Persalinan Maryam “Memetik Hikmah Kisah Maryam, Melahirkan Keshalehan”
Narasumber : Bidan Mugi Rahayu, Amd.Keb., S.Fil., MPH
Tanggal Workshop : 6 Januari 2018
Tempat : Hotel Malaka Bandung
Latar belakang Bidan Mugi menjadi seorang Bidan.
Bidan Mugi adalah seorang founder Persalinan Maryam, beliau adalah Bidan yang dulunya menempuh pendidikan Kebidanan di Stikes Aisyiyah Yogyakarta saat usianya 27 tahun. Sebelumnya beliau menempuh pendidikan kebidanan, ternyata beliau sempat menganyam pendidikan S1 Filsafat di UGM. Setelah lulus dari UGM beliau melanjutkan kuliah di Kebidanan. Hal ini berangkat dari keinginan ibunya yang sangat ingin memiliki anak perempuan yang bisa menjadi seorang penolong perempuan ( hal ini karena pengalaman 2 kehamilan sebelumnya, Ibunya Bidan Mugi harus mengalami keguguran, barulah saat kehamilan ke-3 yaitu saat mengandung Bidan Mugi Ibunya bisa memiliki anak dan berharap jika anaknya perempuan untuk bisa menjadi penolong perempuan karena merasakan rasanya banyak kesulitan saat proses hamil dan melahirkan waktu itu) + suami juga yang saya nikahi saat semester 5 kuliah di mana beliau kebetulan bekerja di Rumah Sakit memiliki keinginan untuk memiliki istri Bidan maka cocoklah keinginan ibu dan suaminya tsb sehingga Bidan Mugi pun mencoba untuk berkuliah di Kebidanan dan bergelut di dunia kebidanan selama 7 tahun.
Doa ibu hamil itu sangat diijabah oleh Allah SWT, maka mintalah yang baik-baik jika sedang hamil. Ibunya Bidan Mugi pun begitu.
Latar Belakang Persalinan Maryam dilakukan ada 3, yaitu:
(1) Panduannya adalah Al-Qur’an yang sempurna, terjaga, dan lengkap.
“Yakin ga dia terjaga? Yakin”.
“Lengkap ga? Lengkap”.
“Sempurna? Ya”.
“Sudah digunakan belum oleh kita? Belum”.
Nah hal ini yang jadi tantangan Bidan Mugi sebagai Bidan masa kini untuk menjadikan Al-Qur’an sebagai panduan dalam melakukan tindakan-tindakan menolong persalinan. Harusnya jika Al-Qur’an sempurna maka jadikanlah sumber dan kembalikan kepada Al-Qur’an jika ada masalah apapun. Manusiapun jika ada masalah apapun cobalah buka secara acak Al-Qur’an, pasti nanti akan menemukan sesuatu yang merupakan petunjuk bagi kita.
(2) Indonesia Muslim Terbesar
Ini adalah ladang dakwah dan ladang amal terbesar, muslim terbesar adalah modal terbesar kita dan seharusnya jika semuanya kembali kepada Al-Qur’an dan sunnah mungkin akan tenang dan rahmatan lil alamin nanti akan terjadi. Jika Allah sudah menetapkan suatu kodrat maka terimalah. Kodrat perempuan spt: hamil, melahirkan, menyusui., dll Dikatakan jika ada laki2/ perempuan yg menolak kodratnya maka di dunia ini bisa terjadi kerusakan.
Kerusakan tsb terjadi karena ulah tangan manusia sendiri. Contohnya seperti menolak melahirkan normal. Apakah ada perempuan seperti ini? Adaaa!! seperti takut sakit, takut mati, takut tidak ditemani suami saat melahirkan, dan takut lainnya. Hal ini boleh ga? Tidak boleeh karena seharusnya ada ikhtiar terlebih dahulu untuk bisa bersalin normal.
Contoh lainnya lagi adalah wanita takut untuk menyusui karena takut sakit, takut kendor, dsb. Hal ini tentunya tidak boleh karena termasuk menolak kodrat sebagai perempuan yang seharusnya menyusui sang anak.
(3) Persalinan itu fisiologis
Persalinan Maryam adalah dasar persalinan fisiologis/ alami. Maryam tidak di epis (gunting), tidak di induksi, tidak di sesar bahkan melahirkan sendiri. Intervensi medis boleh dilakukan jika dalam keadaan darurat. Manusia boleh merencanakan birth plannya, namun tetap harus punya adab dalam menyampaikan rencana persalinannya. Kita harus percaya bahwa dokter/ tenaga medis memiliki ilmu yang memumpuni dalam memberikan saran saat kita menyampaikan rencana persalinan kita.
Belajar dari Maryam, tujuan kita dari kehamilan & persalinan yaitu:
(1) Selamat di dunia & akhirat
Ini yg harus kita perhatikan. Di dunia menjadi orang shalih dan shalihah untuk diri sendiri, keluarga dan lingkungan sekitar. Ibu yang shalihah maka akan menjadikan keluarga yang shalih shalihah juga. Menjadikan anak yangshalih dan shalihah itu tidak mudah, harus berasal dari orang tuanya terlebih dahulu. Usahakan suami ikut dalam proses kehamilan dan melahirkan karena akan berpengaruh terhadap bonding Ayah terhadap anaknya kelak.
Ada cerita saat Bidan Mugi membantu persalinan, kemudian sang Ayah langsung sujud syukur kemudian menangis. Hal ini membuat Bidan Mugi merinding. Saat bayinya lahir kemudian IMD (inisiasi menyusui dini), ayahnya sangat meriah menyambut anaknya. Hal ini dikarenakan sejak kehamilan, sang Ayah selalu mengajak mengobrol sang bayi di perut dan merasa sudah berkomunikasi sejak lama dan saat sudah muncul ke dunia sang Ayah sangat terharu. Proses kehamilan sampai persalinan selain ruang belajar untuk sang ibu juga tentunya adalah ruang belajar bagi sang Ayah.
(2) Tentang hijrah dan menjaga diri dan janin
Maka dia (Maryam) mengandung, lalu dia mengasingkan diri dengan kandungannya itu ke tempat yang jauh. (QS. Maryam 19 : 22)
Dalam (QS. Maryam 19 : 22) menceritakan bahwa Maryam Hijrah untuk menjaga diri dan janinnya. Hal ini harus Maryam lakukan karena jika tidak hijrah maka akan membahayakan diri dan janinnya, masyarakat saat itu menghujat Maryam karena beliau hamil tanpa ada laki-laki yang diketahui siapa Ayah dari sang Bayi. Maryam pun tidak bisa menjawabnya karena kehamilan tersebut merupakan pemberian Allah SWT langsung.
Hal ini menggambarkan bahwa dalam kondisi saat ini ibu hamil harus mendapatkan dukungan yang cukup kondusif seperti: keluarganya, masyarakatnya, dan juga tenaga kesehatannya. Ibu hamil perlu mengusahakan lingkungan yang baik untuk calon anaknya kelak yang merupakan calon seorang pemimpin masa depan, dan hal ini juga adalah tugas sang Ayah dalam mengusahakan lingkungan tersebut. Lingkungan yang mendukung juga pada zaman sekarang bisa dengan mencari ilmu sebagai bekal, olahraga dan berkumpul dengan orang-orang shaleh/shalehah sehingga dapat menjadi syari’at untuk membantu kepercayaan diri calon ibu.
(3) Tentang sakit, syukur, dan posisi.
Kemudian rasa sakit akan melahirkan memaksanya (bersandar) pada pangkal pohon kurma, dia (Maryam) berkata, “Wahai, betapa (baiknya) aku mati sebelum ini, dan aku menjadi seorang yang tidak diperhatikan dan dilupakan.” (QS. Maryam 19: 23)
Tentang rasa sakit. Apakah Maryam merasakan rasa sakit? YA tentu, Maryam merasakan rasa sakit yang membuatnya hampir putus asa, bahkan sudah mengatakan lebih baik mati daripada merasakan rasa sakitnya ini. Padahal Maryam adalah salah satu dari empat perempuan yg dijamin Allah masuk surga, namun beliau juga ternyata merasakan sakit saat melahirkan layaknya perempuan. Lalu kita yang perempuan bukan siapa-siapa, kalo menolak rasa sakit itu padahal dibalik rasa sakit itu Allah menurunkan ampunan. Kalo kita menolak, betapa meruginya kita menolak rasa sakit tersebut, justru kita harus beryukur, kita harus terima, karena ada nikmat didalamnya. Ya walaupun sulit menahan rasa sakit namun harus ingat dengan adanya ampunan dari Allah SWT ini.
Rasa sakit akan membuat perubahan momen pada seorang perempuan, pada saat hamil dan melahirkan inilah momen yang paling banyak diijabah doanya oleh Allah SWT. Kalo dari sisi Allah meninggal saat melahirkan itu ya mati syahid. Jadi jangan takut kita menghadapi rasa sakit! proses hamil ini hanya sebentar, tapi melahirkan itu sampe 9 bulan, dan proses membesarkannya itu seumur hidup dan seumur hidup pula ladang amal seorang perempuan untuk menggapai Surga Nya.
Siapa kita dibandingkan Maryam? Bukan siapa-siapa!. Maka syukurilah rasa sakit yang ada karena adanya ampunan tadi dari Allah swt. Kehamilan, persalinan, menyusui, semuanya serahkan kepada Allah swt karena beliau lah yang akan menolong kita kelak.
Posisi Maryam saat melahirkan yaitu bersandar ke pohon kurma dan setengah duduk. Berdirikah? Tidak. Bidan Mugi menganjurkan tidak memilih posisi berdiri saat melahirkan karena lebih banyak mudorotnya daripada manfaatnya. Mudorotnya gimana? Saat melahirkan itu posisinya jangan harus enak di pasien saja tapi juga harus sama-sama enak dari segi posisi tenaga kesehatan yang menolong. Jika dalam posisi berdiri, maka cara untuk tenaga kesehatan observasi akan menjadi sulit dan jika air ketubannya pecah ya bisa langsung habis mrebes ke bawah. Jadi dianjurkan untuk posisi setengah duduk, bisa sambil bersandar/ sambil istirahat.
(4) Tempat yang rendah, kabar baik
Maka dia (Jibril) berseru kepadanya dari tempat yang rendah, “Janganlah engkau bersedih hati, sesungguhnya Tuhanmu telah menjadikan anak sungai di bawahmu.” (QS. Maryam 19: 24)
Ini tentang pendamping persalinan yaitu Bidan/ dokter/ suami. Terutama untuk VBAC (melahirkan normal setelah riwayat sebelumnya operasi sesar) Bidan Mugi menekankan bahwa sang istri harus mendapatkan izin dari sang suami. Saat melahirkan, ibu yang sedang berproses fokus melahirkan tentunya tidak akan bisa memutuskan keputusan, maka suamilah yg nantinya akan memberikan keputusan jika ada apa-apa. Sang tenaga kesehatan pun harus membantu proses melahirkan dengan tetap mengembalikan segalanya kepada Allah SWT tetap rendah diri.
Bidan Mugi pernah mendapatkan kasus istri yang sangat-sangat manut terhadap suami, padahal pembukannya sangat lamaaa sekali prosesnya. Ibunya sudah lemas, tapi dia malah semakin manut sama suaminya. BIdan Mugi pun menganjurkan untuk dirujuk karena pembukaan lambat. Namun suaminya tetap yakin untuk tetap di sini lalu memberikan motivasi kepada istrinya, dan istrinya malah semakin manut. Ketaatan pada suami ini ternyata membantu sang istri untuk bisa bertahan dan memudahkan persalinannya. Ini adalah contoh ketaatan kepada suami yang akhirnya Allah SWT ijabah dalam bentuk kemudahan.
Ketaatan kepada ibu. Seorang perempuan saat melahirkan akan menjadi ibu. Doa ibu adalah doa yang sangat mujarab. Bidan Mugi juga pernah ada kasus di mana seorang perempuan akan melahirkan di usia 35 minggu, sudah kontraksi luar biasa namun karena prematur jadi beliau merujuk ke RS. Ternyata saat 36 minggu beliau datang lagi dengan sakit yang sama, jadi saat dirujuk ke RS ternyata hanya kontraksi luar biasa yang berlangsung selama empat hari namun tiba2 hilang. Sehingga beliau bilang saat usia kehamilan 37 minggu silahkan datang lagi dan diperiksa pembukaan ternyata baru membuka sangat sedikit sekali.
Ternyata saat proses melahirkan tersebut, terlihat sang anak sangat berprilaku tidak sopan kepada ibunya. Akhirnya Bidan Mugi menyuruh anak tsb meminta maaf kepada ibunya, karena jika tidak mau minta maaf otomatis Bidan Mugi akan merujuknya ke RS karena hal simple tsb. Akhirnya si ibu anak tersebut malah yang memberikan maaf terlebih dahulu dan meminta Bidan Mugi untuk tetap menolongnya. Setelah hal ini dilakukan maka proses melahirkan pun bisa lancar dan lebih tenang.
Hal ini perlu menjadi pelajaran bahwa kita harus tetap patuh dan sayang terhadap orang tua kita, ada baiknya justru sebelum melahirkan kita meminta maaf terhadap orang tua kandung atau mertua kita, minta doa dan restu kepada mereka supaya persalinan ini dilancarkan.
Terkait kabar baik dan buruk maksudnya adalah jika tenaga kesehatan akan menyampaikan suatu kabar kepada pasien maka bagusnya tidak secara blak-blakan, namun akan lebih baik jika kabar baik ataupun kabar buruk itu disampaikan dengan cara yang baik kepada pasien ataupun keluarganya.
(5) Keyakinan sempurna, kurma
Dan goyanglah pangkal pohon kurma itu ke arahmu, niscaya (pohon) itu akan menggugurkan buah kurma yang masak kepadamu. (QS. Maryam 19: 25)
Tanpa keyakinan sempurna ibu tidak bisa melahirkan. Yakinlah! Harus yakin kepada Allah swt, bukan yakin kepada bidan, dokter, tatau kepada siapapun tapi kepada Allah SWT. Yakinlah bahwa Allah SWT bisa memberikan kita ketrampilan untuk melahirkan nanti dengan dibarengi ikhtiar dan usaha yang kita lakukan.
Tentang kurma, kurma adalah multivitamin alami, dalam satu butir kurma mengandung 19 kandungan kebaikan. Penelitian tahun 2011, menunjukkan bahwa kurma dapat membantu mempercepat dilatasi serviks (pembukaan), mempersedikit jumlah perdarahan, mempermudah persalinan. Selain karena penelitian pun, kurma, minyak zaitun, madu, semuanya ada dalam Al-Qur’an sehingga kita harus meyakininya. Ini adalah makanan alami yang proses pengolahannya sedikit sekali campur tangan manusia.
Selain kurma, ibu hamil bisa jugaminumlah air campur madu saat bangun tidur, kemudian disertai 7 butir kurma selama waktu dhuha berlangsung, kemudian mengkonsumsi minyak zaitun juga akan membantu memperlancar persalinan. Namun untuk takaran/ dosis minyak zaitun ini masih butuh diteliti lagi (fyi kalo informasi dari Bidan Farida dari Amani Birth 2 sendok pagi hari dan 2 sendok sore hari).
(6) Makan dan minum, sedikit berbicara
Maka makan, minum, dan bersenanghatilah engkau. Jika engkau melihat seseorang, maka katakanlah, “Sesungguhnya aku telah bernazar berpuasa untuk Tuhan Yang Maha Pengasih, maka aku tidak akan berbicara dengan siapa pun pada hari ini.” (QS. Maryam 19: 26)
Pada saat bersalin sang ibu harus disertai dengan makan dan minum supaya fisik ibu kuat. Lalu saat bersalin biasanya ibu bawaannya ingin berbicara terus, atau bahkan berteriak nah seharusnya sedikit berbicara saja seperti yang dilakukan Maryam yang sedikit berbicara. Selain untuk mengurangi tenaga untuk berbicara, maka alangkah baiknya juga ibu berbicara yang baik-baik saja. Contohnya pada saat IMD kuping bayi tentunya akan dekat sekali dengan mulut sang ibu. Jika bisa murojaah lakukanlah, atau sampaikanlah kalimat dan doa-doa yang baik dan bagus kepada bayi.
Selain makanan dan minuman, beberapa anjuran sunnah Rasulullah yang baik untuk ibu hamil, ada juga gerakan sholat yang menurut Bidan Mugi sujud yang tuma’ninah bermanfaat juga untuk maksimalisasi posisi janin terutama bagi yang berposisi sungsang (bokong janin berada di bagian bawah jalan lahir). Jadi ibu hamil tidak ada alasan untuk tidak sholat.
Selain itu gerakan ruku sangat membantu meredakan nyeri pinggang yang biasa dirasakan oleh ibu hamil terutama menjelang persalinan. Hal ini biasanya diakibatkan oleh posisi bayi yang mulai turun masuk ke panggul sehingga menyebabkan kekakuan otot pinggang dan ruas tulang belakang. Sehingga sholat menjadi jawaban yang sederhana untuk dapat membantu kelancarakan proses hamil dan bersalin. Juga menjadi jalan bagi kita untuk memohon pertolongan Yang Maha Pencipta agar memudahkan segalanya.
Kemudian disarankan ibu hamil untuk membuat form mutabaah harian yang bisa dilakukan oleh ibu hamil sehari-hari. Maksudnya adalah list aktivitas disertai kegiatan spitirualsupaya tetap mengingat Allah SWT, contohnya seperti di bawah ini:
(Dokumentasi Cek List Harian Kelas Bumil Cerdas, yang merupakan modifikasi dari Program Mutabaah Persalinan Maryam dan telah mendapatkan izin untuk diubah)
“Jadi pada hakikatnya kehamilan dan persalinan adalah tugas mulia yang Allah SWT berikan kepada seorang ibu. Sehingga di dalamnya sebaiknya diisi dengan amalan-amalan sunnah dan keshalehan bukan hanya bagi sang ibu namun juga penolong persalinan. Segalanya dikembalikan sesuai apa yang Allah syariatkan. Mengambil dari kisah persalinan Maryam r.a , salah satu sunnah yang dapat diambil adalah konsumsi kurma selama hamil dan di dalam proses persalinan, minimal 7 butir/ hari. Selain itu Maryam r.a juga dikisahkan menjauhkan diri dari kaumnya menjelang proses persalinan yang dapat diartikan bahwa ibu sebaiknya mencari lingkungan yang mendukung secara psikis untuk kelancaran persalinannya. Untuk zaman sekarang, mencari ilmu sebagai bekal, olahraga, dan berkumpul dengan orang-orang shaleh dapat menjadi syariat untuk membantu kepercayaan diri calon ibu.” - kesimpulan dikutip dari IG @harkel_bandung
Notulensi Workshop oleh @yulialatifah