Tak ada kata Seandainya
"Coba seandainya dia nggak ngelakuin ini. Pasti keadaan nggak begini."
“Coba dulu aku daftar ini dan mendengarkan kata ayah. Pasti aku akan menjadi seperti dia. Lebih baik mungkin."
Kata 'Seandainya', 'Coba dulu kalau' adalah ungkapan Rasa bersalah dari masa lalu. Kita mengira itu akan akan memperbaiki perasaan kita.
Padahal ungkapan tersebut akan merusak dua hal. Pertama, Keyakinan kita terhadap Takdir Tuhan. kedua, Kesehatan Mental.
Lah, kok bisa sampe kepada keyakinan. Merusak iman dong!
Benar, tepatnya rukun iman yang keenam. Yaitu percaya kepada Kadar yang Allah berikan, dan takdir yang telah di tetapkan.
Suatu yang telah terjadi, telah Allah tuliskan dalam suratan takdir masing-masing makhluk.
Kita sebagai hamba diminta mengambil hikmah, bersabar dan bersyukur dalam setiap hal.
Nabi Adam as. menyesal dengan memakan buah yang terlarang di dalam Surga.
Namun, beliau tak pernah mengatakan seandainya saya tak memakan, maka saya akan tinggal di Surga.
Karena memakan buah tersebut Adalah Asbab untuk beliau. Turun ke bumi sebagai Khalifah, menjalani takdir yang telah Allah tulis sebelum beliau tercipta.
Pada masa Perang Uhud, Allah memperlihatkan karakter orang-orang munafik.
Awal sebelum berperang, Rasulullah mengusulkan untuk bertahan saja dalam kota Madinah.
Namun hasil rapat, pemuda muslimin saat itu ingin menghadapi di luar, di bukit uhud. Rasulullah pun setuju. Beliau bergegas mengambil baju besi dan pedangnya.
Saat berangkat perang, 300 orang munafik membelot alias mundur dari peperangan, serta memprovokasi sebagian sahabat dengan ungkapan "Jangan kalian berangkat perang dalam udara panas".
Seperti yang kita ketahui, peperangan ini berujung kekalahan karena sebagian besar pemanah tidak patuh komando.
Sahabat Ibnu Zubair saat tiba di madinah, mendengar pembicaraan salah satu dari mereka.
“Seandainya kita memiliki hak campur tangan dalam urusan ini, mereka mendengarkan. Niscaya tidak akan terbunuh disini.”
Pembicaraan membuat situasi semakin geram para sahabat.
Hingga turunlah ayat saat itu.
الَّذِينَ قَالُوا لِإِخْوَانِهِمْ وَقَعَدُوا لَوْ أَطَاعُونَا مَا قُتِلُوا
Orang-orang yang berkata kepada saudara-saudara mereka, dan mereka tidak ikut berperang : “Seandainya mereka megikuti kita, maka mereka tidak akan terbunuh”.
Allah membalas ucapan mereka pada kalimat berikutnya
قُلْ فَادْرَءُوا عَنْ أَنفُسِكُمُ الْمَوْتَ إِن كُنتُمْ صَادِقِينَ
Katakanlah olehmu ( ya Muhammad) : “Tolaklah kematian dari diri-diri kalian bila kalian orang-orang yang benar”.
Sehingga para ulama berfatwa, ungkapan 'seandainya' adalah sifat munafik dan merusak iman.
Dan yang membuat ungkapan ini juga merusak mental adalah…
Pikiran tersebut memandang suatu masalah, bukan untuk mencari solusi, tapi untuk menyalahkan.
Jika yang disalahkan adalah diri sendiri, maka akan menimbulkan penyesalan yang mendalam, kegagalan, insecure (merasa diri rendah), stress, putus asa, hingga bunuh diri.
Jika yang disalahkan orang lain, maka akan muncul sifat tempramen, dendam, agresif, kebencian hingga permusuhan.
Ambillah hikmah disetiap kejadian, mulai bersyukur dengan apa yang ada pada hari ini, bersabar pada berbagai keadaan.
Jadikan baik-buruk, kelebihan-kekurangan adalah bagian dari hidup kita, tak perlu dipermasalahkan berlebihan.