Avatar

Sebuah khayalan dan keinginan

@adarumah / adarumah.tumblr.com

Hanya bukit hampa dengan tiang tanpa atap
Avatar

Aku manusia dengan

Aku manusia dengan 10 topeng. Satu jenis topeng untuk satu jenis keadaan. Atau untuk satu kelompok lawan bicara. Atau hanya untuk satu orang. TOpeng ini berpengaruh ke gaya bicara. Atau gerakan tubuh yang aku lakukan. Dan mungkin, kamu tak pernah melihat topeng aku yang lainnya.

Hati ini juga terpartisi. Lebih tepatnya terbagi. Hanya saja setiap bagian terhubung dan berpintu. Memberikan arti bahwa kamu harus melewati satu pintu baru bisa masuk ke pintu yang lain. Mungkin saja, aku secara sukarela mengizinkan kamu melewati satu hingga 3 pintu. Tiga pintu terkesan banyak. AKu sendiri tidak tahu ada berapa pintu yang harus dilewati hingga kamu bisa mengenali aku seutuhnya.

Dua tahun belakang, aku seperti di bagian paling dalam. Dengan topeng-topeng melindungi. Dan pintu pintu terhubung berubah menjadi labiran. Kurang lebih sepertinya aku bersembunyi. Ada kala ingin ku runtuhkan dinding labirin ini. Ada kala ingin ku lepaskan semua topeng ini. Dan setelah terbuka, ingin kusampaikan segala hal di hati ini.

Hanya saja . . .

4 Februari 2019, 00.44

Avatar

Saran

Suatu saat aku pernah ketahuan. Ketahuan oleh teman dan rekan sepekerjaan. Ada wanita yang sedang aku dekati. Aku tersudut sehingga mau tidak mau aku pasrahkan jujur cerita ini.

Wanita ini yang aku dekati tanpa tahu sebab musababnya. Ternyata telah berikatan walaupun tanpa ada bukti yang melingkar di jari. Ataupun ada hitam di atas putih. Tanpa ada janur kuning dan acara pesta besar besaran.
Aku baru tahu bahwa ikatan diucapan itu telah diucapkan sejak berbulan lalu. Dan aku hanya mendekati tanpa tahu apa yang telah terlewati. Hingga tahu kabar berita, aku mundur.

Hal ini kuceritakan ke rekan. Dan jawaban semua sangat sederhana. Untuk apa menyerah karena tidak ada bukti pasti. 

Sekarang aku bingung. Dan tak akan aku ikutin saran itu.

Avatar
reblogged
Avatar
nurunala
“Kekasih, di era media sosial ini orang berbagi apa saja setiap detik seolah tak ingin memberi ruang untuk rasa rindu. Kau boleh saja menggunakannya, memanfaatkannya untuk aneka kebaikan. Tapi, jangan sampai tenggelam di sana. Di sekitarmu, ada orang-orang yang setia menanti senyum tulusmu. Di sampingmu, ada jemari yang rindu genggaman tanganmu. Dan barangkali jauh di sana, ada sepasang manusia yang semakin menua, tak sabar menunggu kepulanganmu—atau setidaknya, kabar darimu.”

Avatar

Terjebak

Sepertinya kita terjebak dengan masa lalu. Terjebak dengan hal yang sebenernya kita sendiri ciptakan. Kita sendiri yang buat. Lalu, kita yang ketakutan.
Sepertinya kita tak pernah mencoba berpikir kenapa dapat terjebak dalam ketakutan yang diciptakan sendiri. Sepertinya, tidak ada diri ini langsung mengingatkan bahwa kita seperti manusia di tengah gurun. Kebingungan tak tahu arah, tersesat mengikuti fatamorgana.
Aku juga terjebak. Mungkin sedang terjebak. Dan aku tidak sadar. Dan mungkin, kamu yang dapat mengingatkan.

Depok, 27/12/2018, 21:44

Avatar

Berharap

Sepertinya aku lupa bahwa kamu sudah ada yang memiliki. Dan merupakan hukum tak tertulis bahwa mengajakmu sekadar menikmati hobi merupakan kesalahan fatal.
Aku yang salah karena mengajakmu. Aku yang salah karena mengganggap jawabanmu itu berarti “iya” sehingga langsung bertindak tanpa tahu arti yang jelas.
Sekarang kamu duduk dalam kebingungan. Mencari celah dan alasan supaya tak menjadi pilu dalam malam. Meminta izin seakan  ingin mengatakan bahwa separuh dirimu adalah milik dia. Padahal, belum terucap janji sehidup semati.
Dan kini aku hanya bisa menulis meluapkan rasa bersalah. Memang penyesalan selalu terlambat hinggap. Hingga kamu dan aku sendiri tersadar bahwa telah salah langkah.
Mungkin, aku yang terlalu berharap. Bahwa rembulan akan menembuskan cahayanya melewati awan gelap. Bahwa pasti akan ada pelangi setelah hujan. Selalu ada kebahagiaan setelah ketiadaan. Ini pengharapan. Dan seharusnya aku tak berharap.

Depok, 26/12/2018, 21:30

Avatar

Kadang

Kadang Aku bukanlah aku atau hanya perasaanku bahwa temanku bukanlah temanku

Aku dilanda penyesalan dengan tanda tanya apakah ini penyesalan derita tanpa wujud hanya merobek tajam di relung diri

Aku ingin keluar dari sorak sorai ini karena tak pantas dan tak sesuai aku hanya anomali bagai minyak yang tak mungkin menyatu di air

sudut bibir ku tak lagi  ke atas pipiku merosot ke bawah dengan mata layu dan hawa kosong tak menyenangkan aku begini

walaupun ia berkata kita punya jalan masing-masing aku masih percaya bahwa aku dan mereka harusnya beriringan

Avatar

Our second act will be as opponents . . . Just like three kingdom - Takekura Gen Nah. Maksudnya tidaklah menjadi lawan. Hanya saja kita akan berjalan sendiri - sendiri ke arah yang berbeda. Dan mungkin sekali kita tak akan bertemu kembali. Ingin lah saya mengingat masa lalu. 2. M. Arief Nuriandi. Mama saya berkata saat melihat list teman sekamar di bale, " wah dhil, untung kamu dapat lantai 1 jadi ga capek jalan." . . . "Wah bang, temen sekamar kamu orang bandung. Yang bener ya kalau sekamar. Jangan sering berantakin kamar". Saya bertemu saat hari menjelang waktu pra ospek pertama. Sebelum ospek univ, kita pernah dikumpulin dulu. Dia datang entah bersama supir atau keluarganya. Perawakannya tinggi. Wajah alah bule. Sepertinya masih ada rambut waktu itu. Datang datang kita berkenalan dan ia membawa banyak buah dan berkaleng-kaleng minuman. Tak habis hingga setahun terlewati. Namanya Ryan. Itu yang saya ingat dan terpatri di lidah. Saya masih tak terbiasa memanggil dia "pale" walaupun satu nostra memanggilnya begitu. Apa yang paling saya ingat? Sewaktu minggu tenang. Jam 2 malam. Saya sedang belajar, begitu juga dia. "Dhil, aku takut nih. Bingung. Harus bagaimana ya?" Lalu ia menangis. Apalagi yang saya ingat? Kasur dia yang selalu rapi. Karena sering pulang dari bale. Maklum, dekat dari nangor. Setelah berpisah, kita masih dekat. Sewaktu maju repre amsa, dia juga minta doa dan izin. Dikiranya saya mbahnya. Selama itu juga, saya sering mendengar kalau dia selalu nongkrong di dunkin. Alhamdulillah. Ia tidak lah menyerah. Ryan, saya tahu . . . Tidak. Saya menebak. Kamu bahagia tapi sekaligus takut dan bimbang. Sepertinya benda yang kamu kenakan terlalu berat. Tantangan ke depan terlalu gelap. Tapi, karena kebimbangan dan gelap itu kamu selalu berusaha untuk belajar. Semoga lancar kedepannya. Dan teruslah berdiskusi dengan orang tua mu. Restu tentulah dari orang tua. Tapi ambisi pasti dari sendiri.

Avatar

Our second act will be as opponents . . . Just like three kingdom - Takekura Gen Nah. Maksudnya tidaklah menjadi lawan. Hanya saja kita akan berjalan sendiri - sendiri ke arah yang berbeda. Dan mungkin sekali, kita tak akan bertemu kembali. Ingin lah saya mengingat masa lalu. 1. Ambara Rakhmadi Sabana Pertama kali saya bertemu di bale. Ia tidur di depan kamar saya. Perawakannya cukup berisi dan berkacamata. Kemana mana memakai kaos, celana 3/4 (itu, celana pendek tapi lewat lutut dikit terus ada saku di kiri kanan sisi celana), dan croc. Awal masa bale, "Dhil, kan si ryan balik lagi tuh. Bareng gue lah dikamar." "Ini temen sekamar gue belum jelas siapa. Belum dateng dateng". Lalu Fazrul datang. Alhamdulillah. Saat masa masa sooca, dia masuk kamar "eh dhil, ngapain lu? Running man lagi? Tobat dhiil." Lalu hidungnya mimisan. Terkadang, dia suka tiba tiba masuk kamar, " dhil laper oy. Katineung yuk." "A, mie tek tek satu ya. Yang pedes banget. Di sini a." Terkadang juga suka tiba tiba suka masuk kamar lalu marah, "jirrr, lu ngapain ngakak keras banget subuh subuh." Ya. Dan berbagai omong kosong lainnya. "Dhil, lu masuk apa jadinya? Gue kayaknya mau daftar soka. Biar bener ini angkatan." Iya. Arsi pernah bermimpi mulia dahulunya. Ia pernah bercerita bahwa dia pengen masuk amp. Karena smanya dia anggota puapala, jamadagni atau brajamusti. Ini asli ingatan saya ketukar. Alhamdulillah lancar hingga sekarang. Saya berterima kasih atas lagu 30 seconds to mars TMD yang sudah dikopikan ke saya. Saya juga masih ingat, arsi pernah minjam laptop satu hari penuh cuman buat main pokemon tau tau udah sampai di league. Setiap kita bertemu, arsi selali tertawa. Semoga saat arsi bertemu pasien pun, pasien juga akan tertawa sehingga penyakitnnya pun bisa dihadapi. Lancar arsi. Lancar juga calon momongannya. Ya. Mendengar arsi punya pacar setelah kkn merupakan kebahagiaan. Kapan lagi ya, saya akan mendengar teriakan omong kosong mu arsi? Semoga tidak sesepi rambut yang terus perlahan menepi. - Majalaya, 23 November 2017, selagi menunggu visite.

Avatar

Lelah

Hanya lelah Dengan jiwa tertikam Tanpa pikiran  Haus dan lapar Terikat bumbu romansa Tapi terpuruk dalam jeratan

Kita adalah hilang Tak berarti apalagi menjadi makna Hanya buih dan lumpur Redup dan terinjak

Panas dan cahaya Semilir angin dan percikan air dikejar dengan harapan demi penghidupan 

Avatar

Have you ever felt like a human, that live in the sea deep down?

Too many pressure. You can’t move. Hard to breathe, hard to speak.

The light can’t penetrate. And everyone is blind.

You feel like you are alone here. No one is same as you. Everyone is busy with themselves.

Then, you feel like you want to give up. Silent .

Avatar

Lalu sertakan caption berikut: Berdasarkan survey demografi dan kesehatan Indonesia Angka Kematian Ibu sebanyak 359 per 100.000 kelahiran hidup. Salah satu penyebab tingginya angka tersebut adalah kehamilan muda. Kehamilan muda adalah kehamilan pada wanita kurang dari 20 tahun. Kehamilan muda dapat meningkatkan risiko anemia, perdarahan saat kehamilan, kelahiran prematur, dan kanker serviks. Maka dari itu saya, Fadhil Andhika Putra setuju untuk menunda pernikahan hingga cukup usia untuk Indonesia yang lebih baik. #papsmear2017 #obsos2017 #templatenyaada2 #dimanfaatkan

Avatar

Mencoba Mengapresiasi

Mencoba membuat suatu rubrik sendiri dengan kepastian rubrik ini tidak akan berlanjut karena lupa nama tagnya atau lupa pernah nge post beginian.

Sebagai pendengar payung teduh dan efek rumah kaca

Saya sering kali melihat suatu rekomendasi lagu indie di youtube. Entah itu video yang ternyata isinya cuman gambar dengan lagu di backgroundnya, atau itu video gigs, atau itu video beneran mv/pv/video klip dari akun band/label resminya. 

salah satu saya temukan

Musik dari duo/band ini cukup menarik. Pembawaannya mungkin mirip indie pop kekinian. Dengan sedikit sentuhan folk dan alunan merdu sang vokali wanita. Hanya saja. Saya jatuh cintanya dengan liriknya.

Disayangkan, domisilinya bukanlah di bandung, sehingga sangat sulit menemukannya.

Hatur nuhun.

Avatar
Pain that completes a human

sepenggal kalimat mengerikan yang ntah kenapa terasa benar. kesimpulan dari drama VOice.

Avatar
reblogged
Avatar
yasirmukhtar

Tahu tidak? Desain yang keren tidak tercipta karena bakat atau intuisi semata. Ada formula dan prinsip yang universal di baliknya, yang bisa dipelajari dan digunakan oleh setiap orang.

Semua orang bisa membuat desain yang keren, jika menguasai formula dan prinsip-prinsip itu.

Hayu belajar fundamental desain grafis! Klik bit.ly/blajaridskillclasses

Info: 0823-9065-4590

@blajar.id x @yasirmukhtar

Avatar

Kira-kira

Kira-kira seminggu lagi. Waktu penentuan.  Bagi teman-teman saya. 

Mungkin bulan Agustus. Atau mungkin bulan September. Saya datang ke Jatinangor. Mendaftar ulang ke Bale Santika. Dan masih tetap di Jatinangor hingga asrama bisa dihuni mahasiswa baru. Dan menjadi penghuni yang pertama pula.

Saya bertemu dengan teman-teman baru. Benar-benar teman-teman baru. Memberikan ketegangan sendiri. Bagi saya, seorang perantau.

Saya dan teman-teman mungkin pernah saling berteriak. Saling mengumandangkan pesan. Suatu perjanjian. Untuk selalu bersama. Untuk selalu kompak.

Hanya saja.

Sepertinya saya lah yang kotor. Menodai suatu akad. Berhenti di tengah perjalanan. Sungguh manja. Saya pun tidak mengetahui. Dari mana pikiran kotor itu datang? Berhenti di tengah dengan pikiran ingin mencoba belajar yang lain. Ujungnya istirahat. Dengan rutinitas kosong tanpa arti.

Dan saya masih di tengah jalan

Di saat yang lain sudah bertemu rintangan terakhir. 

Saya pun sudah berada di jalur yang sama dengan teman-teman. Tapi rasanya berbeda. Tak seperti masa di Jatinangor. Kami berpapasan. Tapi tanpa jiwa. Mungkin saya yang salah.

Rendah diri bagai inti dari diri ini. Sehingga tak berani berjalan bersama. Dan sekarang juga bukan perlombaan. Sehingga saya percuma mengejar.

Saya yang rendah. Sehingga hanya menyesal yang mendera. Punggung yang bisa saya lihat. Bukanlah wajah atau minimal bahu dari teman-teman.

Hanya doa.

Semoga teman-teman lancar.

Dan hanya doa.

Semoga perjalanan saya ini juga lancar.

Ciao

Bandung, 6 Agustus 2017. 15.40

You are using an unsupported browser and things might not work as intended. Please make sure you're using the latest version of Chrome, Firefox, Safari, or Edge.