertambahnya waktu. Rambut mereka sudah mulai memutih seiring usia yang semakin lanjut. Langkah mereka kini tak selincah dahulu lagi saat masih bisa berlarian bersamamu kala kamu kecil.Ā 

Kepulanganmu juga akan senantiasa menyadarkanmu. Mungkin waktumu tak banyak lagi untuk membuat mereka tersenyum. Membuat mereka tertawa atas candaan-candaanmu. Atau terkadang serius manakala kau membicarakan masa depan dan calon pendamping hidupmu. Bahkan mungkin menangis ketika kau menceritakan perjuanganmu ditanah rantau.Ā 

Jadi, pulanglah walau mereka tak menyarankan. Selagi mereka masih ada di dunia. Rasa lelahmu dalam menempuh perjalanan pulang, tak sebanding dengan rasa lelah ibumu saat begadang di masa-masa bayimu. Tak sebanding dengan rasa lelah ayahmu yang mencari nafkah untuk menghidupimu.Ā 

Jakarta, 27 Februari 2018

Mushonnifun Faiz Sugihartanto

:)

Avatar
reblogged

Menjaga Diri, Hadiah Untuk Ayah dan Ibu dari Seorang Putri

Dini hari tadi, Ibu baru saja pulang dari bandara selepas mengantar salah satu anggota keluarga kami yang hendak pergi ke negara tetangga. Ini adalah pertama kalinya karena Ibu belum pernah pergi jauh hingga harus naik pesawat, pun ketika saya yang pergi, Ibu belum pernah mengantar sampai bandara. Lalu, saya pun bertanya pada Ibu,Ā ā€œBu, gimana rasanya pergi ke bandara? Disana Ibu lihat apa aja?ā€ Pertanyaan itu adalah pertanyaan biasa bagi saya, tapi ternyata mata Ibu berkaca-kaca ketika akan menjawabnya,

ā€œDek, ternyata di bandara teh gitu, ya. Ibu lihat perempuan-perempuan muda seumur kamu gitu banyak yang bebas pelukan sama laki-laki, yang Ibu yakin itu pacarnya dan bukan suaminya. Sakit hati Ibu ngelihatnya, tapi sekaligus berdoa dan bersyukur sama Allah. Alhamdulillah anak Ibu engga begitu, engga pernah dipeluk laki-laki yang bukan muhrimnya. Ibu engga ridho kalau kamu disentuh orang lain, yang saudara bukan, suami juga bukan.ā€

Maa syaa Allah. Mendengarnya, giliran saya yang berkaca-kaca, giliran saya juga yang melangitkan syukur sebab Allah telah berangsur mengubah Ibu sedemikian rupa. Padahal, dulu Ibu pernah merasa saya terlalu berlebihan karena saya tak punya pacar, karena jilbab yang tak kekinian, juga karena saya menolak bersalaman dengan orang lain yang bukan muhrim. Saya masih ingat betapa sedihnya saya ketika dulu Ibu bilang, ā€œKerudung kamu ga usahlah panjang-panjang begitu ā€¦ Salaman sama orang itu ya biasa ajalah, engga usah engga mau sentuhan gitu, kamu tuh menyinggung orang lain kalau kayak gitu ā€¦ Kamu kok aneh sih, blablabla ā€¦ā€ Tapi benar, Allah akan memberi pemahaman pada siapa saja yang dikehendakinya, hingga pemahaman itu mengubah hatinya, lalu mengubah persepsinya terhadap segala sesuatu. Terima kasih ya Allah, terima kasih banyak :ā€)

Saya kemudian bertanya lagi,Ā ā€œIbu gimana perasaannya kalau anak Ibu yang kayak gitu?ā€ Dengan emosional, Ibu menjawab,Ā ā€œYa pasti melang (khawatir), atuh! Jangankan anak perempuan, anak laki-laki aja kalau begitu pasti orangtuanya melang. Duh, Ya Allah, terima kasih ya, dek. Terima kasih sudah menjaga diri. Pokoknya kamu kalau mau kayak gitu, kalau mau pacar-pacaran, ya nanti aja sama suami.ā€ Saya mengangguk, sekuat hati tak ingin sampai menangis. Ya Allah, padahal soal menjaga diri, saya yakin masih banyak salahnya, banyak kurangnya, banyak ā€¦ ah, sudahlah!

Sebagai perempuan, kita tentu sepakat bahwa menjaga diri ini tak pernah menjadi perihal yang mudah. Apalagi jika kita tahu bahwa menjaga diri tak sekedar soal kedekatan fisik, kebersamaan, atau hal-hal yang terlihat saja, sebab di dalamnya pun termasuk tentang menjaga hati dan perasaan sendiri. Bagaimana pun, perjuangan yang tak mudah itu bukan berarti menjadi tak layak untuk diperjuangkan, sebab Allah janjikan syurga setelahnya. Tak hanya itu, berbincang dengan Ibu, saya jadi memahami bahwa ternyata ketenangan seorang Ibu (dan juga seorang ayah) hadir dari kepiawaian anak-anak perempuannya dalam menjaga diri. Pertanyaannya, sudahkah kita semenenangkan itu bagi ayah dan ibu kita?

Perempuan-perempuan yang menjaga dirinya adalah perempuan yang terhormat. Mereka akan tetap terhormat dan jauh lebih terhormat, meski wajahnya tak banyak tampak di media sosial, meski suaranya tak ramai terdengar, meski keindahan tubuhnya tak mampu terlihat oleh sembarangan mata. Semoga kita adalah salah satu diantaranya.

Selamat menjaga diri, selamat menjadi hadiah terindah bagi ayah dan ibu di dunia maupun di akhirat nanti.

šŸ’•

Avatar

Materi Halal Class*

Bismillah..

Assalaamuā€™alaikum warahmatullahi wabarakatuh..

Mohon maaf setelah sekian lama ga update materi Halal Class lagi.. Berikut link video materi Halal Class angkatan 1 dan angkatan 2, beserta link download materinya.. semoga bermanfaat ya :)

1. Kaidah Fiqih Halal-Haram Makanan

Link video 1
Link video 2
Link download materi
My notes

2. Pencemaran Berbagai Produk Turunan Babi pada Makanan, Minuman, Obat, dan Kosmetika

Link video 1
Link video 2
Link download materi

3. Hikmah di Balik Pengharaman Bangkai, Darah, dan Daging Babi

Link video 1
Link video 2
Link download materi

4. Waspadai Pencemaran Khamr pada Berbagai Produk Makanan, Minuman, dan Obat

Link video 1
Link video 2
Link download materi

5. Awas, 11 Potensi Pencemaran Daging Haram di Sekitar Kita

Link video 1
Link video 2
Link download materi

6. Titik Kritis Bahan Haram pada Kosmetika dan Produk - Produk Kecantikan

Link video 1
Link download materi

7. Titik Kritis Bahan Haram pada Obat dan Sediaan Farmasi

Link video 1
Link download materi

8. Penggunaan Alat-Alat Canggih untuk Mendeteksi Kandungan Babi pada Makanan

Link video 1
Link video 2
Link download materi

9. Aneka Hoax Halal-Haram Makanan dan Kesehatan di Media Sosial

Link video 1
Link video 2
Link download materi

10. Haram Lighairihi: Bisa Lebih Kejam Hukumannya dari pada Haram Babi

Link video 1
Link video 2
Link download materi

11. Penyembelihan Hewan secara Syari'at Islam

Link video 1
Link video 2
Link download materi

12. Awas, Vaksin Mengandung Babi: antara Hoax dan Fakta

Link video 1
Link download materi

13. Prosedur dan Manfaat Sertifikasi Halal Produk Makanan, Minuman, Obat, dan Kosmetika

Link video 1
Link video 2

14. Syari'at Ibadah Qurban dalam Perspektif Ilmiah dan Syar'iyyah

Link video 1
Link video 2
Link download materi
My Notes

15. Strategi Jitu Memilih Makanan Halal di Luar Negeri

Link video 1
Link video 2
Link download materi

Semangat sama-sama belajar semuanyaa! ;)

*Halal Class adalah program kajian rutin mingguan gratis yang membahas seputar halal-haram makanan, minuman, obat, dan kosmetika dengan narasumber para ahli dari Pusat Kajian Halal Fakultas Peternakan UGM

Terima kasihĀ @annisafithria sudah berbagi informasi yang bermanfaat ini. :D

Avatar
reblogged
Avatar
edgarhamas
Hidup akan bahagia jika kita taat pada Allah

Kalimat itu seringkali hadir dalam setiap pengingat, lisan para Ulama dan tulisan para Ustadz. Namun percayalah, ia merangkum makna yang dalam. Sangat dalam.

Kamu hanya akan mengangguk dan mengiyakannya jika sudah kau resapi banyak sekali masalah dalam hidupmu. Banyak sekali keresahan dan kekhawatiran. Lalu engkau memutuskan untuk memperbaiki ibadahmu.

Dan ajaib; segalanya membaik dan menyuguhkan senyum di wajahmu. Damai hatimu, tenteram jiwamu, luas pandanganmu.

Sebab kalimat itulah kunci dari segala jawaban atas kegundahanmu.

:')

Avatar
reblogged
Bersembunyi di Tumblr. Tempat istirahat dari gemerlap instagram.

- tumblr adalah malam, tepat ketika mata ingin terpejam. Tumblr adalah ketika sekitar mulai sepi, lampu kamar sudah mati, tapi isi kepala mulai riuh sendiri. Berdebat kusir dengan hati. Tempat keluarnya penyesalan dan pengharapan. Tempat buncahan hati yang terpendam selama hari terang. Tempat aku, sebenar-benarnya aku. Tenggelam dalam tulisan.

Tempat cerita kita dilihat, dibaca, dan dimaknai. Bukan semata-mata untuk dinilai :)

Yaap :')

Avatar
reblogged

Buat Apa Repot Banget Belajar Sekarang? Kayak Mau Nikah Besok Aja~

Hallo, generasi millenials! Apa kabar quarter life crisis? Semoga tidak menggalaukanmu sedemikian rupa, ya! Eh hmm, memangnya apa sih yang sering jadi sumber kegalauan anak muda zaman now? Apa lagi kalau bukan tentang masa depan? Tentu saja! Salah satunya adalah tentang pasangan hidup: siapa orangnya, bagaimana pertemuannya, kapan menikahnya, dan seterusnya. Tanpa disadari, kegalauan tentang masalah yang (di)besar(-besarkan) ini seringkali mengambil energi yang sangaaaaat besar. Padahal,

jauh dari pada kegalauan-kegalauan receh itu, ada lebih banyak hal yang lebih penting untuk digalaukan, seperti misalnya, ā€œApakah benar sudah siap menikah? Sudah siap menjadi pasangan? Sudah siap diamanahi Allah keturunan? Sudah siap menjadi orangtua?ā€

Sayang sekali, kebanyakan yang terjadi seolah seperti orang yang belajar berenang setelah langsung tenggelam ke air dan belajar setelah ujiannya memang ada, padahal semuanya akan lebih baik jika persiapan dan belajar dilakukan sebelum ujian. Begitupun dengan pernikahan dan pengasuhan, dimana kelak perempuan akan menjadi madrasah pertama sedangkan para lelaki akan menjadi kepala sekolahnya. Maka, laki-laki dan perempuan sama-sama perlu memahami persiapan pernikahan dan pengasuhan.

Mampu Menikah Bukan Sekadar Tentang Materi dan Finansial

Kepada para pemuda, Rasulullah berpesan untuk menikah jika memang telah mampu menikah. Tahukah kamu? Yang dimaksud dengan mampu dalam konteks ini bukanlah tentang kemampuan untuk bisa membayar kontrakan, cicilan kendaraan, atau biaya walimah besar-besaran. Bukan itu. Tapi, mampu disini juga berarti kesiapan mengasuh karena pernikahan berarti sebuah gerbang dimana nanti akan ada keturunan-keturunan yang dihasilkan.

Sebuah ayat pengingat dari Allah dalam Al-Qurā€™an pun telah membahas mengenai pentingnya kesiapan mengasuh ini untuk dipersiapkan, yaitu

ā€œDan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.ā€ - Q.S An-Nisa : 9

Nah tuh, hendaklah takut kepada Allah kalau meninggalkan keturunan yang lemah. Memangnya, lemah disini konteksnya apa, sih?Ā Apakah tentang harta yang kurang cukup? Apakah tentang fisiknya yang sering sakit? Bukan, lemah disini adalah lemah dalam menghadapi tantangan zamannya.

Lalu, apa yang bisa kita lakukan? Di ayat tersebut kita juga diperintahkan untuk berkata benar, yang ternyata tidak hanya mencakup perkataan, tapi juga perbuatan dan keputusan yang dibuat untuk anak, yang ketiganya haruslah benar. Ini berperan dalam praktik-praktik sederhana. Bagaimana kita bisa mengatakan apa yang benar kepada anak-anak kita sementara kita tidak mengetahui yang benar itu apa?

Mempelajari Ilmu Pra-Nikah Ternyata Belum Tentu Mempelajari Kesiapan Mengasuh

Pernikahan adalah tentang ibadah seumur hidup yang menghabiskan lebih dari setengah usia kita. Pasca menikah, tugas yang paling identik untuk diemban oleh sepasang suami isteri adalah mengasuh anak. Tapi, hal ini seringkali menjadi luput untuk menjadi perhatian anak-anak muda, seolah menikah selesai dengan urusan antarpasangan saja. Ini bukan sekedar asumsi atau cerita, karena data dari statistik pendaftar Parents Prouductive menggambarkan

62% anak muda mempelajari pra nikah, tapi ternyata, jumlah yang belajar dan mempersiapkan pengasuhan jauh lebih sedikit daripada itu, yaitu 21,6% saja.

Kesiapan mengasuh anak-anak muda zaman now ternyata rendah, hal ini didukung juga oleh fakta bahwa pengasuhan ini tidak ada sekolahnya. Tidak ada sekolah menjadi ibu atau ayah, padahal untuk profesi-profesi lain ada sekolahnya, bahkan untuk menjahit pun ada kursusnya. Nah, dengan akses belajar dan akses informasi yang saat ini meluas, sebenarnya tidak ada alasan yang bisa membenarkan kita untuk menunda-nunda belajar dan mempersiapkan diri.Ā 

Belajar bisa dari mana saja, tapi masalahnya, apakah kita mau melakukannya dengan menginvestasikan waktu, tenaga, dan mungkin juga uang kita?

Silahkan ditanyakan kepada masing-masing hati :ā€)

Memangnya, Apa yang Membuat Kita Perlu Memiliki Kesiapan Mengasuh Sejak Dini? Engga Nanti Aja Kalau Sudah Dekat ke Akad atau Kalau (Istri) Sedang Hamil?

Pertama, karena kita tentu ingin nurut kepada Allah dan menhindarkan diri dari meninggalkan keturunan yang lemah seperti yang telah dibahas dalam Q.S An-Nisa ayat 9 tadi. Berkaitan dengan hal ini, dalam sebuah kesempatan, Ibu Elly Risman pernah menyampaikan,

ā€œKalau sama Allah aja kamu engga takut, terus kamu mau takut sama siapa?ā€

Kedua, karena kita kelak akan menga/suh generasi dengan tantangan zaman yang berbeda. Sebagai generasi Y (lahir di rentang tahun antara 1980 ā€“ 1994), disadari atau tidak, kita seolah dipaksakan orangtuanya untuk sekolah setinggi-tingginya dan mendapatkan pekerjaan yang bagus, akibatnya generasi Y dapat unggul secara akademik tapi tidak siap menjadi suami/isteri dan orangtua. Padahal,Ā generasi Y ini mengemban amanah yang sangat besar di transisi generasi karena berada di masa peralihan antara 2 generasi yang sangat berbeda. Amanah apakah itu? Amanah mengasuh digital native, yaitu anak-anak yang sudah terpapar teknologi sejak lahir, bahkan sejak di dalam kandungan.

Persepsi masyarakat dalam mengasuh adalah learning by doing. Bahayanya, hal ini justru dekatnya dengan trial and error. Padahal, pengasuhan tidak bisa diulangi lagi dan akan ada banyak penyesalan yang terjadi setelahnya jika gagal. Kalau begitu, apa yang akan terjadi jika kita sebagai generasi Y ini mengasuh anak tanpa persiapan?

Kemungkinan paling mungkin adalah kita akan mengobservasi cara pengasuhan orangtua kita dulu dan dia menggunakannya lagi untuk mengasuh anak-anak kita, padahal zaman sudah berbeda.

Tidak hanya itu, parenting is all about wiring, bahaya kan kalau ada rantai pengasuhan yang salah yang kemudian kita tularkan lagi pada anak-anak kita?

Ketiga, kesalahan pengasuhan akan berakibat pada kondisi BLAST pada anak-anak, yaitu bored-lonely-afraid/angry-stress-tired, sehingga mereka akan rentan terhadap bullying, peer pressure, konten dan value yang tidak baik, sasaran empuk pebisnis pornografi, dan budaya hidup tidak sehat.

Ada sebanyak 87 juta anak Indonesia (yang saat ini berusia 0-19 tahun) yang akan mengisi posisi pemimpin negeri ini di tahun 2045 (di usia emas sebuah negara). Siapakah mereka? Mereka adalah anak-anak kita, yang dilahirkan dari generasi kita. Bayangkan bagaimana jika mereka BLAST? Padahal, generasi yang kelak memimpin negeri ini di 2045 haruslah menjadi generasi yang BEST (Behave-Empathy-Smart-Tough), yaitu yang berbudi pekerti baik, memiliki rasa kasih sayang, punya kecerdasan emosional, cerdas, dan tangguh sejak dari rumah karena di luar banyak sekali tantangan yang dihadapi.

Kalau Begitu, Apa yang Bisa Kita Lakukan Sekarang?

Pertama, kenali diri sendiri, pahami bahwa setiap orang terlahir unik, berdamailah dengan masa lalu dan terimalah bahwa seluruh kejadian di masa lalu itu adalah bagian dari diri kita, terima kekurangan dan kelebihan, jadilah diri sendiri.

Seseorang yang tidak kenal dirinya sendiri cenderung akan mencari-cari pasangan yang sempurna untuk menutupi kekurangan dirinya. Padahal, seperti yang dikatakan ustadz Salim A Fillah, jangan menikah dengan ekspektasi, tapi menikahlah dengan obsesi, yaitu tidak mencari pasangan yang sempurna tapi kita bertekad kuat untuk menjadikan dan mendidik pasangan kita sempurna di mata Allah. Maka, carilah yang di kepalanya ada ilmu, di hatinya ada takwa, dan di tangan ada kebaikan yang kelak akan kalian lakukan berdua.

Kedua, sadari bahwa kita kelak akan menjadi orangtua. Ketiga, pilihlah calon yang terbaik, karena hak pertama anak adalah dipilihkan ayah/ibu yang terbaik untuk kita (ikhtiar untuk menjadi suami/istri terbaik). Keempat, rumuskan tujuan pengasuhan, yaitu tentang mau jadi apa anak kita, bagaimana akan mengasuhnya, keluarga kita mau jadi apa, pasangan kita mau jadi apa, dan seterusnya.

Ikat Dulu Untamu, Lalu Bertawakkallah

Semua orang terinstall untuk bisa jadi orangtua, memang begitulah fitrahnya. Tapi, jangan kemudian berleha-leha. Ikat untamu dulu, usaha dulu, belajar dulu, bersiap dulu, baru setelahnya tawakkal kepada Allah.Ā 

ā€œDidiklah anakmu sesuai dengan zamannya, karena mereka hidup di zamannya, bukan di zamanmu.ā€ ā€“ Ali bin Abi Thalib

_____

Tulisan ini adalah resume materi Parents Prouductive sesi pertama yang diolah kembali agar lebih mudah untuk dicerna. Judul asli materi ini adalah ā€œMenjemput Amanah Baru: Mengasah Asa, Menyemai Generasiā€ yang disampaikan oleh Ahmad Saā€™ad Ibrahim, seorang inisiator NuParents dan edukator Parenting Era Digital.

Sampai bertemu di review-review selanjutnya. Untuk membaca tulisan parenting atau pra-nikah lainnya, klik disini.

Avatar
reblogged

ā€œIbadah kita lebih pantas dimintakan ampun daripada dimintakan pahala.ā€

ā€” Habib Zein bin Smith

Sebab barangkali dalam ibadah kita terselip ujub atau kesombongan.

Avatar

3/365 Sebab terkadang, yang tampak teramat sangat tidak peduli adalah yang paling lemah bila kamu memalingkan badan. Adalah yang paling tersedu-sedu tatkala hujan. Adalah yang paling muak melihat ke belakang. Adalah yang paling enggan 'tuk bangun dari pinta akan kekuatan dalam setiap sujud panjang dan heningnya malam. Sebab terkadang, yang tampak teramat sangat tidak tertarik adalah yang diam-diam memperhatikan kala tiada yang memandang. Adalah yang kerap memejam dalam harapan. Sebab terkadang, yang melepaskanmu pergi, adalah ia yang menyimpan begitu dalam rasa sayang. Memasrahkan segalanya pada yang Maha Penyayang. Lantas tidak peduli pada akhir yang barangkali tidak mengenakkan. Tapi, demikianlah. Kita tidak pernah bisa benar-benar menghakimi seseorang dengan mata telanjang. Melainkan dengan kepekaan hati, hingga kita benar-benar paham. *** Ditulis untuk latihan aja sih. Re-make tulisan lama. Ekeke. Cilegon, 3 Januari 2018 @30haribercerita #30haribercerita #30HBC1803 (at Pantai Pasir Padi)

Avatar

2/365 Katanya Indonesia. Bhineka Tunggal Ika. Tapi kenapa masih ada perbedaan yang bikin darah tumpah ruah? . . . Katanya Indonesia. Dasarnya Pancasila. Tapi kenapa masih ada yang bilang makna sila pertama ga bisa disangkut-pautkan dengan makna pada sila-sila berikutnya. Yaa semacam kehidupan sosial politik dan lainnya terlepas dari keyakinan dan hmm agama. . . . Katanya Indonesia. Cinta Indonesia. Tapi belum keliatan kontribusinya. Terjebak perangkap kids dan adult kekinian yang gila akan gadget dan media. . . . Katanya Indonesia. Pengen liat Indonesia makmur dan sejahtera. Jadi... Bayar pajaknya yang ikhlas ya :( Biar adek adek millenials bisa nuntut ilmu tanpa dibebani dana yang kadang ga manusiawi, biar semua sarana dan prasarana bener-bener mendukung kehidupan manusia sejagad raya. Hehehe. . . . Cilegon, 2 Januari 2018 @30haribercerita #30haribercerita #30HBC1802 (at Puncak Kosakora Gunungkidul)

You are using an unsupported browser and things might not work as intended. Please make sure you're using the latest version of Chrome, Firefox, Safari, or Edge.