Nonton acara-acara berita di tv, isinya semua tentang COVID-19 di berbagai belahan dunia. Gue berasa lagi di film-film holiwud tema pandemi.
It's happening. I mean, wow.
Well, here's a little update for you, per tanggal 13 Maret 2020.
Total kasus global: 139095
Total kematian global: 5117
Total pasien sembuh global: 70729
Total kasus Indonesia: 69
Total kematian Indonesia: 2
Total pasien sembuh Indonesia: 5
Total negara terjangkit: 133 negara
Ok, should we start to be panic now?
Errr, not really. But stay aware.
It's not that deathly anyway.
So for you, suicidal folks, this is not your time. Mati kagak, bosen iye dikarantina 14 hari. So, take care. You won't need another suffering.
Masih ngga perlu pake masker?
Kalo sehat, ya nggausah. Please, ada banyak orang lebih butuh masker. Tim UGD gue udah hampir sebulan terakhir harus patungan dan beli masker harga gila-gilaan secara mandiri karena ngga dapet jatah RS lagi. Di UGD bukan cuma ada kemungkinan corona, tapi bisa ada TB, flu, dll yang sama infeksiusnya.
Harusnya lockdown ngga sih?
Ya boleh aja, asal negara siap memfasilitasi penunjang kehidupan rakyat selama lockdown. Lockdown kan ngga sesepele dikurung di rumah gabole kemana-mana doang.
Kalo ada resiko seperti terpapar suspek atau dari negara terjangkit, langsung aja ke RS pusat rujukan: di jabodetabek bisa ke RSPI atau RSUP atau RSPAD. Kalo ngga ada resiko tapi ada gejala, atau ngga ada resiko dan ngga ada gejala, silakan ke fasilitas kesehatan terdekat untuk di-screening. Biaya pemeriksaan berkisar 200-500rb, kalau positif bisa gratis sampe sembuh dibayarin pemerintah.
Yang jelas, sampai saat ini, tes gene sequence untuk memastikan corona atau bukan, diprioritaskan untuk orang dalam pemantauan (ODP) atau pasien salam pengawasan (PDP). Jadi kalo lo out of nowhere tanpa paparan dan tanpa gejala, ngga langsung di tes. Hanya akan sampai screening awal, yang itupun bisa dilakukan di fasilitas kesehatan manapun.
Mungkin ngga sih gue sekarang udah terinfeksi?
Mungkin aja. Kan ngga selalu bergejala. Lo dan virus hidup berdampingan dalam harmoni.
Well, pengalaman gue di UGD menunjukkan bahwa ngga semua orang se-aware itu sama kesehatannya. Sebagian besar lebih parno kalo dia corona tapi gamau ikut screening, menganut azas mending gatau daripada tau hasilnya buruk. Yeah. Jadi gue sih ngga kaget kalo angka pasien terkonfirmasi positif bisa berlipat ganda setiap harinya; toh bisa aja emang udah lebih banyak dari itu yang keinfeksi, tapi ngga terdata. Ngga kedatanya kenapa? Karena ngga memeriksakan diri, atau pemeriksaanya ngga efektif.
Katanya rs rujukan di indo udah sesuai protokol who???
Ya iya, protokol kan bentukannya alur. Algoritma. Ada standarnya. Aplikasinya ya kembali lagi ke kemampuan negara masing-masing. Bahkan cara pemeriksaan atau tes kit nya aja bisa beda-beda tiap negara, tergantung kemampuan negaranya. Mau ngarep pemerintah bikin pemeriksaan drivethru kayak di Korea? Ya ntar dulu. Ini rumah sakit-rumah sakit bikin brief alur pasien pemantauan aja masih keteteran, rekayasa ruang isolasi aja masih berantakan, bahkan perkara pemerataan APD alias Alat Pelindung Diri aja masih belum kelar. Sabar, satu persatu, ada skala prioritasnya.
YA GIMANA MAU SABAR INI TIAP HARI ADA KASUS BARU, PEMERINTAH GIMANA SIH BELUM SIAP???
Siap itu yang gimana? Yang kayak China? Yang kayak Korea? Standarnya siap itu apa? Apakah makin banyak pasien terinfeksi berarti menunjukkan si negara ngga siap?
Gue ngga belain pemerintah. Cuma, rasanya, sekarang udah paling bener saling jaga aja, fokus sama alur yang udah ada, pencegahan yang udah dianjurkan. Silakan beri saran dan kritik ke pemerintah, silakan desak untuk terus memperbaiki persiapan dan respon. Tapi, tenang.
Gimana mau tenang, pemerintah aja ngga ngasih tau data-data pasien yang udah terkonfirmasi?
Yee lau baru dapet satu nama pasien terkonfirmasi aja udah heboh sampe ke alamat lengkap rumah sama akun medsosnya si pasien. Kadang tuh sebelum ngomelin pemerintah, coba tengok dulu, udah siap belum rakyat tuh dengan pemaparan data telanjang begitu? Iya kalo dengan ngebuka semua data lengkap pasien secara transparan bikin awareness rakyat naik, lah kalo malah jadi makin panik ngga jelas, dimanfaatkan oleh pihak-pihak tidak bertanggungjawab, gimana? Nambah-nambahin kerjaan aja.
Prinsip kerja penanganan covid ini tuh tracing, gaes. Jadi ketika ada satu kasus terkonfirmasi, tim terkait akan menelusuri langsung, siapa aja yang kontak sama si pasien, lokasi aktivitas sehari-harinya dimana, lewat mana aja, ketemu siapa aja, dll. Jadi kalo lo adalah salah satu yang terduga terpapar, tim akan memeriksa lo juga tanpa lo minta. Justru pemerintah melindungi lo dari kehebohan rakyat sekitar, melindungi privasi lo.
Inget, ngga semua cara negara-negara lain menangani corona bisa diaplikasikan di negara kita.
Ok, can this pandemi stop?
Bisa aja. This too will soon pass.
Batasi penyebarannya. Makanya pasien terkonfirmasi itu dirawat di ruang isolasi kan. Jadi biar ngga makin menyebar.
What will happen if I get infected?
Ya dirawat, di ruang isolasi. Diberi terapi penunjang sesuai gejala. You'll be fully recovered if there's no complication during treatment.
Remind me again what I should do to fight this.
Makan bergizi. Olahraga. Cuci tangan pake sabun dan air mengalir. Minum vitamin. Stay chill, jaga diri jangan sampe too much stress. Kurangi pegang wajah sebelum cuci tangan. Batasi memegang langsung fasilitas publik.
Oh and here's my favorite advice; stay away from crowd. Ngga usah berhubungan sama manusia kalo ngga perlu, ngga usah kemana-mana kalo ngga penting. A perfect time to have your me time, isnt it? Uw.
Yang jelas, begitu lo memiliki resiko terpapar (ada riwayat kontak dgn kasus terkonfirmasi, kontak dengan warga negara terjangkit, abis berpergian dari negara terjangkit), atau ada gejala, lapor. Periksakan diri. Ikutin alur screening. Emang akan lama, ngga segampang drivethru burger mcd. But please, let they do their job.
Not scarier than what human had done to the earth. Virus might kill, but human kills more. Dissapointed but not surprised.
Ada 5 pasien sudah sembuh dan dinyatakan negatif di Indonesia.
Pemeriksaan lab sekarang udah ngga bergantung ke litbangkes lagi, beberapa fasilitas sudah diajak kolaborasi, salah satunya Eijkman. Jadi harapannya pemeriksaan bisa lebih masif dan cepet.
Ada beberapa foto-foto public places di dunia yang biasanya hiruk pikuk, sekarang lengang dan tenang. The world is taking a bit rest, I guess :)
See you on another update, and feel free to hit my inbox for things you might wanna ask.
I'll continue being sad, now. Bye.